ISLAM Al-Quran Sumber Hukum yang Pertama dan Otoritasnya Al-Qur’anul Karim merupakan Sumber Hukum yang Pertama dan Utama dalam Islam. a. Firman atau wahyu Allah yang mutlak benar, mutlak pasti dan tetap abadi. Q.S. Yunus, 10:37: b. Memiliki ayat-ayat Muhkamat dan ayat-ayat Mutasyabihat c. Diturunkan secara berangsur-angsur baik di Mekah maupun di Madinah selama 23 tahun d. Diturunkan dalam bahasa Arab, terdiri dari 6236 ayat,77.934 kata dan 323.621 huruf, QS, Yusuf 12:2 Nama lain dari Al-Quran Alkitab : Sesuatu yang ditulis atau dicatat. Ad Dukhon, 44:2. dapat dibaca manusia sampai kiamat nanti. Al-Furqan : Penjelas antara yang hak dan yang batil. Adz Dzikra Peringatan. Baik secara Afirmasi maupun dalam bentuk Warning. At-Tanzil Tidak bercampur dengan pemikiran manusia Al-Quran Bacaan Nur Pencerahan atau Pencahayaan, Q.S. An-Nisa, 4:174. Mubin : Penjelas dan Penjelasan Huda : Petunjuk. Q.S. At-Taubah, 9:33. Syifa' : Penyejuk atau obat rohani. Q.S. Al- Isra'. 17:82."Mahuwa Syifa un" Rahmah : Kasih Sayang Allah. Q.S. An Naml. 27:77. "lahudan warahmah" Mau'izhoh Nasehat yang bermutu dan tepatguna. QS. Yunus.10:57 Basyir : Kabar gembira agar manusia berpacu untuk keberhasilan Al-Kalam : Ucapan Allah, Maha benar maha suci Nazhir : Peringatan (warning) Mubarok Pemberi berkat. Kebenaran isi kandungan Al Quran
1. Tentang akidah atau keimanan
2. Tentang syariat atau hukum : 3. Tentang Akhlak, Etika dan Moral yang dikenal dengan sumber nilai 4. Tentang Ilmu Pengetahuan 5. Tentang Kisah atau Sejarah 6. Tentang alam gaib (Informasi ) 7. Tentang Janji baik dan janji buruk (wa’ad dan wa'id) 8. Tentang terapi dan hidayah Keistimewaan Al Quran dari Kitab Suci yang lain Unggul dari segi bahasa dan sastra (sistematik surat dan ayat serta bahasa) Unggul dalam fakta dan sejarah dan budaya umat manusia masa lalu ( kaum Saba, Kaum Nabi Luth) Unggul dari segi kebenaran informasi (faktanya mutlak dan pasti) objektifitas dari Al Quran Kaya dengan referensi ilmu pengetahuan dunia dan Akhirat (Analitik Al Quran) Mampu menjelaskan peristiwa; masa lampau, sedang dan akan terjadi, baik di dunia maupun di akhirat (Metodologi Al Qur’an) Mudah dihapal oleh manusia. Komitmen seorang muslim terhadap Al Qur’an Mengimani, menyakini bahwa Al Qur’an adalah Kalamullah Selalu membacanya Mempelajari dan menghayati isinya Mengamalkan isi kandungan Al Quran Memelihara dan menjaga kesucian dan kemurniannya. Otoritas Al Quran sebagai Sumber Hukum • Merupakan kaedah hukum yang fundamental (sumber hukum pertama dan utama) • Sebagai payung hukum dalam amar ma'ruf nahi mungkar • Sebegai referensi pengembangan ilmu pengetahuan dalam segala bidang (resources of theoritical contruction) yang sangat valid dan universal. • Pedoman hidup dalam mewujudkan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Klasifikasi otoritas hukum dalam Al Quran The Concise Injunction Perintah Allah dalam Al Quran, namun tidak ditemui penjelasannya tentang tata cara pelaksanaannya (sholat, puasa). The Concise and detail injuction Perintah Allah sangat jelas tertulis dalam Al quran, sedangkan penjelasan perintah Allah tersebut diperoleh dari hadits atau sumber lain (aturan tentang hubungan muslim dengan non muslim). The detailed Injuction Perintah Allah yang sangat jelas dalam Al Quran dan tidak diperlukan lagi suatu penjelasan tambahan (Hukum had/ hudud= hukuman) Fundamental Principles guidance penjelasan Prinsip- prinsip yang pasti, rinci (clear cut), maka untuk menentukan hukum atas hal-hal tersebut diambilkan dari proses Ijtihad. Nama-nama Firman Allah sebelum Al- Quran • Kitab Taurat QS. Al Baqarah.2:53, QS. Ali Imran. 3:48, QS. Al Maidah. 5:44, QS. Al An’am. 6:91 • Kibab Zabur QS. Ali Imran. 3:184, QS. An Nisa'. 4:163, QS. Isra'. 17:55, QS. Al Anbiya. 21:105, QS. An Nisa:163. • Kitab Injil QS. Ali Imran..3:48 dan 65. QS. Al Maidah. 5:46,47,66,68, QS. Al Hadid. 57:27, • Al Quran Al Baqarah. 2:2.4,23.41. QS. Ali Imran. 3:3.4.7.58 .108, QS. Hud. 11:17,110, QS, Ibrahim. 14:52, QS. Al Baqarah : 23. • Shuhuf Ibrahim QS. Maryam. 19:53, QS. Al-'Ala, 87:19 QS. Al 'Alaa:19. • Shuhuf Musa QS. Maryam. 19:51 " B. Hadits Sumber Hukum yang Kedua dan Otoritasnya 1. Hadis adalah segala ucapan, perbuatan, dan keadaan Nabi Muhammad SAW, (peneguhan kebenaran dengan alasan), maupun diskripsi sifat-sifat NabiSAW 2. sunah, kabar, dan atsar. Menurut sebagian ulama cakupan sunah lebih luas karena dinukil dari Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan, takrir, maupun pengajaran, sifat, kelakukan, perjalanan hidup baik sebelum masa kerasulan maupun sesudahnya. Titik berat penekanan sunah adalah kebiasaan normatif Nbi SAW. Jenis hadis berdasarkan sumbernya 1. Hadis Qudsi.(hadis Ilahi/hadis rabbani) adalah suatu hadis yang berisi firman Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi SAW, kemudian nabi menerangkanya dengan mengunakan sususunan katanya sendiri serta menyandarkannaya kepada Allah.SWT dengan kata lain bahwa hadis qudsi adalah hadis yang maknanya berasal dari Allah SWT, sedang lafadlnya berasal Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian hadis qudsi berbeda dengan hadis nabawi. 2. Hadis Nabawi (nabi) yaitu hadis yang lafadl maupun maknanya berasal dari Nabi Muhammad.SAW sendiri. Unsur-unsur Hadis (kelengkapan ) 1. Rawi ialah orang yang menyampaikan atau menuliskan hadis dalam suatu kitab yang pernah didengarnya atau diterima dari seseorang (gurunya) menyampaikan hadis disebut merawikan hadis.( menyebutkan namanya dibelakang matan/isi hadis dengan ungkapan “Akhrajahu / rawahu” diriwayatkan). 2. Sanadadalah jalan yang menyampaikan kita kepada matan hadis atau rentetan para rawi yang menyampaikan matan hadis yang sering disebut musnad/musnid/isnad. Musnid adalah orang yang menerangkan hadis dengan menyebut sanadnya. 3. Matan adalah materi atau teks hadis berupa ucapan, perbuatan, dan takrir yang terletak setelah sanad.Matan disebut juga “Sabda Nabi SAW”. Bentuk pertama pembagian hadis ; 1. Hadis Mutawatir 2. Hadist masyhur 3. Hadis ahad. 4. Dhaif Bentuk yang kedua yaitu ahad terbagi ; 1. Hadits Mutawatir : adalah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah orang pada setiap tingkat sanadnya mustahil berdusta karenanya diyakini kebenaranya (mutawatir). Betul-betul bersumber dari Nabi SAW qath’i al-wurud (sesuatu yang pasti datangnya), maka hadis mutawatir wajib diamalkan dalam seluruh aspek, termasuk dalam bidang aqidah. 2. Hadits Masyhur : adalah hadis yang diriwayatkan oleh tiga rawi atau lebih tetapi tidak mencapai derajat mutawatir. Sumbernya dari Rasullah dan diriwayatkan oleh beberapa orang sahabat. 3. Hadits Ahad : adalah hadis yang tidak mencapai syarat mutawatir. Sumbernya dari Rasullah dan diriwayatkan oleh beberapa orang sahabat. Integritas dan kwalitas hadits atau segi nilai sanadnya 1. Hadits Shahih : Diriwayatkan oleh sejumla orang • perawi yang adil, jujur, benar dan teliti, cermat serta tidak pernah melakukan perbuatan terlarang.memenuhi persyaratan. • Sanadnya bersambung. • Diriwayatkan oleh orang yang adil,istiqamah, berakhlah baik • Tidak fasik terjaga muru’ahnya (kehormatannya) • Kuat hafalanya (dhabith) 2. Hadits Hasan : adalah Hadits yang sanadnya tersambung diriwayatkan oleh perawi yang adil, jujur tetapi tidak sempurna dhabitnya kurang valid pemeliharaannya.
3. Hadits Dhaif atau Lemah: ialah hadis yang tidak
memenuhi syarat sahih dan hasan, sanadnya terputus .diriwayatkan oleh perawi yang memenuhi persyaratan sebagai perawi hadits yang terdapat pada perawi hadits shahih dan hasan. Hadis dhaif terbagi; Hadis mursal,munqathi’, mu’dal, mudallas, mu’allal, , maqlub,mudhaaf, syazz, munkar, matruk Otoritas Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam • Penyampai kalamullah (Al-Quran), merupakan satu susunan yang sistematis analitis, objektif dengan satu metode ilmiah yang kita sebut dengan Al Quran • Penjelas makna Al Quran, memberikan definisi terhadap kata- kata khusus, penegasan maksud penjelas kata-kata yang mengandung syarat, pengecualian dan mengenai teori ilmu. • Menerangkan dan menetapkan hukum yang tidak dijelaskan dalam Al-Quran • Sunnah Rasul disamping menjelaskan ayat-ayat Al Quran juga berfungsi sebagai dasar dalam menfungsikan makna atau himbauan Al-Quran • Sunnah Rasul juga menetapkan suatu hukum yang secara jelas tidak tersurat dalam Al Quran, Komitmen seorang muslim terhadap sunnah Rasul/ hadis • Pedoman hidup untuk urusan dunia dan akhirat • Dijadikan referensi dalam hal ibadat dan muamalat dan lain-lain • Mengkaji dan menghayatinya dengan baik sehingga dapat mengambil mana hadits yang mutawatir, shahih dan seterusnya.
IJTIHAD & kedudukannya: • Ijtihad adalah menggunakan ratio atau akal guna menemukan suatu ketetapan hukum yang tidak ditetapkan secara tegas dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. • Ijtihad merupakan sumber hukum yang ketiga setelah al-Qur’an dan as-Sunnah. • Hasil ijtihad adalah ij’ma’ (consensus) ulama, qiyas (analogi), Urf(tradisi), mashlalih mursalah ( kepentingan umum). Metode Ijtihad 1. Ijma', kesesuaian pendapat para ahli mengenai suatu masalah pada suatu tempat 2. Qiyas, menyamakan hukm sesuatu hal yang ketentuannya tidak terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah. 3. Istidhal, Menarik kesimpulan dari adat istiadat, yang belum dihapus oleh Syariat Islam. 4. Masalih al-Mursalah, Hukum guna kemaslahatan masyarakat atau kepentingan umum yang ketentuannya tidak terdapat pada AlQuran dan Sunnah atau Hadits. 5. Istihsan, Menentukan hukum yang tepat menurut suatu keadaan. 6. Istisab, Melaksanakan hukum yang ada sebelum ada hukum yang baru untuk membatalkannya . 7. Urf (Adat Istiadat), Kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat yang tidak bertentangan dengan Islam. Ijtihad sumber hukum yang ketiga dan otoritasnya • Pengertian Ijtihad. Daya upaya akal dalam melahirkan hukum yang berdasarkan kepada Al- quran dan sunnah atau Hadits dengan syarat yang ada Syarat-syarat untuk bisa berijtihad; 1. Memahamih al-qur’an dengan sebab turunnya, memahami nasikh mansukh,(hukum yang menghapus dan dihapus; 2. Memahami hadis, ilmu-ilmu hadis, sebab munculnya hadis (asbab al-wurud); 3. Mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang bahasa Arab; 4. Mengetahui tempat-tempat ijmak; 5. Mengetahui ushul fikih; 6. Mengetahui maksud-maksud syariat; 7. Memahami masyarakat dan adat istiadat; 8. Bersifat adil dan bertakwa. Otoritas Ijtihad sebagai sumber hukum • Sebagai komplemen hukum dalam Islam • Berdasarkan kepada Al-Quran dan Hadits • Untuk kemaslahatan umum • Hanya pada kasus-kasus tertentu (pengembangan) • Kondisionalmasyarakat. Komitmen Seorang Muslim terhadap Sumber Hukum Islam • Meyakini kebenaran dan kemurnian Al-Quran dan sunnah • Al-Quran dan Hadits harus dijadikan pegangan dan pedoman dalam setiap aspek kehidupan • Meletakkan urutan-urutan sumber hukum tersebut secara luas tepat. • Ijtihad hanya dijadikan sebagai pelengkap dalam hukum Islam. Corak mazhab fiqh 1. Maliki bercorak tradisional mengambil pemikiran Imam Malik. 2. Hanafi bercorak rasional mengambil pemikiran Imam Abu Hanifah(Hanafi); 3. Hanbali bercorak tradisional mengambil pemikrian imam Ahmad bin Hanbal (Hanbali); 4. Syafi’I bercorak gabungan antara pemikiran rasional imam Hanafi dengan pendekatan tradisional Iman Malik. Hukum wad’i Hukum taklifi Hukum islam sebagai sumber hkum positif Tujuan Syariat Islam(maqasid asy- syariah) • Syari’at Islam diturunkan kepada manusia agar mencapai kemashlahatan. 1.menjaga(memelihara) agama; 2.Menjaga (memelihara) jiwa; 3.Menjaga (memelihara) akal; 4.Menjaga (memelihara) keturunan; 5.Memelihara(menjaga) harta. 3 kebutuhan manusia yang perlu dipelihara eksistensinya 1. Daruriyah (keperluan) untuk memelihara eksistensi 5 maqasid asy-syariah, seperti shalat, puasa, dan zakat( eksistensi agama) 2. Hajjiayah (kebutuhan) memelihara hubungan dengan kelasterian dan keseimbangan alam /ekosistem dengan 5 maqasid asyariah.misalanya puasa sangat sulit bagi orang musafir/sakit (bolehqada puasa) 3. Tahsiniyah(perbaikan) untuk menunjang ke 5 maqasid asy- syaria’ah yang berhubungan akhlak mulia baik bidang ibadah maupun muamalah, sperfti menutup aurat, pergaulan suami isteri. Ciri syari’at islam 1. Hukum-hukumnya bersifat umum sehingga terbuka kemungkinan berijtihad untuk penyesuaian dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat; 2. Hukum-hukumnya ditetapkan didasarkan atas pertimbangan keagamaan dan akhlak. 3. Adanya balasan rangkap yang diperoleh karena melaksanakan hukum itu yaitu didunia dan diakhirat; 4. Hukumnya bersifat kolektif untuk kepentingan kemaslahatan umum (li masalih al-ammah) Syasi’at islam tidak memberatkan 1. Hukum-hukum Islam tidak memberatkan 2. Penerapan suatu hukum untuk merubah prilaku buruk suatu masyarakat secara berangsur angsur(kebiasaan minum khamar”la takrabushalatan wa antum sukara”; 3. Penetapan suatu hukum sesuai dengan kebutuhan dan kebaikan orang banyak; 4. Hukum ditetapkan berdasarkan persamaan hak dan keadilan bagi semua” “in fatimata binti Muhammad syaraq la qatha’tu aidiyaha” Aspek-aspek syari’at islam 1. Aspek Aqidah/ teologi (airan Khawarij, Murjiah, Mauktazilah, asy’ariyah, dan maturidiyah (disebabkan karena perbedaan penafsiran terhadap ajaran-ajaran islam yang berkisar tentang dosa besar, kafir, mukmin, sifat-sifat Tuhan, perbuatan manusia. 2. Aspek ibadah mencakup seluruh perilaku manusia yang dilakukan untuk mencapai keridhaan Allah swt, ada mazhab Maliki, Hanafi, Hambali, dan Syafi’i. 3. Aspek Hukum dalam bentuk fleksibel supaya tidak kaku dalam mengatur masyarakat dan tidak ketinggalan zaman. Ada 368 ayat al-qur’an yang beicara soal hukum. 4. Aspek Tasawuf yang membawa manusia lebih mendekat kepada AllahSwt untuk memperoleh hubungan langsung dengan Tuhanya sehingga seseorang menyadiri benar bahwa ia berada dihadirat Tuhan, melalu tahapan maqamat(station) tobat, zuhud, sabar,tawakal,ridha,cinta,ma’rifat, ittihad . 5. Aspek filsafat mulai dikenal dengan penterjemahan buku-buku filasfat kedalam bahasa Arab (masa khalifah Abbasiyah) yang berkaitan dengan hakikat penciptaan manusia, roh, jiwa, hari akhir, penciptaan alam dll.. 6. Aspek politik penentuan pengganti Nabi Saw dalam urusan negara dan agama, muncul Khawarij, Sunni, syi’ah. 7. Aspek sejarah melalui 3 priode: a. klasik(ekspansi) integrasi dan kemajuan bidang ilmu, b. pertengahan islam alami kemunduran, dan c. moderen kebangkitan islam(lahir pemikir- pemikir/pembaharu.