Anda di halaman 1dari 32

Penyakit-Penyakit pada

Anak
Sri Untari, S.Tr.Keb., M.K.M
Diare
Definisi dan klasifikasi
 Diare Akut: Perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di dalam tinja
melebihi normal (10 mL/kg/hari), menyebabkan peningkatan frekuensi defekasi > 3 kali sehari.
Berlangsung selama 7 hari, biasanya sembuh sendiri, hanya 10% yang melanjut (PROLONG)
sampai 14 hari.
 Disentri: jika disertai darah makroskopis maupun mikroskopis. Pastikan bukan suatu “currant jelly
stool”
 Persisten: Diare akut karena infeksi usus yang karena sesuatu sebab melanjut 14 hari atau lebih.
 Kronik: diare karena defek pencernaan atau absorbsi yang bersifat kongenital, seperti Cystic
fibrosis, def. Enzim pencernaan kongenital (sind. Malabsorbsi), pankreatitis kronik.
Perjalanan diare
Faktor risiko diare pada anak
 Diare akut antara lain rumah tanpa akses air bersih, durasi pemberian ASI, usia pemberian
makanan pendamping ASI (MPASI), status gizi, usia balita, jenis kelamin, berat lahir, imunisasi,
suplementasi vitamin A, penggunaan pacifier, penitipan anak (day care), dan pajanan rokok.
Lingkungan: kebersihan lingkungan & perorangan. Kependudukan: daerah kota yang padat-
kumuh. Pendidikan (pengetahuan ibu), Sosial ekonomi, Musim: sepanjang tahun, kemarau (virus),
hujan (bakteri).

 Diare Persisten: Umur <6 bulan, Prematuritas, Malnutrisi, Tidak mendapat ASI, Ada penyakit
penyerta (ISPB), Penggunaan antibiotika atau antidiare, dan Anemia.
anamnesis
 Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan konsistensi tinja, lendir- darah.
 Muntah (deskripsi juga), nyeri perut, rasa haus, rewel, lemah, kesadaran menurun, sesak, kejang,
kembung. Demam, BB awal, BAK terakhir.
 Jenis dan jumlah cairan yang diminum, riw. Memakan makanan yang tidak biasa
 sumber air minum.
 Cari penyakit penyerta ekstra lntestinal, riwayat campak (imunodefisiensi)
 Penggunaan antibiotik, higienis
 Khas rotavirus: watery diarrhea, asam, BAB menyemprot, eritema natum, riwayat bepergian
 Demam tinggi (> 40oC), adanya darah dalam feses, nyeri perut, dan keterlibatan gejala SSP
mengarah ke etiologi bakterial. Sedangkan muntah dan gejala pernapasan ke arah virus.
Pemeriksaan Fisik:
 keadaan umum, kesadaran, tanda vital
 tanda utama: keadaan umum, gelisah/cengeng, lemah/letargi/koma, rasa haus, turgor kulit
abdomen menurun (pada pasien gemuk sulit dinilai, atau pada giziburuk sudah buruk dari awal)
 tanda tambahan: UUB (kalau gizi buruk juga cekung), kelopak mata, air mata, mukosa bibir mulut
dan lidah
 BB (hitung % penurunan), LLA untuk edema dan organomegali
 3 tanda terbaik untuk penentuan dehidrasi: pemanjangan CRT, turgor kulit, dan pola pernapasan
(III, C). Akral dingin, nadi lemah, dan tidak adanya air mata juga membantu.
 Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit: kusmaull (asidosis metabolik), kembung
(hipo K+), kejang (hipo or hiper Na+)
  OSMOTIK SEKRETORIK
Volume < 200 > 200 ml/hari
tinja ml/hari
Puasa Berhenti Berlanjut
Na+ tinja < 70 Meq/l > 70 Meq/l
Reduksi (+) (-)
pH tinja <5 >6
Tata laksana
• 4 pilar utama: Rehidrasi, Pemberian makan, obat (Zink), dan
Pencegahan dan edukasi
• Lintas diare: cairan (oralit formula baru),zink 10 hari,
melanjutkan pemberian makanan dan ASI, antibiotik selektif,
dan edukasi-pencegahan (konseling ibu)
• Pada kasus diare persisten perlu dilakukan pemuasaan untuk
membedakan diare osmotik dengan sekretorik (lihat bagan).
 Edukasi
o ASI eksklusif dan penyapihan yang
benar  Pencegahan: Vaksinasi rotavirus
o Sterilisasi botol susu o Dasar: terjadi crosslink immunity
o Penyiapan dan penyimpanan antar strain
makanan secara bersih o Strain terbanyak: G1-4, P8
o Air bersih dan matang o Vaksin hidup dilemahkan, per oral
o Mencuci tangan sebelum (106 CFU/dose)
menyiapkan dan memberi makan o Jenis:
o Imunisasi campak  Rotarix: 2 dosis jarak 8 mgu (I:
o Makanan seimbang untuk menjaga 6-14 mgu, II: + 24 mgu)
status gizi  Rota teq : 3 dosis jarak 4-10 mgu
o Kebersihan lingkungan, BAB di (I 1,5 bln, dosis III paling telat 8
jamban bulan)
o KIPI: demam, disentri, muntah,
diare, nyeri perut, intususepsi
(<10.000)
o KI: hipersensitivitas dan severe
combined immunodeficiency disease
(SCID)
asma
Serangan asma akut
• Eksaserbasi (serangan asma) adalah episode peningkatan yang
progesif (perburukan) dari gejala- gejala asma, yaitu sesak napas,
batuk, wheezing, rasa dada tertekan, atau berbagai kombinasi gejala
tersebut. Derajat serangan asma bervariasi mulai dari yang ringan,
sedang hingga serangan yang mengancam jiwa.
anamnesis
• Gejala respiratori asma berupa kombinasi dari batuk, wheezing, sesak napas, rasa dada tertekan, dan produksi
sputum. Karakteristik gejala yang mengarah ke asma adalah:
 Gejala timbul secara episodik atau berulang.
 Timbul bila ada faktor pencetus.
 Iritan: asap rokok, asap bakaran sampah, asap obat nyamuk, suhu dingin, udara kering, makanan minuman
dingin, penyedap rasa, pengawet makanan, pewarna makanan.
 Alergen: debu, tungau debu rumah, rontokan hewan, serbuk sari.
 Infeksi respiratori akut karena virus, selesma, common cold, rinofaringitis.
 Aktivitas fisis: berlarian, berteriak, menangis, atau tertawa berlebihan.
 Adanya riwayat alergi pada pasien atau keluarganya.
 Variabilitas, yaitu intensitas gejala bervariasi dari waktu ke waktu, bahkan dalam 24 jam. Biasanya gejala
lebih berat pada malam hari (nokturnal).
 Reversibilitas, yaitu gejala dapat membaik secara spontan atau dengan pemberian obat pereda asma.
Pemeriksaan fisik
• Dalam keadaan sedang bergejala batuk atau sesak,
dapat terdengar wheezing, baik yang terdengar
langsung (audible wheeze) atau yang terdengar dengan
stetoskop. Selain itu, perlu dicari gejala alergi lain
pada pasien seperti dermatitis atopi atau rinitis alergi,
dan dapat pula dijumpai tanda alergi seperti allergic
shiners atau geographic tongue.
Asma serangan ringan sedang Asma serangan berat Serangan asma dengan
ancaman henti napas

- Bicara dalam kalimat - Bicara dalam kata - Mengantuk


- Lebih senang duduk - Duduk bertopang lengan - Letargi
daripada berbaring - Gelisah - Suara napas tak
- Tidak gelisah - Frekuensi napas meningkat terdengar
- Frekuensi napas - Frekuensi nadi meningkat
meningkat - Retraksi jelas
- Frekuensi nadi meningkat - SpO2 (udara kamar) < 90%
- Retraksi minimal - PEF < 50% prediksi atau
- SpO2 (udara kamar): terbaik
90 – 95%
- PEF > 50% prediksi atau
terbaik
Klasifikasi derajat asma
Derajat asma gejala asma

Intermiten Episode gejala asma <6x/tahun atau jarak antar gejala ≥6


Minggu
Persisten ringan Episode gejala asma >1x/bulan, <1x/minggu

Persisten sedang Episode gejala asma <1x/minggu, namun tidak setiap hari

Persisten berat Episode gejala asma terjadi setiap hari


Therapy asma ringan
 Berikan oksigen 1-2 L/menit jika SpO2 < 94%
 Agonis β2 kerja pendek:
 Via nebuliser atau via MDI dan spacer (4-10 semprot)
 Nebulisasi dapat diulang sampai 3 kali tiap 20 menit dalam 1 jam
 Untuk nebulisasi ketiga pertimbangkan kombinasi β2-agonis kerja
pendek dan ipratropium bromida
 Pada saat serangan : Steroid sistemik (prednison/prednisolon): 1-2
mg/kgBB/hari, maksimum 40 mg peroral (bila tidak memungkinkan,
IV) selama 3 – 5 hari
pneumonia
definisi
• Pneumonia adalah inflamasi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan
jaringan interstisial. Pneumonia didefinisikan berdasarkan gejala dan tanda klinis,
serta perjalanan penyakitnya. WHO mendefinisikan pneumonia hanya
berdasarkan penemuan klinis yang didapat pada pemeriksaan inspeksi dan
frekuensi pernapasan. Beberapa faktor meningkatkan risiko untuk terjadinya dan
beratnya pneumonia, antara lain defek anatomi bawaan, defisit imunologi, polusi,
GER (gastroesophageal reflux), aspirasi, gizi buruk, berat badan lahir rendah,
tidak mendapatkan ASI, imunisasi tidak lengkap, adanya saudara serumah yang
menderita batuk, dan kamar tidur yang terlalu padat penghuninya.
anamnesis
 Batuk yang awalnya kering, kemudian menjadi produktif dengan
dahak purulen bahkan bisa berdarah
 Demam
 Sesak napas
 Kesulitan makan/minum
 Tampak lemah
 Serangan pertama atau berulang, untuk membedakan dengan
kondisi imunokompromais, kelainan anatomi bronkus, atau
asma
Pemeriksaan fisik
 Penilaian keadaan umum anak, frekuensi respirasi dan nadi harus dilakukan pada saat awal
pemeriksaan sebelum pemeriksaan lain yang dapat menyebabkan anak gelisah atau rewel
 Penilaian keadaan umum antara lain meliputi kesadaran dan kemampuan makan/minum
 Demam dan sianosis
 Gejala distres respirasi seperti takipnea, napas cuping hidung, retraksi suprasternal, retraksi
interkostal, retraksi subkostal
 Pada auskultasi dapat terdengar ronki basah
 Jika didapatkan suara napas melemah, pikirkan kemungkinan efusi pleura
 Anak di bawah 5 tahun mungkin tidak menunjukkan gejala pneumonia yang klasik. Pada anak
yang demam dan sakit akut, terdapat gejala nyeri yang diproyeksikan ke abdomen. Pada bayi
muda, terdapat gejala pernapasan tak teratur dan hipopnea.
Klasifikasi pneumonia
(berdasarkan WHO):
 Bayi kurang dari 2 bulan
o Pneumonia berat : napas cepat atau retraksi yang berat
o Pneumonia sangat berat :
•− tidak mau menetek/
•− kejang
•− letargis
•− demam atau hipotermia
•− bradipnea atau pernapasan ireguler
 Anak umur 2 bulan – 5 tahun
o Pneumonia ringan : napas cepat
o Pneumonia berat : retraksi
o Pneumonia tangat berat :
 tidak dapat minum/makan
 kejang
 Letargis
 malnutrisi
Tata laksana
Pada Bayi : Pada Anak :
 Saturasi oksigen < 92%, sianosis  Saturasi oksigen < 92%, sianosis
 Frekuensi napas > 60 x/menit  Frekuensi napas > 50 x/menit
 Distres respirasi, apnea intermiten, atau grunting
 Distres respirasi
 Tidak mau minum/menetek
 Grunting
 Keluarga tidak bisa merawat di rumah
 Terdapat tanda dehidrasi
 Keluarga tidak bisa merawat di rumah
Kejang
definisi
 Kejang: manifestasi klinis intermiten yang khas, yang terdiri dari : gangguan kesadaran, tingkah
laku, emosi, motorik-sensorik, otonom yang terjadi akibat lepasnya muatan listrik berlebihan di
otak akibat kelainan anatomi, fisiologi, biokimia, atau gabungannya.

 Kejang bukan diagnosis, umumnya berhenti sendiri berlangsung < 5 menit


Keadaan Kejang Bukan kejang
Onset tiba-tiba Gradual
Kesadaran terganggu tidak terganggu
Gerakan ekstremitas sinkron Asinkron

Sianosis sering Jarang


Ger abn mata selalu Jarang

Serangan khas sering Jarang


Lama detik-menit beberapa menit
Dapat diprovokasi jarang hampir selalu

Ictal EEG abn selalu tidak pernah

Anda mungkin juga menyukai