Anda di halaman 1dari 16

BRONKOMALASIA

1. ALFIAN INNAS R.F (201902002)


2. SITI MUSLIMATUL MU’AWANAH (201902041)
 
• Definisi Bronkomalasia
• Malasia napas kongenital adalah salah satu dari beberapa penyebab
obstruksi saluran udara ireversibel pada anak-anak, tetapi kejadian
pada populasi umum tidak diketahui. Malasia nafas berat atau malacia
berhubungan dengan sindrom tertentubiasanya diakui dan didiagnosis
awal masa bayi, tetapi informasi tentang fitur klinisanak dengan
malacia primer, sering didiagnosis hanya kemudian di masa kecil,langka
(Firdiansyah, 2017).
• Bronkomalasia merupakan degenerasi dari jaringan penyangga dan
jaringan elastin bronkus. Kata bronkomalasia juga digunakan untuk
kelemahan kartilago pada dinding bronkus, mengenai anak/bayi diusia
dibawah 6 tahun, dapat ditemukan ronchi dan wheezing.
Bronkomalasia dapat dideskripsikan sebagai efek kelahiran pada
bronkus ditraktus respiratorus.
Etiologi

• Bronkomalasia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan hingga
saat ini tidak diketahui mengapa tulang rawan tidak terbentuk dengan baik
(Firdiansyah, 2017). Bronchomalacia dapat digambarkan sebagai cacat lahir
bronkus di saluran pernapasan. Malasia kongenital saluran udara besar
adalah salah satu dari beberapa penyebab obstruksi saluran napas
ireversibel pada anak-anak, dengan gejala bervariasi dari mengi berulang
dan infeksi saluran udara bawah berulang untuk dispnea berat dan
insufisiensi pernapasan. Ini juga dapat diperoleh di kemudian hari karena
peradangan kronis atau berulang akibat infeksi atau penyakit saluran napas
lainnya (Wikipedia, 2018).
• Bronkomalasia adalah runtuhnya dinamis dari satu atau kedua bronkus
utama dan atau divisilobus atau segmental distal mereka yang dapat
terjadi karena cacat yang melekat pada kartilago atau dari
kompresiextinsik. Bronkomalasia lebih sering muncul dengan
trakeomalasia dibandingkan dengan lesi yang terisolasi. Bronchomalacia
terlihat dominan di sisi kiri (35,7%) dibandingkan dengan kanan (22%).
Bronkomalasia paling sering terlihat pada bronkus batang utama kiri,
bronkuslobus kiri atas, bronkuslobus kanan tengah, dan bronkus batang
utama kanan, dalam urutan prevalensi menurun. Ada juga dominasi laki-
laki pada lesi ini (Laberge, 2008).
Manifestasi Klinis

1.Gejala Bronkomalasia
a.Satu sampai empat hari sebelumnya didapat pilek encer, hidung
tersumbat.
b. Demam sub-febril (kecuali infeksi sekunder oleh bakteri).
c.Puncak gejala pada hari ke-5 sakit : batuk, sesak napas, takipne,
mengi,minum menurun, apne, sianosis.
d.Bila terjadi obstruksi hebat, pernafasan menjadi lebih cepat dan
dangkal, suara nafas melemah, dan “wheezing” yang semula jelas
dapat menghilang.
• Tanda-tanda Bronkomalasia

a Nafas cuping hidung


b. Penggunaan otot bantu napas (dada mengembang disertai retraksi
interkostal dan subkostal).
c.Sesak napas, takipne, apneu.
d.Hiperinflasi dada.
e.Retraksi, expiratory effort.
f.Ronki pada akhir inspirasi dan awal ekspirasi.
g.Ekspirasi memanjang, mengi.
h.Hepar atau limpa dapat teraba.
• Patofisiologi
• Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan mulut, melalui
kotak suara (laring) ke dalam tenggorokan (trakea), yang terbagi menjadi dua cabang
(kanan dan bronkus kiri) yang masing-masing paruparu.Trakea dan bronkus terbuat dari
cincin tidak lengkap dari tulang rawan dan jika tulang rawan ini lemah tidak dapat
mendukung jalan napas.
• Pada bayi cincin tulang rawan trakea terbuka sehingga udara bisa didapatkan dari
tenggorokan ke paru-paru. Ketika cincin ini kecil, berbentuk aneh, tidak kaku cukup, atau
tidak membentuk sama sekali maka trakea dapat menutup ke dalam dirinya sendiri. Hal
ini lebih mungkin terjadi saat mengembuskan napas dan menangis.
• Hal ini dapat menyebabkan mengi, batuk, sesak napas, dan / atau napas cepat. Biasanya
tulang rawan berkembang dengan sendirinya dari waktu ke waktu sehingga
tracheomalacia tidak lagi masalah. Sementara lebih umum pada bayi, tracheomalacia
tidak terjadi pada orang dewasa. Ketika masalah yang sama terjadi di saluran napas kecil
disebut bronkus itu disebut bronchomalacia. Saluran udara dari paru-paru yang sempit
atau runtuh saat mengembuskan napas karena pelunakan dinding saluran napas.
• Pathway BRONCOMALASIA
kelainan kongenital

difisiensi pada cincin


kartilago

Menutup saluran pernafasan


(bronkus)

Sesak napas

BRONCOMALASIA
Batuk tidak efektif
Defisit nutrisi b.d faktor
Pola napas tidak efektif b.d
psikologis
hambatan upaya napas
Akumulasi mukus
Mudah terjadi infeksi di
tulang rawan
Anoreksia Pengeluaran energy
berlebihan

Cemas
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
Kelelahan

Ansietas b.d kurang


terpapar informasi
• Pemeriksaan Penunjang

1. Bronkoskopi
2. CT-Scan
3. MRI Dada

• Komplikasi
1.   Pneumonia
2.   Bronkitis
3.   Polychondritis
4.   Asma
• Penatalaksanaan Medis

1. Time invasif minimal, bersamaan dengan pemberian tekanan udara


positif yang kontinu.
2. Tekanan udara positif kontinu Metode menggunakan respiratory
ventilation/ CPAP (Continuous Positive Airway Pressure ).
3. Trakheotomi Prosedur pembedahan pada leher untuk membuka atau
membuat saluran udara langsung melalui sebuah insisi di trakhea (the
windpipe)
• Diagnosa Keperawatan

a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas


b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan factor
psikologis
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
d. Ansietas b.d kurangnya terpapar informasi
• Rencana Keperawatan
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
• Manajemen jalan napas
• Observasi
- Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,usaha napas)
- Monitor bunyi napas tambahan
- Monitor sputum

• Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Berikan minum hangat
- Posisikan semi flower atau flower
• Edukasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
• Kolaborasi
- kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspestoran, mukolitik,jika perlu
• Defisit nutrisi berhubungan dengan factor psikologis
• Manajemen nutrisi
• Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Monitor asupan makanan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
• Terapeutik
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
• Edukasi
- Anjurkan posisi duduk,jika mampu
• Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
- kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan,jika
perlu
• Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
• Manajemen Energi
• Observasi
- Identifikasi karakter enuresis, kemampuan dan kendala pengendalian berkemih
• Terapeutik
-lapisi kasur dengan perlak
- batasi asupan cairan pada malam hari
- jadwalkan waktu berkemih bersama pasien
• Edukasi
- Anjurkan berkemih sebelum tidur
- Anjurkan memberikan perhatian dalam proses penyembuhan enuresis
• Kolaborasi
- kolaborasi pemberian obat enuresis,jika perlu
• Ansietas b.d kurangnya terpapar informasi

• Reduksi ansietas
• Observasi:
-Monitor tanda-tanda ansietas
• Terapeutik
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
• Edukasi
- jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
- informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan,dan prognosis
• Kolaborasi
- kolaborasi pemberian obat antiansietas,jika perlu
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai