• Bronkomalasia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan hingga
saat ini tidak diketahui mengapa tulang rawan tidak terbentuk dengan baik
(Firdiansyah, 2017). Bronchomalacia dapat digambarkan sebagai cacat lahir
bronkus di saluran pernapasan. Malasia kongenital saluran udara besar
adalah salah satu dari beberapa penyebab obstruksi saluran napas
ireversibel pada anak-anak, dengan gejala bervariasi dari mengi berulang
dan infeksi saluran udara bawah berulang untuk dispnea berat dan
insufisiensi pernapasan. Ini juga dapat diperoleh di kemudian hari karena
peradangan kronis atau berulang akibat infeksi atau penyakit saluran napas
lainnya (Wikipedia, 2018).
• Bronkomalasia adalah runtuhnya dinamis dari satu atau kedua bronkus
utama dan atau divisilobus atau segmental distal mereka yang dapat
terjadi karena cacat yang melekat pada kartilago atau dari
kompresiextinsik. Bronkomalasia lebih sering muncul dengan
trakeomalasia dibandingkan dengan lesi yang terisolasi. Bronchomalacia
terlihat dominan di sisi kiri (35,7%) dibandingkan dengan kanan (22%).
Bronkomalasia paling sering terlihat pada bronkus batang utama kiri,
bronkuslobus kiri atas, bronkuslobus kanan tengah, dan bronkus batang
utama kanan, dalam urutan prevalensi menurun. Ada juga dominasi laki-
laki pada lesi ini (Laberge, 2008).
Manifestasi Klinis
1.Gejala Bronkomalasia
a.Satu sampai empat hari sebelumnya didapat pilek encer, hidung
tersumbat.
b. Demam sub-febril (kecuali infeksi sekunder oleh bakteri).
c.Puncak gejala pada hari ke-5 sakit : batuk, sesak napas, takipne,
mengi,minum menurun, apne, sianosis.
d.Bila terjadi obstruksi hebat, pernafasan menjadi lebih cepat dan
dangkal, suara nafas melemah, dan “wheezing” yang semula jelas
dapat menghilang.
• Tanda-tanda Bronkomalasia
Sesak napas
BRONCOMALASIA
Batuk tidak efektif
Defisit nutrisi b.d faktor
Pola napas tidak efektif b.d
psikologis
hambatan upaya napas
Akumulasi mukus
Mudah terjadi infeksi di
tulang rawan
Anoreksia Pengeluaran energy
berlebihan
Cemas
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
Kelelahan
1. Bronkoskopi
2. CT-Scan
3. MRI Dada
• Komplikasi
1. Pneumonia
2. Bronkitis
3. Polychondritis
4. Asma
• Penatalaksanaan Medis
• Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Berikan minum hangat
- Posisikan semi flower atau flower
• Edukasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
• Kolaborasi
- kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspestoran, mukolitik,jika perlu
• Defisit nutrisi berhubungan dengan factor psikologis
• Manajemen nutrisi
• Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Monitor asupan makanan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
• Terapeutik
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
• Edukasi
- Anjurkan posisi duduk,jika mampu
• Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
- kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan,jika
perlu
• Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
• Manajemen Energi
• Observasi
- Identifikasi karakter enuresis, kemampuan dan kendala pengendalian berkemih
• Terapeutik
-lapisi kasur dengan perlak
- batasi asupan cairan pada malam hari
- jadwalkan waktu berkemih bersama pasien
• Edukasi
- Anjurkan berkemih sebelum tidur
- Anjurkan memberikan perhatian dalam proses penyembuhan enuresis
• Kolaborasi
- kolaborasi pemberian obat enuresis,jika perlu
• Ansietas b.d kurangnya terpapar informasi
• Reduksi ansietas
• Observasi:
-Monitor tanda-tanda ansietas
• Terapeutik
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
• Edukasi
- jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
- informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan,dan prognosis
• Kolaborasi
- kolaborasi pemberian obat antiansietas,jika perlu
TERIMAKASIH