Land Reform

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

LAND REFORM

Dasar hukum : Pasal 17 UUPA

1. Dengan mengingat ketentuan dalam pasal 7 maka untuk mencapai tujuan yang dimaksud
dalam pasal 2 ayat ( 3 ) diatur luas maksimum dan/atau minimum tanah yang boleh dipunyai
dengan sesuatu hak tsb dalam pasal 16 oleh satu keluarga atau badan hukum
2. Penetapan batas maksimum termaksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini dilakukan dengan peraturan
perundangan di dalam waktu yang singkat .
3. Tanah-tanah yang merupakan kelebihan dari batas maksimum termaksud dalam ayat ( 2 )
pasal ini diambil oleh Pemerintah dengan ganti kerugian, untuk selanjutnya dibagikan kepada
rakyat yang membutuhkan menurut ketentuan –ketentuan dalam Peraturan pemerintah .
4.Tercapainya batas minimum termaksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini, yang akan ditetapkan
dengan peraturan perundangan , dilaksanakan secara berangsur-angsur .
PENGERTIAN LANDREFORM
Serangkaian tindakan dalam rangka agrarian Reform
Indonesia . Asas-asas dan ketentuan-ketentuan pokok
Landreform merujuk pada UUPA.
Landreform meliputi perombakan mengenai
pemilikan dan penguasaan tanah serta hubungan-
hubungan hukum yang bersangkutan dengan
penguasaan tanah .
TUJUAN LANDREFORM
• A. Mengadakan pembagian yg adil atas sumber
penghidupan rakyat tani, guna merealisir keadilan sosil ;
• B. Melaksanakan prinsip tanah untuk bertani, agar tidak
terjadi spekulasi dan pemerasan ;
• C. Memperkuat dan memperluas hak milik atas tanah
yang berfungsi sosial ;
• D. Menghadpus sistem tuan tanah dengan memhapus
kepemilikan tanah dan penguasaan tanah yang
berlebihan ;
• E. Mempertinggi produk nasional dalam pertanian, guna
menciptakan kesejateraan rakyat .
PROGRAM LANDREFORM
1. Pembatasan luas maksimum penguasaan tanah ;
2. larangan tanah “ absentee “ atau Guntai ;
3. Redistribusi tanah-tanah yang selebihnya maupun
yang absentee atau guntai ;
4. Pengaturan dan pengembalian tanah gadai ;
5. Pengaturan perjanjian bagi hasil ;
6. Penetapan luas tanah minimum .
PENGATURAN GADAI TANAH
Pasal 7 UU No: 56/PRP/1960
(1) Barangsiapa menguasai tanah dg hak gadai sejak berlakunya
peraturan ini sdh berlangsung 7 th atau lebih wajib mengembalikan
tanah itu kpd pemiliknya 1 bln setelah tanaman itu dipanen dg tanpa
hak menuntut uang tebusan ;
(2 )Apabila pengembalian itu dituntut oleh pemiliknya sebelum
berlangsung 7 tahun, maka pemiliknya diwajibkan mengembalikan
uang tebusan dg rumus : ( 7+1/2 )- wk gd x Uang gadai : 7 ;
(3). Ketentuan dalam ayat ( 2 ) pasal ini berlaku juga terhadap hak gadai
yang diadakan sesudah peraturan ini berlaku.
KEWENGAN MENGADILI PERKARA GADAI
TANAH
Wewenang mengadili perkara-perkara gadai tanah
adalah Pengadilan Landreform yang dibentuk
berdasarkan UU Nomor 21 tahun 1964 tentang :
Pengadilan Landreform ;
Wewenang Pengadilan Landreform tersebut telah
dihapus sejak tgl 31 Juli 1970 dengan UU Nomor : 7
tahun 1970 tentang Penghapusan pengadilan
Landreform.
KEWAJIBAN PEMILIK DAN PENGGARAP
DIATUR DALAM PASAL 8
(1 ). Pebayaran uang atau pemberian benda apapun juga kpd
pemilik dg maksud untuk memperoleh hak mengusahakan
tanah pemilik dg perjanjian bagi hasil dilarang ;
(2 ).Pelanggaran terhadap larangan tsb ayat ( 1 ), uang yg
dibayarkan atau harga benda tsb akan dikurangkan pada
pembagian bagi hasil ;
(3 ). Pembayaran dalam bentuk apapun yang mengadung
unsur ijon, dilarang ;
(4).Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana pasal 15,
apapun yang telah dibayarkan tidak dapat dituntut kembali
dalam bentuk apapun juga .
PERJANIAN BAGI HASIL TANAH – PERTANIAN
UU Nomor : 2 Tahun 1960
Pasal 4 ayat ( 1 ) Jangka waktu perjanjian sekurang-
kurangnya 3 tahun untuk tanah sawah dan bagi tanah
kering sekurang-kurangnya 5 tahun ;
Pasal pasal 7 ayat ( 1 ) dan penjelasannya mengatur
bagi hasilnya adalah 1 : 1 antara pemilik dan
penggarap.
Selesai dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai