Anda di halaman 1dari 20

KONTRAK BISNIS DAN PERJANJIAN

1. Pengertian Kontrak
Peristiwa dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk melakukan
atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu, biasanya secara
tertulis. Bersepakat mengenai hal yang diperjanjikan, berkewajiban
untuk menaati dan melaksanakannya sehingga perjanjian tersebut
menimbulkan hubungan hukum perikatan.

2. Syarat Sahnya Kontrak : (Pasal 1320 KUH Perdata)


a. Syarat subyektif ( apabila dilanggar, kontrak dapat dibatalkan)
- kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;
- Kecakapan untuk membuat kontak (dewasa, tidak sakit).
b. Syarat obyektif ( apabila dilanggar, kontraknya batal demi hukum)
- Suatu hal (obyek) tertentu;
- Sesuatu sebab yang halal (kausa).
Sepakat
Syarat subyektif

Cakap

Kontrak yang sah

Hal tertentu

Syarat obyektif
Sebab yang
halal
Syarat sahnya kontrak
Bentuk – bentuk Perjanjian
1. Perjanjian tidak tertulis (lisan)
- Praktis dan kebiasaan
- Memberikan ketidak pastian bagi para pihak
- Kesulitan dalam pembuktian
2. Perjanjian tertulis
a. Akta dibawah tangan (akta yang dibuat oleh para pihak
tanpa perantara pejabat yang berwenang)
b. Akta authentik (akta yang dibuat oleh dan dihadapan pejabat
yang berwenang) Notaris, PPAT/pejabat pembuat akta tanah,
kantor urusan agama, kantor catatan sipil, kantor lelang negara.
Jenis akta dibawah tangan:

a. Akta dibawah tangan dimana para pihak menandatangani kontrak


diatas materai atau tanpa materai, dilakukan tanpa keterlibatan notaris /
pejabat berwenang;
b. Akta dibawah tangan yang didaftar(waarmerken) oleh notaris/
pejabat berwenang;
c. Akta dibawah tangan yang dilegalisasi (disahkan) oleh notaris/
pejabat yang berwenang, mengandung makna:
- Notaris menjamin bahwa benar orang yang tercantum namanya
dalam kontrak adalah orang yang menandatangani;
- Notaris menjamin bahwa tanggal tanda tangan dilakukan pada
tanggal yang disebutkan dalam kontrak.
Jenis – jenis perjanjian :
1. Perjanjian menurut sumbernya;
a. Perjanjian yang bersumber dari hukum keluarga (perkawinan)
b. Perjanjian yang bersumber dari kebendaan (peralihan hak milik)
c. Perjanjian obligatoir ( menimbulkan perjanjian)
d. Perjanjian yang bersumber dari hukum publik
2. Perjanjian menurut namanya (1319 KUH Perdata)
a. Kontrak Nominaat (bernama) kontrak yang dikenal dalam KUH Perdata
(jual beli tukar menukar, sewa menyewa pinjam pakai)
b. Kontrak innominaat (tidak bernama) kontrak yang timbul, tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat (leasing, franchise, production sharing)
3. Perjanjian menurut bentuknya (1320, 1682 KUHP)
a. Perjanjian tertulis
b. Perjanjian tidak tertulis
4. Perjanjian timbal balik :
a. Perjanjian timbal balik tidak sempurna (menimbulkan kewajiban pokok
bagi satu pihak, pihak lainnya wajib melakukan sesuatu)
b. Perjanjian sepihak (selalu timbul kewajiban hanya bagi satu dari para
pihak)
5. Perjanjian Cuma-Cuma :
a. Perjanjian Cuma-Cuma merupakan perjanjian yang menurut hukum
hanyalah timbul keuntungan bagi salah satu pihak (hadiah dan pinjam
pakai)
b. Perjanjian dengan atas hak yang membebani (merupakan perjanjian,
disamping prestasi yang satu senantiasa ada prestasi dari pihak lain.
6. Perjanjian berdasarkan sifatnya :
a. Perjanjian kebendaan (perjanjian pembebanan jaminan)
b. Perjanjian obligatoir (menimbulkan kewajiban dari para pihak)
Akibat Suatu Perjanjian :
1. Perjanjian untuk memberikan / menyerahkan suatu barang (jual
beli, tukar menukar, penghibahan (pemberian), sewa menyewa,
pinjam pakai)
2. Perjanjian untuk berbuat sesuatu (perjanjian untuk membuat
lukisan, perjanjian hubungan industrial, perjanjian untuk membuat
rumah)
3. Perjanjian untuk tidak berbuat sesuatu ( perjanjian untuk tidak
mendirikan pagar, perusahaan sejenis dengan milik mitra bisnis)
UU karena suatu perbuatan dibagi :
a. Yang diperbolehkan;
b. Yang berlawanan dengan hukum. (seorang karyawan
membocorkan rahasia perusahaan meskipun dalam kontrak kerja
tidak disebutkan, perusahaan dapat saja menuntut karyawan
tersebut karena perbuatan itu oleh UU termasuk perbuatan yang
melawan hukum) pasal 1365 KUH Perdata.

1. Resiko adalah : kewajiban untuk memikul kerugian jika ada suatu


kejadian di luar kesalahan salah satu pihak yang menimpa benda
yang dimaksudkan dalam kontrak. (resiko diletakkan dan
menjadi tanggung jawab kedua belah pihak)
2. Wanprestasi adalah :
Menurut pasal 1234 KUH Perdata Prestasi adalah : seseorang yang
menyerahkan sesuatu, melakukan sesuatu, dan tidak melakukan sesuatu.
Wanprestasi adalah prestasi buruk / perbuatan buruk yaitu tidak
memenuhi kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam perikatan / perjanjian,
disebabkan karena alpa atau lalai atau ingkar janji.
Wanprestasi bila seseorang :
a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya
b. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana
dijanjikan.
c. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat
d. Melakukan sesuatu yang menurut kontrak tidak boleh dilakukannya
Sangsi hukuman terhadap kelalaian / kealpaan pihak yang wajib melakukan sesuatu (debitur) :
1. Membayar kerugian yang diderita oleh kreditor pasal 1243 KUHP
2. Kreditor dapat minta pembatalan perjanjian melalui pengadilan (1266 KUHP)
3. Kreditor dapat minta pemenuhan perjanjian / pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi dan pembatalan perjanjian dengan
ganti rugi (pasal 1267 KUHP)
Pembelaan :
1. keadaan memaksa (Force mayeure), bila keadaan itu :
- Diluar kekuasaan
- Memaksa
- Tidak dapat diketahui sebelumnya
2. Mengajukan bahwa kreditur sendiri juga telah lalai
3. Kreditur telah melepas haknya untuk menuntut ganti rugi / pelepasan hak.

Hapusnya Perikatan Atau Perjanjian : (pasal 1381 KUH Perdata)


1. Karena pembayaran :
Debitur membayar utangnya (pasal 1382 KUHP)
2. Karena penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan / penitipan.
3. Karena pembaruan utang
4. Karena perjumpaan utang / kompensasi
5. Karena Percampuran utang
6. Karena pembebasan utang
7. Karena musnahnya barang yang terutang
8. Karena kebatalan atau pembatalan
9. Karena berlakunya syarat batal
10. Karena lewat waktu

Suatu perjanjian dapat hapus karena :


1. Para pihak menentukan berlakunya perjanjian untuk jangka waktu tertentu;
2. Undang – undang menentukan batas waktu berlakunya suatu perjanjian (pasal 1006
ayat 3 KUHP);
3. Salah satu pihak meninggal dunia, misalnya dalam perjanjian
pemberian kuasa (pasal 1813 KUHP);
4. Salah satu pihak atau kedua belah pihak menyatakan
menghentikan perjanjian, misalnya dalam perjanjian kerja atau
perjanjian sewa menyewa;
5 Karena putusan hakim;
6. Tujuan perjanjian tersebut telah tercapai, misalnya dalam
perjanjian pemborongan;
7. Dengan persetujuan para pihak.
Perbuatan melawan Hukum : (Pasal 1365 KUHP )
“ Tiap perbuatan yang melawan hukum dan membawa kerugian
kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu
karena kesalahannya untuk mengganti kerugian tersebut. ”

Unsur melawan hukum:


1. Ada perbuatan melawan hukum;
2. Ada kesalahan;
3. Ada kerugian;
4. Ada hubungan sebab akibat antar kerugian dan perbuatan.
3. Asas dalam berkontrak : (pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata
menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagai undang – undang bagi mereka yang membuatnya.
Terkandung asas :
a. Konsensualisme ( ada konsensus pihak yang mengadakan kontrak)
b. Kebebasan berkontrak ( bebas mengadakan perjanjian,
bebas mengenai yang diperjanjikan, bebas menentukan bentuk
kontrak)
c. Pacta sunt servanda ( undang-undang bagi pihak yang
membuatnya) mengikat.
Asas lain dalam standar kontrak :
a. Asas kepercayaan
b. Asas persamaan hak
c. Asas keseimbangan
d. Asas moral
e. Asas kepatuhan
f. Asas kebiasaan
g. Asas kepastian hukum

4. Sumber Hukum Kontrak ( bersumber dari Undang-undang)


a. Persetujuan para pihak (kontrak)
b. Undang-undang :
-Undang-undang saja
-UU karena suatu perbuatan
Subyek dan Obyek kontrak :

1. Pihak-pihak (subyek) dalam kontrak : manusia mempunyai


kepentingan perseorangan, untuk melindunginya perlu hak.
2. Barang-barang (Obyek) dalam kontrak : tiap barang / benda
yang dapat menjadi obyek dari hak milik.
Orang Perusahaan di
Supplier Luar Negeri
Kontrak
pasokan Kontrak
Kontrak barang Ekspor-Impor
jual beli

Kontrak
Perusahaan Kredit
Transportasi Perusahaan Bank
Kontrak
Transport Asli
Kontrak
Kontrak Sewa Kontrak Distributor
Menyewa Kerja
Perusahaan
Persewaan Orang /
Distributor
Kendaraan Perusahaan

Hubungan pihak-pihak terkait barang / jasa


Subyek dan Obyek dalam Kontrak :
1. Pihak – pihak (subyek) dalam kontrak
secara hukum memiliki kapasitas untuk melakukan perbuatan
hukum adalah Manusia.
2. Barang – barang (obyek) dalam kontrak
Pasal 499 KUHP adalah tiap benda dan tiap hak yang dapat
menjadi obyek dari hak milik.
a. Benda merupakan Barang berwujud
b. Hak merupakan barang tak berwujud
KUHP pasal 504 dan 505 :
a. Barang yang bergerak (hak kekyaan intelektual)
b. Barang yang tak bergerak (dapat dihipotekkan)

Anda mungkin juga menyukai