Anda di halaman 1dari 39

1 TRAINING

BEKERJA DI KETINGGIAN
2
Dasar

Undang Undang No : 1Tahun 1970


Tentang : Keselamatan Kerja

Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, No


PER 01/MEN/1980
Tentang : Kontruksi Bangunan

American National Standar Institute (ANSI A 10.8. Tahun


1988 )
Tentang : Scafolding Safety Requirement

Regulasi : K3L Standar


PEDOMAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
BEKERJA PADA KETINGGIAN DENGAN
MENGGUNAKAN AKSES TALI
(ROPE ACCESS )

( Kep 45/DJPPK/IX/2008 )

Direktorat Pengawasan
Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Ditjen Binwasnaker DEPNAKERTRANS RI
Tujuan Training :
4
 Pekerja mengetahui bahaya dan resiko saat bekerja di
ketinggian.
 Pekerja mengetahui prosedur kerja aman bekerja di
ketinggian dengan cara :
a) Menggunakan FBH dengan benar (praktek)
b) Menggunakan FBH double lanyard saat pindah
posisi
c) Membuat anchor buatan atau static line ( Praktek )
d) Memeriksa scaffolding dan menggunakan
scaffolding dengan benar ( Praktek )
e) Menaiki tangga dengan benar ( praktek )
Hirarki Kontrol Resiko Jatuh Dari Ketinggian
5
1 Dapatkah pekerjaan dilakukan di area bawah? dengan tujuan
untuk menghindari pekerja jatuh dari ketinggian

2 Bila tidak, dapatkah dipasang alat pencegah jatuh ? Seperti pagar


pengaman/handrail dan platform

3 Bila tidak, dapatkah dibuatkan lantai kerja sementara? Seperti


tangga + mancage, perancah/scaffolding, manlift/skylift,
gondola, atau manbasket + crane

4 Izin Kerja di Ketinggian (pemeriksaan syarat2 K3)


5 Jika tidak, pekerja harus menggunakan Alat Penahan Jatuh (Full
Body Harness, Tali lanyard, anchore/life line) saat bekerja
diketinggian.
Bekerja Di Ketinggian
6
 Bekerja di ketinggian merupakan salah satu
pekerjaan yang beresiko tinggi, seperti jatuh
dari ketinggian (menyebabkan kematian)
 Hasil studi menunjukkan bahwa sekitar 60
% kematian yang terjadi akibat jatuh dari
ketinggian terjadi di ketinggian kurang dari 5
meter
 Prosedur di PT GRAMA BAZITA setiap
pekerjaan yang dilakukan di atas ketinggian
minimum 1.8 meter dimana ada
kemungkinan terjatuh, maka pekerja yang
bekerja harus dilengkapi dengan sarana
pencegah terjatuh atau sarana penahan
pelindung terjatuh.
Penyebab jatuh dari ketinggian :
7
 Perpindahan dari satu lantai/permukaan ke yang lainnya
 Permukaan tidak mampu untuk menyangga beban
 Terlepas dari pegangan
 Tepi yang tidak diberi pelindung/handrail
 Permukaan/platform yang licin atau bergerak
 Lubang yang terbuka yang tidak diketahui atau terlindungi
 Sistem penahan jatuh dan alat pencegah jatuh yang
digunakan tidak benar atau tidak layak pakai
 Kondisi cuaca saat bekerja (berangin, hujan, dll)
 Faktor lain yang mungkin disebabkan adanya bahan kimia
atau listrik, ... dll
 Sarana Pencegah Jatuh
8

 Lantai kerja permanen yang Permanent Platforms


dilengkapi pagar pengaman
Scaffolding/Perancah
 Perancah yang dilengkapi dengan
pagar pengaman
 Lantai kerja bergerak dengan pagar
pengaman
 Man basket / keranjang orang
Man Basket
 Penahan Jatuh yaitu berupa full
body harness yang mencegah
pekerja mendekati area jatuh
Mobile Work
Platforms

Fall Restraint
9 Pengenalan Bagian Full Body Harness
Tali Bahu

Buckle Peralatan
Attachment / D
-Ring

attachment point
tambahan

Tali Pinggang

Tali Pinggang

Tali Paha
Tali Paha
Pengenalan Bagian Full Body Harness
10

 Tali lanyard

 Absorber

 Hook
Pemeriksaan Full Body Harness ( Praktek )
 Periksa webbing kain dari kerusakan
11
(sobek, jahitan putus, terkoyak dan
terbakar)
 Periksa buckle dari kerusakan (patah,
melengkung, bengkok, dan karat)
 Periksa "D" ring dibagian punggung, dari
kerusakan (retak, berkarat, dan patah)
 Periksa hook dan carrabiner (retak,
bengkok, karat)
 Periksa tali lanyard dengan benar (sobek,
kena benda panas, dll)
 Untuk pekerjaan diketinggian diatas 5
meter, pemeriksaan absorber
PRAKTEK PENGGUNAAN FBH
12
 Pastikan karyawan telah terlatih dalam
Personal Fall Arrest System (PFAS), yakni
cara aman menggunakan Full Body
Harness (FBH), Penjangkaran (Anchorage)
dan Tali Support (Lifeline)
 Cara menggunakan FBH:
 Kendurkan / lepas pengikat webing
FBH untuk memudahkan dalam
pemakaian
 Pegang “D”Ring, dan gunakan seperti
menggunakan baju / jaket
 Sambungkan pengikat untuk paha,
pinggang, dada, dan selanjunya
kencangkan dengan proposional.
 Cara penggunaan FBH ( … lanjutan)
13  Hindari tali lanyard dan hook FBH jangan sampai terinjak /
terbanting
 Untuk pekerjaan yang berpindah-pindah gunakan FBH double
lanyard
 Saat membawa FBH jangan diseret.
 Simpan di tempat yang aman setelah selesai di gunakan, misal
digantung ditempat yang tidak lembab (untuk menghindari
kerusakan webbing kain dan item besi/berkarat).
Perawatan Full Body Harness
14
Membersihkan Full Body Harness
 Seka semua permukaan yang kotor dengan spons yang
dibasahi dengan air bersih. Bilas spons dan peras hingga
kering
 Bilas webbing dengan air bersih.
 Gosok dan usap FBH dengan kain lap bersih, gantung
bebas agar kering
 Keringkan FBH dan perlengkapan lainnya jauh dari panas
langsung dan dibawah sinar matahari dalam waktu yang
lama
 Simpan di tempat yang bersih, bebas dari uap, cahaya
matahari atau bahan yang merusak (corrosive) dan apapun
yang bisa menyebabkan perubahan bentuk pada FBH
( gesper bengkok, hook melengkung, webbing sobek dll )
Tempat Kaitan / Anchorage Point :
15
 Tempat atau struktur yang kuat untuk
menyangkutkan alat penahan jatuh ( FBH )
 Anchorage jika memungkinkan haruslah
lebih tinggi dari area bekerja & vertical
 Jarak jatuh harus dihitung
 Tali lanyard tidak boleh bergesekan dengan
tepi yang tajam
Cara mengkaitkan FBH dengan anchorage
16
Anchorage Buatan Atau Static Line / LifeLine :
17
 Material yang di gunakan untuk lifeline bisa : Pipa besi, Wire
rope 10 mm, Wire clips, Girder coupler, Swivel coupler, Turn
buckle
 Kekuatanya harus dihitung bisa menahan beban saat di
gunakan ( Bisa menahan sekitar 15 KN setara 1,5 ton )
Penggunaan Static line dan untuk anchorage :
18 Pemilihan Tipe Static line / Lifeline :
• Satu lifeline untuk satu orang ( untuk menghindari 1 jatuh yang
lainnya tidak ikut jatuh )
Jika Life line digunakan secara bersama lebih baik digunakan sistem
rail pengunci atau buat stoper untuk masing-masing orang
Fleksibel line (dari tali) biasanya akan lebih sesuai untuk perkerjaan
di kelerengan / kemiringan dan permukaan atau di sudut atau pojok
Penggunaan life line sebagai anchorage
19
Cara untuk mengurangi effect pendulum :

Anchorage rangkap
Menggunakan dua lanyard dan
dua anchorage point

Diversion anchorage Lanyard


atau anchorage line
dialihkan/dibelokkan ke
anchorage point kedua atau
konektor ditambatkan ke
anchorage point kedua
Edge stop, Stopper
ditempatkan disepanjang tepi
atap, platform atau stage
Jarak jatuh :
20
Elemen-elemen dari jarak
jatuh :  Panja
ng
 Jarak
Lany awal
Defleksi anchorage ard

Panjang lanyard
 Peman
Posisi awal dari  Peman
jangan
jangan
Perlen
perlengkapan penahan /Fall Energy
absorb
gkapan
=1.4
arrest device 
er
Ketinggia m++
-1.75  Keting
n orang
m++
Pemanjangan perlengkapan (sampai gian
orang
di
penahan jatuh pengaitny (di
penga
a) = 1.8
(pemanjangan absorber)  mJarak  itnya)
Jarak
sisa = =sisa
1.8
m
Tinggi Operator / Pekerja yg 1.0 m = 1.0
m
min.
menggunakan peralatan min.

Pergeseran anchorage point  (a) anchor point  (b)


Jarak sisa (Residual satu titik- Perlengkapan
lanyard dengan penahan jatuh
clearance) energy (contoh : inertia
absorber reel)
21
Cara membuat Life line
22
 Install Pipa / tiang di sisi kiri dan kanan area kerja.
 Bentangkan Tali Baja yang telah diketahui kekuatannya
(wire rope 10 mm s/d 12 mm) .
 Ikat tali baja tersebut dengan benar, gunakan wire clips
disetiap ujung (3 pcs).
 Pertimbangkan Diversi Tali saat terbebani bila pekerja
jatuh (untuk menghitung jarak jatuh).
Full Body Harness VS Safety Belt
23 Kenapa safety belt yang hanya terpasang di
pinggang tidak aman ???

Jika anda jatuh, tekanan beban tinggi dari terjatuh terkonsentrasi


pada pinggang anda enam kali lipat lebih tinggi dibanding dengan
full body harness.
Hanya Full Body Harness yang aman digunakan
Penggunaan Perancah / Scaffolding yang
Aman

24
Perancah / Scaffold
 PERANCAH atau scaffold adalah
Bangunan pelataran kerja (platform)
yang dibuat untuk sementara dan
digunakan sebagai penyangga tenaga
kerja, bahan-bahan serta alat-alat
pada setiap pekerjaan konstruksi
bangunan termasuk pekerjaan
pemeliharaan dan pembongkaran.
25 Permenaker No. Per 01/MEN/1980 Pasal 1 Huruf (e)

Ada tiga tipe PERANCAH ( OHSA 1926.450) :


Supported scaffolds – Lantai kerja yang didukung oleh batang pipa/frame kaku yang
berfungsi sebagai perata beban, seperti: tube n coupler, modular atau frame scaffolding.
Suspended scaffolds – Lantai kerja yang didukung oleh tali/sling atau lantai kerja yang
tergantung, seperti gondola & boat swain chairs.
Aerial Lifts – Lantai kerja yang didukung oleh suatu alat berat tertentu, seperti carry-
packer/manlift yang ada dalam gambar.
Perancah / Scaffolding
Ukuran nominal pipa scaffolding sesuai
standard AS 1576.3. adalah:
A. Pipa Besi Scaffolding
Diameter luar pipa = 48,3 mm
Minimum ketebalan = 4,0 mm
B. Pipa Alumunium Scaffolding 4,0 mm

26 Diameter luar pipa = 48,40 mm


Minimum tebal = 4,47 mm

Tebal papan scaffolding minimum adalah


38 mm
Lebar papan scaffolding minimum adalah
225 mm
Ciri-Ciri Perancah Yang Aman

Memiliki Guard rail.


1. Memiliki Toprail (90 cm – 110
cm)
2. Memiliki Midrail (470 cm dari
Toprail dan toe board)
3. Memiliki Toe/Kick Board.

27 Tidak ada rongga terbuka pada


lantai perancah (jarak rongga
maks. 1 cm).
Memiliki tangga naik/turun yang
aman.
Memiliki sole board dan base plat
pada kaki scaffold.
Bagian – Bagian Perancah
28

TopStandart
Green
LedgerTag
Platforms
Fence
Brace
Base (Pagar)
Plate
Transom
Ladder
Toe/Kick-Board
Red
Mid Tag
Guardrail

 Minimum ketebalan pipa


 Selama
Minimum
Setelah
Platform
Top
Tangga
Mid
Min.
Pagar membangun
luas
perancah
harus
ketebalan
Guardrail
harus
ketebalan
harus area
berasal
harus =pipa
selesai
dipasangkan
disediakan
pipa = 150 ==mm
struktur
4 dari
dipasangkan
papan mm 44untuk
mmx
papan
sebagaimm

 Diameter
Perancah,
150mm
dibangun.
kayu
pada
Toe/Kickkeras
naik/turun
dipasangkan
semua
perpanjangan
Diameter luar
Board
luar pipa
ScaffTag
Scaffolder
dari pada
sisi=dari
dari
pipa 38===berwarna
Perancah.
semua
Top 48,3
akan
platform
mm
48.3 mm
andTangga
mm Mid
luar pipa 48.3 mm
 Merah
memeriksa
sisi
kayu dari
perancah
Harus
Guardrail,
Minimum
Minimum harus
atauplatform
bambu
benar-benar dipasangkan
kelayakan
manakala
ketebalan
ketebalan
ketinggian perancah.
tidak
tegakperancah
ada
plat
papan
papanboleh
lurus
=pekerja
5kayu
mm =
Harus
Penopang benar-benar
Diagonalhorisontal Luar (outer
 tersebut.
dipergunakan
atau
yang vertikal
Perancah
bekerja
38 mmantara
Ketinggian
Jarak
Toe/Kick
Panjang pada tidak
Board
minimum (gunakan
di boleh
atas
tingkat
maximum
Top =level)
150
Shank water
digunakan
perancah
kelembaban
GuardrailTop
mm(besi danlevel)
(gunakan
bracing) water
harus dipasangkan
 untuk
(tidak
Bila
15%
Guardrail
Tangga
Mid bekerja
ada
struktur
besi yang
=1050
Guardrail (hanya
atau tidak
perancah
mm,
harus aluminiumscaffolder
terpagari
dinyatakan
namun
tidak lebihtidak
 Pipa
Pipa harus
tonjolan)
Papan dibedakan
50
Toe/Kick-Board
menghubungi
harus mm
pada
dibedakan dengan warna
harus
setiap
warna Tiangdari
dari
 yang470
pada
sudah
tidak
boleh
dari diperbolehkan
ke-empat
Aman
kurang
dipergunakan
penggunaan
diameter
Lebar mm
= 16
papan
dipasangkan sisi
Untuk
dari
sebagai
mm
kayu
pada 950= berada
perancah
Digunakan,
untuk
semua mm
bracing,
225 mmsisidi
Penyangga
penggunaan (vertical
sebagai pole) pada
penyangga,
area perancah)
tersebut.
maka
pekerjaan
(atau ScaffTag
kelistrikanMerah diganti
 Papansatu
transom,
platform
setiap
Permukaan
bracing, satu
kayu jengkal
ledger
transom
ledger sisi
Plat
tidak dandiatas
perancah
Dasar
dan boleh
dan handrail
disaja
harus
handrail
handrail catrata
 dengan
pinggang
Red tag
Penempatan ScaffTag
pekerja)
dilepas Hijau
jika
TanggaLuar yang
kondisi
harus
 dan
Bila rapat
(bahaya
karena
Penopang (pejal)
terpeleset),
sesuatu
Diagonal kecuali
hal, papan
pada
dipasangkanpada
perancah
dengan
penandaan sudah
kemiringan tangga
sempurna
75 o
atau dan
1:4
jarak Verticalsaja
Toe/Kick-Board Poletidakyang dapatkurang
 dilakukan
Bila perancah
Penempatan
dipasangkan pemeriksaan
digunakan
Tangga
ke semua oleh
harus lebih
sisi
 dari
Papan1500kayu mm, maka
harus hanya
disusun rapat
scaffolder
dari inspektor
menutup seluruh permukaanyang
7
platform hari,
dilebihkan
dipasangkan maka
1000
perancah, pada Scaffolder
mm di
maka
sisi atasharus
ketiga-nya
berwenang
platform
platform Perancah
dipasangkan
saja harus
perancah melakukan
dan harus
jala keselamatan
(jarak antar
pemeriksaan
diikat
(safety pada
net)Diagonal
papan kayu di struktur
bagian atas
sisi platform
maksimum perancah
dan
= 10 yangmm)
 Penopang Dalam
secara
bawah
tidak rutin
dari
dipasangkan (seminggu
tangga papan sekali) dan
 dipasangkan
Kedua ujung setiap
papan satu
kayu Bay
harus
mencatatkannya
Toe/Kick-Board hasil
tersebut
 Tangga
perancah,
dilebihkanyang namun
150 panjangnya
- panjangnya
250 mm dari lebih
pemeriksaan pada lembar bagian
dari
tidak 9000
lebihmm,
pinggiran dari maka
platform 10.000 harus
perancahmm
belakang dari Green tag tadi
 diikatkan
Papan kayu pulaharus bagian diikattengah
kuat dari
tangga
dengan kawat saja
Pembuatan Perancah Yang Aman
29
 Ijin pembuatan perancah sudah di buat
dan dilampirkan gambar perancah
 Perancah harus di buat oleh seorang

m
scaffolder

2
Tangga
Akses
 Tangga yang dibuat vertikal harus
mempunyai tempat istirahat (tiap 6 m
dimulai dari landasan) atau

Tangga
Akses
m
menyesuaikan dengan kebutuhan area

2
kerja
 Jaga jarak aman perancah dengan kabel

Akses Tangga
listrik

m
 Jaga jarak aman perancah dari aktifitas

4
pengangkatan material
 Pasang tag perancah (green tag jika
kondisi siap digunakan)
 Ketahui kapasitas perancah sebelum
digunakan (lihat di scaftag)
Pemeriksaan Scaffolding ( Praktek ) Sebelum Digunakan
30
1. Check secara visual kondisi perancah :
a) Posisi scaffolding miring atau tidak
b) Memiliki pengaman yang baik atau tidak
c) Lantai platform kuat, terikat, dan tidak ada rongga yang
terbuka
d) Memiliki tangga yang layak dan terikat
e) Terdapat base plate + Sole Board
2. Pastikan Struktur Scaffolding kokoh, kondisi pipa tidak ada
yang bengkok atau berlobang dan diameter serta ketebalan
pipa sesuai dengan standar yang digunakan, serta clamp
tidak ada yang rusak.
3. Pastikan Tag Warna Hijau sudah terpasang, tanda
Scaffolding sudah diperiksa oleh Scaffolder Inspector dan
dinyatakan aman dan scaffolding harus di check jika
digunakan lebih dari 7 hari
Penggunaan Perancah Yang Aman (Praktek)
31
 Pastikan perancah sudah dipasang
tag warna hijau (aman untuk
digunakan)
 Pastikan saat menaiki tangga
berpegangan pada anak tangga
 Gunakan tree body contact saat
menaiki anak tangga
 Sampai di platform kaitkan hook
body harness ke life line
Penggunaan Tangga yang Aman
Tangga adalah suatu alat yang
dipergunakan sebagai akses/jalur naik
dan turun ke area pekerjaan.

Ketentuan Umum (Permenaker


01/MEN/1980 pasal 25 & 26)
Tangga harus terdiri dari 2 kaki tangga
dan sejumlah anak tangga yang
dipasang pada kedua kaki tangga
32 dengan kuat.
Tangga yang dapat dipindah-pindahkan
dan tangga kuda-kuda panjangnya
maksimal 6 meter.
Tangga bersambung dan tangga
mekanik panjangnya maksimal 15
meter.
Tangga tetap harus terbuat dari bahan
yang tahan dari cuaca dan kondisi
lainnya panjangnya masimal 9 meter.
Pemilihan & Pemasangan Tangga Yang Aman

KENALI - Jenis tangga yang digunakan : Tangga Lipat,Tangga


Ekstension,Tangga Tunggal
KENALI - Jenis bahan tangga : Tangga Alumunium/Logam (Penghantar
Listrik Baik) dan Tangga Kayu/Fiber (Penghantar Listrik Buruk)

Lakukan pemeriksaan tangga sebelum


digunakan.
33 Ketahui kapasitas tangga dari label pabrikan
(standart industri direkomendasikan)
Tempatkan tangga pada permukaan tanah
yang datar dan keras.( Untuk pemasangan
tangga yang benar 4 : 1 ) atau 75° dan
ujung atas 90 cm – 100 cm dari paltform
Pastikan sepatu safety yang digunakan itu
Maksimum kemiringan 75°
tidak licin.
Penggunaan Tangga Yang Aman (Teori)
34  Jangan berdiri di tangga yang melebihi batas amannya atau batas ketinggian
berdiri yang dianjurkan.
 Jangan membelakangi tangga saat menaiki atau menuruninya ataupun saat
bekerja.
 Jangan membawa peralatan kerja atau material saat menaiki atau menuruni tangga
(gunakan alat bantu seperti tambang).
 Jangan lebih dari satu orang menaiki atau menuruni tangga (harus satu per satu).
 Jangan pergunakan ladder sebagai penopang platform kecuali ladder lipat
 Hanya 1 orang yang diijinkan untuk pemakaian ladder dalam tempo yang sama
Penggunaan Tangga Sebagai Sarana
Kerja
35  Jangan menempatkan kaki-kaki tangga terlalu dekat
atau terlalu jauh dengan suatu struktur bangunan.
 Jangan bertumpu hanya pada salah satu kaki tangga
( untuk sarana kerja, kaki dan ujung tangga harus di
ikat ).
 Jangan manuver terlalu jauh dari tangga tempat
bekerja (over reach).

HSE Departement
Praktek - Teknik Menaiki Tangga
36
Teknik menaiki tangga :
 Pastikan kedua tangan bebas
dari barang bawaan.
 Pastikan kedua tangan dapat
menggapai & menggenggam
kedua anak tangga dengan kuat
saat menaiki atau menuruni
tangga (Gunakan tehnik three
body contact)
 Jika akses tangga (vertical
ladder) diatas 6 meter, anda
wajib menggunakan dan
memfungsikan Hook body
harness (gunakan double hook
untuk full body harnessnya)
 Untuk naik tangga dengan
kemiringan 75°, caranya sama
dengan naik tangga vertikal
Apa yang harus diperhatikan oleh Pekerja untuk pekerjaan di
ketinggian ?
37
 Pastikan Pekerja Dalam Kondisi Sehat Sebelum Memulai
Pekerjaan Di Ketinggian, tidak menderita penyakin ayan, tekanan
darah tinggi, takut ketinggian (phobia ketinggian), tidak dalam
pengaruh obat-obatan dan alkohol.
 Pastikan Pekerja Sudah menggunakan FBH Dengan Benar dan
Aman, dan pastikan hook dikaitkan pada tempat yang tepat dan
kuat .
 Selama Anda Bekerja Di Ketinggian Di Larang Melepas FBH
Atau FBH Tidak Di Kaitkan.
 Pekerja Wajib Mengikuti Arahan Dari Pengawasnya.
 Perkerja telah mendapatkan pelatihan bekerja di ketinggian
Contoh bekerja di ketinggian :
38
Pemasangan
Scaffolding

Pemasangan Life
line

Penggunaan Full
Body Harness

Telah terlatih
dalam training
bekerja di
ketinggian

Aktifitas bekerja di ketinggian :


 Adanya tempat kerja/perancah yang bagus
 Life line terpasang sesuai dengan prosedur dan telah dilakukan
dipastikan aman (load test)
 Pekerja telah memakai Full Body Harness double lanyard
BEKERJA DAN BERPERILAKU
39
YANG AMAN

Demi masa depan


anda dan keluarga
yang kita cintai

Anda mungkin juga menyukai