Anda di halaman 1dari 15

MATERI BUMN, BUMD & BUMDES

OLEH :
NAMA :MUHAMAD
NIM : D1A117187
BUMN (Badan usaha milik negara)

Pengertian BUMN

Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah


badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
Dasar Hukum BUMN

Dasar hukum BUMN tertuang dalam Undang-


Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan
Usaha Milik Negara.
Bagian – Bagian BUMN

1. Perusahaan Perseroan, Persero, adalah BUMN yang berbentuk


perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen)
sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan
utamanya mengejar keuntungan.
2. Perusahaan Perseroan Terbuka, Persero Terbuka, adalah Persero
yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria
tertentu atau Persero yang melakukan penawaran umum sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang di bidang pasar
modal.
3. Perusahaan Umum, Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya
dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan
untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. 
BUMD

Pengertian BUMD

Badan usaha milik negara yang dikelola oleh pemerintah


daerah disebut badan usaha milik daerah (BUMD).
Perusahaan daerah adalah perusahaan yang didirikan oleh
pemerintah daerah yang modalnya sebagian besar /
seluruhnya adalah milik pemerintah daerah. Tujuan pendirian
perusahaan daerah untuk pengembangan dan pembangunan
potensi ekonomi di daerah yang bersangkutan. Contoh
perusahaan daerah antara lain: perusahaan air minum
(PDAM) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD). Badan
Usaha Milik Daerah ( BUMD ) memiliki kedudukan sangat
panting dan strategis dalam menunjang pelaksanaan otonomi.
Dasar Hukum BUMD

Dasar hukum pembentukan BUMD adalah


berdasarkan UU No 5 tahun 1962 tetang
perusahaan daerah. UU ini kemudian
diperkuat oleh UU No 5 tahun 1974 tentang
pokok-pokok pemerintahan daerah (Nota
Keuangan RAPBN, 1997/1998).
Bagian-Bagian BUMD

BUMD dibedakan menjadi dua yaitu


sebagai perusahaan daerah untuk melayani
kepentingan umum yang bergerak di bidang
jasa dan bidang usaha.
BUMDES

Pengertian BUMDES
 BUMDes merupakan usaha desa yang dikelola oleh
pemerintah setempat dan memiliki badan hukum. Bisa
dikatakan, BUMDes adalah suatu badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
desa melalui penyertaan secara langsung yang asalnya
dari kekayaan desa itu sendiri.
Dasar hukum Badan Usaha Milik Desa

Seperti badan usaha lain yang ada di Indonesia, BUMDes


juga memiliki landasan hukum atas pendiriannya, yaitu UU
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Tak
hanya itu saja, ada juga PP No.72 Tahun 2005 tentang Desa.

Pada Juli 2018 lalu, Kementerian Desa, Pembangunan


Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menyatakan bahwa
jumlah Badan Usaha Milik Desa di seluruh Indonesia telah
mencapai lebih dari 35 ribu dari total 74.910 desa. Angka
tersebut mencapai lima kali lipat dari target kementerian
yang hanya mematok target sebanyak 5000 BUMDes.
Ciri Badan Usaha Milik Desa

Beberapa ciri khusus dari Badan Usaha Milik Desa adalah


sebagai berikut:
 Pemerintah desa memegang kekuasaan penuh yang
kemudian badan usaha tersebut dikelola bersama
masyarakat desa setempat.
 Modal berasal dari desa sebesar 51% dan dari masyarakat
sebesar 49% yang dilakukan dengan cara penyertaan
modal berupa saham atau andil.
 Falsafah bisnis yang digunakan untuk melakukan
kegiatan operasional berakar dari budaya lokal.
 Potensi dan informasi pasar jadi acuan bidang yang
dipilih bagi badan usaha desa tersebut.
Fungsi Badan Usaha Milik Desa

Badan Usaha Milik Desa diketahui memiliki beberapa fungsi yang


mengacu pada UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa. Di antaranya
sebagai berikut:

Dilihat dari tujuannya, badan usaha ini sengaja dibentuk untuk


meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui
pengelolaan potensi desa sesuai kebutuhan masyarakat
setempat. Bisa dikatakan, badan usaha satu ini jadi salah satu
sumber kegiatan ekonomi desa.
Badan usaha ini berperan sebagai lembaga sosial yang harus
memihak kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam
hal penyediaan pelayanan sosial.
Tujuan Badan Usaha Milik Desa

Pembangunan atau pendirian badan usaha desa


ini memiliki beberapa tujuan tertentu, di
antaranya:
Meningkatkan pendapatan dan perekonomian
masyarakat desa setempat.
Membantu mengoptimalkan potensi sumber
daya alam untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat di sekitarnya.
Menjadi alat pemerataan dan pertumbuhan
ekonomi desa yang bersangkutan.
Jenis Badan Usaha Milik Desa

Setelah mengetahui pengertian, dasar hukum ciri, fungsi,


dan tujuan dari badan usaha satu ini, berikutnya kita
beralih ke pembahasan mengenai jenis-jenis BUMDes,
antara lain:
 Serving
Arti dari badan usaha yang bersifat serving adalah badan
usaha yang menjalankan bisnis sosial untuk melayani
masyarakat setempat.
 Banking
Badan usaha banking merupakan badan usaha yang
bertugas menyimpan dana untuk memenuhi kebutuhan
keuangan masyarakat desa setempat.
Renting
Lain halnya dengan badan usaha yang
bersifat renting atau fokus pada bidang
penyewaan. Pada dasarnya, badan usaha semacam
ini akan melayani masyarakat desa yang
membutuhkan persewaan sebagai upaya
memenuhi kebutuhan hidupnya. Misalnya,
penyewaan rumah, tanah, gedung, hingga alat-alat
pertanian.
Brokering
Istilah brokering atau yang juga bisa disebut
sebagai perantara merupakan badan usaha
berbentuk lembaga yang menghubungkan antara
satu pihak dan pihak lainnya dengan tujuan sama.  
Trading
Badan usaha jenis trading merupakan badan usaha yang
fokus pada produksi dan jual beli barang-barang tertentu
di suatu pasar. Biasanya, skala jual beli badan usaha yang
berjenis trading ini lebih luas demi memenuhi kebutuhan
masyarakatnya. Contohnya, hasil pertanian, hasil
peternakan, pabrik es dan lain sebagainya.
Holding
Jenis lainnya adalah holding yang diartikan sebagai suatu
unit dari semua jenis unit usaha yang ada di desa. Di
mana setiap unit tersebut berdiri sendiri dan tidak terikat
satu sama lain. Misalnya, desa wisata yang mengkoordinir
berbagai jenis usaha dari kelompok masyarakat desa,
seperti kuliner, kerajinan, penginapan, dan lain
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai