Anda di halaman 1dari 23

Biofarmasetika Rute Inhalasi

Fajrin Febriani S 066118017


Hamzah Kurniawan 066118041
Meidiana Putri 066118055
Nyimas Atikah 066118029
Reksha Ratu A 066118018
Yuliani 066118014

Kelompok 9 Kelas AB
Inhalasi
Definisi

Inhalasi adalah sediaan obat atau larutan atau suspensi


terdiri atas satu atau lebih bahan obat yang diberikan melalui
saluran napas hidung atau mulut untuk memperoleh efek lokal
atau sistemik. (Farmakope Indonesia Edisi V)
Terapi inhalasi adalah pemberian obat secara hirupan
kedalam saluran pernafasan. Jenis inhaler yang banyak
digunakan oleh para penderita penyakit pernafasan adalah MDI
(Metered Dose Inhaler). (Ikawati, 2007).
Terapi inhalasi merupakan pilihan terapi pemberian obat
dengan tujuan untuk mengontrol atau terapi kondisi akut pada
penderita penyakit paru obstruksi. (Suwondo, 1991)
Tujuan Terapi
Inhalasi
Tujuan dari terapi inhalasi ini adalah untuk
menyalurkan obat langsung ke target organ yaitu
paru-paru, tanpa harus melalui jalur sistemik
terlebih dahulu. Dalam terapi inhalasi, pada
prinsipnya sediaan obat yang diberikan dibentuk
menjadi partikel-partikel aerosol terlebih dahulu
dengan penggunaan generator aerosol. Penggunaan
obat-obatan secara inhalasi memiliki keuntungan
dan kerugian dalam hal terapi penyakit paru
Keuntungan
Terapi
a. Onset kerja lebih cepat dibandingkan obat oral
Inhalasi
b. Dosis yang diberikan kecil
c. Obat langsung menuju paru-paru, sehingga
paparan sistemik minimal.
d. Efek samping sistemik lebih jarang dan lebih
ringan dibandingkan obat yang diberikan
secara sistemik.
e. Terapi dengan obat inhalasi cenderung tidak
menimbulkan nyeri, dibandingan obat yang
diberikan melalui injeksi, dan lebih nyaman.
f. Rangsangan oral inhalasi dapat menggantikan
kebiasaan merokok
Kekurangan a. Beberapa variabel (pola nafas yang benar, tatacara
Terapi penggunaan alat atau generator aerosol) dapat
Inhalasi mempengaruhi deposisi paru dan reproduktifitas dosis.
b. Dosis yang tepat sering tidak tercapai sehingga dapat terjadi
kekurangan atau sebaliknya.
c. Deposisi orofaringeal dapat menyebabkan absorbsi
sistemik. Iritasi orofaringeal menyebabkan penyumbatan,
nausea, vomitus,dan aerofagi.
d. Membutuhkan peralatan khusus dan mahal.
e. Kesulitan koordinasi antara gerakan tangan dan inhalasi
dengan PMDI yang dapat menurunkan keefektifan
f. Ketersediaan berbagai macam jenis alat akan
membingungkan pasien dan klinisi.
g. Keterbatasan informasi tentang standarisasi teknik inhalasi
kepada klinisi akan mengurangi keefektifan.
h. Pemberian secara inhalasi lebih kompleks dibandingkan
oral.
Jenis Terapi a. Kriteria terapi aerosol yang ideal;
Inhalasi • Murah
• Mudah pemakaiannya
• Mudah dibawa, selektif mencapai saluran napas
bawah sehingga efek samping minimal.
b. Terapi inhalasi dapat diberikan dengan inhaler dosis
terukur (MDI/Metered dose inhaler), inhaler dosis
terukur dgn spacer, nebuhaler, nebulizer, rotahaler atau
diskhaler
Macam –
macam Kemajuan pada suatu pengobatan adalah dengan
Sistem merubah rute pemberian obat secara oral menjadi
Inhalasi inhalasi dengan bentuk sediaan aerosol. Macam-macam
sistem yaitu :

1. Metered Dose Inhaler (MDI)


2. Dry Powder Inhaler (DPI)
3. Nebulizer
Metered Dose Inhaler (MDI)
Penggunaan MDI pertama kali memakai obat beta 2 agonis
non selektif seperti isoprenalin dan adrenalin, kemudian
digantikan obat beta 2 selektif. Contoh: salbutamol, terbutalin,
fenoterol dan formeterol
Ukuran kecil, mudah dibawa, nyaman, obat langsung
mencapai ke target (serangan dapat diatasi dgn cepat dan relatif
tidak mahal).
Kesulitan biasanya antara koordinasi tangan dan saat
menarik napas hingga obat lebih banyak yang tertinggal
diorofaring dan hanya sedikit yang mencapai saluran napas
bawah.
DPI (Dry Powder Inhalers)
Di Indonesia yg tersedia (diskus, turbuhaler, handihaler,
dan swinghaler).
Obat dihirup saat menarik napas, tidak diperlukan
koordinasi tangan dan tarikan napas
Tidak menggunakan propelan sehingga pasien harus dapat
menarik napas dengan kuat
Praktis dan mudah dibawa
Nebulizer
Prinsip Nebulizer yaitu mengubah obat : larutan aerosol,
sehingga dapat dihirup penderita dengan menggunakan
mouthpiece atau masker.
Dengan nebulizer dapat dihasilkan partikel aerosol
berukuran antara 2-5 μ.
Berbeda dengan alat MDI dan DPI dimana alat dan obat
merupakan satu kesatuan, alat nebuliser terdiri dari beberapa
bagian yang terpisah yang terdiri dari generator aerosol, alat
bantu inhalasi (kanul nasal, masker, mouthpiece) dan obatnya
sendiri.
Perbedaan MDI dan DPI

1. MDI membutuhkan koordinasi tangan/paru yang tinggi


2. Banyak anak dan usia lanjut yang sulit menggunakan MDI
secara benar
3. Latihan berulang agar terampil dalam menggunakan MDI
4. DPI tidak menggunakan campuran propelan
Lanjutan
Terwujudnya pengobatan yang optimal pada terapi penyakit,
memerlukan peran apoteker dalam memantau tingkat level pada
pasien, serta memberikan pengetahuannya untuk menggunakan
inhaler secara benar untuk pengobatan jangka panjang.
Menurut MENKES tahun 2004 dalam Standar Pelayanan
Kefarmasian tahun 2004 mengatur kewajiban farmasis untuk
memberikan konseling dan monitoring penggunaan obat terlebih
pada pasien dengan penyakit tertentu. Maka penting mengetahui
kemampuan apoteker di apotek dalam menggunakan alat inhalasi
karena teknik penggunaan inhaler adalah faktor penentu, apakah
pasien memperoleh keuntungan atau kerugian pada terapi jangka
panjang suatu penyakit.
Fisiologi Saluran Pernafasan Pembuluh Darah
Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena ada selisih
tekanan yang terdapat antara atmosfir dan alveolus akibat kerja
mekanik otot-otot. Hampir semua darah dalam tubuh lewat melalui
arteri pulmonalis ke kapiler paru, dimana oksigen kembali keatrium
melalui vena pulmonal.
Paru-Paru Memiliki 2 Sirkulasi :
1. Tekanan tinggi, sirkulasi aliran rendah memasok darah arteri
sistemik ke trakea, bronkus utama termasuk sambungan bronchiolus,
jaringan pendukung paru-paru dan lapisan luar (adventia) dari arteri
palmonal dan vena.
2. Sebuah sirkulasi tekanan rendah, aliran tinggi yang memasok
darah vena dari seluruh bagian tubuh ke kapiler alveolar dimana
oksigen ditambahkan dan karbon dioksida dilepaskan.
Proses Biofarmasi LADME

LIBERASI

Liberasi merupakan proses pelepasan zat aktif dari bentuk


sediaan. Ditinjau dari sudut sistemnya, aerosol merupakan suatu sistem
dispersi yang terdiri dari 2 fase, yaitu:

a. Fase pendispersi (fase penyebar), berupa campuran udara dan gas.

b. Fase terdispersi (fase yang tersebar), umumnya berupa larutan dalam


air dankadang-kadang berupa serbuk, walau tidak tercantum dalam
Farmakope.
Lanjutan

ABSORBSI

Mekanisme pertama melibatkan rute berair transportasi, yang


juga dikenal sebagai rute paracellular. Rute ini lambat dan pasif.

Mekanisme kedua melibatkan transportasi melalui rute lipoidal


juga dikenal sebagai proses transelular dan bertanggung jawab
untuk pengangkutan lipofilik obat yang menunjukkan tingkat
ketergantungan pada lipofilisitas mereka
Lanjutan

DISTRIBUSI

Dengan alat penyemprot, partikel-partikel aerosol akan


menempuh jalur tertentu yang berbeda dengan jalur perjalanan zat
aktif yang diberikan dengan cara lainnya dan jalur tersebut
tergantung pada cara pemberian aerosol (partikel yang dihirup).

Zat aktif akan bergerak menuju tempat aksi (bersama dengan


aliran udara yang dihirup), dan beraksi selama ada kontak (kadang
sangat terbatas) dan dengan dosis yang umumnya sangat kecil.
Lanjutan

METABOLISME DAN EKSRESI

Organ paru-paru mengekskresi segala macam gas dalam udara


ekspirasi dengan pernafasan keluar
Kelemahan dan kekurangan rute
Daftar Pustaka

1. Suwondo, A., 1991, Metoda Inhalasi Sebagai Cara Terapi Masa Kini
Penyakit Paru Obstruktif, Cermin Dunia Kedokteran, No. 69, Jakarta
2. Ikawati, Z., 2006, Farmakoterapi Penyakit Sistem Pernafasan,
Laboratorium Farmakoterapi dan Farmasi Klinik Bagian Farmakologi dan
Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
3. Farmakope Edisi V.
4.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai