Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

ANAK DENGAN ATRESIA ANI


Oleh :
Kelompok 6
DEFENISI ATRESIA ANI
 Atresia ani merupakan kelainan konginetal yang
tergolong rendah angka kejadiannya dibandingkan
penyakit lain dalam saluran pencernaan.
 Atresia ani adalah suatu kelainan kongenital yang
menunjukan keadaan tanpa anus atau dengan anus
yang tidak sempurna. Penyakit ini merupakan kelainan
kongenital yang sering kita jumpai pada kasus bedah
anak. Diagnosis penyakit kongenital ini sangat mudah
ditegakkan melalui pemeriksaan fisik yang cermat
dan teliti sehingga hal ini harus diketahui oleh tenaga
kesehatan. (Lakonanta, 2016)
PATOFISIOLOGI
ASUHAN KEPERAWATAN ATRESIA ANI
 A. PENGKAJIAN
 1. BIODATA
 BIODATA KLIEN

 Nama : An. M

 Tempat,Tgl Lahir : 30 Agustus 2021

 Umur : 1 bulan

 Jenis Kelamin : Perempuan

 Alamat: Batu Merah

 Agama : Islam

 Suku Bangsa : Melanesia/Indonesia

 Pendidikan :-
 Pekerjaan : -

 2. BIODATA PENANGGUNG JAWAB

 Nama : Ny. B

 Umur : 1 bulan

 Jenis Kelamin : Perempuan

 Alamat: Batu Merah

 Agama : Islam

 Suku Bangsa : Melanesia/Indonesia

 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

 Hub dengan Klien : Orangtua (Ibu)

  
B. KELUHAN UTAMA
 Distensi Abdomen

 
C. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
 Muntah, perut kembung dan membuncit, tidak bisa
buang air besar, meconium keluar dari vagina atau
meconium terdapat dalam urin
 
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
 Klien mengalami muntah-muntah setelah 24-48 jam
pertama kelahiran
 
E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
 Kelainan kongenital bukan kelainan/penyakit menurun
F. POLA FUNGSI KESEHATAN
 Pola persepsi terhadap kesehatan

 Klien belum bisa mengungkapkan secara verbal/bahasa tentang


apa yang dirasakan dan apa yang diinginkan
 Pola aktifitas kesehatan/latihan

 Pasien belum bisa melakukan aktifitas apapun secara mandiri


karena masih bayi
 Pola istirahat/tidur

 -

 Pola nutrisi metabolik

 Klien hanya minum ASI atau susu kaleng

 Pola eliminasi

 Klien tidak dapat buang air besar, dalam urin ada mekonium

 Pola kognitif perseptual

 Klien belum mampu berkomunikasi, berespon, dan berorientasi


dengan baik pada orang lain
LANJUTAN…!!!
 Pola konsep diri
1. 1. Identitas diri : belum bisa dikaji
2. 2. Ideal diri : belum bisa dikaji
3. 3. Gambaran diri : belum bisa dikaji
4. 4. Peran diri : belum bisa dikaji
5. 5. Harga diri : belum bisa dikaji
 Pola seksual Reproduksi
 Klien masih bayi dan belum menikah

 Pola nilai dan kepercayaan

 Belum bisa dikaji karena klien belum mengerti tentang kepercayaan

 Pola peran hubungan

 Belum bisa dikaji karena klien belum mampu berinteraksi dengan orang
lain secara mandiri
 Pola koping
 Belum bisa dikaji karena klien masih bayi dan belum mampu berespon terhadap
adanya suatu masalah
G. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum klien
 Lemah

b. Tanda-tanda vital
 Nadi : 120 – 140 kali per menit
 Tekanan darah : -

 Suhu : 36,5ºC – 37,6ºC

 Pernafasan : 30 – 40 kali per menit

 BB : > 2500 gram

 TB : normal

c. Data Sistematik
1. sistem respirasi dan pernafasan
 Klien tidak mengalami gangguan pernapasan

2. Sistem gastrointestinal
 Klien mengalami muntah-muntah, perut kembung dan membuncit

3. Sistem musculosceletal
 Klien tidak mengalami gangguan sistem muskuloskeletal
4. Sistem integumen
 Klien tidak mengalami gangguan sistem integumen

5. Sistem perkemihan
 Terdapat mekonium didalam urine

- Diagnosa Keperawatan Prioritas


 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan pengurangan intake
 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan distensi
abdomen
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Data Fokus
 Data Objektif :

a. Prapembedahan
 Klien muntah-muntah

 Perut kembung

 Perut membuncit

 Tidak bisa BAB

 Tidak anus

 Terdapat mekonium dalam urine

 Mekonium keluar dari vagina

 Klien tampak lemah

b. Postpembedahan
 Terpasang kolostomi

 Terpasang infus

 Luka jahit post insisi


2. ANALISA DATA
No. Symptom Problem Etiologi

DO : Ketidakseimbangan nutrisi Pengurangan intake


1 - Klien muntah-muntah kurang dari kebutuhan
- Perut kembung tubuh
- Klien lemah
DO : Pola nafas tidak efektif Distensi abdomen
2 - Tidak tampak anus
- Klien tidak dapat BAB
III. RENCANA TINDAKAN
Dx Tujuan Intervensi Rasional

Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Management cairan : - Untuk mengetahui


nutrisi kurang dari tindakan keperawatan - Timbang pokok banyaknya cairan
kebutuhan tubuh 1x24 jam diharapkan atau pembalut jika yang keluar
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi klien diperlukan - Untuk mengetahui
pengurangan intake
terpenuhi, dengan - Monitor tanda- keadaan umum
Kriteria hasil : tanda vital bayi
- Intake cairan - Monitor berat - Mengetahui
- Intake nutrisi badan sebelum dan keluarnya cairan
parenteral setelah dialysis setelah dianalisis
- Kolaborasikan - Untuk memberikan
pemberian cairan asupan nutrisi pada
IV bayi
- Monitor status - Untuk mengetahui
nutrisi status nutrisi bayi
Pola nafas tidak Setelah dilakukan Respiratory Untuk mengetahui
efektif berhubungan tindakan monitoring : pernafasan dalam
dengan distensi keperawatan 2x24 Monitor frekwensi, rentang normal
abdomen jam diharapkan pola ritme, kedalam Untuk mengetahui
nafas klien efektif, pernafasan. pengembangan paru
dengan Catat pergerakan dan tingkat kesulitan
Kriteria hasil : dada, kesimetrisan, bernafas
Kecepatan respirasi penggunaan otot Untuk mengetahui
alam batas normal tambahan dan pola nafas klien
Irama nafas dalam retraksi otot Untuk mengetahui
batas normal intercostal perkembangan pola
Ekspansi dada Monitor pernafasan nafas klien
simetris hidung Untuk mengetahui
Tidak menggunakan Monitor pola nafas kemampuan
otot bantu asanya takipnea pengembangan paru-
pernafasan Palpasi ekspansi paru klien
Tidak menunjukan paru.
nafas pendek
IV. TINDAKAN KEPERAWATAN
Implementasi Evaluasi

- Menimbang pokok atau pembalut jika S : keluarga klien mengatakan bahwa klien
diperlukan tampak mlebih baik
- Memonitor tanda-tanda vital O : klien tampak terpenuhi nutrisinya
- Memonitor berat badan sebelum dan setelah A : Masalah teratasi
dialysis P : Intervensi dihentikan
- Mengkolaborasikan pemberian cairan IV
- Memonitor status nutrisi
- Memonitor frekwensi, ritme, kedalam S : keluarga klien mengatakan bahwa klien
pernafasan. tampak mlebih baik
- mencatat pergerakan dada, kesimetrisan, O : pernafasan klien tampak efektif
penggunaan otot tambahan dan retraksi otot A : Masalah Teratasi
intercostal P : Intervensi dihentikan
- Memonitor pernafasan hidung
- Memonitor pola nafas asanya takipnea
- Melakukan palpasi ekspansi paru.
KESIMPULAN
 Atresia ani adalah kelainan bawaan yang harus segera
ditangani dengan sesungguhnya dapat dicegah oleh ibu
hamil dan dapat diobati dengan penanganan yang serius
dan sesuai prosedur agar jumlah penderita dapat ditekan.
 Atresia ani biasanya jelas sehingga diagnosis sering
dapat ditegakkan segera setelah bayi lahir dengan
melakukan inspeksi secara tepat dan cermat pada daerah
perinium
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai