Anda di halaman 1dari 13

BAB 2

Subyek dan Obyek Hukum


Subyek Hukum

• Subjek Hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak


dan kewajiban untuk bertindak dalam hukum.
• Subjek hukum terdiri dari:
1. Manusia/natuurlijke persoon
setiap orang yang mempunyai kedudukan yang sama selaku
pendukung hak dan kewajiban. Pada prinsipnya orang sebagai
subjek hukum dimulai sejak lahir hingga meninggal dunia.
2. Badan Hukum/recht persoon
suatu perkumpulan atau lembaga yang dibuat oleh hukum dan
mempunyai tujuan tertentu.
Subyek Hukum Manusia
• Ada manusia yang tidak dapat dikatakan sebagai subjek hukum, yaitu:
1) Anak yang masih dibawah umur, belum dewasa, dan belum menikah.
2) Orang yang berada dalam pengampunan yaitu orang yang sakit
ingatan, pemabuk.
• Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1330, mereka yang
oleh hukum telah dinyatakan tidak cakap untuk melakukan sendiri
perbuatan hukum ialah:
1) Orang yang belum dewasa.
2) Orang yang ditaruh di bawah pengampuan (curatele), misal: orang
yang bodoh, sakit ingatan, pemabuk.
3) Orang perempuan dalam pernikahan (wanita kawin)
• Orang yang cakap dalam hukum:
1. Orang dewasa menurut hukum dan berakal sehat 
2. Belum berusia 21 tahun tetapi telah kawin atau pernah
kawin.
Badan Hukum
• Perkumpulan orang yang diciptakan oleh hukum dapat melakukan
perbuatan hukum seperti manusia (melalui perantara pengurusnya).
• Kriteria Badan Hukum:
1. Badan tersebut mempunyai tujuan tertentu, dalam bidang sosial,
pendidikan, agama, atau ekonomi.
2. Badan tersebut mempunyai kepentingan untuk mencari keuntungan
(profit) atau untuk amal (non profit).
3. Badan tsb merupakn organisasi yang sistematis (ada pembagian tugas
dan tanggung jawab yang jelas diantara para pengurus).
4. Badan tersebut mempunyai kekayaan yang terpisah, (kekayaan badan
tsb dipisahkan dari kekayaan pribadi pendirinya serta aset dan
kewajiban badan tersebut terpisah dari aset dan kewajiban pendiri atau
pemilik).
Badan Hukum terdiri dari:

1) Badan Hukum Publik: Badan Hukum yang didirikan


berdasarkan hukum publik atau yang menyangkut
kepentingan publik/orang banyak/negara pada umumnya,
seperti: negara, propinsi, kabupaten, dll.
2) Badan hukum privat: Badan Hukum yang didirkan
berdasarkan hukum sipil/perdata yang menyangkut
kepentingan pribadi orang di dalam badan hukum tersebut,
seperti: perseroan terbatas (PT), yayasan, koperasi, dll.
Objek Hukum
• Objek hukum adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi subjek
hukum dan dapat menjadi objek dalam suatu hubungan hukum.
Objek hukum dapat berupa benda atau barang ataupun hak yang
dapat dimiliki serta bernilai ekonomis.

• Menurut KUH Perdata pasal 499 yang dimaksud dengan objek


hukum adalah benda yaitu segala sesuatu yang berguna bagi subjek
hukum atau menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi
para subjek hukum atau segala sesuatu yang menjadi objek dari hak
milik (eigendom).
• Jenis objek hukum berdasarkan pasal 503-504 KUH Perdata
disebutkan bahwa benda dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1.  Benda Bergerak
Adalah suatu benda yang sifatnya dapat dilihat, diraba,
dirasakan dengan panca indera, terdiri dari benda
berubah/berwujud, contoh: hak pakai mobil, meja, kursi,
saham, dll.

2.  Benda Tidak Bergerak


Adalah suatu benda yang dirasakan oleh panca indera
saja (tidak dapat dilihat) dan kemudian dapat
direalisasikan menjadi suatu kenyataan, contoh: hak
tagih atau piutang, merk perusahaan, paten, dan ciptaan
musik/lagu, dll.
Hak kebendaan
• Hak kebendaan adalah suatu kekuasaan mutlak yang diberikan kepada subjek
hukum untuk menguasai suatu benda secara langsung dalam tangan siapa pun
benda tersebut wajib diakui dan dihormati.
• Perlakuan atas hak kebendaan dapat dilakukan dengan empat cara:
1. Pemilikan (bezit) yaitu pemilik barang bergerak adalah mereka yang
menguasai benda itu.
2. Penyerahan (levering) yaitu pemilikan benda bergerak dapat dilakukan
dengan penyerahan secara nyata (dari tangan ke tangan) sedangkan untuk
benda tidak bergerak dilakukan dengan balik nama.
3. Daluwarsa (verjaring) yaitu untuk benda bergerak tidak mengenal
daluwarsa sebab bezit disini sama dengan eigendom (pemilikan) atas benda
tersebut sedangkan untuk benda tidak bergerak mengenal daluwarsa.
4. Pembebanan (bezwaring) terhadap benda bergerak dilakukan dengan pand
(gadai, fidusia) sedangkan untuk benda tidak bergerak dengan hipotik).
Hak Kebendaan yang Bersifat Sebagai
Pelunasan Hutang (Hak Jaminan)

• Hak kebendaan yang bersifat sebagai pelunasan utang (jaminan)


adalah hak jaminan yang melekat pada kreditor dan memberikan
kewenangan kepadanya untuk melakukan eksekusi terhadap benda
yang dijadikan jaminan jika debitor melakukan wanprestasi
terhadap suatu perjanjian (prestasi).
• Jaminan pelunasan hutang terdiri atas:
1. pelunasan bagi jaminan yang bersifat umum
2. jaminan yang bersifat khusus
1. Jaminan Umum
• Pelunasan hutang dengan jaminan umum didasarkan pada pasal 1131
dan pasal 1132 KUH Perdata.
• Dalam pasal 1131 KUH Perdata dinyatakan bahwa segala kebendaan
debitur baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak merupakan
jaminan terhadap pelunasan hutang yang dibuatnya.
• Sedangkan pasal 1132 KUH Perdata menyebutkan harta kekayaan debitur
menjadi jaminan secara bersama-sama bagi semua kreditur yang
memberikan hutang kepadanya.
• Pendapatan penjualan benda dibagi menurut keseimbangan yaitu besar
kecilnya piutang masing-masing kecuali diantara para berpiutang itu ada
alasan-alasan sah untuk didahulukan.
• Benda yang dapat dijadikan pelunasan jaminan umum apabila telah
memenuhi persyaratan antara lain:
a. Benda tersebut bersifat ekonomis (dapat dinilai dengan uang).
b. Benda tersebut dapat dipindahtangankan haknya kepada pihak lain.
2. Jaminan Khusus
Pelunasan hutang dengan jaminan khusus merupakan hak
khusus pada jaminan tertentu bagi pemegang gadai, hipotik,dll.
• Gadai adalah hak yang diperoleh kreditor atas suatu benda bergerak
yang diberikan kepadanya oleh debitor untuk menjamin suatu utang
serta memberikan kewenangan pada kreditor untuk mendapatkan
pelunasan lebih dahulu daripda kreditor lain. (setelah dikurangi dengan
bea lelang dan bea untuk memelihara benda tersebut)
• Objek gadai adalah semua benda bergerak baik berwujud maupun tidak
berwujud.
•Sifat Gadai
berupa benda bergerak sebagai accesoir yaitu merupakan
tambahan dari perjanjian pokok yang dimaksudkan untuk
menjaga jangan sampai debitur lalai membayar kembali utangnya.
• Hipotik adalah suatu hak kebendaan atas benda tidak bergerak
untuk mengambil penggantian dari padanya bagi pelunasan suatu
hutang.

• Sifat-sifat hipotik
Berupa benda tidak bergerak dan bersifat accesoir serta memiliki
sifat zaakgervelg (droit de suite) yaitu hak hipotik senantiasa
mengikuti bendanya dalam siapa pun benda tersebut berada.

• Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan barang tertentu dengan


ketentuan bahwa barang yang hak kepemilikannya dialihkan tetap
menjadi penguasa barang tersebut. Hal ini diatur dalam Undang
Undang (UU) Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia,
misalnya: membeli sepeda motor atau mobil melalui leasing,
selama belum lunas tetap milik leasing, dsb.

Anda mungkin juga menyukai