PERSYARAFAN
TRAUMA KEPALA DAN CKR,CKS DAN CKB
Kelompok 1 :
1. Risna nur ibayati
2. I Made Ari
3. Yulianti
4. Zohriah
5. Yashi Verdani Akbar
6. Nurul Cahyati
7. Rauhil Jannah
8. Setianto
9. Rizkika Nuria Istari
10. Windi Widiartini
11. Novita Sari
12. Yunisa Fitrian
13. Rahmat Tri Aji Hak
14. Ririn Cahya Ningrum
15. Yulia Rahayanti
16. Suratun Hasanah
17. Susi susanti
18. Rahma Fitri
19. Rizal Watoni
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kita nikmat dan karunianya sehingga
kita semua dapat menjalankan aktivitas kita sehari-hari, khususnya saya yang dengan karunia-Nya lah,
saya dapat menyelesaikan penulisan makalah pada mata kuliah keprawatan keluarga “ASUHAN
KEPRAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN KASUS SISTEM PERSYARAFAN ”ini. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam
yang gelap gulita menuju alam yang terang benerang.
kami sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan ketidak sempurnaan kami, baik dari segi penulisan maupun ketajaman analisis permasalahan di
dalamnya, Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan dalam penulisan makalah pada masa yang akan datang. Dan akhirnya kami mengucapkan
terimakasih atas keadilan bapak/ibu untuk membaca makalah kami. Serta mohon maaf atas segala
kekurangannya. Terdorong oleh rasa ingin tahu,kemauan,kerja sama dan kerja keras, kami serahkan
seluruh upaya demi mewujudkan keinginan ini.
Mengetahui
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4
A. LatarBelakang............................................................................................4
B. RumusanMasalah........................................................................................5
C. Tujuan.........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6
A. Pengkajian ...............................................................................................11
B. Diagnose ..................................................................................................13
C. Intervensi .................................................................................................13
D. Implementasi ...........................................................................................15
E. Evaluasi ...................................................................................................15
BAB IV PENUTUP.....................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cidera kepala merupakan gangguan otak karena otak mengalami trauma baik tumpul
maupun tajam. Cedera kepala adanya deformitas penyimpangan bentuk dan garis pada tulang
tengkorak, percepatan dan perlambatan hasil dari perubahan bentuk yag dipengaruhi oleh
peningkatan pada percepatan dan rotasi pada kepala yang dirasakan oleh otak sebagai efek dari
perputaran pada pencegahan (padila, 2012)
Merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan dan sering diakibatkan oleh
kecelakaan kendaraan bermotor. Sebagian masyarakat belum mengetahui akibat dari cedera
kepala yang dapat menyebabkan kematian. 50% terjadi pada korban berusia dibawah 45 tahun
akibat kecelakaan kendaraan bermotor, sementara itu 21% karena jatuh dan 10% akibat olahraga.
Laki-laki lebih sering mengalami cedera kepala dibadning wanita. Setelah mengalami cedera
kepala pasien lebih rentan mengalami kejadian yang sama 2-3 kali karena perhatian pasien yang
berkurang, reaksi lambat dan sulit mengambil keputusan. Kerusakan otak disebabkan oleh
kejadian berulang ini.
Kematian akibat kasus ini dari thaun ke tahun semakin meningkat, bertambahnya angka
kematian akibat jumlah penerita cedera kepala semakin bertambah dan penanganan yang kurang
tepat dan tidak sesuai dengan harapan.
Hal ini disebabkan oleh mobilitas usia produktif yang tinggi dan kesadaran menjaga
keselamatan dijalan masih rendah dan penanganan masih belum sesuai dan juga rujukan yang
lambat akan mengakibatkan penderita meninggal dunia.
Untuk menangani penderita cidera kepala berat terdapat cara dengan oprasi pada derah trauma
kepala yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa penderita. Setelah penderita cidera kepala
berat dilakukan tindakan oprasi maka tugas perawat untuk melakukan tindakan perawatan luka
agar penderita tidak mendapatkan penyakit tambahan yaitu infeksi pada luka pasca oprasi.
Infeksi luka oprasi (ILO) merupakan infeksi yang terjadi pasca pembehan. WHO
melaporkan bahwa tingkat kejadian ILO di dunia berkisar 5%-15%. Data WHO 5%-34% data
infeksi adalah infeksi luka oprasi ILO dan merupakan infeksi ketiga yang sering terjadi dirumah
sakit sekitar 14%-16% dari total pasien dirumah sakit mengalami ILO.
DEPKES RI pada tahun 2011 menyatakan angka kejadian ILO dirumah sakit pemerintah
Indonesia sebanyak 55,1%. Hal ini membuktikan bahwwa ILO menjadi kejadian yang tidak bias
dianggap remeh. Faktor kejaidan ILO adalah misalnya diabetes mellitus, obesitas, malnutrisi dan
faktor luka yang meliputi pencukuran daerah oprasi dan suplai darah ke area luka yang kurang.
Dan faktor lain misalnya lama oprasi, antibiotic profilaksis dan ventilasi ruangan oprasi dan tenik
oprasi. Untuk diperhatikan bahwa membersihkan daerah oprasi sangat perlu dilakukan karna ini
merupakan faktor yang menyebabkan kejadian ILO pada pra oprasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Trauma Kepala, CKR, CKS DAN CKB ?
2. Apa saja Etiologi Trauma Kepala, CKR, CKS DAN CKB ?
3. Apa saja Tanda dan gejala Trauma Kepala, CKR, CKS DAN CKB ?
4. Apa saja Patofisiologi Trauma Kepala, CKR, CKS DAN CKB ?
5. Apa saja Pemeriksaan diagnostic Trauma Kepala, CKR, CKS DAN CKB ?
6. Apa saja Komplikasi Trauma Kepala, CKR, CKS DAN CKB ?
7. Bagaimana Askep Trauma Kepala, CKR, CKS DAN CKB ?
G. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Trauma Kepala, CKR, CKS DAN CKB
2. Untuk mengetahui Etiologi Trauma Kepala, CKR, CKS DAN CKB
3. Untuk mengetahui Apa saja Tanda dan gejala Trauma Kepala, CKR, CKS DAN CKB
4. Untuk mengetahui Apa saja Patofisiologi Trauma Kepala, CKR, CKS DAN CKB
5. Untuk mengetahui Apa saja Pemeriksaan diagnostic Trauma Kepala, CKR, CKS DAN CKB
6. Untuk mengetahui Apa saja Komplikasi Trauma Kepala, CKR, CKS DAN CKB
7. Untuk mengetahui Bagaimana Askep Trauma Kepala, CKR, CKS DAN CKB
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GADAR PADA SISTEM PERSYARAFAN
ASUHAN GAWAT DARURAT PADA TRAUMA KEPALA
A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
Adapun data pengkajian primer menurut Rab, Tabrani. 2007 :
a) Airway
Ada tidaknya sumbatan jalan nafas·
b) Breathing
Ada tidaknya dispnea, takipnea, bradipnea, sesak, kedalaman nafas.sesak, kedalaman nafas.·
c) Circulation
Ada tidaknya peningkatan tekanan darah, takikardi, bradikardi, sianosis, capilarrefil.takikardi,
bradikardi, sianosis, capilarrefil
d) Disability
Ada tidaknya penurunan kesadaran, kehilangan sensasi dan refleks, pupil anisokor dan nilai
GCS berdasarkan pada tingkat keparahan cidera :beerdasarkan pada tingkat keparahan cidera.
Cidera kepala ringan/minor (kelompok resiko resiko rendah)
Skor skala koma Glasglo 15 (sadar penuh,atentif,dan orientatif)
Tidak ada kehilangan kesadaran (misalnya konkusi)
Tidak ada intoksikas alkohaol atau obat terlarang
Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing
Pasien dapat menderita abrasi,laserasi,atau hematoma kulit kepala
Tidak adanya kriteria cedera sedang-berat.
Cidera kepala sedang (kelompok resiko sedang)
Skor skala koma Glasgow 9-14 (konfusi, latergi atau stupor)
Konkusi
Amnesia pasca trauma
Muntah
Tanda kemungkinan fraktur cranium (tanda battle, mata rabun, hemotimpanum,
otorhea atau rinorhea)
Cedera kepala berat (kelompok resiko berat)
Skor skala koma glasglow 3-8 (koma)
Penurunan derajat kesadaran secara progresif
Tanda neurologis fokal
Cidera kepala penetrasi atau teraba fraktur depresikranium
e) Exposure of extermitas
Ada tidaknya peningkatan suhu, ruangan yang cukup hangat
2. Pengkajian Sekunder
Data pengkajian secara umum tergantunng pada tipe, lokasi dan keparahan cidera dan
kemungkinan diperlukan oleh cidera tambahan pada organ-organ vital
a) Aktivitas/istrahat
Gejala: merasa lemah, kaku, lelah, hilang keseimbangan
Tanda:
Perubahan kesehatan, latergi
Hemipa rase, quadrepelgia
Ataksia cara berjalan tak tegap
Masalah dalam keseimbangan
Cidera (trauma) ortopedi
Kehilangan tonus otot, otot spastic
b) Sirkulasi
Gejala:
Perubahan darah atau normal (hipertensi)
Perubahan frekuensi jantung (bradikardi, takikardi yang diselingi bradikardia disritmia)
c) Integritas ego
Gejala: perubahan tingkah laku atau kepribadian (tenang atau dramatis)
Tanda: cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, binggung depresi dan impulsive
d) Eliminasi
Gejala: inkontenensia kandung keih/usus atau mengalami gangguan fungsi
e) Makanan/cairan
Gejala: mual, muntah, dan mengalami perubahan selera
Tanda: muntah (mungkin proyektil), gangguan menelan (batuk, air liur keluar, disfagia)
f) Neurosensoris
Gejala: kehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian, vertigo, sinkope, tinnitus,
kehilangan pendengaran, fingking, baal pada ekstermitas
Tanda:
Perubahan kesadaran bisa sampai koma
Perubahan status mental
Perubahan pupil (respon terhadap cahaya, simetri)
Wajah tidak simetris
Genggaman lemah, tidak seimbang
Reflex tendon dalam tidak ada atau lemah
Apraksia, hemiparese, quadriplegia
g) Nyeri/kenyamanan
Gejala: sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda biasanya koma
Tanda: wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan nyeri yang hebat, gelisah tidak
bisa beristrahat, merintih
h) Pernapasan
Tanda:
Perubahan pola napas (apnea yang diselingi oleh hiperventilasi). Nafas berbunyi stridor,
terdesak
Ronchi, mengi positif
i) Keamanan
Gejala: trauma baru/trauma karena kecelakaan
Tanda: fraktur/dislokasi
Gangguan penglihatan
Gangguan kognitif
Gangguan rentang gerak, tonus otot hilang, ketakutan secara umum mengalami paralisis
Demam, gangguan dalam regulasi suhu tubuh
j) Interaksi social
Tanda: afasia, motorik atau sensorik, bicara tanpa arti, bicara berulang-ulang
B. Diagnose
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan edema serebral, hipoksia serebral
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kelemahan otot pernapasan, penggunaan otot
aksesori
C. Intervensi
D. Implementasi
Implementasi merupakan tahapan pelaksanaan dari berbagai tindakan yang telah disusun di tahap
intervensi
E. Evaluasi
Evaluasi pada asuhan keperawatan dilakukan secara sumatif dan formatif
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Cedera kepala merupakan suatu proses terjadinya cedera langsung maupun deselerasi terhadap
kepala yang dapat menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak.Beberapa etiologi cedera kepala
(Yessie dan Andra, 2013):Trauma tajam dan Trauma tumpul.
Pemeriksaan diagnostic dari cedera :
1. Pemeriksaan diagnostic: X ray/CT Scan, MRI, Angiografi cerebral,EEG:
2. Pemeriksaan laboratorium
Beberapa komplikasi dari cedera kepala : Epilepsi pasca cedera, Afasia, Apraksia, Agnosis,
Amnesia, Fistel karotis-kavernosus, Diabetes insipidus, Kejang pasca trauma.
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diane C. dan Joann C. Hackley. 2003. Keperawatan Medikal Bedah Buku Saku
Dari Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC
Baheram, L. 2007. Cedera Kepala Pada Pejalan Kaki Dalam Kecelakaan Lalu Lintas Yang
Fatal. Majalah Kedokteran Bandung. 26(2): 52-54.
Bulechek, Gloria M., dkk. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC) Edisi Bahasa
Indonesia. Indonesia : Elsivier
____________. Edisi Bahasa Indonesia. Indonesia : Elsivier
Chesnut, R. M., dkk. 2000. The Role Of Secondary Brain Injury In Determining Outcome
From Severe Head Injury. Jakarta: EGC
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., dan Geissler, A. C. 2002. Nursing Care Plane: Guidelines
For Planning And Documenting Patient Care, Edisi 3. Philadelphia: F.
Davis Company
Irwana, O. 2009. Cedera Kepala. Majalah Kedokteran Universitas Riau. Diakses pada tanggal
21 Juli 2019 dari :
http://downloads.ziddu.com/downloadfile/9060174/Belibis_A17Cedera_Kepala2.pdf.html
Miller, L. 2004. Study Audits The Process Of The Management Of Patients With Head Injury
Presenting At Accident And Emergency (A&E) Departments And Examines The Impact
Upon Resources Of Introducing NICE Guidelines. Diakses pada tanggasl 21 Juli 2019 dari:
http://www.biomedcentral.com/1472-6963/4/7
NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta
: EGC
Narayan, R. K., Wilberger, J. E., dan Povlishock, J. T. 2000. Neurotrauma, General
Principles Of Head Injury Management. New York: McDraw-Hill
Osborn, A. 2003. Head and Neck, Brain, Spine : Diagnostic and Surgical Imaging Anatomy
Series. Lippincott Williams & Wilkin
Pascual, J. L., LeRoux, P. D., dan Gracias, V. H. 2008. Injury To The Brain dalam Trauma :
Contemporary Principles and Therapy. Philadelphia: Lippincot
Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis ProsesProses
Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC