Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh ekstrak daun

kembang sepatu (Hibiscus


rosa-sinensis L.) terhadap
pertumbuhan bakteri
Salmonella thypi
Disusun oleh
Saniatul Istiqhomah (1508016003)
Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang
sangat luas, mempunyai 35.000 pulau yang besar dan kecil
dengan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang sangat
tinggi. Salah satu jenis tumbuhan yang dapat ditemukan di
Indonesia adalah kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L).
Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) merupakan
salah satu tanaman hias yang mempunyai banyak varian
warna dan termasuk tanaman semak suku Malvaceae yang
berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam di daerah tropis
dan subtropis. Pada tumbuhan kembang sepatu teridentifikasi
adanya senyawa golongan flavonoid, saponin dan antosianin.
Rumusan Masalah
1. Adakah pengaruh ekstrak daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis L) terhadap pertumbuhan bakteri
Salmonella thypi ?
2. Berapakah Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)
ekstrak daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
yang mampu menghambat bakteri Salmonella thypi ?
Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kembang
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) terhadap pertumbuhan
bakteri Salmonella thypi
Untuk menentukan Konsentrasi Hambat Minimum
(KHM) ekstrak daun kembang sepatu ( Hibiscus rosa-
sinensis L) yang mampu menghambat bakteri Salmonella
thypi
Manfaat
Peneilitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang manfaat daun kembang sepatu ( Hibiscus rosa-
sinensis L) sebagai daun antibakteri. Penelitian ini juga
akan memberikan informasi pentingnya manfaat
tanaman kembang sepatu untuk dibudidayakan guna
menghindari kepunahan jenis tanaman kembang sepatu
khususnya di wilayah Jawa Tengah. Hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian
berikutnya dalam bidang kesehatan dan pertanian.
Kajian Pustaka
1. Tanaman kembang sepatu
2. Flavonoid
3. Salmonella thypi
4. Faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan bakteri
5. Konsentrasi Hambat Minimum
6. Zat Antimirobial
7. Kerangka konsep penelitian
Tanaman kembang sepatu
Kembang sepatu adalah jenis tanaman yang tumbuh subur dan
banyak terdapat di Indonesia. Akarnya berbentuk silinder, panjangnya
sekitar 5-15 cm, dan diameternya sekitar 2 cm. Tingginya mencapai
1-4 meter, tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan. Daun
tunggal, berbentuk bulat telur dengan tepi bergerigi kasar dan tulang
daun menjari, ujung meruncing, panjang daun 3, 5-9, 5 cm dan lebar
2-6 cm dengan daun penumpu berbentuk garis. Daun mempunyai
tangkai dengan panjang tangkainya 1-3, 7 cm. Bunga tunggal, keluar
dari ketiak daun, sekaligus menggantung, dengan tangkai bunga
beruas, warna bunga ada yang merah, dadu, oranye, kuning, putih,
dan sebagainya. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam kembang
sepatu antara lain saponin, polifenol, flavonoid, tanin, alkaloid dan
triterpenoid.
Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang
terdapat pada tanaman hijau, kecuali alga. Menurut
Markham (1988), flavonoid tersusun dari dua cincin
aromatis yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin
ketiga dengan susunan C6-C3-C6
Salmonella thypi
Merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk batang
diameter 1 - 3,5 µm x 0,5 – 0,8 µm, bergerak dengan
flagel peritrich mudah tumbuh pada perbenihan biasa
dan tumbuh baik pada perbenihan yang mengandung
empedu. Bakteri ini juga bersifat fakulatif dan sering
disebut sebagai facultative intra-celuler parasites.
Dinding selnya terdiri atas murein, lipoprotein,
fosfolipid, protein dan lipopolisakarida (LPS) dan
tersusun sebagai lapisan-lapisan (Dzen, 2003).
Salmonella thypi merupakan bakteri penyebab
Senyawa flavonoid mengikat gula sebagai demam tifoid atau thypus abdominalis.
glukosa dan oglikan.

Penanganannya bisa menggunakan antibiotik


Senyawa flavonoid dapat mendepolarasi akan tetapi mengonsumsi dalam waktu panjang
membran sel yang sudah diobservasi akan mengakibatkan masalah baru bagi kesehatan.
S.aureus

Salmonella thypi adalah bakteri gram negatif yang


Flavonoid memiliki sifat antibakteri resisten terhadap agligutinasi yang berbentuk
terhadap bakteri gram negatif butir-butir pasir.

Pemberian ekstrak daun kembang sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis L.) sebagai salah satu
jenis obat herbal terhadap bakteri Salmonella thypi.

Pengaruh ekstrak daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) terhadap pertumbuhan
bakteri Salmonella thypi.
Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh ekstrak daun kembang sepatu ( Hibiscus
rosa-sinensis L.) terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella
thypi.
Ha : Ada pengaruh ekstrak daun kembang sepatu ( Hibiscus rosa-
sinensis L.) terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella thypi.
Ho : Tidak ada Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak
daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) yang mampu
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella thypi.
Ha : Ada Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) yang mampu
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella thypi.
Metode penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
2. Alat dan bahan
3. Langkah kerja
4. Rancangan penelitian
5. Variabel penelitian
6. Analisis data
Variabel penelitian
Variabel bebas
ekstrak daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
dengan berbagai konsentrasi.
Variabel terikat
pertumbuhan bakteri Salmonella thypi
Variabel kendali
suhu, kelembaban udara, biakan bakteri Salmonella thypi,
media NA, media NB dan cara pengukuran diameter daya
hambat ekstrak daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis
L.) terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella thypi.
Analisis data
dilakukan dengan menggunakan uji Analisis of Varian (ANOVA)
dengan derajat kepercayaan 95% (p<0,05) yang berguna untuk
mengetahui adanya perbedaan daya hambat ekstrak daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) terhadap
pertumbuhan bakteri Salmonella thypi. Apabila terdapat
pengaruh dilakukan uji selanjutnya dengan uji LSD dengan taraf
kepercayaan 95% (p<0,05) untuk menguji perbedaan antar
perlakuan dari hasil penelitian sehingga diketahui konsentrasi
ekstrak daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) yang
paling efektif menghambat pertumbuhan Salmonella thypi. Cara
menentukan KHM bisa dilakukan dengan pengamatan zona
bening yang terbentuk jadi tidak perlu menganalisis.
Sekian dan terimakasih...

Anda mungkin juga menyukai