KEPERAWATAN BENCANA
(MODEL PENILAIAN BENCANA)
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
1. Damiana Welerubun 8. Jenny W. Sosale
(12114201190049) (12114201190123)
2. Erna M. Telehala 9. Julivia M. Metekohy
(12114201190064) (12114201190129)
3. Geraldy S. Adriaansz 10. Knil W. Muskita
(12114201190092) (12114201190134)
4. Hanna J. Metekohy 11. Lenda C. Tuhumury
(12114201190099) (12114201190140)
5. Henynisa Sipahelut 12. Livi Yanti Souripet
(12114201190103) (12114201190150)
6. Ireine Talahaturuson 13. 13. Lussy J. Balriyanan
(12114201190109) (12114201190151)
7. Jamita Souissa
(12114201190117)
Terimaksih kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Semua itu hanya karena berkat serta tuntunan Tuhan dalam kehidupan kami. Dalam makalah
yang kami susun ini berisi tentang Model Penilaian Bencana.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik. Kami menyadari bahwa
makalah yang kami susun ini belumlah sempurna baik dari segi penyusunan bahasa maupun
penulisan, oleh karena itu kami kelompok sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna menjadi acuan agar kami kelompok bisa menjadi lebih baik lagi untuk
kedepannya. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan pembaca dan bisa bermanfaat dalam
perkembangan dan peningkatan ilmu keperawatan.
KELOMPOK 2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………………….………….….i
KATA PENGANTAR……………………………..……………………….…….……ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..…….…iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang…………………………………..………..……………………4
2. Tujuan…………………………………………………..….…………………...4
1. Kesimpulan…………………………………………………………….……….16
2. Saran…………………………………………………………………..………..16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...…17
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Bencana (disaster) merupakan fenomena sosial akibat kolektif atas sistem penyesuaian
dalam merespon ancaman. Renspon itu bersifat jangka pendek yang disebut mekanisme
penyesuaian (coping mechanism) atau yang lebih jangka panjang yang dikenal sebagai
mekanisme adaptasi (adaptatif mechanism). Mekanisme dalam menghadapi perubahan
dalam jangka pendek terutama bertujuan untuk mengakses kebutuhan hidup dasar:
keamanan, sandang, pangan, sedangkan jangka panjang bertujuan untuk memperkuat
sumber-sumber kehidupannya.
Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana. Kehilangan dan kerusakan termasuk
yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan
manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam arti
mudah difahami dan mudah diterima oleh mereka yang mengalami. Bayangkan saja harta
yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap seketika.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini,yaitu untuk mengetahui model penilaian
bencana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Pengkajian atau penilaian risiko bencana dilaksanakan dengan mengkaji dan memetakan tingkat
bahaya, tingkat kerentanan dan tingkat kapasitas berdasarkan indeks bahaya, indeks penduduk
terpapar, indeks kerugian dan indeks kapasitas ( Ruswandi, 2014 ).
Pengkajian atau penilaian resiko bencana merupakan sebuah pendekatan untuk memperlihatkan
potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi bencana yang melanda titik
potensi dampak negatif yang timbul dihitung berdasarkan tingkat kerentanan dan kapasitas
kawasan tersebut. Potensi dampak negatif ini dilihat dari potensi jumlah jiwa yang terpapar,
kerugian harta benda dan kerusakan lingkungan. ( BNPB, 2012 ).
Penting untuk dicatat bahwa pendekatan ini tidak dapat disamakan dengan rumus matematika
titik pendekatan ini digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara ancaman kerentanan dan
kapasitas yang membangun perspektif tingkat resiko bencana suatu kawasan.
Berdasarkan pendekatan tersebut terlihat bahwa tingkat resiko bencana amat bergantung pada :
2) Metode umum
Pengkajian resiko bencana dilaksanakan dengan menggunakan metode pada gambar 1
Pengkajian resiko bencana pada gambar 1 akan menghasilkan indeks risiko bencana yang
disusun berdasarkan komponen bahaya, kerugian dan kapasitas. Komponen bahaya
disusun berdasarkan parameter intensitas dan probabilitas kejadian. Komponen kerugian
disusun berdasarkan parameter sosial budaya ekonomi fisik dan lingkungan. Komponen
kapasitas disusun berdasarkan parameter kapasitas regulasi, kelembagaan, sistem
peringatan dini, pendidikan, pelatihan, keterampilan, mitigasi, dan sistem kesiapsiagaan
titik hasil pengkajian risiko bencana terdiri dari dua bagian yaitu peta risiko bencana dan
dokumen kajian risiko bencana.
Mekanisme penyusunan peta risiko bencana saling terkait dengan mekanisme
penyusunan dokumen kajian risiko bencana titik peta risiko bencana menghasilkan
landasan penentuan tingkat risiko bencana yang merupakan salah satu komponen capaian
dokumen kajian risiko bencana. Selain itu dokumen kajian bencana juga harus
menyajikan kebijakan minimum penanggulangan bencana daerah yang ditunjukkan untuk
mengurangi jumlah jiwa terpapar, kerugian harta benda dan kerusakan lingkungan.
Gambar 3 memperlihatkan bahwa kajian risiko bencana diperoleh dari indeks dan data
yang sama dengan penyusunan peta risiko bencana titik perbedaan yang terjadi hanya
pada urutan penggunaan masing-masing indeks titik urutan ini berubah disebabkan jiwa
manusia tidak dapat dinilai dengan rupiah titik oleh karena itu tingkat ancaman yang
telah memperhitungkan indeks ancaman di dalamnya menjadi dasar bagi perhitungan
tingkat kerugian dan tingkat kapasitas. Gabungan tingkat kerugian dan tingkat kapasitas
merupakan tingkat resiko bencana.
Tabel 1.2 penentuan bobot bahaya, kerentanan dan kapasitas per jenis bahaya.
2. Analisis tingkat resiko bencana provinsi
Data yang digunakan pada analisis tingkat risiko provinsi adalah data klasifikasi
tingkat risiko bencana kabupaten/kota pada provinsi yang akan dianalisis. Data
lainnya adalah jumlah kabupaten dan kota di provinsi tersebut dengan menggunakan
scoring maksimal ( S maks ) dan scoring minimal ( S min ), klasifikasi tingkat resiko
bencana tingkat provinsi adalah sebagai berikut :
Di mana :
Tingkat resiko rendah, nilai : 1
Tingkat resiko sedang, nilai : 2
Tingkat resiko tinggi, nilai : 3
N = jumlah kabupaten/kota dalam provinsi tersebut
Smin = N x 1
SMaks = N x 3
X = ( SMaks - Smin )/3
Penggunaan metodologi ini dapat berubah pada waktu mendatang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi titik pembaruan data akan terus
dilakukan dan bekerjasama dengan instansi terkait dan pemerintah daerah.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Penilaian risiko adalah suatu proses untuk menentukan sifat dan tingkat risiko tersebut,
dengan menganalisis bahaya dan mengevaluasi kondisi kerentanan yang ada yang secara
bersama-sama berpotensi membahayakan orang, properti layanan mata pencaharian dan
lingkungan tempat mereka bergantung. Penilaian tidak hanya mengevaluasi besarnya dan
kemungkinan kerugian potensial tetapi juga memberikan pemahaman penuh tentang sebab
dan akibat dari kerugian tersebut. Penilaian risiko oleh karena itu merupakan bagian
integral dari proses pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan dan memerlukan
kolaborasi antara berbagai bagian masyarakat.
Untuk melawan risiko bencana yang ada secara sistematis, misalnya dengan merumuskan
kebijakan pengurangan risiko bencana yang komprehensif mengembangkan rencana
penggunaan lahan atau menerapkan mekanisme asuransi untuk mentransfer risiko yang
tidak dapat direduksi pengetahuan dan pemahaman yang diberikan oleh penilaian risiko
komprehensip sangat penting. Selanjutnya ketika rencana tersebut diterapkan, evaluasi
risiko secara berkala memberikan indikasi eksplisit mengenai kemajuan dalam
pengurangan risiko bencana dan membuat koreksi yang diperlukan terhadap rencana dan
strategis.
2. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah keluasan ilmu pengetahuan dalam bidang
Keperawatan Bencana.
DAFTAR PUSTAKA
BNPB (2012). Peraturan kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 tahun 2012
Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana
Ruswandi, D (2014). Indeks Risiko Bencana Indonesia Tahun 2013. Direktorat Pengurangan
Risiko Bencana Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan RI UNDP (2010). Disaster Risk
Assessment. www.undp.org