Anda di halaman 1dari 20

PENGUATAN KAPASITAS PELAKU UMKM

PADA ERA NEW NORMAL


 Prof. Dr. Sudarmiatin, M.Si.
 Guru Besar Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Negeri
Malang
PENDAHULUAN
•PANDEMI Covid-19 berdampak pada semua
sektor kehidupan mulai pendidikan, sosial
budaya maupun ekonomi.

•Terjadi perubahan perilaku masyarakat


seiring dengan diterapkannya peraturan
pemerintah tentang PSBB hingga new
normal.

•WAJIB 5 M
1. Mencuci tangan,
2. Memakai masker,
3. Menjaga jarak,
4. Menjauhi kerumunan dan
5. Menghindari bepergian
• Pada sektor ekonomi, banyak bisnis yang
terimbas pandemi mulai dari penurunan
omzet penjualan hingga gulung tikar,
termasuk di dalamnya kelompok bisnis
UMKM.
• Kelompok bisnis ini memperoleh
perhatian dari pemerintah karena
berkontribusi besar terhadap
perekonomian nasional.
• Lebih dari 99% unit usaha yang
ada di Indonesia adalah UMKM,
yang menyumbang sekitar 61%
dari PDB dan menyediakan 97%
lapangan pekerjaan bagi seluruh
tenaga kerja Indonesia.
• Berdasarkan data Kementerian
Koperasi dan UKM (Kemenkop
UKM) per Juni 2020 setidaknya ada
163.713 (98%) UMKM terkena
dampak Covid-19.
ERA NEW NORMAL
• New normal adalah perubahan perilaku
untuk tetap menjalankan aktivitas normal
namun ditambah menerapkan protokol
kesehatan guna mencegah terjadinya
penularan Covid-19.
• Prinsip utama dari new normal adalah
dapat menyesuaikan dengan perubahan
pola hidup.
• Beradaptasi dengan perubahan situasi
baik dalam bekerja, sekolah, berbisnis
harus mengurangi kontak fisik dengan
orang lain, dan menghindari kerumunan
SITUASI
SAAT
PANDEMI
COVID 19
SITUASI
SETELAH
PANDEMI
COVID 19
TEORI HIERARKHI KEBUTUHAN
MASLOW
• Teori Maslow ini terdiri dari
tingkatan kebutuhan manusia
sesuai dengan skala prioritas.
• Jika kebutuhan dasar
terpenuhi maka seseorang
dengan sendirinya akan
berusaha untuk memenuhi
kebutuhan berikutnya.
BAGAIMANA BISNIS UMKM
BERADAPTASI DI ERA NEW NORMAL
• UMKM yang selama ini menjalankan bisnisnya dengan offline TERPAKSA
harus belajar teknologi dengan cepat di era New Normal
• Data dari Kemenkop menunjukkan sudah ada pergeseran pemasaran
produk UMKM dari offline ke online sebanyak 8 juta UMKM atau 13 % dari
seluruh UMKM.
• Adanya perubahan perilaku konsumen di era New Normal mengharuskan
pelaku bisnis untuk BERUBAH jika tidak ingin ditinggalkan konsumen
• Perubahan bisnis menuju ke era digital – bukan karena pilihan, tetapi karena
kebutuhan.
PERUBAHAN PERILAKU
KONSUMEN
• Bisnis apa pun sebenarnya tetap dapat
berjalan pada era New Normal.
• Karena new normal bukan tentang siapa yang
memiliki teknologi paling canggih tetapi
 tentang siapa yang mampu bereaksi dan
beradaptasi dengan cepat dalam menanggapi
lingkungan bisnis yang terus berubah. 
• New normal bagi bisnis adalah tentang
melakukan hal yang benar pada waktu yang
tepat, dengan orang yang tepat untuk
mencapai hasil yang tepat.
PELUANG ATAU ANCAMAN ?

• Banyak UMKM memandang masa pandemi


sebagai ancaman. Bagi pelaku UMKM
yang tidak mau beradaptasi, pandangan
tsb memang benar adanya.
• Namun bagi pelaku UMKM yang mau
beradaptasi dengan masa pandemi maka
masa pandemi adalah peluang.
• Lho kok bisa?
• Kecenderungan konsumen di masa
pandemi adalah belanja online
• Sementara itu dari sudut pandang
ekonomi, bisnis online tidak harus
memiliki toko
• Dapat melakukan promosi lebih mudah
dan murah
• Bisa menjadi reseller tanpa harus
memiliki modal
DIGITALISASI & INOVASI

• Pemerintah mendukung pemberdayaan


UMKM di masa pandemi melalui bantuan
permodalan dan digitalisasi.
• Data Kemenkop menunjukkan hingga saat ini
baru sekitar 13 % dari 63 juta pelaku UMKM
yang sudah masuk ke dalam ekosistem
digital.
• Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa
kapasitas pelaku UMKM dalam penguasaan
bisnis digital ternyata belum banyak menarik
perhatian konsumen
• Inovasi dan kreativitas pelaku UMKM
sangat diperlukan untuk adaptasi di era new
normal.
• Semakin banyak usaha online maka
semakin banyak kompetitor.
• Kemampuan kompetitor dalam hal
membuat konten, kecepatan merespon
pesan, kualitas produk, lebih bagus.
• DIGITALISASI DAN INOVASI merupakan
2 hal yang saling melengkapi.
STRATEGI PIVOT AND REBOUND
 Pivot bisnis adalah pengembangan bisnis
dengan mengubah model bisnis itu sendiri,
namun tetap berpijak pada visi yang dimiliki.

 Istilah PIVOT diambil dari gerakan basket


yang merubah arah dengan tetap berpijak
pada salah satu kaki.

 Sedangkan, REBOUND adalah menyiapkan


jalur pemulihan agar setelah pandemi dapat
menuju kearah yang lebih baik.
• PIVOT menjadi salah satu strategi bisnis yang
bisa dilakukan founder saat menemui keadaan
“buntu”
• Ketika produk yang dijalankan tidak sesuai
dengan apa yang diinginkan pasar. Atau model
bisnis yang dikembangkan tidak berhasil
mendatangkan keuntungan.
• Strategi Pivot dilakukan melalui adaptasi dengan
new normal,
• Salah satunya dengan menemukan peluang
baru seperti produk kesehatan, teleconference, PIVOT STRATEGY
digitalisasi, makanan, bioteknologi, dan clean Model bisnis berubah namun visi sama
energy.
• Hal yang harus dipertimbangkan sebelum PIVOT:
1) Apakah analisis konsumen sudah tepat?
PIVOT STRATEGY 2) Apakah resource bisnis sudah memadai ketika
berpindah arah kompas?
VERSI BERTOG (2020) 3) Apakah respon pasar di depan merupakan
respon yang dinanti-nantikan?

• 5 strategi PIVOT di masa pandemi :


1) Tawarkan lebih banyak (Offer more)
2) Tawarkan lebih sedikit (Offer less)
3) Pecahkan masalah baru (Solve a New
Problem)
4) Definisikan Ulang Pasar (Redefine Market)
5) Perbaharui Model Bisnis (Update Business
Model)

Anda mungkin juga menyukai