Anda di halaman 1dari 35

PENGENALAN MANAJEMEN RISIKO

K3 DI TEMPAT KERJA
Dr. Anita Dewi Prahastuti Sujoso,S.KM.M.Sc
OUTLINE
a. Terminologi Risiko K3
b. Prinsip manajemen Risiko K3
c. Konsep Analisis Risiko K3
d. Pengendalian Risiko K3
e. Pengenalan metode manajemen risik
o
1. TERMINOLOGI
RISIKO K3
Energi yang Aliran energy
Aliran energi

Penghalang antara sumber dan


tidak diinginkan mengenai target

Penghalang pada sumbernya


keluar

Penghalang pada target


target
Energi suara
Tingkat bising Bising melewati mengenai
melampaui batas aman telinga
batas aman

Pengendalia Dinding Pelindung


n bising pada pelindung telinga
sumbernya kedap suara
4
BAHAYA/ HAZARD?

RISIKO ?

ACCIDENT ?
Tugas Individu
Sumber Bahaya Risiko Accident Akibat
Kuliah online psikii Bisa mengalami Stress Kegiatan lainnya wahyu
stress tehambat
Keramik yang pecah Bisa tersandung / Tergores Berdarah/ luka Rizkiah
kimka trgores
Kabel istrik Dapa t terjadi Korsleting Luka bakar Suci
korsleting
Genangan air Bisa terpleset Terpeleset Cidera. Luka dan Maulidia
(gerak) Timbul sarang prduktiftas
nyamuk
Ikan lele Bisa patil lele Terpatil Codera Sajidah
Ketinggian Dapat terjatuh Terjatuh Patah tulamg Risma
gravitasi)
Risiko
adalah perpaduan antara peluang dan frekuensi terjadinya peristiwa K3 dg akiba
t yg ditimbulkannya dalam kegiatan.
ISO 31000: 2018, mendefinisikan risiko sebagai “the effect of uncertainty on an o
rganization’s ability to meet its objectives”
digambarkan sebagai peluang dan kemungkinan (probability) suatu bahaya untu
k menghasilkan kerugian atau kecelakaan serta tingkat keparahan yang ditimbul
kan jika kecelakaan terjadi (severity).
Risk = probabilitas untuk terjadinya kecelakaan
Risk = berkisar 0-1
Probabilitas/Kemungkinan yang dimaksud dalam definisi tersebut mempertimbangkan faktor-faktor:
a. Sejarah kejadian
b. Frekuensi paparan bahaya
c. Frekuensi aktivitas
d. Durasi aktivitas
e. Kompetensi pekerja
f. Eksisting control
g. Kepatuhan akan hukum
h. Kondisi lingkungan, dll.
Konsekuensi mempertimbangkan dampak terhadap:
a. Manusia
b. Aset
c. Lingkungan
d. Operasional
e. Bisnis
f. Konsekuensi hukum
Teknik Identifikasi Bahaya
Metode PASIF

Metode SEMIPROAKTIF

Metode AKTIF
Teknik Pasif
Bahaya dapat dikenal dengan mudah jika dialami secara langsung
Metode ini RAWAN, karena tidak semua bahaya dapat menunjukkan eksistensinya, sehingga dap
at terlihat
Jika tidak dilakukan identifikasi bahaya, munkin masih terdapat sumber bahaya yang setiap saat
dapat menimbulkan kecelakaan
TEKNIK SEMIPROAKTIF
Teknik ini disebut sebagai teknik belajar dari pengalaman orang lain, karena tida
k perlu mengalaminya sendiri. Teknik ini lebih baik karena tidak perlu mengalami
sendiri.
Teknik ini juga kurang efektif, karena:
◦ Tidak semua bahaya diketahi atau pernah menimbulkan dampak kejadian kec
elakaan
◦ Tidak semua kejadian dilaporkan atau diinformasikan kepada pihak lain unytu
k diambil sebagai pelajarankecelakaan telaj terjadi yang berarti tetap menimb
ulkan kerugian, walaupun menimpa pihak lain
TEKNIK PRO-AKTIF
Teknik ini merupaka metode TERBAIK untuk mengidentifikasi bahaya. Teknik ini adalah cara proa
ltif untuk mencari bahaya sebelum bahaya tersebut menimbulkan akibat atau dampak yang mer
ugikan
Teknik ini memiliki kelebihan
◦ Bersifat PREVENTIF (dikendalikan sebelum menimbulkan kecelakaan)
◦ Bersifat peningkatan berkelanajutan, karena dengan mengenal bahaya dapat dilakukan upaya perbaikan
◦ Meningkatkan kepedulian (awareness) semua pekerja
◦ Mencegah pemborosan yang tidak diinginkan , karena adanaya bahaya yang dapat menimbulkan kerugia
n
Berbagai teknik proaktif
Daftar Periksa audit/ Failure Mode and
inspeksi Effect Analysis
Hazards and
Analisis Bahaya Awal
Operability Study
Fault Tree Analysis-
Job Safety Analysis
FTA

What If Analysis Task Risk Analysis


Sumber MANUSI
A
Bahaya
PERALAT
PROSES
AN Sumber Bahaya

SISTEM
DAN
PROSED
UR
TINGGI
1. Daftar Kejadian
2. Daftar Periksa
3. Brainstorming
4. What-If
5. HAZOPS
6. FMEA
7. Task Analyisis
8. Event Tree Analysis
9. Fault Tree Analysis RENDAH
2. PRINSIP MANAJE
MEN
RISIKO K3
ISO 31000 adalah suatu standar implementasi manajemen risiko yang diterbitkan oleh Internati
onal Organization for Standardization pada tanggal 13 November 2009.
Standar ini ditujukan untuk dapat diterapkan dan disesuaikan untuk semua jenis organisasi deng
an memberikan struktur dan pedoman yang berlaku generik terhadap semua operasi yang terkai
t dengan manajemen risiko.
Menurut ISO 31000, manajemen risiko suatu organisasi harus mengikuti 11 prinsip dasar agar d
apat dilaksanakan secara efektif. Berikut penjabaran prinsip-prinsip tersebut.
1. Manajemen risiko menciptakan nilai tambah (creates value)
Manajemen risiko berkontribusi terhadap pencapaian nyata objektif dan peningkatan, antara lain, kese
hatan dan keselamatan manusia, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, penerimaan publik, perlin
dungan lingkungan, kinerja keuangan, kualitas produk, efisiensi operasi, serta tata kelola dan reputasi p
erusahaan.
2. Manajemen risiko adalah bagian integral proses dalam organisasi (an integral part of organization
al processes)
Manajemen risiko adalah bagian tanggung jawab manajemen dan merupakan suatu bagian integral dal
am proses normal organisasi seperti juga merupakan bagian dari seluruh proses proyek dan manajeme
n perubahan. Manajemen risiko bukanlah merupakan aktivitas yang berdiri sendiri yang terpisah dari ak
tivitas-aktivitas utama dan proses dalam organisasi.
3. Manajemen risiko adalah bagian dari pengambilan keputusan (part of decision making)
Manajemen risiko membantu pengambil keputusan mengambil keputusan dengan informasi yang cuku
p. Manajemen risiko dapat membantu memprioritaskan tindakan dan membedakan berbagai pilihan alt
ernatif tindakan. Pada akhirnya, manajemen risiko dapat membantu memutuskan apakah suatu risiko d
apat diterima atau apakah suatu penanganan risiko telah memadai dan efektif.
4. Manajemen risiko secara eksplisit menangani ketidakpastian (explicitly addresses un
certainty)
Manajemen risiko menangani aspek-aspek ketidakpastian dalam pengambilan keputusan,
sifat alami dari ketidakpastian itu, dan bagaimana menanganinya.
5. Manajemen risiko bersifat sistematis, terstruktur, dan tepat waktu (systematic, structu
red and timely)
Suatu pendekatan sistematis, tepat waktu, dan terstruktur terhadap manajemen risiko me
miliki kontribusi terhadap efisiensi dan hasil yang konsisten, dapat dibandingkan, serta and
al.
6. Manajemen risiko berdasarkan informasi terbaik yang tersedia (based on the best avai
lable information)
Masukan untuk proses pengelolaan risiko didasarkan oleh sumber informasi seperti pengal
aman, umpan balik, pengamatan, prakiraan, dan pertimbangan pakar. Meskipun demikian,
pengambil keputusan harus terinformasi dan harus mempertimbangkan segala keterbatas
an data atau model yang digunakan atau kemungkinan perbedaan pendapat antar pakar.
7. Manajemen risiko dibuat sesuai kebutuhan (tailored)
Manajemen risiko diselaraskan dengan konteks eksternal dan internal organisasi
serta profil risikonya.
8. Manajemen risiko memperhitungkan faktor manusia dan budaya (takes hu
man and cultural factors into account)
Manajemen risiko organisasi mengakui kapabilitas, persepsi, dan tujuan pihak- p
ihak eksternal dan internal yang dapat mendukung atau malah menghambat pe
ncapaian tujuan organisasi.
9. Manajemen risiko bersifat transparan dan inklusif (transparent and inclusive)
Pelibatan para pemangku kepentingan, terutama pengambil keputusan, dengan sesuai dan tepat waktu pad
a semua tingkatan organisasi, memastikan manajemen risiko tetap relevan dan mengikuti perkembangan. P
elibatan ini juga memungkinkan pemangku kepentingan untuk cukup terwakili dan diperhitungkan sudut pa
ndangnya dalam menentukan kriteria risiko.
10. Manajemen risiko bersifat dinamis, iteratif, dan responsif terhadap perubahan (dynamic, iterative and
responsive to change)
Seiring dengan timbulnya peristiwa internal dan eksternal, perubahan konteks dan pengetahuan, serta diter
apkannya pemantauan dan peninjauan, risiko-risiko baru bermunculan, sedangkan yang ada bisa berubah a
tau hilang. Karenanya, suatu organisasi harus memastikan bahwa manajemen risiko terus menerus memant
au dan menanggapi perubahan.
11. Manajemen risiko memfasilitasi perbaikan dan pengembangan berkelanjutan organisasi (facilitates co
ntinual improvement and enhancement of the organization)
3. KONSEP ANALISIS
RISIKO
Analisis RISIKO adalah untuk menentukan besarnyta suatu risiko yang dicerminkan dari kemungk
inan dan keparahan yang ditimbulkan
Ada pertimbangan untuk memiliki teknik analisis yang tepat
◦ Sesuai dengan kndisi dan kompleksitas fasilitas atau instalasi dan bahasya
◦ Teknik terbentuk dapat membantu membedakan tingkat bahaya secara jelas sehingga memudahkan dal
am menentukan priorotas langkah pengendaliannya
Metode Kualitatif

Metode Semi Kuantitatif

Metode Kuantitatif
Metode Kualitatif menggunakan matriks risiko yang menggambarkan tingkat dari kemjunginan d
ari keparahan suatu kejadian
Metode ini bersifat kasar, akrena tidak jelas perbedaanya antara tingkat risiko rendah, medium a
tau yang tinggi
Menurut AS/ANZ 4360, KEMUNGKINAN/ LIKELIHOOOD diberi rentang suatu risiko yang jarang te
rjadi sampai dengan risiko yang dapat terjadi setiap saat
RISIKO = SEVERITY X LIKELIHOOD
Skala “Likelihood” (Standar AS/NZS
4360)
Tingkat Deskripsi Keterangan
5 Almost certain Terdapat ≥1 kejadian tiap shift
4 Likely Terdapat ≥1 kejadian tiap hari
3 Possible Terdapat ≥1 kejadian tiap minggu
2 Unlikely Terdapat ≥1 kejadian tiap bulan
1 Rare Terdapat ≥1 kejadian dalam setahun
atau lebih
Skala “Severity” (Standar AS/NZS
4360)
Tingkat Deskripsi Keterangan
1 Insignificant Tidak terjadi cedera, kerugian finansial
sedikit
2 Minor Cedera ringan, kerugian finansial sedikit
3 Moderate Cedera sedang, perlu penanganan medis,
kerugian finansial besar
4 Major Cedera berat ≥ 1 orang, kerugian besar,
gangguan produksi
5 Catastropic Fatal ≥1 orang, kerugian sangat besar dan
dampak sangat luas, terhentinya seluruh
kegiatan
Skala “Risk Rating” (Standar AS/NZS
4360)
FREKUENSI DAMPAK RISIKO (S)
RISIKO (L)
1 2 3 4 5
5 H H E E E
4 M H E E E
3 L M H E E
2 L L M H E
1 L L M H H

LOW
LOW MODERATE
MODERATE HIGH
HIGH EXTRIM
EXTRIM
4. PENGENDALIAN R
ISIKO
5. PENGENALAN ME
TODE PENILAIAN RIS
IKO
1. Daftar Kejadian
2. Daftar Periksa
3. Brainstorming
4. What-If
5. HAZOPS
6. FMEA
7. Task Analyisis
8. Event Tree Analysis
9. Fault Tree Analysis

Anda mungkin juga menyukai