Puskesmas Moyudan 02 Desember 2021 Mutasi Virus Proses mutasi merupakan respons virus terhadap lingkungan melalui perubahan genom spontan, sehingga akan mempengaruhi seleksi alam terhadap keberadaan virus.
Umumnya, mutasi yang terjadi bersifat netral atau
malah merugikan virus. Namun, dapat pula terjadi mutasi yang menguntungkan virus walaupun proporsinya cukup kecil. Mengapa Virus Bermutasi? Ketika virus masuk ke dalam Agar virus dapat tubuh manusia dan merusak bertahan hidup sel-sel dalam tubuh virus bermutasi Sistem kekebalan tubuh untuk mengelabui manusia menghambat sistem kekebalan replikasinya tubuh inangnya
Ketika variasi yang terbentuk
meningkatkan risiko terhadap Mutasi juga membuat manusia, baik mengenai virus semakin kuat transmisi, virulensi, dan dan lebih mudah efektivitas tatalaksana serta berkembang biak vaksin; maka disebut variants of concern (VOC) Mengapa Varian Baru Berbahaya
• Lebih Mudah Menular :
• Transmisi lebih tinggi • Viral load menjadi tinggi karena replikasi yg sangat cepat • bisa mengelabui system imun • Lebih berdampak kepada keparahan penyakit : • replikasi yang cepat • bisa mengelabui system imun • Menyerang segala usia • Meningkatkan angka kematian • Menurunkan Efektifitas dari Vaksin Lawan mutasi virus dengan “mutasi” juga . Mutasi yang Bisa Anda Lakukan • Jadi agen Edukasi untuk keluarga dan lingkungan sekitar • Gunakan masker dengan benar jika terpaksa keluar rumah dan saat isoman • Pertimbangkan penggunakan double mask atau masker setara N95 • Sering mencuci tangan • Segera lakukan vaksinasi • Jangan percaya hoax, Jangan sebar hoax Beberapa Informasi mengenai OMICRON Pertama Kali Ditemukan
Sampel pertama Omicron atau B.1.1.529 diambil pada
9 November. Saat itu, WHO melakukan penelitian setelah melihat lonjakan tajam kasus Covid-19 di Afrika Selatan. (Pusat Respons & Inovasi Epidemi Afrika Selatan) 18 Negara dengan laporan OMICRON
- Australia (6 kasus) - Hong Kong, China (3)
- Austria (1) - Israel (1) - Belgia (1) - Italia (1) - Botswana (19) - Belanda (13) - Kanada (3) - Portugal (13) - Jepang (1) - Afrika Selatan (77) - Republik Ceko (1) - Spanyol (1) - Denmark (2) - Swedia (1) - Jerman (3) - Inggris Raya (9) World Health Organization (WHO) telah menetapkan varian baru COVID-19, B.1.1.529 atau Omicron sebagai Variant of Concern (VOC) pada 26 November 2021. VOI Vs VOC
Variant of Concern (VOC) dan Variant of Interest (VOI)
adalah klasifikasi terhadap beberapa varian virus corona yang diberikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Variant of Interest (VOI) adalah varian SARS CoV-2 yang ditandai dengan dua komponen penting :
1. Perubahan fenotipe memiliki efek tidak baik pada penanganan
penyakit saat ini 2. Menyebar dalam komunitas luas secara signifikan. Co : Lambda, MU
Variant of Concern (VOC) adalah varian dengan dua komponen
VOI yang disertai peningkatan penularan dan virulensi. Co : Alfa, Beta, Gamma, Omicron Mengapa OMICRON masuk ke VOC ?
Mutasi lebih banyak dibanding variant lain.
Tercatat, ada total 50 mutasi gen dan 32 diantaranya terjadi pada sisi Spike Protein nya. Tingkat Keparahan Penyakit
Hingga saat ini tidak ada informasi yang
menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lainnya. Kemungkinan Reinfeksi
WHO mengungkapkan berdasarkan bukti awal menunjukkan
adanya kemungkinan terjadinya peningkatan risiko infeksi ulang dengan Omicron, yaitu orang yang sebelumnya terinfeksi COVID- 19 dapat terinfeksi lagi dengan lebih mudah dibandingkan dengan varian lainnya. Efektivitas Pemeriksaan Penunjang Tes Polymerase Chain Reaction (PCR) digunakan untuk mendeteksi infeksi, termasuk infeksi Omicron.
Saat ini, studi untuk menentukan apakah ada
dampak pada jenis tes lain, termasuk tes deteksi antigen cepat sedang berlangsung. Efektivitas Pengobatan
WHO menyebut Kortikosteroid dan Interleukin-6
(IL6) Receptor Blocker masih efektif untuk menangani pasien COVID-19 yang parah. Data Kematian Akibat OMICRON
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut
hingga saat ini belum ada laporan kematian akibat infeksi virus ini. Langkah Pemerintah Indonesia 1. Mengkaji ulang kebijakan pembatasan pada pintu masuk negara. 2. Meningkatkan whole genom sequencing (WGS) atau untuk mendeteksi adanya varian Omicron di dalam negeri. 3. Memastikan mobilitas masyarakat dilakukan dengan aman. 4. Memasifkan testing dan tracing utamanya pada pelaku perjalanan luar negeri.