A T
E K
D
N IK
E
P LIT
N -
A P O
A T U
EK LM
D I
EN AM
P AL
D
J I H A N A M A L I A S YA H I D A H
199209242020122019
Why learn about “POLITICAL APPROACHES?”
Cara kita mengamati kegiatan politik akan mempengaruhi apa yang kita
lihat. Pendekatan (atau approach) merupakan sebuah konsep teoritis
yang menunjukkan cara atau alat yang dipergunakan untuk mengamati
sebuah kegiatan dengan sudut pandang atau perspektif tertentu.
Menurut Vernon van Dyke, seorang ilmuwan politik penulis buku
Political Science: A Philosophical Analysis (1960), pendekatan adalah
„kriteria untuk menyeleksi masalah dan data yang relevan‟ (Vernon van
Dyke 1960: 114).
Dengan demikian jika kita menggunakan pendekatan kelembagaan
maka kita akan mengkaji masalah yang berkaitan dengan soal
kelembagaan politik -misalnya lembaga legislatif atau eksekutif-
dan kita akan mengumpulkan data atau informasi yang berkaitan
dengan lembaga-lembaga tersebut, misalnya fungsinya, cara
kerjanya, dan seterusnya. Dengan menggunakan pendekatan
tertentu, maka kita akan dapat memilah-milah mana data yang akan
kita pergunakan dan mana data yang tidak diperlukan. Pendekatan
sangat bermanfaat bagi seorang peneliti untuk memfokuskan
penelitian dan penulisannya.
TIGA KELOMPOK PENDEKATAN MENURUT DAVID APTER
DAN CHARLES F. ANDRAIN (1968)
Pendekatan Normatif
Pendekatan Struktural
Pendekatan Perilaku
PENDEKATAN NORMATIF
Struktur-struktur
Legal Formal Kelompok
institusional
Unit analisis dalam pendekatan ini masyarakat secara keseluruhan, bangsa, unit-unit makro.
Asumsi yang dikembangkan adalah mengenai pembangunan yang dilihat dengan ’range’ di
antara pemisahan kekuasaan antara institusi-institusi pemerintahan dan perjuangan di antara
kelas-kelas ekonomi yang dominan.
PENDEKATAN PERILAKU
Kalangan Neo-Marxis berasal dari kalangan cendekiawan yang berasal dari kalangan
“Borjuis”. Seperti cendekiawan lainnya mereka enggan bergabung dengan partai
politik atau organisasi. Para Neo-Marxis ini, disatu sisi menolak komunisme dari Uni
Soviet, di pihak lain tidak setuju dengan kapitalisme.
Kelompok Neo-Marxis sangat kritis terhadap komunisme maupun sejumlah aspek
dalam masyarakat kapitalis. Mereka menolak sifat represif dan teror-teror dari rezim
komunis di Uni Soviet dan tidak memasalahkan apakah tafsir Lenin dan Stalin
merupakan satu-satunya tafsir yang layak dari pikiran Marx.
Yang termasuk dalam kelompok ini kelompok Frankfurter Schule dan yang
berkembang di Perancis. Mazhab Frankfurt didirikan di Jerman (1923), dan
kegiatannya berpindah ke New York menjelang dan selama Perang Dunia Kedua.
Mereka ini mengembangkan pemikiran-pemikiran yang dikenal sebagai Teori Kritis
(Critical Theory).
APA YANG DIPERJUANGKAN KAUM NEO-MARXIS DAN SUMBANGAN YANG
PERLU DIPERHITUNGKAN?
Ander Gunder Frank berpendapat bahwa penyelesaian masalah hanyalah melalui revolusi social
secara global. Mereka berpendapat bahwa gejala ini sudah menjadi gejala seluruh dunia.Yang
menarik adalah pandangan mereka yang membuka mata kita terhadap akibat dari dominasi ekonomi
ini. Dan itu dapat dilihat dari membumbungnya hutang dan kesenjangan sosial.
5. PENDEKATAN PILIHAN RASIONAL
1. Tindakan manusia adalah instrument agar perilaku manusia dapat dijelaskan sebagai
usaha untuk mencapai suatu tujuan yang sedikit banyak jarak jauh.
2. Para actor merumuskan perilakunya melalui perhitungan rasional mengenai aksi mana
yang akan memaksimalkan keuntungannya.
3. Proses social berkala besar termasuk hal-hal seperti ratings, institusi dan praktik-
praktik merupakan hasil dari kalkulasiseperti itu. Pendekatan ini sanagat berjasa
untuk mendorong usaha kuantifikasi dalam ilmu politik dan mengembangkan sifat
empiris yang adapat dibuktikan kebenarannya. Ia merupakan suatu studi empiric,
ketimbang abstrak dan spekulatif.
6. PENDEKATAN INSTITUSIONAL BARU
Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan-pendekatan yang lain. Ia lebih
merupakan suatu visi yang meliputi beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa
bidang ilmu pengetahuan lain seperti sosiologi dan ekonomi. Institusional baru
mempunyai banyak aspek dan variasi.
Disebut Institusionalisme baru karena menyimpang dari Institusioanalisme yang
lama. Selain itu Institusionalisme baru melihat institusi Negara sebagi hal yang dapat
diperbaiki kearah tujuan tertentu. Pendekatan ini sebenarnya dipicu oleh pendekatan
behavioralis yang melihat politik dari kebijakan public sebagai hasil dari perilaku dari
kelompok besar atau massa, dan pemerintahan sebagai institusi yang hanya
mencerminkan kegiatan massa itu.
Bentuk dan sifat dari institusi tergantung dari aktornya. Ada semacam
consensus bahwa inti dari institusi politik adalah rules or the game (Aturan main).
Institusi tidak hanya merupakan refleksi dari kekuatan social. Institusi seperti
pemerintahan, parlemen, parpol, dan birokrasi. Dapat dikatakan suatu institusi adalah
organisasi yang tertata melalui pola prilaku yang diatur oleh peraturan.
INTI DARI INSTITUSIONALISME BARU YANG DIRUMUSKAN ROBERT
E. GOODIN SBB:
• Actor dan kelompok melaksanakan proyeknya dalam suatu konteks yang dibatasi
secara kolektif. Pembatasab-pembatasan itu terdiri dari institusi-institusi.
Pembatasan-pembatasan ini dalam banyak hal juga member keuntungan bagi individu
atau kelompok dalam mengejar proyek mereka masing-masing.
• Faktor-faktor yang membatasi kegiatan individu dan kelompok,mempengaruhi
pembentukan preferensi dan motivasi dari actor dan kelompok.
Pembatasan ini mempunyai akar historis sebagai peninggalan dari tindakan dan
pilhan masa lalu.
• Mewujudkan, memlihara, dan member peluang serta kekuatan yang berbeda kepada
individu dan kelompok masing-masing.
• Perbedaan institusionalisme baru dan lama terletak pada nalisis ekonomi, kebijakan
fiscal dan moneter, pasar dan globalisasi di mana institusionalisme tertuju ke sana,
ketimbang masalah konstitusi yuridis.
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai pendekatan-pendekatan dalam ilmu
politik, adanya perbedaan yang terjadi diakibatkan berbedanya
pandangan para ilmuwan politik dalam memahami ilmu politik.
Objek yang dibahas atau diteliti adalah sama, namun cara dalam
memahaminyalah yang berbeda. Dengan berbagai pandangan dan
pendekatan yang berbeda inilah yang membuat ilmu politik lebih
beragam pengertiannya. Namun dengan banyaknya pendekatan ini
tidak mengakibatkan pemahaman yang salah dalam mempelajari
ilmu politik.
TERIMAKASI
H