Anda di halaman 1dari 13

Akuntansi Biaya

Sistem Harga Pokok


Pasar

Kelompok 7
Gregorius Marcellino Abel Pradana / 20812141062
Ramadhany Hanif Fahreza / 20812141063
Muhammad Faqih Roihan / 20812141064
Pembahasan

1 Karakteristik Sistem Harga Pokok 2 Skedul


Kuantitas
Proses 

3 Unit Ekuivalen & Penghitungan 4 Studi Kasus – Pengaruh Bahan Baku


Unit Ekuivalen yang Ditambahkan pada Departemen

5 Perlakuan Unit Hilang dalam Proses


pada Awal & Akhir Periode 
Karakteristik Sistem
Harga Pokok
o Produksi bersifat masal dan bertujuan mengisi persediaan
o Biaya produksi dikumpulkan secara periodik per departemen produksi atau pusat biaya
o Terdapat “Unit ekuivalen”

o Terdapat laporan harga pokok produksi pada akhir periode :


1) Skedul kuantitas,
2) Pembebanan biaya,
3) Perhitungan biaya,
4) Keterangan.

o Barang jadi dari departemen satu akan menjadi bahan baku departemen selanjutnya hingga barang
selesai
Skedul Kuantitas
Memuat informasi produk dalam proses awal, produk masuk proses pada
periode bersangkutan, produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya
atau gudang, produk dalam proses akhir, produk hilang, produk rusak, dan
produk cacat

Fungsi
 Menunjukkan total jumlah unit produk yang harus
dipertanggungjawabkan oleh satu departemen dan disposisi dari unit-unit
tersebut.
 Menentukan jumlah unit produksi ekuivalen untuk setiap elemen biaya
yang kemudian digunakan untuk menentukan biaya per unit
departemental.
Unit Ekuivalen

Unit Ekuivalen merupakan istilah yang umum digunakan pada metode perhitungan biaya
berdasarkan proses. Besarnya unit ekuivalen yang diperhitungkan tergantung pada besarnya
tingkat penyelesaian yang telah dicapai dalam kegiatan produksi, sehingga dengan demikian
semakin besar tingkat penyelesaian maka semakin besar pula unit ekuivalennya

 
Metode FIFO Keterangan
Uk : Unit Ekuivalen
Pr_S : Produk Selesai
TP : Tingkat Penyelesaian
  PDP akhir : Pekerjaan dalam
Metode Average Pelaksanaan akhir
PDP awal : Pekerjaan dalam
Pelaksanaan awal
Pengaruh Bahan Baku yang Ditambahkan
Setelah Departemen
Tidak ada penambahan jumlah unit yang
diproduksi, tetapi terdapat penambahan Biaya produksi meningkat akan
biaya produksi tetapi jumlah unit yang diproduksi
tetap.

Peningkatan jumlah unit yang


Jumlah unit yang diproduksi
diproduksi, tetapi tidak ada penambahan
meningkat, tetapi jumlah biaya
biaya produksi produksi tetap.

Peningkatan jumlah unit yang


Jumlah unit yang diproduksi
diproduksi disertai dengan penambahan
meningkat, begitu juga dengan
biaya produksi
biaya produksinya.
Perlakuan unit hilang dalam proses
pada awal dan akhir periode
Awal Akhir
Periode Periode
 Unit produk yang hilang tidak dibebani harga  Dianggap sudah menikmati biaya
pokok karena belum menikmati biaya produksi
produksi  Diperhitungkan sebagai bagian dari unit
 Tidak diperhitungkan dalam perhitungan unit ekuivalen
ekuivalen  Unit yang hilang akan menjadi beban
 Untuk yang hilang di departemen berikutnya, produk jadi
maka harus ada penyesuaian biaya per unit
pada departemen berikutnya tersebut
Contoh

Masuk Proses : 1.500 unit


Selesai : 1.250 unit
Dalam Proses : 100 unit
Hilang (awal proses) : 150 unit
 Unit produk yang hilang tidak dibebani harga pokok karena belum
menikmati biaya produksi

Perhitungan Biaya

H.P. Barang jadi


1.250 x Rp. 4.000 Rp. 5.000.000
Awal
H.P. Barang dalam proses
Periode
BBB. : 100 x 100% x Rp. 1.100 = Rp. 110.000
BTKL : 100 x 70% x Rp. 2.000 = Rp. 140.000
BOP : 100 x 50% x Rp. 900 = Rp. 45.000

Rp. 295.000
Jumlah biaya produksi Rp. 5.295.000
 Tidak diperhitungkan dalam perhitungan unit ekuivalen

Biaya Jumlah Ekuivalen Unit H.P. per Unit


BBB Rp.1.485.000 1.250 +(100 x 100%) = 1.350 Rp. 1.100
Awal BTKL Rp.2.640.000 1.250 +(100 x 70%) = 1.320 Rp. 2.000
Periode BOP Rp.1.170.000 1.250 +(100 x 50%) = 1.300 Rp. 900
 
Total Rp.5.295.000 Rp. 4.000
 Dianggap sudah menikmati biaya produksi dan diperhitungkan sebagai
bagian dari unit ekuivalen

Biaya Jumlah Ekuivalen Unit H.P. per Unit


BBB Rp.1.485.000 1.250 +(100 x 100%) + 150 = 1.500 Rp. 990
Akhir BTKL Rp.2.640.000 1.250 +(100 x 70%) + 150 = 1.470 Rp. 1.795,92
Periode BOP Rp.1.170.000 1.250 +(100 x 50%) +150 = 1.450 Rp. 900,90
Total Rp.5.295.000   Rp. 3.592,82
 Unit produk yang hilang akan menjadi beban produk jadi

Perhitungan Biaya
H.P. Barang jadi
1.250 x Rp. 3.592,82 Rp. 4.491.025

Penyesuaian harga pokok produk hilang akhir proses


150 x Rp. 3.592,82 Rp. 538.923
Akhir
Periode H.P. produk selesai setelah disesuaikan :
1.250 x Rp. 4.023,95 Rp. 5.029.948

H.P. Barang dalam proses


BBB. : 100 x 100% x Rp. 990 = Rp. 99.000
BTKL : 100 x 70% x Rp. 1.795,92 = Rp. 125.714,4
BOP : 100 x 50% x Rp. 900,90 = Rp. 40.345
Rp. 265.059,4
Jumlah biaya produksi Rp. 5.295.007,4
TERIMA KASIH

:D

Anda mungkin juga menyukai