Anda di halaman 1dari 41

Mengkonstatir: menetapkan

peristiwa

Tugas Hakim dlm pkr Mengkwalifisir:


perdata mengkwalifikasi peristiwa

Mengkonstituir: memberi
Mengetahui & memahami apa hukumnya
yg disengketakan/pokok
sengketa dr penggugat dan
tergugat
Beberapa peristiwa tdk perlu dibuktikan:
1. Peristiwa yg tdk perlu diketahui dan tidak mungkin diketahui
hakim:
a. Dalam hal dijatuhkannya pts Verstek.
b. Tergugat mengakui gugatan penggugat
c. Dg diminta sumpah decisoir/pemutus
d. Dalam hal bantahan kurang cukup/referte
2. Hakim secara ex officio dianggap mengenal peristiwa:
a. peristiwa Notoir/notoir feiten: keadaan yg dianggap
diketahui umum.
b. peristiwa di persidangan spt: pihak tergugat tdk datang
3. Pengetahuan ttg pengalaman: kumpulan berdasarkan
pengetahuan umum, misalnya: kecepatan mobil dan pesawat,
penembakan pada kepada manusia
Beberapa pengertian pembuktian:
1. Arti Logis/Ilmiah: memberi kepastian yg bersifat mutlak (ultimate truth), krn
berlaku bagi setiap orang & tidak memungkinkan bukti lawan. Disini berdasarkan
Axioma (asas-asas umum yg dikenal dlm ilmu pengetahuan). Ex: dua kaki dari
sebuah segitiga tidak mungkin sejajar.
2. Arti Konvensional, disini pembuktian tdk bersifat mutlak tetapi relatif/nisbi yg
memepunyai tingkatan sbb:
a. Kepastian berdasarkan perasaan belaka, bersifat intuitif yg disebut:
Conviction in Time
b. kepastian berdasarkan pertimbangan akal : Conviction Rasonnee.
3. Arti Yuridis (membuktikan dlm hk acara): di sini tdk dimungkinkan adanya bukti
logis dan mutlak, di sini bersifat khusus. Pembuktian di sini hanya berlaku bagi
pihak2 yg berperkara dan tdk mutlak , ada kemungkinan buktinya palsu, maka
dimungkinkan bukti lawan. Bukti yuridis sering dikatakan sbg pembuktian historis
(past event)

Secara Konkret membuktikan dlm arti yuridis : memberi dasar-dasar yg cukup


kpd hakim yg memeriksa perkara guna memberikan kepastian ttg kebenaran
peristiwa yg diajukan.
Putusan hakim yang
Tujuannya didasarkan atas
pembuktian tsb

Dlm hk pidana hrs “beyond


reasonable doubt” (hrs ada
Pembuktian keyakinan) krn yg dicari
kebenaran materiil

Persayaratan Dlm hk perdata cukup:


“preponderance of evidence”.
dlm hk
(tdk secara tegas mensyaratkan
Anglosaxon adanya keyakinan), krn yg dicari
kebenaran formil, tdk boleh
langgar asas ultra vires/ultra
petita
Ps 163 HIR, 283 RBg, 1865
Peristiwa BW: “Barang siapa
(Factum) dan menyatakan mempunyai hak
hak atau menyebutkan suatu
peristiwa untuk meneguhkan
haknya atau untuk
Yang harus membantah adanya hak
dibuktikan Peristiwa
orang lain, maka orang itu
yang
harus membuktikan adanya
relevant
hak atau peristiwa itu”

Yang membuktikan adalah para pihak penggugat dan


tergugat, dan yg menilai alat bukti atau menyatakan terbukti
atau tidak adalah hakim & hakim yg membebani para pihak
dg pembukian (bewijlast, burden of proof)
Actori In Cumbit Probatio
(siapa yg menggugat dialah
yg wajib membuktikan)

Asas Pembuktian

Actori In Cumbit Onus


Probandi (siapa yg menuntut
dialah yg wajib membuktikan)
Positief wettelik bewijstheorie, hakim
terikat secra positif kpd alat bukti
menurut UU tanpa perlu keyakinan
(Kebenar formil dlm Hk Ac Pdt)

Conviction intime: pembuktian


diserahkan pada keyakinan hakim (di
AS hakim Unus Judex (tunggal) tdk
Parameter Bewijstheorie menentukan benar salah tetapi Jury,
Pembuktian namun hakim punya hak Veto

Conviction Rasionee: hakim diberi


kebebasan pakai alat2 bukti keyakinan
dg alasan yg logis (ex: perkala lalin,
tipiring)

Negatief wettelik bewijstheorie: di anut


peradilan pidana Indonesia, keyakinan
timbul dari alat bukti mrt UU (Pasal 183
KUHAP : 2 alat bukti + keyakinan)
Alat-alat bukti yg
digunakan unk
membuktikan adanya
Bewijsmiddelen peristiwa hk (Ps 1865
BW, 184 KUHAP), perlu
memperhatikan UU ITE
Cara bagaimana
menyampaikan alat2
bukti di muka hakim, di
sini bersifat fomalistik,
alat bukti yg diperoleh
Bewijsvoering tidak boleh dg cara yg
tidak sah (unlawful
legal evidence) ex:
kasus narkoba,
penyadapan dll
Ada bbrp cara untuk membuktikan suatu peristiwa:
1. Bila peristiwa terjadi dimasa lampau tdk mungkin dihadapkan
hakim, maka seseorang dapat mengajukan peristiwa tsb dg cara
mengajukan keterangan secara tertulis ttg peristiwa tsb (Surat),
disini alat bukti bersifat Documentary
2. Dapat saja terjadi peristiwa A sulit dibuktikan, maka untuk
membuktikan peristiwa A dibuktikanlah peristiwa B, dg berhasilnya
dibuktikan peristiwa B, maka peristiwa A dianggap terbutkti .
(persangkaan, vermoedens, preasumptiones)
3. Dapat saja pihak yg bersangkutan memberi keterangan di
persidangan (Pengakuan dan sumpah) disini disebut alat bukti
bersifat Oral
Pada prinsipnya bukti secara teori ada tujuh kategori:
1. Direct Evidence: bukti secara langsung mengenai suatu fakta (saksi lihat langsung
pembunuhan).
2. Circumtantial Evidence: bukti yg tdk langsung thd suatu fakta ttp dpt merujuk pd
kejadian yg sebenarnya (saksi hanya mendengar tdk lihat langsung, perlu
dianalisis).
3. Substitute Evidence: bukti yg tdk perlu dibuktikan krn sdh jadi pengetahuan umum
(peristiwa notoir).
4. Testimonial Evidence (bukti kesaksian):
a. Factual testimony: keasaksian yg terbatas ttg fakta2 yg relevan/benar2
mengetahui kejadian tsb.
b. Opinion Testimony: saksi dpt memberikan pendapatnya ttg kesaksiannya itu
sendiri bila saksi tsb seorang ahli.
c. Expert Opinion: memberi interpretasi fakta dlm rangka meyakinkan hakim.
5. Real/Physical Evidence: obyek fisik yg berkaitan dg peristiwa/kejahatan, sering
juga disebut “barang bukti” (pisau, sejata, kunci dll).
6. Demonstratif Evidence: bukti yg digunakan unk menjelaskan di pengadilan,
misalnya rekonstruksi oleh polisi dg menggunakan bagan/reka ulang.
7. Documentary Evidence: bukti yg meliputi tulisan tangan, surat, fotografi, transkrip
rekaman dan alat bukti tertulis lainnya.
Alat Bukti tertulis

Ps164 HIR, Kesaksian


284 RBg, 1866
BW
Persangkaan-Persangkaan

Alat Bukti dalam


Pengakuan
Hukum Acara
Perdata
Sumpah

Ps 153, 154 Pemeriksaan setempat


HIR, 180, 181 (Descente)
RBg, 211, 215
Rv
Keterangan ahli
(expertise)
Keterangan Saksi
Ps 184 (1) Keterangan Ahli
KUHAP Surat
Petunjuk
Keterangan Terdakwa
Surat

Alat Bukti Keterangan ahli


PTUN
Keterangan saksi
Pengakuan para pihak
Pengetahuan hakim
Surat
Mahkamah Keterangan saksi
Konstitusi Keterangan ahli
Ketengan para pihak
Petunjuk
Alat bukti tertulis/surat: sgl sesuatu yg memuat
tanda2 bacaan yg dimaksudkan untuk
menyampaikan buah pikiran seseorang &
dipergunakan sbg pembuktian (bandingkan dg
foto, denah sbg demonstrative evidence)

Alat bukti Otentik


tertulis (Ps138,
165, 167 HIR,
164, 285-305 Akta
RBg 1867-1894
BW
Di bawah
Jenisnya tangan

Bukan Akta
Akta mrpkn surat surat sbg alat bukti yg
diberi tanda tangan yg memuat peristiwa
yg menjadi dasar suatu hak atau perikatan
yang dibuat sejak semula dg sengaja untuk
pembuktian

AKTA Ciri akta: hrs ada ttdnya (Ps 1869 BW),


fungsi ttd untuk memberi ciri
(mengindividualisir), untuk membedakan
akta yg dibuat oleh orng lain

Alat bukti tertulis yg diajukan ke PN


harus dibubuhi materai yg cukup
Fungsi formil (formalitas causa) yg berarti
untuk lengkapnya atau sempurnannya
(bukan untuk sahnya) suatu perbuatan
hukum hrslah dibuat suatu akta. Contoh
perjanjian pemborongan hrs dituangkan
dlm bentuk akta (Ps 1601 BW), perjanjian
utang dg bunga (Ps 1851 BW), perdamaian
(Ps 1851 BW). Sedangkan yg hrs dlm akta
otentik adalah : pemberian hipotek (1771
BW), Hibah (1682 BW),.
Fungsi
Akta
Fungsi sbg alat bukti (probationis causa)
artinya akta dibuat sejak semula den gan
sengaja untuk pembuktian dikemudian
hari.
Akta Otentik:
1. Secara teoritis AO: surat yg sejak semula dg sengaja secara resmi (bukan
dibawah tangan ) dibuat untuk pembuktian.
2. Mrt Ps.1868 BW, 165 HIR, 285 RBg, OT: akta yg bentuknya ditentukan oleh
UU dan dibuat oleh atau di hadapan pejabat umum (notaris, pegawai
pencatatan sipil, panitera, juru sita dsb) yg ditugaskan membuat surat akta
tsb dimana akta itu dibuat. Ex Notaris: adalah pejabat umum yg berwenang
untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya (Pasal 1 UUJN No.
30/2004).
3. Otentik tdknya suatu akta tdk cukup dibuat di hadapan pejabat saja, ttp
pembutannya hrs menurut ketentuan UU, akta yg dibuat oleh pejabat yg tdk
mempunyai wewenang/tdk memenuhi syarat tdk dpt disebut akata otentik
ttp mempunyai kekuatan sbg akta di bawah tangan bila di ttd oleh para pihak.
4. AO mrpkn risalah pejabat, maka hanya merupakan bukti dari apa yg dibuat di
hadapan pejabat.
5. AO mrpkn alat bukti yg sempurna bagi para pihak, ahli waris dan orang2 yg
mendapat hak dari akta tsb, ttp masih dapat dilumpuhkan oleh bukti lawan.
6. Terhadap pihak ketiga AO mempunyai kekuatan bukti bebas, yaitu
penilaiannya diserahkan kpd pertimbangan hakim
Akta yg dibuat oleh pejabat (acte ambtelijk): akta yg
dibuat oleh pejabat yg diberi wewenang untk itu
dima pejabat tsb menerangkan apa yg dilihat serta
apa yg dilakukan. Di sini inisiatif bukan dari para
pihak. Contoh: berita acara yg dibuat polisi/panitera.

Akta
Otentik
Akta yg dibuat oleh para pihak (partij acte): yaitu
akta yg dibuat di hadapan pejabat yg diberi
wewenang unk itu. Akta di sini dibuat atas
permintaan para pihak. Contoh akta notaris tentang
jual beli, sewa menyewa dsb. Partij acte, biasanya
diawali kata2:
“pada hari ini……tanggal…….menghadap pada saya
tuan A, notaris di……….., A dan B menerangkan
seperti berikut…..”
Akta yg tidak dibuat oleh atau
dengan perantara pejabat
umum, ttp dibuat dan dittd
sendiri oleh para pihak.

Akta di bawah
tangan

Kekuatan pembuktian akta di


bawah tangan sama dengan AO,
jika pihak yg menandatatangani
mengakui kebenaran isi akta tsb
Kesaksian adalah: kepastian yg
diberikan kpd hakim di persidangan ttg
peristiwa yg disengketakan dg cara lisan
dan pribadi oleh orng yg bukan salah
satu pihak dlm perkara, yg dipanggil ke
persidangan.
Alat bukti Saksi
(139-152, 158-
Keterangan yg diberikan saksi hrs ttg
172 HIR, 165-179
peristiwa yg dialami sendiri (ratio
RBg, 1902-1912
sciendi), pendapat atau dugaan
BW)
diperoleh secara berfikir (ratio
concluendi) bukan mrpkn kesaksian.
Saksi dipanggil untuk memberi
tambahan keterangan agar jelas
peristiwanya, saksi ahli dipanggil unk
membantu hakim dlm penilaian
peristiwa
Penilaian saksi , meliputi cara hidup saksi, adat-
istiadat dan martabat saksi

Saksi harus menerangkan bagaimana ia sampai


dpt mengetahui peristiwa, sampai sebab-sebab
ia dpt mengetahui dan mengenal suatu
peristiwa
Alat bukti
saksi Pada umumnya keterangan saksi yg diperoleh
dari pihak ketiga (testimonium de auditu)/hear
say) tdk diperkenankan

Keterangan saksi saja tanpa alat bukti lain tdk


dianggap sbg alat bukti yg cukup (unus testis nullus
testis), satu saksi kalau dpt dipercaya hakim
ditambah satu alat bukti lain
(persangkaan/pengakuan dpt mrpkn alat bukti yg
sempurna
Mereka yg tdk mampu secara mutlak/absolut:
Batas jadi hakim dilarang mendengar mereka sbg saksi
saksi mereka ini adalah:
1. Keluaga sedarah & kel semanda menurut
keturunan yg lurus dr salah satu pihak.
a. mrk pd umumnys tdk cukup obyektif
b. unk menjaga hub kel.
Golongan yg c. Mencegah timbulnya tekanan batin setelah
dianggap tdk bersaksi
mampu jadi 2. Suami/istri dr salah satu pihak meskipun sdh
saksi bercerai.

Mereka yg tdk mampu secara nisbi/relatif: mrk


boleh didengar tdk sbg saksi, keterangannya
hanya sbg penjelasan & tdk perlu diumpah:
1. anak2 yg belum mencapai 15 tahun.
2. Orang gila meskipun kadang-kadang sehat
dan orng di bawah pengampuan krn boros
Batas jadi Saudara laki-laki & perempuan
saksi serta ipar laki-laki & perempuan
dr salah satu pihak.

Golongan yg atas
permintaan Keluarga sedarah mrt keturunan
mereka dibebaskan
lurus dr sudara laki-laki &
untuk jadi saksi,
mrk boleh
perempuan dari suami atau istri
mengundurkan diri salah satu pihak
(hak ingkar)

Semua orang krn martabat,


jabatan atau hub kerja yg sah
diwajibkan meninpan rahasia,
seperti dokter, advocaat, polisi
dan notaris.
Menghadap di persidangan. Hakim akan
menanyakan identitas saksi, hubungan dg
para pihak, apakah saksi bekerja atau
mendapat upah dari salah satu pihak

Kewajiban untuk bersumpah/berjanji.


Sumpah diberikan sebelum memberikan
Kewajiban kesaksian untuk menerangkan yg
seorang saksi sebenarnya. Sumpahnya disebut sumpah
promissoir

Kewajiban untuk memberi keterangan.


Pertanyaan kpd saksi harus melalui hakim.
Hakim tidak wajib dan tidak dipaksa untuk
mempercayaai saksi (172 HIR, 309 RBg,
1908 BW. Dg demikian alat bukti saksi tdk
bersifat memaksa
Dlm hk acara pdt alat bukti ini bersifat
pelengkap (accessory evidence): artinya
persangkaan2 bukan alat bukti yg mandiri,
ia dpt jadi alat bukti dg merujuk alat bukti
lain
Alat bukti
persangkaan- Persangkaan2 : kesimpulan2 yg diambil
persangkaan berdasarkan UU atau pemikiran hakim dari
suatu peristiwa.

Ada dua macam persangkaan:


1. Persangkaan menurut UU (presumptio
juris)
2. Persangkaan berdasarkan pemikiran
hakim atas suatu fakta (presumptio
factie)
PJ: persangkaan yg berdasarkan suatu
ketentuan khusus UU di hubungkan dg
peristiwa tertentu, antara lain:
1. Perbuatan dinyatakan batal krn semata-
mata telah ada penyelundupan hukum.
Contoh anak berusaha membunuh
ayahnya, ttp tiba-tiba muncul wasiat bhw
hartanya akan diberi pada anak tsb.
(wasiat berdasarkan persangkaan UU akan
Presumptio
menjadi gugur).
Juris
2. Hal-hal yg oleh UU diterangkan
pembebasan utang disimpulkan dari
keadaan2 tertentu. Contoh pembayaran
sewa yg kwitansinya tdk lengkap.
3. Kekuatan yg oleh UU diberikan kepada
pengakuan atau sumpah salah satu pihak.
Contoh tergugugat mengakui gugatan
penggugat di pengadilan.
PF: kekuatannya diserahkan kepada pertimbangan &
kebijaksanaan hakim. Persangkaan berdasarkan fakta hanya
dibolehkan jika UU mengizinkan pembuktian dg saksi-saksi.
Contof PF:
1. Istri gugat cerai suami dg alasan zina, fakta yg diperoleh:
a. suami telah menginap dlm satu hotel dengan wanita &
dikamar tsb hanya ada satu ranjang.
b. saksi petugas hotel melihat bahwa suami dan wanita tsb
menginap dlm satu kamar.
c. ada bukti kwitansi pembayaran hotel atas nama suami tsb.
Presumtio d. tdk ada saksi yg melihat suami dan wanita tsb melakukan
Factie hub suami istri diluar perkawinan yg sah
e. timbul persangkaan2 bahwa suami & wanita tsb telah
melakukan hub zina.
2. Seorang anak bukan anak kandung tinggal bersama
pasangan sumi istri, fakta yg diperoleh:
a. anak tersebut memanggil suami-istri tsb ayah dan ibu.
b. anak tsb disekolahkan, dirawat, sampai dinikahkan
c. dg demikian PFnya anak tsb mrpkn anak angkat suami
isteri tsb.
Pengakuan di muka hakim mrpkn keterangan
sepihak baik tertulis/lisan yg secara tegas yg
membenarkan baik seluruh atau sebagian dari
sutu peristiwa atau hub hk yg diajukan oleh
lawannya, yg mengakibatkan pemeriksaan oleh
hakim tdk perlu dilanjutkan lagi
Pengakuan
(bekentenis,
confession) Ps Pengakuan tdk perlu persetujuan pihak lawan,
174-176 HIR, dg pengakuan sengketa dianggp selesai
311-313 RBg, sekalipun tdk sesuai dg kebenaran & hakim tdk
1929-1928 BW perlu meneliti kebenaran pengakuan tsb.

Pada hakikatnya pengakuan bukan mrpkn


pernyataan ttg kebenaran (meskipun benar)
akan tetapi lebih merupakan kehendak untuk
menylesaikan perkara, shg pd hakikatnya
pengakuan bukan sbg alat bukti
Pengakuan murni : pengakuan tergugat thd seluruh isi
gugatan penggugat. Contoh: A gugat B, bahwa B telah
berhutang Rp100.000.000,00, lalu B mengakui bahwa
ia berhutang pada Rp100.000.000,00

Pengakuan dg kualifikasi: pengakuan yg disertai


sangkalan terhadap sebagian gugatan. Contoh: A
Ada tiga gugat B bahwa B telah beli rumah A seharga
macam Rp200.000.000,00 dan blm dibayar oleh B, B akui
pengakuan telah beli rumah A ttp bukan Rp200.000.000,00
melainkan Rp150.000.000,00.

Pengakuan dg klausula: pengakuan yg disertai klausul


yg sifatnya membebaskan. Contoh A gugat B bahwa
B telah beli rumah A seharga Rp200.000.000,00 dan
belum dibayar oleh B, kemudian B mengakui bahwa
ia telah membeli rumah A seharga Rp200.000.000,00
tetapi ia telah membayarnya secara lunas.
Suatu pernyataan yg khidmat yg
diberikan /diucapkan ketika memberi
janji/keterangan dg mengingat akan sifat
Maha Kuasa dari Tuhan

Percaya bahwa siapa yg memberi


Sumpah keterangan / janji yg tidak benar akan
dihukum oleh Yang maha Kuasa

Sumpah merupakan tindakan yg bersifat


religius yg di gunakan dalam peradilan
Sumpah
saksi
Sumpah untuk berjanji
melakukan/tidak Sumpah
melakukan sesuatu saksi ahli
(sumpah promissoir)
Sumpah
Ada dua pegawai
macam baru, dsb
sumpah
Sumpah unk
Sumpah sbg
memberikan keterangan
alat bukti,
guna meneguhkan
fungsinya untuk
bahwa sesuatu itu benar
meneguhkan/m
atau tidak enguatkan
(assertor/confirmatoir) suatu peristiwa
Sumpah Suppletoir/pelengkap: sumpah yg
diperintahkan hakim kpd salah satu pihak
untuk melengkapi pembuktian suatu
peristiwa sbg dasar putusan

Dalam HIR &


Sumpah penaksiran (eastimatoir): sumpah
RBg dikenal tiga yg diperintahkan hakim kpd penggugat
macam sumpah untuk menentukan ganti kerugian

Sumpah decisoir /pemutus: sumpah yg


dibebankan atas permintaan salah satu
pihak kepada lawannya
Sumpah ini dpt diperintahkan kpd salah satu
pihak yg harus ada pembuktian permulaan
lebih dulu, ttp belum cukup dan tdk ada alat
bukti lain.

Dg penambahan sumpah suppletoir


pemeriksaan pkr jadi selesai dan dpt
Sumpah dijatuhkan putusan (misal bila hanya ada satu
suppletoir (155 saksi saja)
HIR, 182 RBg,
1940 BW) Sumpah suppletoir mempunyai kekuatan
bukti sempurna , yg masih memungkinkan
bukti lawan (lihat sumpah palsu Ps 385 Rv)

Sumpah ini tdk dapat diperintahkan bila tdk


ada alat bukti sama sekali dan apabila alat
bukti cukup lengkap
Sumpah ini dilakukan krn terdapat
jumlah ganti kerugian yg diajukan para
pihak jumlahnya belum pasti , maka
hrs dipastikan dg pembuktian.

Sumpah
penaksiran
(aestimatoir)
Sumpah ini baru dpt dibebankan oleh
hakim kpd penggugat bila penggugat
telah dpt membuktikan haknya atas
ganti kerugian yg jumlahnya belum
pasti dan tdk ada cara lain untuk
menentukan jumlah ganti rugi tsb
kecuali dg taksiran (etimasi)
Sumpah yg dpt dibebankan krn tdk ada pembuktian
sama sekali (bedakan dg sumpah suppletoir), dan
dpt dibebankan setiap saat selama persidangan

Inisiatif untuk membebani sumpah datang dari


salah satu pihak (deferent) dan ia yg menyusun
rumusan sumpahnya

Sumpah Akibat sumpah ini, kebenaran peristiwa yg diminta


Decisoir kan sumpah menjadi pasti dan pihak lawan tdk
boleh membuktikan bahwa sumpah itu palsu. Shg
merupakan bukti yg bersifat menentukan . Artinya
deferent hrs dikalahkan

Sumpah ini hrs berkenaan dg hal pokok dan bersifat


tuntas (litis decisoir)

Menolak untuk mengucapkan sumpah decisoir ,


akibatnya akan dikalahkan.
….demi Allah, bahwa
apa yg saya ucapkan di
depan hakim adalah
sejujur-jujurnya.
Apabila saya bohong ,
Sumpah pocong maka saya akan
menerim azab, laknat,
Sumpah siksa, kutukan dan
Decisoir Allah untuk
kehidupan saya.
Sumpah mimbar Apabila saya benar ,
(sumpah di maka azab, laknat,
siksa, kutukan Allah
gereja)
akan menimpa diri
penggugat
Sumpah
klenteng
Pemeriksaan sepempat pd
umumnya dilakukan terhadap
benda tidak bergerak

Pemeriksaan setempat mrpkn


pemeriksaan perkara oleh
Pemeriksaan
hakim krn jabatannya di luar
Setempat
gedung pengadilan
(descente)

Tujuannya; agar hakim dengan


melihat sendiri memperoleh
gambaran ttg kepastian
peristiwa yg disengketakan
Orang yg punya pengetahuan khusus
pd bidang tertentu (specialized are as of
knowledge) dan competent di bidang
nya

Pengertian Spesialisnya bisa dlm bentuk skill krn


latihan/training atau berdasarkan
Ahli
pengalaman

Berdasarkan spesialisnya tersebut,


keterangan yg diberikan dapat
membantu ttg peristiwa yg melebihi
kemampuan pengetahuan orang pada
umumnya (ordinary people)
Keterangan ahli merupakan keterangan
pihak ketiga yg obyektif dan bertujuan
membantu hakim dlm pemeriksaan
perkara guna membantu pengetahuan
hakim

Keterangan ahli digunakan untuk


Keterangan Ahli memperoleh pengetahuan yg lebih
(154 HIR, 181 mendalam tentang sesuatu yg hanya
RBg, 215 Rv) dimiliki oleh orang-orang tertentu
(contoh hal-hal yg bersifat teknis,
kontruksi bangunan, ahli pesawat, dokter
ahli/spesialis tertentu dsb)

Ahli sebelum memberi keterangan harus


bersumpah terlebih dahulu
Dpt diganti oleh ahli lain, dl beri keterangan
Beda saksi &
saksi Ahli Satu ahli cukup didengar mengenai suatu
peristiwa

Ahli punya keahlian khusus yg berhubungan


dg peristiwa

Ahli Ahli berikan keterangan /kesimpulan ttg


peristiwa yg disengketakan selama
terjadinya proses

Keterangan ahli yg ditulis tidak termasuk


dlm alat bukti tertulis

Hakim bebas untuk medengar/tidak thd


keterangan ahli
Pada umumnya saksi tdk dapat diganti ,
Beda saksi & kecuali bila peristiwa disaksikan oleh orang
saksi Ahli banyak

Berlaku asas unun testis nullus testis

Untuk menyaksikan peristiwa tertentu tdk


diperlukan keahlian

Saksi Saksi memberi keterangan yg dialami


sendiri sebelum terjadi proses

Saksi hrs beri keterangan scr lisan,


keterangan saksi yg ditulis mrpkn alat bukti
tertulis

Hakim terikat mendengar keterangan saksi


yg akan memberikan keterangan terhadap
peristiwa yg relevan

Anda mungkin juga menyukai