Anda di halaman 1dari 17

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIK LEGAL

KELOMPOK 2
1. Atika Alfia Rizki G2A221048
2. Achmad Mualim Nur Kholis G2A221058
3. Ahsani Taqwim G2A221045
4. Erin Indah Tri Aprilia G2A221047
5. Novia Nurul Hanivah G2A221049
6. Aurel Valensya Putri G2A221051
7. Lingga Murti Ilham N.A G2A221071
8. Tsani Kemala H G2A221053
9. Dianing Ayu K G2A221054
10. Dewi Wijayanti G2A221057
11. Refa Noor Indah Putri G2A221052
12. Netty Prasetiya Fitriani G2A221055
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ETIK
Pengambilan keptusan adalah
Etik Berasal dari bahasa Yunani yaitu suatu tindakan pemilihan,
ethos yang menurut Araskar dan dimana pimpinan menetukan
David berarti “kebiasaan” model suatu kesimpulan tentang apa
perilaku atau standart yang yang harus dilakukan tidak
diharapkan. Etik adalah suatu ilmu dilakukan dalam suatu situasi
yang mempelajari apa yang baik dan tertentu dan juga merupakan
apa yang buruk. pendekatan yang sistematis
terhadap suatu masalah yang
dihadapi.

Etika adalah ilmu tentang


kesusilaan yang menentukan
bagaimana sepatutnya
manusia hidup di dalam
masyarakat sesuai aturan-
aturan atau prinsip-prinsip
yang menentukan tingkah
laku (baik dan buruk).
SEBELUM MENGAMBIL SUATU KEPUTUSAN, DIPERLUKAN
INFORMASI- INFORMASI PENDUKUNG, MISALNYA
INFORMASI MENGENAI :
 Laporan anggaran
 Laporan sensus pasien
 Catatan medis
 Catatan personil pegawai
 Laporan jumlah waktu sakit pegawai
 Waktu libur
ADAPUN JENIS-JENIS KEPUTUSAN
MENURUT ZIDNI (2014)
Berdasark
a n
kebutuhan

Proses Situasi
BERDASARKAN
KEBUTUHAN

•Keputusan strategis, keputusan yang dibuat oleh eksekutif tertinggi

•Keputusan administratif, yaitu keputusan yang dibuat manajer tingkat menengah


dalam menyelesaikan masalah yang tidak biasa dan mengembangkan teknik
inovatif untuk perbaikan jalannya kelembagaan

•Keputusan operasional, yaitu keputusan rutin yang mengatur peristiwa harian yang
dibuat sesuai dengan aturan kelembagaan, dan peraturan-peraturan lainnya
SITUA
SI

Keputusan terprogram, yaitu keputusan yang diperlukan dalam situasi


menghadapi masalah. Masalah yang biasa dan yang terstruktur
memunculkan kebijakan dan keseimbangan dan peraturan untuk
membimbing pemecahan peristiwa yang sama. Misalnya keputusan tentang
cuti hamil.

Keputusan yang tidak terprogram, yaitu keputusan kreatif yang tidak


terstruktur dan bersifat baru, yang dibuat untuk menangani situasi tertentu.
Misalnya keputusan yang berkaitan dengan pasien
PROSE
S

Keputusan model normatif atau model ideal memerlukan proses


sistematis dalam pemilihan satu alternative dan beberapa alternatif;
perlu waktu yang cukup untuk mengenal dan menyukai pilihan yang
ada.

Keputusan model deskriptif (pendekatan, lebih pragmatis)


berdasarkan pada pengamatan dalam membuat keputusan yang
memuaskan ataupun yang terbaik.
TEORI DASAR PENGAMBILAN
KEPUTUSAN LEGAL ETIK

Teori Teori
Teleolog Deontologi
i
TEORI
TELEOLO
GI
Teleologi merupakan suatu doktrin yang menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang
dihasilkan. Teleologi dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut :
 Rule Utilitarianisme
Berprinsip bahwa manfaat atau nilai dari suatu tindakan bergantung pada sejauh mana tindakan
tersebut memberikan kebaikan atau kebahagiaan pada manusia.
 Act Utilitarianisme
Bersifat lebih terbatas, tidak melibatkan aturan umum tetapi berupaya menjelaskan pada suatu
situasi tertentu dengan pertimbangan terhadap tindakan apa yang dapat memberikan kebaikan
sebanyak banyaknya atau ketidakbaikan sekecil kecilnya pada individu.
TEORI
DEONTOL
OGI
Deontologi berprinsip pada aksi atau tindakan, perhatian difokuskan pada tindakan
melakukan tanggung jawab moral yang dapat menjadi penentu apakah suatu tidakan benar atau
salah.
Dalam Sumijatun(2009), dikatakan bahwa pembuatan keputusan selalu dihubungkan dengan
suatu masalah atau suatu kesulitan, dalam arti keputusan dan penerapannya diharapkan akan
menjawab persoalan atau menyelesaikan konflik.
PRINSIP-PRINSIP ETIK
KEPERAWATAN

Otonomi Tidak Merugikan Berbuat Baik Menepati Janji Kejujuran


Keadilan (Justice)
(Autonomy) (Nonmaleficence) (Beneficence) (Fidelity) (Veracity)
PERAN PERAWAT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
LEGAL ETIK KEPERAWATAN

Menurut Aderemia, 2016 terdapat lima peran perawat sebagai pengambilan keputusan yaitu sebagai
berikut :

 Mengidentifikasi issu etik dalam praktik keperawatan

 Membela pasien dan keluarga

 Memberikan informasi pada pasien termasuk keputusan etik

 Berpartisipasi dalam proses formal dan informal terhadap issu etik

 Mengevaluasi proses
MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN LEGAL
ETIK KEPERAWATAN

Model menurut Kozier (2004)


◦ Mengembangkan data dasar; untuk melakukan ini perawat memerlukan
pengumpulan informasi sebanyak mungkin, dan informasi tersebut
meliputi: Orang yang terlibat, Tindakan yang diusulkan, Maksud dari
tindakan, dan konsekuensi dari tindakan yang diusulkan.
◦ Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
◦ Membuat tindakan alternative tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi
tindakan tersebut
◦ Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa
pengambil keputusan yang tepat
◦ Mendefinisikan kewajiban perawat
◦ Membuat keputusan
Model menurut Potter dan Perry (2005)
◦Menunjukkan maksud baik, mempunyai anggapan bahwa semua orang mempunyai maksud
yang baik untuk menjelaskan masalah yang ada.
◦Mengidentifikasi semua orang penting, menganggap bahwa semua orang yang terlibat dalam
proses pengambilan keputusan merupakan orang penting dan perlu didengar pendapatnya.
◦Mengumpulkan informasi yang relevan, informasi yang relevan meliputi data tentang pilihan
klien, sistem keluarga, diagnosis dan prognosis medis, pertimbangan sosial, dan dukungan
lingkungan.
◦Mengidentifikasi prinsip etik yang dianggap penting
◦Mengusulkan tindakan alternatif
◦Melakukan tindakan terpilih
TAHAP- TAHAP DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN LEGAL ETIK KEPERAWATAN

MengidentifiPkeansgiammabsiaal lanhKyeapnugtum
MengidentiMfieknagsui mapsuakl laahnydaantga
saenrupakan
mearsuapal ahk.an sebuah
pertimbangan etika dan non etika
pertimbangan stuasional, kesehatan, organisasi
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUH
I
Faktor agama dan
adat istiadat

Faktor kode etik


Faktor sosial
keperawatan

Faktor pekerjaan
atau posisi klien Faktor IPTEK
atau perawat

Faktor Legislasi
Faktor dana atau dan
keuangan Keputusan
yuridis
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai