Anda di halaman 1dari 20

GOOD CORPORATE GOVERNANCE LEMBAGA

KEUANGAN
1. SILFIANTI SETIANISYARIAH
E2B018314
2. SOELITA SARI E2B018315
3. RIZKY NURHAYATIE E2B018326
Dosen Pengampu : Nurcahyono,
  SE., MSA
Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan merupakan lembaga keuangan yang berkaitan
dengan pendanaan dengang tujuannya untuk menunjang perekonomian,
salah satunya adalah lembaga keuangan bank syariah. Perbankan Syariah
merupakan lembaga keuangan yang melakukan kegiatan menghimpun
dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan disalurkan kepada
masyarakat lain yang membutuhkan dalam bentuk kredit dan pembiayaan.
Adanya perbanka syariah merupakan suatu bentuk perkembangan dalam
bidang bank mengingat bank merupakan lembaga yang ekstensinya sangat
membutuhkan kepercayaan masyarakat.
Good Corporate Governance atau (GCG) pada bank syariah berawal
dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia (PBI) yang menekankan
perlunya penerapan Good Corporate Governance pada perbankan, yaitu
Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi bank umum. Peraturan Bank Indonesia juga
berlaku pada pada bank syariah yang artinya perbankan syariah wajib
menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam
peroprasian kegiatannya
Your Picture Here

Sudut Pandang Syariah


Sudut pandang syariah, terdapat beberapa prinsip syariah yang mendukung terlaksananya
Good Corporate Governance atau tata kelola di dunia perbankan. Prinsip syariah ini
merupakan bagian dari sistem syariah. Pelaksanaan sistem syariah ini dapat dilihat dari dua
perspektif yaitu perspektif mikro dan makro.
Nilai - Nilai Syariah Dalam Perspektif Mikro

Shiddiq Amanah
Nilai ini memastikan bahwa pengelolaan Nilai ini menjaga dengan ketat prinsi
bank syariah dilakukan dengan kehati-hatian dan kejujuran dalam
moralitas yang menjunjung tinggi nilai mengelola dana yang diperoleh dari
kejujuran. pemilik dana sehingga timbul rasa
saling percaya antara pihak pemilik
Nilai-nilai Syariah dana dan pihak pengelola dana investasi.
Ini Meliputi
Sebagai Berikut :
Tabliqh Fathanah
Secara berkesinambungan melakukan Nilai ini memastikan bahwa pengelolaan
sosialisasi dan mengedukasi masyarakat bank dilakukan secara profesional dan
mengenai prinsip-prinsip, produk, jasa kompetitif sehingga menghasilkan
perbankan syariah, dan manfaat bagi keuntungan maksimum dalam tingkat
pengguna jasa perbankan syariah. risiko yang ditetapkan oleh bank.
Nilai - Nilai Syariah Dalam Perspektif Makro
Kaidah pelarangan judi atau
maisir tercemin dari kegiatan
Kaidah Zakat, adalah bank yang melarang investasi
mengkondisikan perilaku yang tidak memiliki kaitan
masyarakat yang lebih dengan sektor riil kondisi ini
menyukai berinvetasi akan membentuk

004
dibandingkan hanya kecenderungan masyarakat
menyimpan hartanya.
002 untuk menghindari spekulasi
dalam aktivitas investasinya.

001 003
Kaidah pelarangan riba, adalah Kaida pelarangan gharar,
menganjurkan pembiayaan adalah mengutamakan
bersifat bagi hasil dan transparasi dalam bertransaki
melarang riba. dan kegiatan operasi lainnya
dan menghindari
ketidakjelasan.
Prinsip-prinsip Dasar Good Corporate Governance
Kewajiban bank untuk melaksanakan prinsip-prinsip good corporate
governance dalam setiap kegiatan usaha pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi. Pelaksanaan prinsip -prinsip good corporate governance terebut
paling kurang harus diwujudkan dalam :
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi.
2. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang
menjalankan fungsi pengendalian intern bank.
3. Penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal.
4. Penerapan manajemen resiko termasuk sistem pengendalian intern
5. Penyediaan dana kepada terkait dan penyedia dana terbesar
6. Rencana strategi bank
7. Transparasi kondisi keuangan dan non keuangan bank
Prinsip-prinsip GCG menurut Peraturan Bank Indonesia
No.8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan GCG bagi Bank Umum,
diantaranyaA :

Place Your Picture Here Place Your Picture Here

Transparency (Keterbukaan) Yaitu Accountability (Akuntabilitas) Yaitu


Keterbukaan Dalam Melaksanakan Kejelasan Fungsi Dan Pertanggung
Prosespengambilan Keputusan Dan Jawaban Bank Sehingga
Keterbukaan Dalam Mengemukakan Pengelolaannya Berjalan Lebih
Informasi Relevan Mengenai Efektif..
Perusahaan.

Place Your Place Your


Profesional(professional) Adalah
Responsibility (Pertanggungjawaban) Picture Here Picture Here
Memiliki Kompetensi, Mampu
Yaitu Kesesuaian Pengelolaan Bank
Bertindak Objektif Dan Bebas Dari
Dengan Peraturan Undang-undang
Pengaruh Atau Tekanan Dari Pihak
Yang Berlaku Dan Prinsip-prinsip
Manapun (Independen) Serta
Pengelolaan Bank Yang Sehat.
Memiliki Komitmen Yang Tinggi
Untuk Mengembangkan Bank
Syariah.
Prinsip-prinsip GCG menurut Peraturan Bank Indonesia
No.8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, diantaranya:

001 002 003 004 005

Transparency Accountability Responsibility Profesional(profes Fainess


(keterbukaan) (akuntabilitas) (pertanggungjawa sional) adalah (kewajaran) yaitu
yaitu keterbukaan yaitu kejelasan ban) yaitu memiliki keadilan dan
dalam fungsi dan kesesuaian kompetensi, kesetaraan dalam
melaksanakan pertanggung pengelolaan bank mampu bertindak memenuhi hak-
prosespengambila jawaban bank dengan peraturan objektif dan bebas hak stakeholders
n keputusan dan sehingga undang-undang dari pengaruh yang timbul
keterbukaan pengelolaannya yang berlaku dan atau tekanan dari berdasarkan
dalam berjalan lebih prinsip-prinsip pihak manapun perjanjian dengan
mengemukakan efektif.. pengelolaan bank (independen) serta peraturan
informasi relevan yang sehat. memiliki perundang-
mengenai komitmen yang undangan yang
perusahaan. tinggi untuk berlaku.
mengembangkan
bank syariah.
Penerapan Good Corporate Governance

Penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate


Governance telah menjadi kewajiban bagi semua bank umum
yang sedang beroperasi di Indonesia. Kewajiban yang ditetapkan
melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 8/4/PBI/2006
pada tanggal 30 Januari 2006. Yang kemudian dirubah dengan
Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 8/4/PBI/2006 pada
tanggal 6 Oktober 2006. Khusus Perbankan Syariah, kewajiban
tersebut dicantumkan dalam pasal 34 undang-undang nomor 21
tahun 2008 tentang perbankan syariah dan pada tanggal 9
Desember 2009, Bank Indonesia telah mengeluarkan tentang
pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum
syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang mulai berlaku
pada tahun 2010.
Pelaksanaan Good Corporate Governanceyang efektif diperlukan untuk membangun
industri perbankan syariah yang tangguh dengan tetap memenuhi prinsip syariah,
pelaksanaan Good Corporate Governance merupakan salah satu upaya untuk
melindungi kepentingan para stakeholder dan meningkatkan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan serta nilai etika yang secara umum pada industri
perbankan syariah.
Penerapan sistem Good Corporate Governance dalam perbankan
syariah diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi semua pihak
yang berkepentingan stakeholder melalui beberapa tujuan yaitu :
1. Meningkatkan efesiensi, efektifitas dan
kesinambungan suatu organisasi yang memberikan
kontribusi kepada terciptanya kesejahteraan
pemegang saham, pegawai dan stakeholder lainnya
dan merupakan solusi yang elegan dalam menghadapi
tantangan organisasi kedepannya.
2. Meningkatkan kualitas organisasi yang dikelola dengan
terbuka, adil dan dapat dipertanggung jawabkan.
3. Melalui dan melindungi hak dan kewajiban para
stakeholder
4. Pendekatan yang terpadu berdasarkan kaidah-kaidah
demokrasi, pengelolaan dan partipasi organisasi
secara berkualitas.
5. Mengendalikan konflik kepentingan yang mungkin
timbul antara prinsipal dengan agen
6. Meminimalkan biaya modal dengan memberikan sinyal
positif untuk para penyedia modal.
PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
MEMPUNYAI DUA FAKTOR ANTARA LAIN

Faktor Eksternal
faktor eksternal adalah beberapa faktor yang berasal dari luar perusahaanyang sangat mempengaruhi
STRENGTHS
keberhasilan penerapan good corporate governance.
1. Terdapatnya sistem hukum yang baik sehingga mampu menjamin berlakunya supremasihukum yang konsisten dan efektif.
2. Dukungan pelaksanaan good corporate governance dari sektor publik atau lembagapemerintahan yang diharapkan dapat
melaksanakan good governance dan clean governance yang sebenarnya.
3. Terdapatnya contoh pelaksanaan good corporate governance yang tepat (best practices)dapat menjadi standar pelaksanaan
good corporate governance yang efektif danprofessional. Dengan kata lain semacam brenchmark (acuan).
4. Terbangunnya sistem tata nilai sosial yang mendukung penerapan good corporategovernance di masyarakat. Ini penting
karena melalui sistem ini diharapkan timbulpartisipasi aktif berbagai kalangan masyarakat untuk mendukung aplikasi
sertasosialisasi good corporate governance secara sukarela.
5. Hal lain yang tidak kalah pentingnya sebagai prasyarat keberhasilan implementasi goodcorporate governance terutama di
Indonesia adalah adanya semangat anti korupsi yangberkembang di lingkungan publik dimana perusahaan beroperasi
disertai perbaikanmasalah kualitas pendidikan dan perluasan peluang kerja. Bahkan dapat dikatakanbahwa perbaikan
lingkungan publik sangat mempengaruhi kualitas dan ratingperusahaan dalam implementasi good corporate governance
PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
MEMPUNYAI DUA FAKTOR ANTARA LAIN
Faktor Internal
faktor internal adalah pendorong keberhasilan pelaksanan praktek good corporategovernance yang
berasal dari dalam perusahaan, diantaranya :
STRENGTHS
1. Terdapatnya budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung penerapan goodcorporate
governance dalam mekanisme serta sistem kerja manajemen di perusahaan
2. Berbagai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan mengacu padapenerapan nilai-
nilai good corporate governance
3. Manajemen pengendalian risiko perusahaan juga didasarkan pada kaidah-kaidah standargood
corporate governance
4. Terdapatnya sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam perusahaan untukmenghindari setiap
penyimpangan yang mungkin akan terjadi.
5. Adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami setiap gerak danlangkah
manajemen dalam perusahaan sehingga kalangan publik dapat memahami danmengikuti setiap
derap langkah perkembangan dan dinamika perusahaan dari waktu kewaktu.
Isi Laporan Pelaksanaan Goodcorporate Governance
Bagi Bank Syariah Meliputi Hal-hal Sebagai Berikut :
1. Kesimpulan umum dari hasil penilaian self assessmentatas pelaksanaan goodcorporate
governance.
2. Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris, hubungan keuangan dan hubungan
STRENGTHS
keluarga anggota Dewan komisaris lainnya.
3. Jumlah permasalahan hukum pendata maupun pidana dan upaya penyelesaian oleh
bank syariah.
4. Rangkap jabatan sebagai anggota Dewan Pengawasan Syariah pada lembaga
keuangan syariah lainnya.
5. Kebijakan renumerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan
Pengawas Syariah.
6. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
7. Penyaluran dana untuk kegiatan sosial bagi jumlah maupun pihak penerima dana.
8. Pendapatan non halal dan penggunaannya (Peraturan bank Indonesia
No.11/33/PBI/2009).
Perbedaan Penerapan GoodCorporate Governance di Bank Syariah dan Bank Konvensional

BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL


1. Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah 1. Bank Konvensional kepentingan pemilik dana
titipan atau amanah Allah SWT sehingga cara memperoleh, adalah memperoleh imbalan berupa bunga
mengelola dan memanfaatkannya harus sesuai ajaran islam simpanan yang tinggi.
2. Bank Syariah mendorong nasahah untuk mengupayakan 2. Tidak adanya ikatan emosional yang kuat
pengelolaan harta nasabah atau simpanan sesuai ajaran antara pemegang saham, pengelola bank dan
islam nasabah masing-masing pihak mempunyai
3. Bank Syariah menempatkan karakter atau sikap baik keinginan yang bertolak belakang.
nasabah maupun pengelolaan pada posisi yang sangat 3. Menggunakan sistem bunga.
penting dan menempatkan sikap akhlakul karimah sebagai
sikap dasar hubungan antara nasabah dari bank.
4. Prinsip bagi hasil
5. Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat didasarkan
prinsip keadilan, prinsip kesederajatan dan prinsip
ketentraman antara pemegang saham, pengelolaan bank
dan nasabah atas jalannya usaha bank syariah.
Isi Laporan Pelaksanaan Goodcorporate Governance
Bagi Bank Syariah Meliputi Hal-hal Sebagai Berikut :
1. Kesimpulan umum dari hasil penilaian self assessmentatas pelaksanaan goodcorporate
governance.
2. Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris, hubungan keuangan dan hubungan
STRENGTHS
keluarga anggota Dewan komisaris lainnya.
3. Jumlah permasalahan hukum pendata maupun pidana dan upaya penyelesaian oleh
bank syariah.
4. Rangkap jabatan sebagai anggota Dewan Pengawasan Syariah pada lembaga
keuangan syariah lainnya.
5. Kebijakan renumerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan
Pengawas Syariah.
6. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
7. Penyaluran dana untuk kegiatan sosial bagi jumlah maupun pihak penerima dana.
8. Pendapatan non halal dan penggunaannya (Peraturan bank Indonesia
No.11/33/PBI/2009).
Pentingnya Good Corporate Governance

Penerapan Good Corporate Governanceyang baik dapat memberikan dampak positif yang langsung
dirasakan seperti :
1. Meminimalkan penyalahgunaan wewenang, karna didalam prinsip-prinsip penerapan Good Corporate
Governance yang baik akan mencegah kemungkinan dilakukan rekayasa oleh pihak-pihak terkait.
2. Mengurangi biaya modal karna organisasi dapat memperoleh kepercayaan kreditor untuk memberikan
STRENGTHS

pinjaman, jika organisasi dapat memperoleh pinjaman usaha, organisasi dpat meminimalkan biaya
modal yang harus ditanggung.
3. Meningkatkan transparansi dengan adanya pencatatan mekanisme pengambilan keputusan yang jelas
4. Mengoptimalkan pengambilan keputusan sehingga dapat meningkatkan efiensi yang pada akhirnya
dapat memberikan pengaruh positif pada kinerja perusahaan.
5. Meningkatkan nilai saham perusahaan karna organisasi yang dikelola secara sehat dapat menarik
investor untuk menanam modal.
6. Memberikan keuntungan bagi pemegang saham dan negara karna penerapan governance yang baik
akan meningkatkan nilai saham perusahaan.
7. Meningkatkan motivasi karyawan karna perusahaan yang dikelola dengan baik akan meningkatkan
produktivitas dan kepuasan kerja karyawan.
8. Meningkatkan laporan keuangan perusahaan karna proses pelaporan dilakukan secara transparan.
Organisasi Khusus dalam penerapan
Good Corporate Governance

Sekretaris Perusahaan yaitu Tugas,


Direktur Independen adalah pihak yang
tanggung jawab, dan kedudukan penjabat-
tidak ditunjuk dalam mewakili pihak
penjabat perusahaan sebagian bagian dari
manapun dan semata-mata yang ditunjuk
pelaksanaan Good Corporate Governance
berdasarkan latar belakang pengetahuan,
di dalam jabatan ini memiliki tanggung
pengalamana, dan keahlian profesional
jawab sebagai penghubung atau semacam
yang digunakan untuk menjalankan tugas
hubungan masyarakat antar perusahaan
demi kepentingan perusahaan.
dengan luar perusahaan, khususnya bagi
perusahaan-perusahaan besar yang telah
mendaftarkannya dibursa. Content Title
Here

Komite Audit Menurut Undang-Undang Komisaris Independen adalah seseorang


Perseroan pasal 121 memungkinkan Dewan yang ditunjuk untuk mewakili pemegang
Komisaris untuk membentuk komite tertentu saham minoritas.
yang dianggap perlu untuk membantu tugas
pengawasan yang diperlukan.
KESIMPULAN
Good Corporate Governance atau (GCG) pada bank syariah berawal dikeluarkannya Peraturan
Bank Indonesia (PBI) yang menekankan perlunya penerapan Good Corporate Governance pada
perbankan, yaitu Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi bank umum.
Peraturan Bank Indonesia juga berlaku pada pada bank syariah yang artinya perbankan syariah
wajib menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam peroprasian
kegiatannya.Amanah, Nilai ini menjaga dengan ketat prinsi kehati-hatian dan kejujuran dalam
mengelola dana yang diperoleh dari pemilik dana sehingga timbul rasa saling percaya antara pihak
Your Picture Here
pemilik dana dan pihak pengelola dana investasi.Penerapan manajemen resiko termasuk sistem
pengendalian intern. Penyediaan dana kepada terkait dan penyedia dana terbesar, rencana strategi
bank
KESIMPULAN
Transparasi kondisi keuangan dan non keuangan bank Prinsip-prinsip good corporate governance
menurut Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan good corporate
governance bagi Bank Umum, diantaranya Konsep Good Corporate Governance harus menjamin
pengungkapan yang cukup akurat dan tepat waktu terhadap seluruh kejadian penting yang
berhubungan dengan perusahaan termasuk didalamnya mengenai kondisi keuangan, kinerja,
struktur kepemilikan dan peraturan perusahaan.Prinsip ini berupa ikutnya perusahaan dalam
pemeringkatan yang dilakukan oleh IICG (Indonesia Institut for Corporate Governance) agar
mendapat kritik dan masukkan yang bearti dalam menerapkan Good Corporate Governance.
Profesional (professional) menurut peraturan bank indonesia nomor 11/33/PBI/2009, profesional
adalah memiliki kompetensi, mampu bertindak objektif
Your Picture Here dan bebas dari pengaruh atau tekanan dari
pihak manapun (independen) serta memiliki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan bank
syariah.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai