Anda di halaman 1dari 9

NAMA : Saniatul Istiqhomah

NIM : 1508016003
KELAS : BIO-6
MATA KULIAH : Ikhtiologi
DOSEN PENGAMPU : Siti Mukhlishoh Setyawati, M. Si

REVIEW JURNAL

Judul Diagnosa Penyakit Bakterial Pada Ikan Nila (Oreocrhomis niloticus) Yang
Di Budi Daya Pada Jaring Tancap Di Danau Tondano

Jurnal Budidaya Perairan

Volume Vol. 2 No. 3: 24 – 30

Tahun 2014

Author Chairanitansyah Ashari, Reiny A. Tumbol, Magdalena E. F. Kolopita

Reviewer Saniatul Istiqhomah

Tanggal September 2014

Tujuan Penelitian Dapat mengetahui diagnosa bakteri pada ikan nila yang di
budidayakan pada jaring tancap di Danau Tondano

Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah sampling. Kemudian untuk hasil
isolasi bakteri dan hasil pengukuran kualitas air dianalisis secara
deskriptif kualitatif.

Hasil dan Diagnosa Penyakit

Pembahasan Dalam penelitian tersebut isolasi bakteri diambil dari kepala ginjal
(anterior kidney) yang terletak di bagian depan di bawah tulang
belakang dekat kepala. Selanjutnya, dari isolasi tersebut didapatkan
hasil bahwa terdapat adanya bercak merah pada bagian sekitar
perut, mata yang sedikit menonjol serta adanya kerusakan pada

1
ujung-ujung sirip. Hal ini mengindikasikan bahwa ikan terserang
penyakit bakteri Motile Aeromonad Septicemia (MAS) atau yang
dikenal dengan nama penyakit bintik merah. Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila. Menurut Post
(1987), penyakit MAS dapat disebabkan oleh dua spesies bakteri
aeromonas yang agak mirip yaitu A. Hydrophila dan A. punctata.
Bakteri ini dikenal sebagai patogen primer maupun sekunder.
Bakteri ini berbentuk batang, motile, tidak membentuk spora, gram
negatif dan non-acid-fast, aerobik dan fakultatif anaerobik,
memproduksi pigmen coklat sampai coklat kemerah-merahan.
Kontrol MAS dapat dilakukan dengan menghindari padat tebar
yang berlebihan atau kondisi stres yang memungkinkan munculnya
wabah MAS. Hasil isolasi bakteri pada media agar memperlihatkan
pertumbuhan koloni bakteri dengan pigmen berwarna kuning
kecoklatan. Bentuk koloni umumnya bulat. Berdasarkan pada
warna pigmen yang diproduksi pada media agar maka
kemungkinan besar bakteri yang tumbuh adalah Aeromonas sp. Hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan Post (1987) bahwa
kebanyakan bakteri aeromonas memproduksi pigmen berwarna
coklat sampai coklat kemerahan. Dengan adanya gejala klinis
berupa bintik merah pada bagian perut serta pigmen yang berwarna
kecoklatan yang mengindikasikan bahwa penyakit MAS sudah
menyerang ikan budidaya di Keramba Jaring Tancap di daerah
sekitar Danau Tondano.

Oksigen Terlarut (DO)

Nilai kandungan oksigen tertinggi yaitu 5,25 ppm dan terendah 2,1
ppm. Berdasarkan Baku Mutu Air sesuai PP. No. 82 Tahun 2001,
oksigen terlarut pada desa Eris tidak berada pada kondisi alami
yaitu pada batasan minimum < 3 ppm Jumlah oksigen yang
dibutuhkan untuk biota budidaya tergantung ukuruan, suhu dan
tingkat aktivitasnya dan batas minimumnya adalah 3 ppm atau 3
ppm.

2
Derajat Keasaman (pH)

Nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman atau


kebasaan suatu perairan. Tingkat keasaman merupakan faktor yang
penting dalam proses pengolahan air untuk perbaikan kualitas air.
Kondisi perairan bersifat netral apabila nilai pH sama dengan 7 dan
kondisi perairan bersifat asam bila pH kurang dari 7, sedangkan pH
lebih dari 7 perairan bersifat basa.

Amoniak

Kadar amoniak terendah di areal budidaya desa Eris dan Paleloan


berkisar 0,03 ppm dan tertinggi 0,1195 ppm. Berdasarkan nilai
baku mutu, kandungan amoniak di kedua desa ini telah melewati
batas yang layak untuk budidaya perairan. Nilai amoniak bebas
diperairan sebaiknya tidak lebih dari 0,02 ppm.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa ikan


nila yang dibudidayakan di daerah Danau Tondano sudah terinfeksi
penyakit MAS yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophila.
Kualitas fisika kimia air di daerah sekitar jaring tancap di daerah
Tondano masih berada dalam kondisi alami dan layak untuk usaha
budidaya ikan.

Kelebihan Kelebihan penelitian ini adalah menggunakan bahasa yang mudah


dipahami oleh pembaca, kemudian untuk metode sudah dijelaskan
secara jelas dan runtut.

Kekurangan Kelemahan penelitian ini adalah pada bagian abstrak hanya


menggunakan bahasa asing. Sebaiknya,disertai dengan bahasa
Indonesia agar mempermudah pembacanya.

3
REVIEW JURNAL KE-2

Judul Pengembangan Deteksi Aeromonas hydrophila pada Ikan Nila


(Oreochromis niloticus) dengan Metoda Agar Gel Presipitasi di
Yogyakarta

Jurnal JURNAL SAIN VETERINER ISSN : 0126 - 0421

Volume JSV 33 (2)

Tahun 2015

Author Surya Amanu, Tri Untari, Michael Haryadi Wibowo, Sidna Artanto

Reviewer Saniatul Istiqhomah

Tanggal Desember 2015

Tujuan Penelitian Untuk mengaplikasikan metode agar gel presipitasi (AGP), untuk
deteksi dan identifikasi A. hydrophila yang selama ini belum
pernah dilakukan, khususnya di Bagian Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode agar gel presipitasi yaitu
metode yang dapat menggambarkan hasil diagnosa yang lebih
spesifik melalui interaksi antigen dan antibodi pada agar gel
presipitasi (AGP). Metode ini juga diketahui sebagai tes
imunodifusi atau tes reaksi presipitasi yang dikenal secara luas
sebagai metode untuk mendeteksi agen- agen patogen pada ikan
seperti yang telah dilaporkan oleh Chen et al. (1974) dan Bullock et
al. (1974).

Hasil dan Antiserum A.hydrophila dapat menunjukkan reaksi positif ketika


diuji dengan metode AGP baik dengan kultur murni dari sampel
Pembahasan
dan kontrol positif. Sumuran tengah/pusat diisi antiserum flagellar
A. hydrophila dan 4 sumuran di sekitarnya diisi antigen terlarut dari
sampel, kontrol positif dan kontrol negatif. Reaksi positif

4
ditunjukkan dengan adanya garis presipitasi diantara sumuran
antiserum dan antigen. Garis presipitasi mulai terbentuk dengan
kontrol positif setelah 12 jam pengamatan, dan setelah 4 hari
inkubasi tidak ada reaksi presipitasi pada kontrol negatif. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa tidak ada cross reaksi (false +)
atau false –) pada tes AGP menggunakan antiserum A. hydrophila.
Ketika diuji sendiri, kedua antiserum juga memberikan hasil yang
sama.

Uji AGP spesifik dan sensitif untuk mendeteksi antigen terlarut A.


hydrophila. Disamping lebih baik jika dibandingkan dengan uji
biokemis, uji AGP mempunyai beberapa keunggulan lain pada
identifikasi pada penyakit ikan yang pathogen. Hanya dengan
menggunakan satu plate agar, multiple Ag dapat diuji secara
bersamaan (simultan), hal ini dikatakan oleh Garvey (1977).
Metode ini juga dapat mengeliminasi cross reaksi, auto-
aglutinasi,yang biasanya terjadi pada rapid slide agglutination.
Toranzo dkk. (1987) menemukan cross reaksi pada slide aglutinasi
tes antara antiserum flagellar A. hydrophila ketika dites bersama
strain A. salmonicida. Dia menduga bahwa beberapa anggota dari 2
kelompok spesies menunjukkan thermo-labile Ag yang tidak dapat
dieliminasi dengan metode formaline-killed pada preparasi Ag.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat kami simpulkan bahwa metode


Agar Gel Presipitasi merupakan salah satu teknik yang dapat
dilakukan untuk identifikasi A. hydrophila. Kedua isolat A.
hydrophila (ATCC) sebagai kontrol positif maupun isolat A.
hydrophila yang berasal dari isolat ikan Nila yang berasal dari
Yogyakarta menghasilkan reaksi yang sama terhadap antiserum A.
hydrophila (ATCC) pada uji Agar Gel Presipitasi. Metode ini
diharapkan di kemudian hari dapat diaplikasikan untuk mendeteksi
bakteri patogen Gram negative ataupun positif.

Kelebihan Kelebihan penelitian ini adalah menggunakan bahasa yang mudah


dipahami oleh pembaca, kemudian untuk metode sudah dijelaskan

5
secara jelas dan runtut.

Kekurangan Kelemahan penelitian ini adalah tidak dituliskan adanya saran pada
bagian penutup

REVIEW JURNAL KE-3

Judul Deteksi keberadaan bakteri Aeromonas sp pada ikan nila yang


dibudidayakan di karamba jaring apung danau Tondano

Jurnal Budidaya Perairan

Volume Vol. 1 No. 3: 74-80

Tahun 2013

Author Wandalia Tantu, Reiny A. Tumbol, Sammy N.J. Longdong

Reviewer Saniatul Istiqhomah

Tanggal September 2013

Tujuan Penelitian Dapat mendeteksi keberadaan bakteri Aeromonas sp pada ikan nila
yang dibudidayakan di karamba jaring apung danau Tondano

Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode eksperiment atau metode
kuantitatif

Hasil dan Pewarnaan Gram

Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan keseluruhan sampel yang diuji, hasil


yang diperoleh adalah bakteri bersifat negatif, hal ini ditandai
dengan warna merah muda pada struktur dinding sel yang diamati
dengan menggunakan mikroskop pada pembesaran 100x. Bakteri
gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
kristal violet sewaktu proses pewarnaan gram sehingga akan
berwarna merah bila diamati dengan mikroskop. Oleh karena itu

6
hasil pengamatan menunjukan bahwa karakteristik dari bakteri
yang diperiksa yang tumbuh pada media TSA digolongkan ke
dalam bakteri golongan Aeromonas.

Uji Oksidase

Uji ini berfungsi untuk menentukan ada tidaknya enzim oksidase


pada bakteri. Koloni bekteri yang besifat Oksidase positif bila
diberi reagens dimetil-p-fenillendiamin oksalat maka warna bentuk
koloni berubah menjadi biru atau ungu dalam beberapa menit (Lay,
1994). Uji bersifat positif ditunjukan oleh sampel dengan kode
T.insang 2, T.ginjal (A)1, T.ginjal (B)1,2,3, E.insang 1, E.ginjal
(B)1,E.ginjal(B)3 , P.insang 3 dan P.ginjal (B)1,2,3.

Uji katalase

Menurut Lay (1994), penentuan adanya katalase diuji dengan


larutan H2O2 3% pada koloni terpisah. Pada uji katalase
menunjukkan hasil positif terdapat pada sampel dengan kode,
T.insang 1,2, T.ginjal (A)1,2, T.ginjal B,1,2,3, E.insang 1,3,
E.ginjal (A)1,3, E.ginjal (B) 1,3, P.insang 1,3 dan P.ginjal B.1,2,3.
Hasil uji bersifat positif terlihat adanya pembentukan gelembung
udara

Uji TSIA

Uji TSIA bertujuan untuk mendeterminasi bakteri yang mampu


menggunakan beberapa karbohidrat khusus dan kemampuan bakteri
menghasilkan gas H2S. dari hasil pengamatan produksi gas H2S
ditunjukan oleh sampel dengan kode T.insang 1,2,3, T.ginjal (A)1,
T.ginjal (B)1,2,3, E.insang 1,2,3, E.ginjal (B)1, P.insang 1,
P.insang 3 dan P.ginjal (B)1,2, dan 3.

Uji H2S

Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya produksi gas hidrogen


sulphid dari sulfur yang mengandung asam-asam amino melalaui
aktifitas enzim (Trott dan Moss, 2001). Reaksi positif ditunjukan

7
dengan adanya warna hitam dari keseluruhan sampel hasil positif
ditunjukan oleh sampel dengan kode T.insang 2, T.ginjal (A)1,
T.ginjal (B)3, E.insang 1,2 E.ginjal (B)1, P.insang 1, P.insang 3 dan
P.ginjal (B)1 dan 3, sedangkan sampel lainya menunjukan hasil
negatif.

Uji Indol

Uji ini bertujuan untuk mengetahui produksi Indol dari asam amino
tryptophane melalui enzim tryptophanase. Hasil uji positif dapat
dilihat dari adanya warna merah pada permukaan media apabila
ditambahkan reagen kovac. Sampel dengan hasil positif ditunjukan
pada sampel dengan kode T.insang 2, T.ginjal (B)3, E.insang 1,
E.ginjal (B)1, P.insang 3 dan P.ginjal (B)1 dan 3.

Uji Motility

Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui pergerakan bakteri,


bila terjadi pergerakan atau tidak pada bakteri tersebut. Fardiaz
(1992) menyatakan bahwa sifat motilitas bakteri dapat dilihat
dengan pertumbuhan yang menyebar disekeliling tempat
permukaan kultur. Pada uji motility yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa terjadi pertumbuhan bakteri yang menyebar,
hal ini berarti uji menunjukan hasil positif, yang berarti bakteri
tersebut memiliki alat gerak, hasil positif ditunjukan pada sampel
dengan kode T.insang 2, T.ginjal (A)1, T.ginjal (B)3, E.insang 1,2,
E.ginjal (A)3, E.ginjal (B)1, P.insang 3, dan P.ginjal (A)3, dan
P.ginjal (B)1 dan 3.

Uji Sitrat

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah bakteri mampu


memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon dan energi untuk
proses metabolisme, dari hasil pengamatan hanya ada 5 sampel
yang menunjukan hasil positif yaitu sampel dengan kode T.insang
3, T.ginjal (A)1, P.insang 1, dan P.ginjal (B) 2 dan 3.

8
Dengan ditemukannya bakteri Aeromonas sp pada sampel ikan nila
yang diperoleh dari Keramba Jaring Apung Danau Tondano dapat
dijadikan dasar untuk mengantisipasi terjadinya wabah penyakit
bakteri di lokasi budidaya ini, dimana data yang ada dapat
digunakan untuk penanggulangan dengan pemberian obat yang
sesuai dan tepat.

Kesimpulan Ikan nila yang dibudidayakan di Danau Tondano terindikasi 22,22 %


terinfeksi dengan bakteri Aeromonas sp., dimana 7,40% di Desa
Paleloan, 7,40% di Desa Toulimembet, dan 7,40% di Desa Eris.

Kelebihan Kelebihan penelitian ini adalah menggunakan bahasa yang mudah


dipahami oleh pembaca, kemudian untuk metode sudah dijelaskan
secara jelas dan runtut.

Kekurangan Kelemahan penelitian ini adalah bagian simpulan yang dijelaskan


terlalu sedikit

Anda mungkin juga menyukai