Anda di halaman 1dari 38

Pusekesmas Kecamatan Kelapa gading

Laporan Kasus
Tinea Cruris
Oleh:
dr. joko Prasetio

Pembimbing:
dr. Prayudi Andriyana
Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Marital : Menikah
Alamat : Jl.kelapa cengkir,
Kec. Kelapa gading, Jakarta Utara
ANAMNESIS

Keluhan utama
Bercak kemerahan yang terasa gatal di kedua lipat
paha.
Riwayat Penyakit Sekarang
Datang ke
Poli 24 jam 3 bln 4 bln 5 bln

Berobat ke poli  Bercak kemerahan  Bercak kemerahan  Bercak


24 jam dengan disertai bruntus- meluas dari lipatan kemerahan
keluhan Bercak bruntus menyebar paha kiri menyebar yang terasa
kemerahan yang ke daerah sekitar ke lipatan paha gatal
terasa gatal di anus. kanan dilipatan
kedua lipat paha  Berobat ke  Bercak kemerahan paha kiri.
dan sekitar anus. beberapa tempat, disertai bruntus2  Bila
diberi obat minum berisi cairan di berkeringat
dan salep, tidak tepinya bertambah
ada perbaikan gatal
 Bercak
digaruk
 Riwayat Penyakit Dahulu:
Keluhan ini merupakan ketiga kalinya dialami pasien, pertama pada 3
tahun yang lalu, kedua pada 2,5 tahun yang lalu, dan ketiga yang saat ini.
Riwayat DM disangkal. Riwayat alergi disangkal.
 Riwayat Penyakit Keluarga:
Anggota keluarga yang tinggal serumah tidak ada yang menderita
keluhan seperti ini. Riwayat DM pada keluarga disangkal
 Riwayat Pengobatan:
Selama 5 bulan ini pasien sudah berobat ke dokter dan diberi obat (salep
dan obat minum tetapi tidak hafal jenis obatnya), namun tidak ada
perubahan.
 Riwayat Alergi:
Alergi makanan disangkal
Alergi obat disangkal.
 Riwayat Psikososial
Pasien merupakan Ibu rumah tangga yang tinggal di perumahan yang
padat penduduk dan rumah yang berdekatan.
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 Tanda-tanda vital :
◦ Tekanan darah : 110/70 mmHg
◦ Nadi : 80 x/menit
◦ Respirasi : 20 x/menit
◦ Suhu : 36,2˚C
◦ TB :165cm
◦ BB : 85 kg
STATUS GENERALISATA
Kepala Rambut : alopecia (-), rontok (-)
Mata : conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : sekret (-)
Mulut : hiperemis (-), mukosa buccal basah, erosi (-)
Gigi : karies (+), mikrolesi (-)
THT : tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis

Leher KGB: tidak teraba membesar, massa (-)


Thoraks Bentuk dan gerak simetris
VBS ka=ki, sonor, wheezing (-), rhonchi (-)
BJ murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen Datar, supel, hepatomegali dan splenomegali (-), BU (+)

Ekstremitas Deformitas (-), udem (-), RCT < 2 dtk


Kulit lihat status dermatologi
Status Dermatologikus :
Distribusi Regioner
A/R Kedua Lipat paha dan sekitar anus.

Karakteristik Lesi multipel, berbentuk lonjong, permukan sebagian


Lesi rata dan sebagian menimbul, berwarna merah, kering,
dengan pinggiran lesi aktif, berbatas tegas, di bagian
tengahnya mengalami penyembuhan dengan diameter
terkecil 0,1 cm dan diameter terbesar 0,4 cm.

Efluroesensi Makula eritematosa disertai skuama dengan tepi aktif


berbatas tegas, menyembuh di tengah. Pada bagian tepi
ditemukan papul eritem
Lesi pada lipat paha kanan & kiri
RESUME
Seorang perempuan usia 47 tahun, datang ke Poli 24 jam dengan
keluhan bercak-bercak kemerahan yang terasa gatal di kedua
lipat paha, dan sekitar anus sejak ± 5 bulan yang lalu. Lesi
pertama kali muncul berupa makula eritem di lipatan paha kiri
disertai vesikel berukuran kecil yang terasa gatal 5 bulan yang
lalu. Lesi kemudian digaruk, keluhan bertambah dan terlihat
semakin melebar disertai papul-papul yang eritem dan
berskuama di bagian tepinya. Kemudian lesi menyebar ke lipat
paha kanan dan daerah anus.
RESUME

5 bln 4 bln 3 bln Datang ke poli


24 jam

 Bercak  Bercak kemerahan  Bercak kemerahan Berobat ke poli


kemerahan meluas dari lipatan disertai bruntus- 24 jam dengan
yang terasa paha kiri menyebar bruntus menyebar keluhan Bercak
gatal lipatan ke lipatan paha ke daerah sekitar kemerahan
paha kiri. kanan anus. yang terasa
 Bila  Bercak kemerahan  Berobat ke gatal di kedua
berkeringat disertai bruntus2 beberapa tempat lipat paha dan
bertambah berisi cairan di tidak ada sekitar anus.
gatal tepinya perbaikan
 Bercak
digaruk
Pruritus bertambah terutama bila berkeringat. Keluhan ini merupakan
ketiga kalinya dialami pasien sejak 3 tahun ini.
Alergi terhadap makan dan obat disangkal. Selama 5 bulan ini pasien
sudah berobat ke dokter dan diberi obat (salep dan obat minum tetapi
tidak hafal jenis obatnya), namun tidak ada perubahan.
Status generalisata tidak ditemukan adanya kelainan. Status
dermatologikus ditemukan distribusi regioner, A/R kedua lipat paha
kanan dan kiri,dan sekitar anus. Lesi multipel, berbentuk lonjong,
permukan sebagian rata dan sebagian menimbul, berwarna merah,
kering, dengan pinggiran lesi aktif, berbatas tegas, di bagian tengahnya
mengalami penyembuhan dengan diameter terkecil 0,1 cm dan
diameter terbesar 0,4 cm.
Efloresensi: Macula eritematosa disertai skuama dengan tepi aktif
berbatas tegas, menyembuh di tengah. Pada bagian tepi ditemukan
papul-papul eritem
DIAGNOSA
DIAGNOSIS BANDING
 Tinea Cruris
 Kandidiosis intertriginosa
 Eritrasma

DIAGNOSIS KERJA
Tinea Cruris
Tinea Cruris Kandidiosis intertriginosa Eritrasma

Etiologi 1. Trichophyton C. albican Corynebacterium


2. Microsporum
minitussismus
3. Epidermaphyton

Lesi bulat atau lonjong, Lesi berupa bercak yang Lesi berupa eritema dan
Lesi
berbatas tegas terdiri atas berbatas tegas, bersisik, skuama halus.
papul eritema, skuama, basah dan eritematosa. Lesi
kadang-kadang dengan tersebut dikelilingi oleh
vesikel dan papul di tepi. satelit berupa vesikel-vesikel
Daerah tengahnya biasanya dan pustul-pustul kecil atau
lebih tenang tetapi daerah bula yang bila pecah
pinggiran aktif. meninggalkan daerah yang
erosif dengan pinggir yang
kasar dan berkembang
seperti lesi primer.
Tinea Cruris Kandidiosis intertriginosa Eritrasma

Predileksi Genitokrural, sekitar anus, Daerah lipat paha, intergluteal, terutama didaerah ketiak
bokong, dan kadang-kadang
lipat payudara, antara jari dan lipat paha.
sampai perut bagian bawah.
tangan atau kaki, glans penis
dan umbilikus

Pemeriksaan dengan sediaan Kerokan kulit atau usapan Pemeriksaan dengan


Pemeriksaan
basah mukokutan diperiksa dengan lampu Wood ditemukan
didapatkan hifa, sebagai larutan KOH 10% atau adanya fluoresensi merah
dua garis sejajar, terbagi oleh denan pewarnaan gram (coral red).
sekat, dan bercabang, telihat sel ragi, blastospora
maupun spora berderet atau hifa semu.
(artrospora) pada kelainan
kulit yang lama atau sudah
diobati
ANALISA KASUS

PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
FISIK

• Pruritus di • Makula eritema


daerah • Skuama
inguinalis, • tepi aktif
daerah anus. berbatas tegas,
• Pruritus jika menyembuh di
berkeringat tengah.
• Riw. yg sama • Papul eritem
sebelumnya • A/R inguinalis,
• Anggota daerah anus
keluarga (-)
Tinea Cruris
PENATALAKSANAAN
 Umum :
 Menggunakan pakaian yang tidak ketat
 Gunakan pakaian dalam yang mudah menyerap
keringat
 Menghindari garukan
Khusus :
 Topikal
 Ketokonazol cream 2%
 Sistemik
 Ketokonazol tablet 1 x 200 mg selama 2-4 minggu
 CTM 3 x 4 mg/hari
PROGNOSIS
 Quo ad vitam : bonam
 Quo ad functionam : bonam
 Quo ad sanationam : bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DERMATOFITOSIS
Definisi
Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang
mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum pada
epidermis, rambut, dan kuku, yang disebabkan oleh
golongan jamur dermatofita.
Etiologi
Golongan jamur dermatofita ini dpt mencernakan keratin,
terdiri dari 3 genus :
1.Trichophyton
2.Microsporum
3.Epidermaphyton
Klasifikasi
berdasarkan lokasi diantaranya :
 Tinea kapitis, dermatofitosis pada kulit dan rambut
kepala.
 Tinea barbe, pada dagu dan jenggot.
 Tinea kruris, pada daerah genitokrural, sekitar anus,
bokong, dan kadang-kadang sampai perut bagian bawah.
 Tinea pedis et manum, pada kaki dan tangan.
 Tinea unguium, pada kuku jari tangan dan kaki.
 Tinea korporis, pada bagian lain yang tidak termasuk
bentuk 5 tinea di atas.
Cara penularan
 Penularan secara langsung
Penularan langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut yang
mengandung jamur sumber penularan dapat berasal dari
manusia (jamur antropofilik), binatang (jamur zoofilik) atau
dari tanah (jamur geofilik).
 Penularan tidak langsung

Melalui tanaman, kayu yang dihinggapi jamur, pakaian debu.


TINEA KRURIS
 Tinea cruris mempunyai nama lain eczema
marginatum, jockey itch, ringworm of the groin,
dhobie itch.
 Mengenai regio inguinalis dan dapat meluas ke sekitar
anus, intergluteal sampai ke gluteus.
 Dapat pula meluas ke supra pubis dan abdomen
bagian bawah.
 Etiologi tersering  Epidermophyton floccosum,
MANIFESTASI KLINIS
Anamnesis
Pada sebagian besar infeksi dermatofita, pasien datang
dengan bercak merah bersisik yang gatal. Adanya riwayat
kontak dengan orang yang mengalami dermatofitosis.

Faktor Risiko
a. Lingkungan yang lembab dan panas
b. Imunodefisiensi
c. Obesitas
d. Diabetes Melitus
Pemeriksaan fisik
 Lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas
terdiri atas papul eritema, skuama,
kadang-kadang dengan vesikel dan
papul di tepi. Daerah tengahnya
biasanya lebih tenang tetapi daerah
pinggiran aktif.
 Polisiklik
 Lesi-lesi pada umumnya merupakan
bercak-bercak terpisah
 Jika kronis atau menahun maka
efloresensi yang tampak hanya makula
hiperpigmentasi dengan skuama
diatasnya dan disertai likenifikasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan dengan sediaan basah
didapatkan hifa, sebagai dua garis sejajar, terbagi oleh
sekat, dan bercabang, maupun spora berderet (artrospora)
pada kelainan kulit yang lama atau sudah diobati
Pembiakan

 untuk mengetahui spesies jamur penyebab,


dilakukan bila perlu.
DIAGNOSIS BANDING
Candidosis intertriginosa
 Lesi di daerah lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara
jari tangan atau kaki, glans penis dan umbilikus, berupa
bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah dan eritematosa.
Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel
dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah
meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar
dan berkembang seperti lesi primer.
 Pada penderita-penderita diabetes melitus, penyakit ini
sering dijumpai.
Kandidosis intertriginosa
DIAGNOSIS BANDING
Eritrasma :
 Penyakit bakteri kronik pada
stratum korneum yang
disebabkan oleh
Corynebacterium minitussismus.
 Lesi berupa eritema dan skuama
halus terutama didaerah ketiak
dan lipat paha.
 Pemeriksaan dengan lampu
Wood ditemukan adanya
fluoresensi merah (coral red).
Penatalaksanaan
Umum edukasi
 Anjurkan agar menjaga daerah lesi tetap kering
 Bila gatal, jangan digaruk karena garukan dapat
menyebabkan infeksi.
 Jaga kebersihan kulit dan kaki
 Bila berkeringat keringkan dengan handuk dan mengganti
pakaian yang lembab
 Gunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang dapat
menyerap keringat seperti katun, tidak ketat dan ganti setiap
hari.
 Untuk menghindari penularan penyakit, pakaian dan handuk
yang digunakan penderita harus segera dicuci dan direndam
air panas.
Khusus
Obat topikal
 Clotrimazole kream 1%, solution, lotion. Diberikan 2 kali sehari
selama 4 minggu
 Mikonazole cream 2%, solution, lotio, bedak. Diberikan 2 kali
sehari selama 4 minggu
 Econazole  cream 1%. Diberikan 2-4 kali sehari selama 2-4
minggu
 Ketokonazole cream 2 %. Diberikan selama 2-4 minggu.
 Oxiconazole cream 1%. Diberikan selama 2-4 minggu.
Khusus
Obat Sistemik
 Griseofulvin, dosis 0.5 – 1 g untuk dewasa dan 0.25 – 0.5 g
untuk anak-anak atau 10 -25 mg/kgBB
 Ketokonazol, 200 mg per hari selama 10 hari – 2 minggu
 Itrakonazole, 2x 100-200 mg/hr slama 3 hari utk org dewasa,
3-5mg/kg/hr utk anak2
KOMPLIKASI
 Tinea cruris dapat terinfeksi sekunder oleh candida
atau bakteri yang lain.
 Pada infeksi jamur yang kronis dapat terjadi
likenifikasi dan hiperpigmentasi kulit.
PROGNOSIS

 Penyakit ini bersifat akut atau menahun, bahkan


dapat berlangsung seumur hidup.
 Akan tetapi dengan diagnosis dan terapi yang tepat
dan kelembapan serta kebersihan kulit selalu dijaga
Prognosis penyakit ini baik.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai