Anda di halaman 1dari 4

PAPER PENYAKIT PARASITIK PADA SATWA LIAR

Infeksi protozoa Haemogregarina sp. Pada biawak air

(Varanus salvator)

Disusun Oleh

Nama : Dehan Jul Afdi

Nim : 1902101010137

Kelas : 04

STUDI PENDIDIKAN DOKTER HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2021
1. Anamnesis
a. Bagaimana nafsu makan hewan?
b. Bagaimana habitus hewan?
c. Bagaimana konsistensi feses hewan?
d. Kapan terakhir kali hewan diberikan obat antiparasit?

2. Diagnosa
Pemeriksaan ulas darah sangat membantu dalam menegakkan diagnose yang
tepat.Pada kasus infeksi parasite darah Haemogregarina sp. Ini dilakukan pemeriksaan
ulas darah tipis.

3. Gejala klinis
Infeksi Haemogregarina sp. pada reptil tidak dapat menular terhadap manusia.
Reptil yang terinfeksi Haemogregarina sp. umumnya tidak menimbulkan gejala klinis,
namun reptil dengan tingkat parasitemia yang tinggi dapat mengalami anemia, lemas dan
anoreksia (AAZV, 2013).

4. Pemeriksaan laboratorium/metode pemeriksaan


Pada identifikasi parasite darah dilakukan pemeriksaan ulas darah.Pada
pemeriksaan Haemogregarina sp dilakukan ulas darah tipis.Prosedurnya adalah
a. Teteskan satu tetes darah pada object glass lalu ambil object glass yang lain dan darah
di apus setipis mungkin dengan cepat
b. Setelah itu fiksasi pada methanol selama 3 menit
c. Kemudian keringkan dan rendam didalam eosin selama 35 menit
d. Lalu keringkan dan bilas dengan air mengalir
e. Lalu amati di bawah mikroskop,gunakan minyak emersi untuk memperjelas

Hasil pengamatan :

5. Terapi
Untuk terapi biasanya diberikan obat-obatan antiprotozoal seperti
monensin,robenidine,zolidone,nicarbazine,methilbenzoquat serta invermectin yang
berfungsi sebagai pembunuh vector yang berspektrum luas.Biasanya pemberian obat ini
dilakukan dengan mencampurkan pada air atau pakannya.

PEMBAHASAN

A. Etiologi

Haemogregarina sp. merupakan parasit intraeritrositik yang berbentukmemanjang


dengan inti parasit berwarna gelap, dan parasit mendesak inti eritrosit.Haemogregarina
sp. tampak berbentuk lonjong seperti sosis yang terletak di dalam eritrosit, parasit
berwarna pucat dengan inti gelap keunguan, mendesak inti eritrosit hingga ke tepi.
Karakteristik tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Tomé et al., 2018).
Infeksi Haemogregarina sp. pada reptil tidak dapat menular terhadap manusia.
Reptil yang terinfeksi Haemogregarina sp. umumnya tidak menimbulkan gejala klinis,
namun reptil dengan tingkat parasitemia yang tinggi dapat mengalami anemia, lemas dan
anoreksia (AAZV, 2013).

B. Epidemiologi
American Association of Zoo Veterinarians (AAZV) menyebutkan bahwa
Haemogregarina sp.ditularkan melalui gigitan vector,sehingga kontak langsung antar
hewan bukan merupakan faktor resiko infeksi.Salah satu ektoparasit yaitu tungau dari
genus Ophioniysssus berperan sebagai vector dalam siklus hidup Haemogregarina sp.
Habitat biawak pada lingkungan yang kotor memungkinkan biawak mudah terinfestasi
ektoparasit tersebut sehingga biawak mempunyai peluang untuk terinfeksi
Haemogregarina sp.melalui tungan ophionyssus sp.Musim hujan dan kelembapan yang
tinggi juga salah satu faktor meningkanya infeksi parasite.
C. Pencegahan dan pengendalian
a. Sanitasi kandang yang baik
b. Pemberantasan siklus hidup vector
c. Pembersihan pada tempat pakan dan minum
d. Pemisahan biawak yang sehat dan yang sakit
e. Memperhatikan kelembapan kandang
f. Memperhatikan kesehatn biawak pada saat musim hujan.

Daftar Pustaka

Biru DMA, Detha AIR, Wuri DA. 2018. Kajian pemahaman peternak dan pelaku usaha produk
pangan asal hewan tentang penyakit zoonosis dan pencegahannya di kota Kupang.
Jurnal Kajian Veteriner. 6:85-111.

Hanafiah M, Alfiansyah HD, Sayuti A. 2018. Identifikasi parasit pada biawak air (Varanus
salvator). Jurnal Sain Veteriner. 36:24-31.

Huminto H, Agungpriyono DR. 2008. Deadly adenoviral infection in a lizard (Varanus salvator).
Proceeding of AZWMC. Bogor, 19-22 Agustus 2008. Bogor (Indonesia). p. 40-41.

Anda mungkin juga menyukai