Anda di halaman 1dari 27

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7

1. NELFI
2. DELLY
3. AFRIA
 Latar Belakang
Setiap individu berhak atas taraf hidup yang memadai bagi kesejahteraan
dirinya maupun keluarganya, termasuk diantaranya sandang pangan,
perumahan dan perawatan kesehatan. Pelayanan dirumah sakit diupayakan
menuju standar mutu yang telah ditetapkan. Demakian halnya untuk masing –
masing bidang pelayanan, salah satunya adalah bagian bedah, sehingga
komplikasi pasca pembedahan dapat dihindari.
Kondisi kesehatan masyarakat saat ini memungkinkan terjadinya perubahan
pada pola penyakit. Salah satunya adalah penyakit yang menyerang telinga
atau bisa disebut mastoiditis kronis. Di Amerika Serikat dan negara maju lain,
kejadian dari mastoiditis cukup rendah, sekitar 0,004%, meskipun lebih tinggi
di negara-negara berkembang. Usia paling umum terkena adalah 6-13 bulan,
Laki-laki dan perempuan sama-sama terpengaruh dan beresiko terkena
penyakit mastoiditis.
 Defenisi
Mastoiditis adalah inflamasi mastoid yang diakibatkan oleh suatu infeksi pada
telinga tengah, jika tak diobati dapat terjadi osteomielitis. Mastoiditis
adalahsegala proses peradangan pada sel- selmastoid yang terletak pada tulang
temporal. Mastoiditis adalah inflamasi mastoid yang diakibatkan oleh suatu
infeksi pada telinga tengah, jika tak diobati dapat terjadi osteomielitis.
( Brunner dan Suddarth, 2000).
Mastoiditis kronis adalah suatu infeksi bakteri pada prosesus mastoideus
(tulang yang menonjol dibelakang telinga)yang berlangsung cukup
lama.Mastoiditis marupakan peradangan kronik yang mengenai rongga
mastoid dan komplikasi dari otitis media kronis. Lapisan epitel dari telinga
tengah adalah sambungan dari lapisan epitel sel – sel mastoid udara yang
melekat ditulang temporal. ( Reeves, 2001 ). Mastoiditis adalah sel-sel udara
mastoid sering kali terlibat,menimbulkan peradangan dan nekrosis tulang yang
terlokalisasi dan ekstensif (osteomyelitis). (Parakrama, 2006)
 Anatomi Fisiologi
Secara anatomi telinga dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, tengah
dan dalam. Dalam perkembangannya telinga dalam merupakan organ yang
pertama kali terbentuk mencapai konfingurasi dan ukuran dewasa pada
trimester pertengahan kehamilan. Sedangkan telinga tengah dan luar belum
terbentuk sempurna saat kelahiran, akan tumbuh terus dan berubah bentuk
sampai pubertas. Secara embriologi telinga luar dan tengah berasal dari celah
brankial pertama dan kedua, sedangkan telinga dalam berasal dari plakoda
otik. Sehingga suaru bagian dapat mengalami kelainan, sementara bagian lain
berkembang normal. Pada kebanyakan kasus telinga luar dan tengah
mengalami kelainan kongenital bersama-sama, sedangkan koklea berkembang
normal. Hal ini memungkinkan rehabilitasi pendengaran pada kebanyakan
kelainan telinga kongenital.
 Etiologi
Mastoiditis terjadi karena Streptococcus ß hemoliticus / pneumococcus. Selain
itu kurang dalam menjaga kebersihan pada telinga seperti masuknya air ke
dalam telinga serta bakteri yang masuk dan bersarang yang dapat
menyebabkan infeksi .Menyebarnya infeksi dari telinga bagian tengah, infeksi
dan nanah engumpul di sel-sel udara mastoid.
Penyebab lain dari Mastoiditis antara lain:
1. terjadi 2-3 minggu setelah otitis media akut
2. Klien imunosupresi atau orang yang menelantarkan otitis media akut
yang dideritanya. Berkaitan dengan virulensi dari organisme penyebab
otitis media akut yaitu streptococcus pnemonieae.
3. Bakteri lain yang sering ditemukan adalah adalah branhamella
catarrhalis,streptococcus group- A dan staphylococcus aureus
,streptococcus aureus. Bakteri yang biasanya muncul pada penderita
mastoiditis anak-anak adalah streptococcus pnemonieae.
 Klasifikasi
Klasifikasi dari mastoiditis antara lain:
1. Acute mastoiditis, biasa terjadi pada anak-anak, sebagai komplikasi dari
otitis media auppurative.
2. Chronic mastoiditis, biasanya berkaitan dengan cholesteatome dan penyakit
telinga kronis.
3. Incipient mastoiditis, inflamasi yang terjadi akibat langsung di bagian
mastoid.
4. Coalescent mastoiditis, inflamasi yang terjadi akibat komplikasi dari infeksi
di organ tubuh lain.
 Patofisiologi
Penyakit mastoiditis pada umumnya diawali dengan otitis media yang tidak
ditangani dengan baik. Biasanya otitis terjadi 2-3 minggu setelah otitis media
akut infeksi dan nanah menggumpal disel-sel udara mastoid. Mastoiditis
kronik dapat mengakibatkan pembentukan kolesteatoma yang merupakan
pertumbuhan kulit ke dalam (epitelskuamosa) dari lapisan luar membran
timpani ke tengah. Kulit dari membran timpani lateral membentuk kantung
luar yang akan berisi kulit yang telah rusak dan baha sebaseur. Kantung dapat
melekat kestruktur telinga tengah dan mastoid. Bila tidak ditangani,
kolesteatoma dapat tumbuh terus dan menyebabkan paralisisnervus fasialis.
Kehilangan pendengaran sensori neural dan atau gangguan keseimbangan
(akibat erusi telinga dalam) dan absesotak .
 Nex..
Mastoiditis terjadi sebagai lanjutan dari otitis media supuratik kronik,
peradangan dari rongga telinga tengah menjalar ke tulang mastoid melalui
saluran aditus adantrum. Mastoiditis dibagi menjadi 2 macam, yaitu bentuk
jinak (benigna) dan bentuk ganas (maligna). Pada bentuk maligna peradangan
berlanjut ke dalam tulang tengkorak (intrakranial) sehingga dapat terjadi
meningitis, absissubdural, abses otak, tromboflebitis sinus, lateralis, serta
mungkin juga terjadi hidrosefalus. Mastoiditi dapat terjadi pada pasien-pasien
imunosupresi atau mereka yang menelantarkan otitis media akut yang
dideritanya. Penyakit ini berkaitan dengan virulensi dari organisme
penyebab. Organisme penyebab yang lazim adalah sama dengan penyebab
otitis media akut yaitu streptococcus hemlytiens, pneumococcus,
sthapilococcus aureus lalbus, streptococcusviridans.
 Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi dari penyakit mastoiditis antara lain:
1. Rasa nyeri biasanya dirasakan dibagian belakang telinga dan dirasakan
lebih parah pada malam hari, tetapi hal ini sulit didapatkan pada pasien-pasien
yang masih bayi dan belum dapat berkomunikasi. Hilangnya pendengaran
dapat timbul atau tidak bergantung pada besarnya kompleks mastoid akibat
infeksi.
2. Gejala dari keluhan penyakit didapatkan keluarnya cairan dari dalam telinga
yang selama lebih dari tiga minggu, hal ini menandakan bahwa pada infeksi
telinga tengah sudah melibatkan organ mastoid.
3. Demam biasanya hilang dan timbul, hal ini disebabkan infeksi telinga
tengah sebelumnya dan pemberian antibiotik pada awal-awal perjalanan
penyakit. Jika demam tetap dirasakan setelah pemberian antibiotik maka
kecurigaan pada infeksi mastoid lebih besar.
 Komplikasi
Komplikasi yang terjadi bila mastoiditis tidak ditangani dengan baik adalah
1. Petrositis yaitu infeksi pada tulang disekitar tulang telinga tengah peforasi
gendang telinga dengan cairan yang terus menerus keluar.
2. Labyrintitis yaitu peradangan labyrint ini dapat disertai dengan kehilangan
pendengaran atau vertigo disebut juga otitis imtema
3. Meningitis yaitu peradangan meningen (ragdang membran pelindung sistem
saraf) biasanya penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme.
4. Abses otak yaitu kumpulan nanah setempat yang terkumpul dalam jaringan
otak
 Penatalaksanaan
A . Penatalaksaan Medis
Penatalaksanaan medis klien dengan mastoiditis antara lain:
a. Pemberian antibiotik sistemik
Diberikan beberapa minggu sebelum operasi dapat mengurangi atau menghentikan
supurasi aktif dan memperbaiki hasil pembedahan.
B.Pembedahan
1. Timponoplasti
Adalah rekonstruksi bedah pada mekanisme pendengaran ditelinga tengah, dengan
memperbaiki membrana tympanica melindungi finestra cochlease dari tekanan suara.
Tujuan dari tindakan ini adalah untuk menyelamatkan dan memulihkan pendengaran,
dengan congkok membran timpani dengan rekonstruksi telinga tengah. Sedangkan
tujuan skundernya adalah untuk mempertahankan atau memperbaiki pendengaran
(timpanoplasti) bilamana mungkin. Terdapat berbagai teknik timpanoplasti yang
berbeda yaitu pencangkokan (kulit, fasia, membran timpani homolog) dan
rekonstruksi (osikula homolog, kartilago dan aloplastik).
2. Mastoidektomi
Adalah pembedahan pada tulang mastoid. Tujuan dilakukan mastoidektomi adalah
untuk menghilangkan jaringan infeksi, menciptakan telinga yang kering dan aman.
 Penatalaksaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan pada klien dengan mastoiditis antara lain:
a. Perawatan Pre-operasi
Perawat mengajarkan secara khusus pada klien yang dijatwalkan untuk
menjalani tympanoplasty.
b. Perawat post operasi
Rendaman antiseptic gauze (antiseptic-soaked gauze) seperti lodoform gauze
(nauga- uze) dimalut dalam kanal audiotori.
c. Terapi konservatif
Yaitu menasehati unuk menjaga telinga agar tetap kering serta membersihkan
telinga dengan penghisap secara berhati-hati ditempat praktek.
d. Pemberian bubuk atau obat tetes yang biasanya mengandung antibiotik dan
steroid.
 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Darah
2. Foto Mastoid
3. Kultur Bakteri Telinga
4. MRI
5. CT Scant
6. Radiologi
7. Tympanocintesis & myringotomy
Diagnose Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada mastoiditis antara
lain:
1. Perubahan persepsi/ sensori auditoris berhubungan dengan
kerusakan pendengaran.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi.
3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan
perubahan persepsi sensori auditoris.
4. Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan.
5. Risiko infeksi berhubungan dengan pemasangan graft,
trauma bedah terhadap jaringan.
6. Ansietas berhubungan dengan menghadapi prosedur bedah.
 Intervensi Keperawatan
1. Perubahan sensori/persepsi (auditoris) berhubungan dengan
kerusakan pendengaran
 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3x24 jam pasien mampu mendengar dengan baik


 Kriteria Hasil:

a. Pasien mengalami potensial pendengaran maksimum


b. Pasien menggunakan alat bantu dengar dengan tepat
No Intervensi Rasional
1. Kaji tentang ketajaman Menentukan seberapa baik tingkat
pendengaran pendengaran klien
2. Diskusikan tipe alat bantu Untuk menjamin keuntungan

dengar dan perawatannya yang maksimal


tepat
3. Bantu pasien berfokus pada Untuk memaksimalkan
semua bunyi di lingkungan dan pendengaran
membicarakannya hal tersebut
2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3x24 jam suhu tubuh dapat normal (360-370C)


 Kriteria Hasil:

a. Suhu tubuh dalam rentang normal (360-370C)


b. Kulit tidak teraba hangat
c. Wajah tidak tampak merah
d.Tidak terjadi dehidrasi
No Intervensi Rasional
1. Pantau input dan output Untuk mengetahui balance cairan
pasien
2. Ukur suhu tiap 4-8 jam Untuk mengetahui perkembangan
klien
3. Ajarkan kompres hangat dan Untuk menurunkan panas tubuh
banyak minum dan mengganti cairan tubuh yang
hilang

4. Kolaborasi dengan pemberian Untuk menurunkan panas


antipiretik
3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mendengar petunjuk auditoris
 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3x24 jam pasien dapat berkomunikasi dengan baik


 Kriteria Hasil :

a. Pasien terlibat dalam proses komunikasi.


b. pasien menunjukkan kemampuan untuk membaca gerak
bibir.
c.Pasien dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan cara
yang diajarkan.
No Intervensi Rasional
1. Berbicara jelas dan tegas tanpa Membantu pasien merangsang
bergerak komunikasi verbal

2. Kurangi kegaduhan lingkungan Mempermudah pasien dalam


mendengar
Ajari keluarga dan orang lain yang Untuk merangsang komunikasi
3. terlibat dengan pasien tentang verbal
perilaku yang memudahkan
membaca gerak bibir
4. Bila menggunakan alat bantu Mempermudah pasien mendengar
dengar, kenakan pada telinga yang sehingga dapat lancar dalam
tidak dioperasi berkomunikasi
4. Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan
 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3x24 jam nyeri teratasi


 Kriteria Hasil:

a. Pasien mengatakan nyeri berkurang.


b. Skala nyeri turun.
c. Wajah pasien tampak rileks.
No Intervensi Rasional
1. Kaji ulang skala nyeri, lokasi, Mengetahui ketidakefektifan
Intensitas intervensi
2. Berikan posisi yang nyaman Mengurangi nyeri

Mengalihkan perhatian pasien


3. Ajarkan teknik relaksasi dan
ciptakan lingkungan yang terhadap nyeri dan mengurangi
Tenang nyeri

4. Kolaborasi pemberian Dapat mengurangi nyeri,


analgesik, antibiotika, dan anti membunuh kuman dan
inflamasi sesuai indikasi mengurangi peradangan sehingga
mempercepat penyembuhan
5. Risiko infeksi berhubungan dengan pemasangan graft,
trauma bedah terhadap jaringan.
 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3x24 jam risiko infeksi dapat hilang atau teratasi


 Kriteria Hasil :

a. Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.


No Intervensi Rasional
1. Observasi keadaan umum Mengetahui keadaan umum
pasien selama 24 jam Pasien
2. Anjurkan pentingnya cuci Mencegah penularan penyakit
tangan dan mencuci telinga luar
3. Lakukan perawatan graft Mencegah infeksi

4. Kolaborasi pemberian antibiotik Agar dapat membunuh kuman,


profilaksis sehingga tidak menularkan
penyakit terus-menerus
6. Ansietas berhubungan dengan menghadapi prosedur bedah
 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3x24 jam ansietas berkurang


 Kriteria Hasil:

a. Menunjukkan kontrol agresi, kontrol ansietas, koping, kontra


impuls, penahanan mutilasi diri secara konsisten dan
substansial.
b. Menunjukkan ketrampilan interaksi sosial yang efektif.
No Intervensi Rasional
1. Informasikan pasien tentang Kembangkan rasa percaya/
peran advokat perawat intra hubungan, turunkan rasa takut
Operasi akan kehilangan kontrol pada
lingkungan yang asing
2. Identifikasi tingkat rasa takut Rasa takut yang berlebihan/ terus-
yang mengharuskan dilakukan menerus akan mengakibatkan
penundaan prosedur reaksi stress yang berlebihan,
Pembedahan risiko potensial dari pembalikan
reaksi terhadap prosedur/ zat-zat
Anestesi
3. Cegah pemajan tubuh yang Pasien akan memperhatikan
tidak diperlukan selama masalah kehilangan harga diri dan
pemindahan ataupun pada ketidakmampuan untuk melatih
tulang operasi Kontrol
4. Berikan petunjuk/ penjelasan Ketidakseimbangan dari proses
yang sederhana pada pasien pemikiran akan membuat pasien
yang tenang menemui kesulitan untuk
memahami petunjuk-petunjuk
yang panjang dan berbelit-belit
5. Kontrol stimulasi eksternal Suara gaduh dan keributan akan
meningkatkan ansietas

6. Berikan obat sesuai petunjuk, Untuk meningkatkan tidur malam


misal; zat-zat sedatif, hipnotis hari sebelum pembedahan;
meningkatkan kemampuan koping
THANK YOU
GOOD BLESS

Anda mungkin juga menyukai