Anda di halaman 1dari 13

HIDROSEFALUS

C
Nama : vena sepni mayori
Makul : askep neo
Kelas : kenanga
hidrosefalus

hidrosefalus adalah cacat lahir bawaan pada bayi yang membuat


ukuran lingkar kepala si kecil membesar lebih dari normalnya.
Penyebab hidrosefalus atau pembesaran ukuran kepala ini
dikarenakan adanya penumpukan cairan serebrospinal di dalam
ventrikel alias rongga otak.kondisi saat terjadinya penumpukan
cairan berlebihan di dalam otak. Pada keadaan normal, terdapat
cairan otak yang mengisi ruangan-ruangan (ventrikel) di dalam
otak dalam jumlah tertentu. Namun, pada hidrosefalus, jumlah
cairan otak tersebut berlebihan, sehingga menimbulkan
penekanan sel-sel otak dan gangguan saraf.
Beberapa jenis hidrosefalus, antara lain:

• Hidrosefalus kongenital, yaitu kelainan bawaan yang terjadi


akibat gangguan di dalam kandungan ibu saat hamil, seperti
infeksi toksoplasma, kekurangan asam folat, atau penyebab
lainnya.
• Hidrosefalus yang didapat (acquired hydrocephalus), terjadi
karena gangguan di dalam otak, seperti misalnya stroke, radang
selaput otak, atau tumor otak. Kemudian, kondisi tersebut
menyebabkan sirkulasi cairan otak tersumbat, sehingga terjadi
hidrosefalus.
Faktor Risiko Hidrosefalus
• Terdapat beberapa beberapa kondisi yang memperbesar peluang seorang anak mengalami
hidrosefalus pada bayi baru lahir, antara lain:
• Adanya perkembangan yang tidak normal pada sistem saraf pusat, sehingga menghalangi
aliran cairan serebrospinal.
• Adanya perdarahan di ventrikel otak, sehingga memicu kemungkinan bayi lahir prematur.
• Saat hamil, ibu mengalami infeksi pada rahim, sehingga timbul peradangan di jaringan otak
janin. Misalnya akibat infeksi rubella, toksoplasma, gondok atau bahkan cacar air.
sementara itu, jika hidrosefalusterjadi setelah anak tumbuh besar,
faktor risikonya antara lain:

• Tumbuhnya tumor di otak atau sumsum tulang belakang anak.


• Terjadinya infeksi yang menyerang otak atau sumsum tulang
belakang.
• Mengalami perdarahan di pembuluh darah otak.
• Operasi di area kepala.
Penyebab Hidrosefalus

Penyebab hidrosefalus kongenital umumnya adalah infeksi pada masa


kehamilan, seperti cytomegalovirus (CMV), rubella, mumps, sifilis, atau
toksoplasma. Sementara itu, pada hidrosefalus yang terjadi setelah lahir
(acquired hydrocephalus) umumnya disebabkan oleh penyakit di otak
yang menimbulkan gangguan sirkulasi cairan otak, seperti stroke
perdarahan, tumor otak, cedera otak yang parah, radang otak, atau
radang selaput otak.
gejala Hidrosefalus
• Bayi terlihat mengantuk terus atau kurang responsif terhadap lingkungan sekitarnya.
• Kaki dan tangan berkontraksi terus, sehingga terlihat kaku dan sulit digerakkan.
• Bayi mengalami keterlambatan perkembangan, misalnya umur 6 bulan belum bisa tengkurap,
atau umur 9 bulan belum bisa duduk.
• Kepala bayi terlihat lebih besar, juga bertambah besar jika dibandingkan dengan anak
seusianya.
• Kulit kepala bayi tipis dan pembuluh darahnya dapat terlihat dengan jelas.
• Napas tidak teratur.
• Mengalami kejang berulang.
beberapa gejala hidrosefalus didapat (acquired hydrocephalus), antara lain:

• Pengidap tampak lemas.


• Keluhan sakit kepala hebat.
• Muntah menyemprot.
• Terlihat mengantuk, bingung, atau mengalami disorientasi.
• Kejang berulang.
• Mengalami gangguan penglihatan, berupa penglihatan kabur atau penglihatan ganda.
• Mengompol.
diagnosis Hidrosefalus

beberapa tahapan pemeriksaan guna mendiagnosis hidrosefalus, seperti dengan melakukan wawancara
medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang lain, seperti:
• Pemindaian otak dengan CT scan, yang dilakukan sebagai pemeriksaan darurat terhadap penyakit
hidrosefalus, untuk mengetahui kondisi otak pengidap.
• Pemindaian otak dengan MRI, untuk mendapatkan gambaran otak secara rinci dengan menggunakan
medan magnetik dan gelombang radio.
• Pemindaian otak dengan USG, yang relatif lebih aman dan rendah risiko, serta dapat dilakukan sebagai
pemeriksaan awal untuk mendeteksi hidrosefalus pada janin dalam kandungan atau bayi yang sudah
lahir.
komplikasi Hidrosefalus

Beberapa komplikasi yang dapat timbul setelah menjalani prosedur pemasangan shunt, antara
lain:

• Infeksi yang terjadi beberapa bulan setelah operasi.


• Penyumbatan shunt yang berakibat penumpukan cairan serebrospinal dalam otak.
• Posisi shunt yang dipasang tidak berada di posisi yang tepat, sehingga cairan serebrospinal
merembes ke bagian sisi selang tersebut.
pengobatan Hidrosefalus

Pengobatan dalam menangani hidrosefalus adalah dengan melakukan tindakan operasi, yang
bertujuan untuk membuang kelebihan cairan serebrospinal di dalam otak. Beberapa jenis operasi
yang biasa dilakukan untuk menangani hidrosefalus, antara lain:

• Operasi pemasangan shunt. Shunt merupakan alat khusus berbentuk selang yang dipasangkan
oleh ahli bedah ke dalam kepala guna mengalirkan cairan otak ke bagian tubuh lain dan
diserap oleh pembuluh darah. Bagian tubuh yang paling sering dipilih sebagai rute aliran
cairan serebrospinal ini adalah rongga perut. Shunt akan dilengkapi dengan katup yang
berfungsi mengendalikan aliran cairan, sehingga keberadaan serebrospinal di dalam otak tidak
surut terlalu cepat.
• Operasi endoscopic third ventriculostomy (ETV). Pada prosedur ini, cairan
serebrospinal dibuang dengan cara menciptakan lubang penyerapan baru di
permukaan otak. Prosedur ini sering diterapkan pada kasus hidrosefalus yang
dipicu oleh penyumbatan ventrikel otak. ETV bertujuan agar cairan otak dapat
tersebar merata di seluruh bagian otak dan tidak menumpuk di satu lokasi
tertentu.

pencegahan Hidrosefalus

• Beberapa upaya pencegahan terhadap hidrosefalus, antara lain:


• Ibu hamil melakukan kontrol berkala untuk mengetahui jika terjadi infeksi
virus.
• Ibu hamil, bayi, dan anak mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadwal
pemerintah.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai