Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 2

GANGGUAN SEL DARAH MERAH


(ANEMIA DEFISIENSI BESI,
ANEMIA MEGALOBLASTIK,
ANEMIA APLASTIK)”
Nama kelompok

1. LALE KARLINA PUTRI SAKINAH


2. YOGI PRAKUSYA PRATAMA
3. SRI KURNIATI
4. NURLAILI RIZKI AMALIA
5. ZOHRIAH
6. WINDI WIDIARTINI
7. MUSLIHIN
 Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya
jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin dan
hematokrit di bawah normal (Brunner & Suddart, 2002).
Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin (Hb)
dalam darah yang disebabkan kekurangan zat gizi yang di
perlukan untuk pembentukan hemoglobin. Kadar Hb
normal adalah lebih dari 12 gr/dl (proverawati & asfuah,
2009). Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit
dan atau masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi
fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
tubuh (Handayani & Haribowo, 2008).
Anemia dapat diidentifikasikan menurut morfologi sel darah merah
serta indeks-indeksnya menurut etiologinya. Pada klasifikasi anemia
menurut morfologi sel darah merah dan indeks-indeksnya terbagi
menjadi:
A. Menurut Ukuran Sel Darah Merah
Anemia normokromik (warna hemoglobin normal), anemia
hipokromik (kandungan dan warna hemoglobin menurun) dan
anemia hiperkromik (kandungan dan warna hemoglobin meningkat).
Menurut Brunner & Suddart (2002), klasifikasi anemia menurut
etologinya secara garis besar adalah nerdasarkan defek produksi sel
darah merah (anemia anemia hipoproliferatifa) dan destruksi sel darah
merah (anemia hemilitika)
B. Anemia Hipoproliferatifa
Sel darah merah biasanya bertahan dalam jangka waktu
yang normal, tetapi sumsum tulang tidak mampu
menghasilkan jumlah sel yang adekuat jadi jumlah
retikulositnya menurun. Keadaan ini mungkin di
sebabkan oleh kerusakan sumsum tulang akibat obat
dan zat kimia atau mungkin karena kekurangan
hemopoetin, besi, vitamin B12, atau asam folat.
1.Anemia Defiesiensi Besi

 Anemia defisiensi besi adalah anemia yang


disebabkan oleh kekurangan zat besi yang
dibutuhkan untuk sintesis hemoglobin.
Menurut WHO dikatakan anemia bila :
 Laki dewasa : hemoglobin < 13 g/dl
 Wanita dewasa tak hamil : hemoglobin < 12 g/dl
 Wanita hamil : hemoglobin < 11g/dl
 Anak umur 6-14 tahun : hemoglobin < 12g/dl
 Anak umur 6 bulan-6 tahun : hemoglobin < 11g/dl
 
Etiologi

 Defisiensi besi dapat terjadi karena


1 .penurunan cadangan besi saat lahir (bayi
prematur, gemeli, pendarahan perinatal, dan
penjepitan umbilikus terlalu dini),
2.masukan besi kurang atau ketersediaan besi dalam
makanan rendah,
3.kebutuhan besi meningkat karena proses tumbuh
kembang, dan
4. peningkatan kehilangan besi (akibat diare atau
perdarahan gastro intestinal)
a. Pada klasifikasi anemia menurut morfologi sel darah merah
dan indeks-indeksnya terbagi menjadi: :
Menurut Ukuran Sel Darah Merah
Anemia normokromik (warna hemoglobin normal), anemia
hipokromik (kandungan dan warna hemoglobin menurun) dan anemia
hiperkromik (kandungan dan warna hemoglobin meningkat).
Menurut Brunner & Suddart (2002), klasifikasi anemia menurut
etologinya secara garis besar adalah nerdasarkan defek produksi sel
darah merah (anemia anemia hipoproliferatifa) dan destruksi sel darah
merah (anemia hemilitika)
a. Anemia Hipoproliferatifa
Sel darah merah biasanya bertahan dalam jangka waktu yang normal,
tetapi sumsum tulang tidak mampu menghasilkan jumlah sel yang
adekuat jadi jumlah retikulositnya menurun. Keadaan ini mungkin di
sebabkan oleh kerusakan sumsum tulang akibat obat dan zat kimia atau
mungkin karena kekurangan hemopoetin, besi, vitamin B12, atau asam
folat
Patofisiologi
 Anemia defisiensi besi adalah salah satu jenis
anemia yang paling sering dijumpai di dunia.
Keadaan ini merupakan serangkaian proses yang
diawali dengan terjadinya deplesi pada cadangan
besi, defisiensi besi dan akhirnya anemia defisiensi
besi.
defisiensi besi akan melalui 3 stadium yaitu:
 stadium I: Ditandai oleh kekurangan persediaan besi
di dalam depot.
 stadium II: Mulai timbul bila persediaan besi hampir
habis. Kadar besi di dalam serum mulai menurun
tetapi kadar hemoglobin di dalam darah masih
normal.
 stadium III: Keadaan ini disebut anemia
defisiensi besi. Stadium ini ditandai oleh
penurunan kadar hemoglobin MCV, MCH,
MCHC disamping penurunan kadar feritin dan
kadar besi di dalam serum. (Allen & Sabel,
2001)
  
Manifestasi klinis
 Gejala Umum
Anemia Gejala umum anemia disebut juga
sebagai sindrom anemia (anemic syndrome)
dijumpai pada anemia defisiensi besi apabila
kadar hemoglobin kurang dari 7-8 g/dl. Gejala
ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah,
mata berkunang-kunang, serta telinga
mendenging
 Gejala Khas Defisiensi Besi
a) Koilonychia, yaitu kuku sendok (spoon nail),
kuku menjadi rapuh,
b) Atrofi papil lidah, yaitu permukaan lidah
menjadi licin dan mengkilap karena papil
lidah menghilang.
c) Stomatitis angularis (cheilosis), yaitu adanya
keradangan pada sudut mulut sehingga
tampak sebagai bercak berwarna pucat
keputihan
d) Disfagia, yaitu nyeri menelan karena
kerusakan epitel hipofaring
e)
 Gejala penyakit dasar
Pada anemia defisiensi besi dapat dijumpai
gejala-gejala penyakit yang menjadi
penyebab anemia defisiensi besi tersebut.
Misalnya pada anemia akibat cacing tambang
dijumpai dispepsia, parotis membengkak,
dan kulit telpak tangan berwarna kuning
seperti jerami
Komplikasi

 Komplikasi anemia defisiensi zat besi jika


tidak di tangani, dapat menyebabkan
berbagai penyulit (komplikasi), seperti :
a) Gangguan jantung
Penatalaksanaan

 Anemia defisiensi besi (ADB) dilakukan


berdasarkan derajat keparahan dan gejala
penyerta, meliputi :
a) Modifikasi diet
b) Penanganan kondisi penyerta
c) Terapi besi oral
d) Terapi besi parental
e) Teranfusi darah
Anemia Megaloblstik

 Anemia ini adalah sekelompok anemia yang


ditandai oleh adanya eritroblas yang besar
terjadi akibat gangguan maturasi inti sel
tersebut, sel tersebut dinamakan megaloblas
 Penyebab anemia megaloblas adalah sebagai
berikut :
1.Definisi Vit B12
 Asupan kurang pada vegetarian
 Malabsopsi
2.Defisiensi asam folat
 Asupan kurang
3. Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam
folat
 Gangguan sintesisi DNA yang merupakan
akibat dari proses berikut ini :
 Defisiensi enzim congenital
4.Di dapat setelah pemberian obat atau
sitostatik tertentu.
Anemia Aplastik
 Anemia aplastik adalah suatu kegagalan anatomi dan fisiologi
dari sumsum tulang yang mengarah pada suatu penurunan nyata
atau tidak adanya unsur pembentuk darah dalam sumsum.
 Etiologi
 1. Faktor kongenital
Sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan lain
seperti mikrosefali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal dan
sebaliknya.
2. Faktor didapat:
 Bahan kimia, benzene, insektisida, senyawa As, Au, Pb.
 Obat : Kloramfenikol, mesantoin (anti konvulsan), Piribenzamin
(anti histamin), santonin kalomel, obat sitostatika (myleran,
methrotrexate, TEM, vincristine, rubidomycine dan sebagainya).
 Radiasi : sinar rontgen, radioaktif.
Patofisiologi

 Penyebab anemia aplastik adalah faktor


kongenital, faktor didapat antara lain : bahan
kimia, obat, radiasi, factor individu, infeksi,
idiopatik. Apabila pajanan dilanjutkan setelah
tanda hipoplasia muncul, maka depresi
sumsum tulang akan berkembang sampai
titik dimana terjadi kegagalan sempurna dan
ireversibel.
Manifestasi klinis
1. Pucat
2. Kelemahan
3. Sesak nafas
4. Ruam
5. Mudah lebam
6. Hidung berdarah
7. Gusi berdarah
8. Anoreksia
9. Dispnea
10.Sakit tenggorokan
11. Ulserasi mulut dan faring
12.Perdarahan ke dalam tengkorak, gusi, usus atau ginjal. ( Sacharin,
1996 )

Anda mungkin juga menyukai