Anda di halaman 1dari 25

 Kegiatan Belajar 1

Konsep Dasar Kebijakan Publik

 Kebijakan pemerintahan = sebuah proses tentang bagaimana


keputusan bersama mengenai berbagai persoalan publik
diformulasikan, diimplementasikan, dievaluasi dan ditanggapi
oleh masyarakat banyak.
(bagaimana kebijakan pemerintah dibuat, dilaksanakan, dan
dievaluasi untuk mengatur kepentingan” umum)


SIKLUS KEBIJAKAN PUBLIK
 Proses dari formulasi hingga tanggapan publik ini disebut
sebagai siklus kebijakan.

(siklus: agenda setting, formula, implementasi, evaluasi,


umpan balik, kembali ke agenda setting, dst – tetap memberi
ruang kreativitas dan inovasi).

= identifikasi isu, analisis kebijakan, instrumen kebijakan,


konsultasi, koordinasi, keputusan, implementasi, evaluasi,
dan umpan balik.

 Siklus kebijakan penting dalam rangka memahami bagaimana


sebuah kebijakan mesti dikelola.
 Siklus kebijakan sebenarnya tidak lebih sebagai
suatu upaya untuk membuat proses dan ritme
kebjk dpat berjln dg baik.
 Ketiadaan siklus kbjk dpn menimbukn
kekacauan, ketidakteraturan, dan inkonsistensi
dlm proses kbjkn.
 Oleh karena kebijakan pemerintahan secara
sosiologis berkaitan dengan masyarakat banyak
maka siklus kebijakan yang dimulai dari
perencanaan hingga umpan balik bahkan menuju
perencanaan kebijakan baru lainnya harus
melibatkan masyarakat luas.
PERENCANAAN KEBIJAKAN
Pengertian pokok perencanaan kebijakan:
1. Proses u/ menentukan & mengatur persoalan” publik dlm rangka
mencapai kesjahteraan bersama.
2. Proses merumuskan keputusan yang diambil untuk mengatasi
masalah” publik.
3. Proses pengaturan permasalahan umum yg hanya bs dilakkn o/
lembaga (ogr publik) yg sah.
4. Hrs dilkkn o/ org publik yg sah karena mempy kekuatan memaksa
(enforcement rights) kpd seluruh masy tanpa pandang bulu.
5. Memiliki dimensi luas krn menyangkut permasalah” publik, oleh
karena itu perencanaannya hrs dilakkn scr baik, matang, terfokus,
terarah, & terognsir.
Karakateristik perencanaan yg baik:
1. Merup respon positif dan proaktif thd kptg publik.
2. Merup hsl dr konsultasi publik, debat publkik ataupun analisis yg
mendalam rasional dan ditujukan u/ kptg umum.
3. Merup hsl dari manaj partisipatif yg ttp membukadiiri thd msukan
dan input spanjang blm ditetapkan sbg kbjkn.
4. Menghasilkan rencana kbjk yg mudah dipahami, mudah
dilakukan, mudah dievaluasi, indikatornya jelas-mekanisme
akuntabilitasnya mudah pula.
5. Merup pemikiran yg panjang yg telah mempertimbgkan berbagai
hal yg mempengaruhi.
6. Merup perenc yg bervisi ke depan dan berdimensi luas yg tdk
diabdikan u/ kptg sesaat semata.
 Tahap” Perumusan Kebijakan
=bukan merup pemilihan dr brbgai alternatif kbjk,
melainkan tindakan apa yg boleh dipilih.
1. Perumusan masalah.
2. Agenda kebijakan.
3. Pemilihan alternatif kebijakan untuk
memecahkan masalah.
4. Tahap penetapan kebijakan.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
Hal-hal yg mempengaruhi:
1. Pangkal pokok permasalahan (apakah di wilayah sospol,
ekonomi, at kebudayaan); jika permslh jls maka implementasi
akn berjalan dg lancar.
2. Tingkat keakutan masalah yg dihadapi pemrth; jika makin akut,
akan membthkn wkt lama & pengorbanan sumber daya
materiil/immateriil.
3. Ukuran kelompok yg ditargetkan. Semakin kecil, akan lbh
mudah pengelolaannya.
4. Dampak perilaku yg diharapkan. Jika kuantitatif (ekonomis),
lebih mudah.

Harus dilakukan dlm konteks organisasi yg menyeluruh


(tujuan&target jelas, prioritas yg jelas, serta sumber daya
pendukung yg jelas pula)
EVALUASI DAN UMPAN BALIK KEBIJAKAN
 Evaluasi kebijakan dimaksudkan untuk tiga hal utama:

1. Menguji apakah tujuan telah tercapai (berhasil/gagal ?!).


2. Menguji akuntabilitas (efektif/efisien ?!) .
3. Memberikan masukan kebijakan pada waktu” mendatang.
Tipe-tipe Evaluasi Kebijakan Publik:
1. Evaluasi kbjk publik dipahami sbg keg fungsional.
=ev kbjkan dipandang sbg keg yg sama pentingnya dg kbjk
itu sendiri.
2. Merup evaluasi yg memfokuskan pd bekerjanya suatu
kbjk/prog ttt.
=apakah prog dilaks dg semestinya, berapa biayanya, siapa
yg menrima manfaat, & jumlah ?
3. Sistematis (melihat secara obyektif program” yg dijalankan u/
mengukur dampak bg masy & melihat ketercapaiannya).
 Perencanaan, implementasi, evaluasi dan
umpan balik perlu dipahami secara benar agar
pada pelaksanaannya dapat menghasilkan
keuntungan yang sebesar-besarnya untuk
masyarakat banyak.
 Kegiatan Belajar 2
Konsep Dasar Good Governance
 Good governance atau tata pemerintahan yang baik
merupakan konsep penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan dewasa ini.

 Good governance adalah penggunaan kekuasaan dan


kewenangan politik, sosial dan ekonomi public untuk
mewujudkan kesejahteraan umum.
 Tiga actor (pilar) pokok= sektor publik/pem, sektor swasta, &
masyarakat sipil. Secara sosiologis, good governance ini
penting karena hasil akhirnya pengelolaan pemerintahan
yang bermuara pada kepentingan masyarakat luas.
Indikator atau elemen good governance:
1. The Rule of Law (Sistem Hukum).
= bgmn law inforcement (penegakan hukum) dr the rule of law (hukum).
Yg sangat akut adl pemberantasan kkn. (terkorup di 14 negara Asia).
2. A fair Efficient System of Justice (sistem Pengadilan yg Efisien dan Adil).

3. Broad Popular Involvement in Politics (Tingkat Partisipasi di Bidang


Politik)
= adandan kebebasan mengeluarkan pendapaat (freedom of expression) .
 permasalahan: munculnya crisis of democratic representation (krisis
perwakilan politik), dominasi kepentingan parpol yg berlebihan dibanding
agenda demokrasi dan kerakyatan.
4. Broad Polpular Involvement in Social & Economic (tingkat Partisipasi di Bidang
Sosial & ekonomi).
=> masalah: perbaikan ekonomi nas yg berimbas ke daerah-lamban, economic
recovery atas krisis ekonomi dunia-terlalu lama, intervensi IMF khususnya-
masalah, permainan kurs dolar thd rupiah, eknas yg semakin kapitalis & elitis,dsb.
5. The Capacity of Management (Kemampuan Mengelola Pembangunan)
=>indikatornya: semakin tinggi tk kesj sos maka semakin baik tata
pemerintahannya.
=> implementasi kebjk otda msh diwarnai ketidaksempurnaan (imperfecness).
=> kebjk pembangunan: yg paling paran, inkonsistensi perenc & pelaks.
=> Prof. Greme Hugo, seorang Indonesianis & konsultan kebijakan publik Ind,
mengatakan dlm dialognya: Ind adl salah satu yg terbaik dlm pembuatan perenc
(on of the best in policy formulation) tetapi dlm implementasi merup salah stu yg
terburuk (one of the worse in policy implementation; poorest in implementation).
6. Transparancy (transparansi)
=>menunjukkan profesionalisme & akuntabilitas penyl pem.

7. Ability in Oublic Affair Management (kemampuan mengelola urusan


publik)

=>kualitas pelayanan sbg sebuah implikasi logis dari kemampuan


mengelola urusan” publik.

 Output: qualified public service (pelayanan publik yang bermutu)


 Kegiatan Belajar 3
Kebijakan dalam Kerangka Good Governance

 Semua kebijakan pemerintahan mesti dilakukan dalam


kerangka pengelolaan pemerintahan yang jujur, transparan
dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

 Korupsi adalah penyalahgunaan wewenang publik untuk


kepentingan pribadi, kelompok atau golongan tertentu.
Korupsi dapat disebabkan oleh banyak hal seperti
modernisasi, gaji pegawai publik yang rendah, over
sentralisasi, system administrasi dan mekanisme kontrol yang
lemah dan lain-lain faktor-faktor sosiologis.
 PENGERTIAN KORUPSI
=korupsi terjadi jika seorang peg pem menerima keuntungan
ilegal baik unt keptg pribadi/ kelompok (O’Donell, 1998)
=penyalahgunaan kekuasaan publik unt kuntungan pribadi
(Senturia, 1990)
=penggunaan sumber daya publik/negara unt kptg pribadi
(uang/pemberian komisi, politik, adm, waktu,
pencurian/penggunaan fasilitas secara ilegal).
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
1. Modernisasi;
=>disparitas/kesenjangan sosial publik- privat.
1. Lemahnya apresiasi thd peg neg – gaji rendah; =>debateble,
gaji kecil tidak bs dijadikan sbg alasan u/ korupsi –
tergantung mentalitas disamping dekat dengan kewenangan
dan kesempatan.
2. Sentralisasi yang berlebihan (over centralization); =>tidak
locus semata – lihat kasus yg terjadi.
3. Sistem Adm & mekanisme kontrol pem yg lemah;
=>korupsi sbgn bsr tjd di neg” yg parpolnya tidak efektif,
kptg perorangan, kel, & kawan dekat sangat dominan
(Huntington, 1990)
 Kegiatan Belajar 4
 Demokrasi sebagai Landasan Pengambilan
Keputusan yang Baik

Demokrasi merup sistem yg menjamin adanya partisipasi masy


dlm proses penyusunan kebijakan.
Melalui partisipasi, kebijakan yg dihasilkan akan lebih
mendekati kepentingan masy.
Partisipasi juga memberikan manfaat bagi pembuat kebijakan,
dg partisipasi legitimasi pembuat kebjkn akan lbh kuat.
Sementara parpol dlm sistem demokrasi merup wadah bg
partisipasi masy dg berbagai fungsinya.
 KONSEP DASAR DAN KEUNGGULAN DEMOKRASI
David Held dlm bukunya Model of Democracy: membagi demokrasi dlm 13 model (dr
dem klasik hingga demokrasi kosmopolitan).

Sundhaussen: demokrasi sbg sistem politik dengan tiga kriteria:


1. Dijaminnya hak setiap warneg u/ memilih & dipilih dlm pemilu yg diadakan scr
bebas & berkala, yg secara efektif menawarkan epluang bg pergantian elit yg
memerintah.
2. Setiap warneg menikmati kebebasan berbicra, berorganisasi, dan mendapatkan
informasi, dan beragama.
3. Dijaminnya kesamaan hak di hadapan hukum.

Dahl: demokrasi mempunyai keunggulan, karena:


1. Meningkt kebebasan yg tdk dpt dilakkn o/ alternatif yg lain.
2. Meningktkn pengemb manusia dlm hal kemamp u/ menent nasib sendiri.
3. Merup cara plg pasti yg digunkn mns u/ melindungi & memajukan kptg &
kebaikan yg scr bersama dimiliki dg org lain.
PARTISIPASI DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN
Partisipasi tdk sekedar keikutsertaan masy dlm pemilu, namun lbg dr itu
merup berbg aktivitas politik lain yg memiliki pengaruh thd kebijakan.

Manfaat pengambilan keputusan scr demokratis:


1. Adanya kualitas kebjkn publik yg dihasilkan pemrt. Peningkt kual pd
gilirannya akan menguntungkn masy yg mnjd sasaran kebjk tsb (Wagle,
2000).
2. Akan mendtgkn manfaat bg pem, pem akan menjadi lbh kuat, ada
peningkt kapasistas kelemb dlm pembutan kbjkn.

Melalui partisipasi publik yg luas dlm proses pembuatan kebjkn, warneg dpt
membantu meningktkn jaminan at kepastian bhw suara dan keptg indv/kel
akan didenganr dan kemudian direspos oleh pemerintah scr adil. (V.
Denhardt dan B. Denhardt, 2003)
Tipologi partisipasi
 Moynihan= palsu, parsial, dan penuh.
 Arstein =
1. masy punya keng penuh/partisipasi penuh: kontrol
o/warneg, pendelegs wwng, kemitraan.
2. partisipasi simbolik: konsesi, konsultasi, pemberian
infomasi.
3. tidak ada partisipasi: terapi, manipulasi.
 FUNGSI PARTAI POLITIK
= wadah masy unt berpartisipasi menyalurkan ide-ide dan
pendapatnya u/ kemudian disalurkan dlm lembaga” pem
sbg bag dran bhn pengambilan keputusan.

Karakteristik Partai Politik (La Palombara dan Weiner, 1996)


1. Organisasi jangka panjang.
2. Struktur oraganisasi
3. Tujuan berkuasa
4. Dukungan publik luas adalah cara u/ memp kekuasaan
Fungsi Parpol dlm Negara Demokrasi:
1. Representasi; ekpresi dr keptg ttt.
2. Konversi dan agrgasi kepentingan.; mengolah bahan mentah
politik yi keptgn dan tuntutan menjadi kebjaksanaan dan
keputusan.
3. Sosialisasi, mobilisasi, dan partisipasi parpol
4. Sos= proses, kumpulan norma”sispol ditularkan kpd org” yg
lbh muda/org” yg blm mmahami.
Mob= partai berusaha memasukkan scr cpt org yg sblumnya
berada di luar sistem.
Parts=partai mnjadi wadah bg masy u/ berparts pmilu.
5. Sarana komunikasi politik; saluran ragam pndpt.
6. Sarana rekrutmen politik; mengajak orang.
7. Sarana pengatur konflik; mengatasi konflik.

Anda mungkin juga menyukai