Anda di halaman 1dari 28

Voyage Planning and Navigation

for All Conditions

Semester VII
Navigation at Management Level
Pertemuan 7
• Navigation and Monitoring of The Voyage
• Ensures that the vessel's position is monitored
using two or more independent position
determination systems appropriate to the
area
Navigation and Monitoring of The Voyage

• Untuk tercapainya keselamatan bernavigasi


ditentukan beberapa hal :
Bridge Team Resources diawaki oleh orang yang
memiliki kompetensi ( STCW 78/95 ) yang sesuai
dengan besarnya kapal , pelayaran kapal , kondisi
perairan , alat alat navigasi yang sesuai dengan
pelayaran kapal , karakteristik kapal , stabilitas ,
pengaturan muatan dan cuaca perairan
BRIDGE RESOURCES MANAGEMENT (BRM)
Definition
• BRM is defined as a technique making
“optimum use of all available resources to
conduct bridge operation in a safe and
efficient manner

Resources:
• Human
• Equipment
• Information
Human Factors
Human Factors
• Human factors are all the component that influence our
personnel in our work environment. These include:
– Organization and Procedures
– Situational awareness
– Communications
– Stress
– Leadership and team building
– Fatigue
– Cultural diversity

• Statistics
– 75 % to 80 % of all marine casualties are caused by human factors
Human Factor
• Karena masalah factor manusia penyebab kecelakaan yang paling besar maka
perlu diperhatikan
• Waktu istirahat yang cukup sehingga bugar sat dinas jaga (Fitness for duty ) yaitu
dalam 24 jam awak kapal yang berdinas jaga harus diberikan istirahat 10 jam ,
salah satunya adalah 6 jam untuk tidur
• Pengawasan konsumsi alcohol dan narkoba (No Drug no Alcohol)
• Adanya kebijakan cuti untuk menghindari stress akibat kejenuhan atau tekanan
beban kerja
• Kewaspadaan saat jaga ( situasional awareness ) membangun good seaman ship
termasuk keamanan berlayar
• Leadership setiap nakhoda dan perwira jaga untuk membangun kedisiplinan ,
kekompakan kerja
• Kemampuan menggunakan alat alat navigasi dan alat alat berkomunikasi
• Tersedianya prosedur termasuk keadaan darurat
Menentukan Passage Planning
• Menggunakan peta skala besar
• Tarik garis haluan pada peta peta yang akan digunakan , garis haluan bebas
dari bahaya navigasi , kemungkinan kabut, hujan menutupi bahaya navigasi
, sebagai pegangan
• Berlayar dipantai terjal jaraknya dengan pantai 2 mil
• Pantainya landai tergantung kepada draft kapal
• Bahaya navigasi dekat pantai minimum jaraknya 1 mil bila posisi kapal
dapat ditentukan setiap saat , apabila tidak jaraknya diperbesar lagi
• Bila ruangan cukup rambu navigasi / pelampung pelampung dilewati
dengan jarak 1,5 mil
• bila bahaya tidak kelihatan lewati dengan jarak 5 sd 10 mil
• pada tempat tempat tertentu hitung pasang surut
• Tetapkan ETA memasuki pelabuhan
Persiapan sebelum bertolak
• Rencana penyeberangan dan bertolak dari pelabuhan
( Bandar ) harus diperhitungkan
• Saat melalui selat selat dan perairan sempit dan pengaruh
arus pasang
• Poisi kapal saat dan jangka waktu sepanjang malam perlu
memilih saat tolak dan tiba dengan seksama untuk
menghindari keraguan
• Jika melalui daerah arus pasang harus diperhitungkan pula
untuk keseluruhan perjalanan
• Pisahkan peta peta yang akan digunakan dan pelajari
petunjuk pelayaran ( Pilot Chart )
Berlayar menyusur pantai
• Pelajari Pilot Book ( Kepanduan Bahari ) dapat dilihat tempat sandar
atau berlabuh, Alur pelayaran , tanda tanda pengenal , suar penuntun
• Peta skala besar yang sudah dikoreksi ( NTM atau BPI)
• Pelajari peta dengan sungguh sungguh perairan yg akan dilewati ,suar
suar serta benda benda yang pembantu navigasi ysng akan ditemui
• Haluan dan kecepatan ditetapkan dalam peta , jam jam ini diperkirakan
dengan memperhatikan keceapatan kapal , arus serta arus pasang surut .
• Posisi kira kira kapal perlu setiap saat harus mempunyai alasan yang kuat
terutama apabila dekat dengan bahaya bahaya navigasi yang tidak
tampak ,dengan persiapan yang teliti ini dapat mengatur pelayaran
sedemikian rupa sehingga apabila mendekati bahaya navigasi atau
memasuki perairan yang sempit ,kita selalu mempunyai tempat
kedudukan yang pasti
Meninggalkan Pelabuhan
• Cocokan deviasi pedoman magnit dan gyro dgn
garis merkah
• Pada waktu melewati pelampung catat arah arus
pasang
• Cocokan pelampung pelampung dgn yang ada
dipeta terutama bentuk pelampung bukan
warnanya
• Berlayar pada sisi kanan alur pelayaran
• Cocokan periode suar suar dgn stop watch
Melintasi Samudera
• Letak posisi kapal setelah meninggalkan
pelabuhan
• Pakai kesempatan untuk menentukan posisi
kapal dengan cara astronomi dan baringan
electronic
• Penyesuaian lonceng ( jam kapal ) dengan
waktu zona
• Tentukan salah pedoman dengan matahari
Mendekati daratan
• Sediakan peta yang menunjukkan keadaan
sekitarnya
• Perhitungkan pengaruh angin dan arus
• Selalu lakukan peruman
• Jangkar siap di Letgo
• Gunakan radar
Memasuki pelabuhan / bandar
• Sebelum memasuki pelabuhan pelajari peta
peta , buku petunjuk penyberangan sehingga
benda benda asing segera dikenali
• Pelajari peraturan peraturan lalu lintas
setempat sesuai kepanduan bahari
• buatlah baringan baringan keamanan
terhadap bahaya bahaya yang ada pada peta
Penyeberangan Dekat Pantai
• Menyusur pantai dengan menghindari bahaya navigasi , posisi kapal harus dapat diketahui setiap
saat yang dikehendaki. Pada saat menyusur pantai hendaknya kapal cukup dekat pada daratan
sehingga dapat membedakan semua benda benda yang dikenal .Jarak ini mungkin berubah
menurut kondisi cuaca , arus pasang ,sifat sifat pantai ,letak bahaya bahaya dan kesempatan untuk
menentukan posisi kapal
• Jika pantainya curam dan bersih , lewati dengan jarak 2 mil benda benda mudah dikenal pada
cuaca terang
• Jika pantainya datar maka pada sarat sd 6 meter lewati dengan jaral 20 meter
• Sarat 3 s/d 6 mt lewati diluar garis 10 mt
• Sarat sd 3 mt lewati diluar garis 5 meter
• Jika ada bahaya bahaya didekat pantai yang letaknya tidak diketahui dengan pasti lewati dengan
jarak 1 mil jika cukup benda benda lain untuk dibaring dengan teratur , pada arus kuat dan cuaca
buruk jarak tersebut harus ditambah
• Pelampung pelampung dan kapal suar harus dilewati dengan jarak ½ mil jika tempatnya cukup luas
• Jika ada bahaya bahay yang tidak diberi tanda dan letaknya diluar penglihatan daratan , lewatilah
pada jarak 5 sd 10 mil , pada malam hari jarak tersebut harus ditambah

Penggunaan Peta
• Peta untuk lintang lintang kecil menggunakan
peta merkator dan untuk lintang tinggi
mendekati daerah kutub menggunakan peta
Gnomonic
• Untuk pelayaran dengan lingkaran besar pada
peta merkator bukan garis lurus
• Berlayar dengan lingkaran besar untuk
mendekati daerah kutub perlu menentukan titik
terdekat dengan kutub ( vertex)
Penggunaan peta
• Peta Ichtisar:mengambarkan dareah yang luas pada skala kecil
memberikan keterangan variasi , arus , angin dll skala 1: 3000.000
• Peta haluan skala besar digunakan pelayaran jarak jauh skala 1 :
500.000 sd 1 : 1000.0000
• Peta Pantai : peta skala lebih besar untuk navigasi sepanjang
pantai skala 1 : 100 . 000 s/d 1 : 500.000
• Peta Penjelas : peta untuk navigasi diperairan sempit / sulit 1 :
25.000 sd 1 : 100.000
• Peta Rencana : untuk memasuki pelabuhan 1 : 10 000 sd I : 25 000
• Pilot Chart : diterbitkan oleh US navy berisi Keadaan angina dan
arus,Prosentase topan, rute yang duanjurkan , isoterm,
tekananudara , isogone, batas hanyut gunung es atau masa es
Sistem Pelampungan
• Sistem A : Gabungan system lateral ( merah disisi kiri ) dan cardinal aturan ini dipakai
di Eropa, Afrika , India , Australia dan beberapa negara di Asia termasuk Indonesia
• Sistem B system lateral saja merah di disisi kanan system dipakai di Amerika Utara dan
Selatan dan beberapa bagian di Asia
• Cardinal system keempat kwadran ( Utara, Timur , Selatan , Barat ) dibatasi oleh
baringan sejati Timur Laut ,Tenggara ,Barat daya , Barat Laut ) diambil dari titik yang
diamati ,
• Tanda Bahaya terpencil suatu tanda yang didirikan atau dilabuhkan pada atau diatas
sebuah bbahaya terpencil yang mempunyai perairan yang dapat dilalui sekelilingnya
• Tanda perairan aman : menunjukkan bahwa perairan yang aman terdapat disekeliling
tanda tersebut , ini termasuk tanda tanda garis tengah dan tanda tanda pemisah ,
tanda tanda demikian itu juga dapat dipakai sebagai sebagai pengganti terhadap
sebuah tanda cardinal atau sebuah tanda lateral untuk menunjukqn suatu pengenal

Ensures that the vessel's position is monitored using two or
more independent position determination systems appropriate
to the area

• Menentukan Posisi Kapal


• Menggunakan benda benda darat dan laut
• Baringan silang , geseran kedalaman laut (echo
sounder ) jarak tampak suar , baringan ganda ,
geser . 4 surat , istimewa dll )
• Dengan Benda benda angkasa ( navigasi
Astronomi )
• Navigasi electronic radar , RDF ,Loran , Decca,
Navigasi Satelit ,GPS dll )
Kesalahan baringan
• Kesalahan mengenal benda yang dibaring
• Waktu antara baringan terlalu lama
• Kekeliruan waktu melukis dalam peta
• Kesalahan pedoman
• Pengambilan baringan yang tidak tepat
• Kesalahan dari peta tidak seksama
membuatnya
Memilih benda benda yang dibaring

• Benda benda yang dekat


• Sedapat mungkin perpotongan garis baringan
tegak lurus
• Tiga benda yang posisinya tidak pada satu
lingkaran
• Jika berlayar pada selat ambil satu sisi
• Benda benda yang berubah paling lambat
terlebih dahulu
Bernavigasi didaerah karang
• Dibawah permukaan air Membutuhkan kewaspadaan yang tinggi dan
penglihatan yang tajam
• Gunakan perum dan pengamat dibagian depan kapal , bila perlu
ditempat yang tinggi , kecepatan sedang
• Karang mudah terlihat pada saat mata hari tinggi
• Terlihat apabila sinar matahari dari arah buritan kapal
• Tempat yang tinggi
• Bila ada angina yang cukup kuat untuk menggerakkan permukaan air
• Warna karang bila dilihat dari tempat yang tinggi coklat apabila
kedalaman karang 1 meter dibawah permukaan air , hijau terang
dikedalaman lebih dari 1 meter , bertambah dalam warnanya jadi
hijau tua dan ahirnya jadi biru tua
Pertemuan 9
• Navigation and Monitoring of The Voyage.
• Ensures that the vessel's position is
determined at appropriate intervals and
monitored continuously
• Navigation and Monitoring of The Voyage.
• Ensures that the vessel's position is
determined at appropriate intervals and
monitored continuously Navigation and
Monitoring of The Voyage.
• Ensures that the vessel's position is
determined at appropriate intervals and
monitored continuously
Navigation and Monitoring of The Voyage.
• Bernavigasi dilaksanakan dengan dengan hati hati dan posisi kapal terus monitor
dengan berbagai cara disesuaikan dengan perairan yang dilayari
• Untuk berlayar dilaut yang luas ditentukan setiap jam dengan posisi duga , GPS ,
RDF , Loran , dengan navigasi astronomi menggunakan benda benda angkasa
matahari , bintang ,bulan ,planet
• Berlayar ditempat yang sempit dan berbahaya misalnya selat penentuan posisi
dilakukan sesering mungkin mungkin setiap ¼ jam , bila radar dapat diaktipkan
atau ecdis akan lebih cepat dan akurat
• Membaring pada satu sisi menghindari kesalahan posisi
• Tandai peta dan radar dengan parallel index , no go area
• Siapkan suling dan lakukan komunikasi dengan VHF channel 16 dan bila akan
berpapasan , menyusul dan bersilangan ,
• Kecepatan yang kapal yang aman , siap untuk olah gerak ( Manouvre speed )
• Lapor ke VTS apa bila memasuki perairan yang dilengkapi dgn VTS
Memasuki alur sempit
• Perhatikan UKC
• Peta skala besar
• Ikuti alur pada sisi kanan
• Siapkan suling , ikuti Collision Regulation reg 9
• Apabila terjadi jarak pandang terbatas ikuti collision regulation reg 19
Sebuah kapal harus bergerak dengan kecepatan aman yang disesuaikan
dengan keadaan keadaan dan suasana penglihatan terbatas sebagaimana
layaknya .Sebuah kapal tenaga , mesinnya harus selalu dalam
keadaan siap untuk mengolah gerak .
 DOWN REVOLUTION /REDUCE SPEED
• Tidak terlalu dekat dengan kapal lain apabila berpapasan atau menyusul
• Kecepatan kapal dikurangi untuk menghindari squat dan kemungkinan
mengganggu keselamatan penduduk yang dilewati akibat
Margin of safety
( garis batas keselamatan )
• Membuat garis batas aman yang dapat dilewati ( lihat
buku rancangan pelayaran / bridge team management
chapter 3 hal 21
• Margin of safety diperlukan pada no go area bila
kejadian buruk kapal masih dapat berlayar
• Margin of safety perlu diperhitungkan
Dimensi kapal
Keakuratan dari system navigasi
Arus
Karakteristik dari olah gerak kapal
• Margin of safety akan menunjukan seberapa
jauh kapal dapat deviasi dari track kapal masih
berada dalam perairan yang aman kedalaman
+ 20 % dari draft
• Pelayaran dilaksanakan sesuai dengan voyage plan yang telah ditetapkan oleh nakhoda
• Nakhoda membuat standing order yang harus diketahui dan dipatuhi oleh seluruh
perwira
• Nakhoda membuat perintah perintah kepada perwira jaga dengan cara mencatat dalam
peta ( misalnya Call Master ) atau dalam night order, sehingga keputusan untuk merubah
voyage plan adalah nakhoda
Kapan nakhoda harus dipanggil ?
• Daja tampak terbatas
• Lalu lintas dan pergerakan kapal lain menyebabkan permasalahan
• Sulit mempertahankan haluan
• Gagal melihat daratan /posisi pada waktu yang diharapkan
• Ragu terhadap hasil echo sounder
• Alat navigasi alat radio /telegraf mesin / kemudi rusak
• Cuaca buruk yang berakibat akan terjadi kerusakan
• Bahaya navigasi( gunung es,kapal lain terapung apung )
• Situasi darurat / ragu ragu

Anda mungkin juga menyukai