Anda di halaman 1dari 37

Audit Laporan Keuangan Historis &

Laporan Auditor Independen

Kelompok 6
Gregorius Marcellino Abel Pradana / 20812141062
Muhammad Reza Arifiansyah / 20812144007
Silvya Audi tamara / 20812144004
Dinna Margiana / 20812141065
Topik

01 Latar Belakang Pengauditan Laporan

02 Pihak-pihak yang Berinteraksi


dengan Auditor

03 Standar Audit

04 Laporan Audit
Latar Belakang
Pengauditan Laporan
Keuangan
Hubungan antara Akuntansi dan Pengauditan

Akuntansi Pengauditan
Menganalisis kejadian dan Mendapatkan dan
transaksi mengevaluasi bukti LK

Mengukur dan mencatat data Memeriksa bahwa LK telah


transaksi disusun sesuai dengan PABU

Mengelompokkan dan Menyatakan opini dalam


meringkas data Laporan Auditor

Menyusun LK sesuai dengan Menyerahkan laporan kepada


PABU klien

Mendistribusikan LK dan Lap.


Auditor kepada stockholder
Asumsi yang Mendasari Pengauditan

Data Laporan Keuangan Bisa Diverifikasi

Data dikatakan bisa diverifikasi apabila dua orang atau


lebih dengan kualifikasi tertentu melakukan pemeriksaan
independen atas data tersebut dan menghasilkan
kesimpulan yang sama.

Kondisi-kondisi yang Menyebabkan Timbulnya Kebutuhan


akan Pengauditan

• Informasi dibuat oleh pihak lain


• Bias dan motivasi pembuat informasi
• Volume data
• Kerumitan Transaksi
Manfaat Ekonomis Suatu Audit
• Akses ke pasar modal
• Biaya modal menjadi lebih rendah
• Pencegah terjadinya kekeliruan dan kecurangan
• Perbaikan dalam pengendalian dan operasional

Keterbatasan Audit
Idealnya auditor menggunakan bukti tangan pertama
untuk mendukung asersi yang melekat dalam laporan
keuangan, tetapi hal tersebut kadang tidak praktis dari
segi waktu dan biaya yang harus dikeluarkan
Pihak-pihak yang
Berinteraksi dengan
Auditor
Pihak-pihak yang Berinteraksi dengan
Auditor

Manajemen Auditor Internal

Auditor berinteraksi dengan manajemen Terdapat kemungkinan auditor eksternal menggunakan


untuk mendapatkan bukti yang diperlukan pekerjaan yang dilakukan oleh auditor internal. Akan tetapi,
dalam suatu audit dan juga data auditor eksternal tetap menjadi penanggung jawab tunggal
perusahaan yang bersifat rahasia. atas opini audit yang dinyatakan.

Pihak yang
Bertanggungjawab atas Pemegang Saham
Tata Kelola
Komunikasi dilakukan dalam rangka Auditor memiliki tanggung jawab yang penting kepada para
mendapatkan bukti audit dan juga sebagai pemegang saham sebagai pengguna utama laporan audit.
kewajiban auditor untuk memberikan
informasi atas berbagai keperluan.
Standar Audit

1. Merupakan pedoman umum untuk membantu auditor dalam memenuhi tanggungjawab


professional mereka dalam pengauditan keuangan historis
2. Ruang lingkupnya antara lain pertimbangan kualitas professional antara lain persyaratan
kompetensi dan independensi, pelaporan, bukti
3. Ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang membentuk Dewan Standar
sebagai badan teknis senior dari IAPI. Dimana Dewan Tugas ini bertugas menerbitkan
pernyataan tentang standar auditing.
Audit Informasi
Keuangan Historis
200-299 Prinsip-prinsip Umum dan Tanggungawab

SA 200 Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Beerdasarkan Standar Audit

SA 210 Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit

SA 220 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

SA 230 Dokumentasi Audit

SA 240 Tanggungjawab Auditor terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

SA 250 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

SA 260 Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggungjawab atas Tata Kelola

SA 265 Pengomunikasian Defisiensi dalam Pengendalian Internal kepada Pihak yang Bertanggungjawab atas Tata Kelola dan
Manajemen
Audit Informasi
Keuangan Historis
300-499 Penilaian Risiko dan Respons terhadap Risiko yang Telah Dinilai

SA 300 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

SA 315 Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan
Lingkungannya
SA 320 Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

SA 330 Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

SA 402 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan suatu Organisasi Jasa

SA 450 Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit


500-599 Bukti Audit

SA 500 Bukti Audit

SA 501 Bukti Audit – Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

SA 505 Konfirmasi Eksternal

SA 510 Perikatan Audit Tahun Pertama – Saldo Awal

SA 520 Prosedur Analitis

SA 530 Sampling Audit

SA 540 Audit atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

SA 550 Pihak Berrelasi

SA 560 Peristiwa Kemudian

SA 570 Kelangsungan Usaha

SA 580 Representasi Tertulis


600-699 Penggunaan Pekerjaan Pihak Lain

SA 600 Pertimbangan Khusus – Audit atas Laporan Keuangan Grup (Termasuk Pekerjaan Auditor Komponen)

SA 610 Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal

SA 620 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

700-799 Kesimpulan Audit dan Pelaporan

SA 700 Perumusan suatu Pendapat dan Pelaporan atas Laporan Keuangan

SA 705 Modifikasi atas Opini dalam Laporan Auditor Independen

SA 706 Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor Independen

SA 710 Informasi Komparatif – Angka angka yang berkaitan dan Laporan Keuangan Komparatif

SA 720 Tanggungjawab Auditor Terkait dengan Informasi Lain dalam Dokumen-dokumen yang berisi Laporan Keuangan
Auditan.
800-899 Area-area Khusus

SA 800 Pertimbangan Khusus – Audit atas Laporan Keuangan Grup yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus

SA 805 Pertimbangan Khusus – Audit atas Laporan Keuangan Tunggal dan Suatu Unsur, Akun, atau Pos Tertentu dalam
Laporan Keuangan
SA 810 Perikatan untuk Melaporakan Ikhtisar Laporan Keuangan
Struktur Standar Profesional
Akuntan Publik
1. Pengantar : Mencakup informasi terkait tujuan, lingkup, dan pokok bahasan dari Standar Audit yang
bersangkutan. Memuat juga tanggungjawab Auditor dan pihak lainnya dalam Konteks Standar Audit yang
bersangkutan
2. Tujuan :
Berisi pernyataan yang jelas tentang tujuan auditor mengenai hal-hal yang dibahas dalam SA tersebut.
3. Definisi :
Istilah terkait didefinisikan dalam Setiap SA
4. Ketentuan : Setiap tujuan didukung dengan ketentuan yang jelas. Ketentuan selalu dinyatakan dengan frasa

“Auditor harus”
Laporan Auditor
Merupakan Tahapan terakhir dari keseluruhan proses audit

Bagian Dalam Laporan • Judul Laporan


• Pihak yang Dituju

Auditor • Paragraf Pendahuluan


• Tanggungjawab Manajemen atas Laporan Keuangan
• Tanggungjawab Auditor
• Opini Auditor
• Tanggungjawab Pelaporan Lainnya
• Tanda Tangan Auditor
• Tanggal Laporan Audit
Kondisi-kondisi untuk perumusan opini wajar
tanpa pengecualian

01 Kesimpulan auditor berdasarkan SA 330

02 Kesimpulan auditor berdasarkan SA 450

03 Evaluasi yang diharuskan oleh paragraph 12-15 SA700, yaitu:

- Auditor mengevaluasi laporan keuangan yang telah di susun


- Auditor mengevaluasi ketentuan kerangka pelaporan keuangan
- Auditor mengevaluasi tentang apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar
- Auditor mengevaluasi laporan keuangan merujuk secara memadai dalam memberikan penjelasan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

[Pihak yang Dituju]

Pelaporan atas Laporan Keuangan


Paragraf
Pendahuluan Kami telah mengaudit laporan keuangan Entitas ABC terlampir, yang terdiri atas laporan posisi keuangan
tanggal 31 Desember 2021, laporan laba-rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, serta suatu ringkasan kebijakan akuntansi siginifikan dan
informasi penjelasan lain.
Tanggungjawab
Manajemen atas
Manajemen bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut sesuai dengan
Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, dan atas pengendalian internal yang ditentukan perlu oleh manajemen
untuk memungkinkan penyusunan kecurangan atau kesalahan.

Tanggungjawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan tersebut berdasarkan
Standar Audit. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan
Tanggungjawab
Auditor
melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari kesalahan
penyajian material Suatu audit mencakup pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti-bukti tentang
jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih tergantung pada
pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material. Suatu audit mencakup
pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti-bukti tentang jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan
keuangan. Prosedur yang dipilih tergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko
kesalahan.
Dalam melakukan penilaian atas risiko tersebut auditor memperitmbangkan pengendalian internal yang relevan
dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai
dengan kondisinya. Namun tidak untuk tujuan menyatakan suatu opini atas efektivitas pengendalian internal
entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan
kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan
keuangan secara keseluruhan.

Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan dasar bagi
opini kami.
Opini
Menurut opini kami, laporan keuangan tersebut meyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan entitas ABC tanggal 31 Desember 20x1, serta kinerja keuangan dan arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Laporan atas ketentuan peraturan perundang-undangan lain

[Bentuk dan isi bagian ini dalam laporan auditor akan bervariasi tergantung pada sifat tanggungjawab
pelaporan lain auditor]

[Tanda tangan auditor]

[Tanggal Laporan auditor]

[Alamat auditor]
Modifikasi Terhadap Opini Auditor
Auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditor ketika :
a. Auditor menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara
keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material
b. Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material.

Sifat Kesalahan Penyajian Material


Kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan dapat timbul dalam kaitannya dengan :
• Ketetapan kebijakan akuntansi yang dipilih
• Penerapan kebijakan akuntansi yang dipilih
• Ketetapan atau kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan
• Sifat Ketidakmampuan untuk memperoleh bukti Audit yang cukup tepat
Penentuan Tipe Modifikasi terhadap Opini Auditor

Tipe modifikasi terhadap opini auditor terdiri dari :


a. Opini wajar dengan pengecualian
b. Opini tidak wajar
c. Opini tidak menyatakan pendapat

Pertimbangan lain yang berkaitan dengan opini tidak wajar atau opini menyatakan pendapat perlu
dinyatakan atas laporan keuangan secara keseluruhan, laporan auditor juga tidak diperkenankan untuk
menyantumkan opini tanpa modifikasian, berdasarkan kerangka pelaporan keuangan yang sama, atas suatu
laporan keuangan tunggal atau satu atau lebih unsur, akun, atau pos tertentu laporan keuangan.
Bentuk dan Isi Laporan Auditor ketika Opini Dimodifikasi
Basis untuk Paragraf Modifikasi
• Ketika auditor memodifikasi opini atas laporan keuangan, auditor harus, sebagai tambahan terhadap
unsur tertentu yang diharuskan SA700, mencantumkan suatu paragraph dalam laporan auditor yang
menyediakan suatu penjelasan tentang hal-hal yang menyebabkan modifikasi tersebut.
• Jika terdapat suatu kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan berkaitan dengan jumlah
tertentu dalam laporan keuangan, maka auditor hanya mencantumkan suatu penjelasan dan
kuantifikasi tentang tentang dampak keuangan yang diakibatkan oleh kesalahan penyajian tersebut
dalam paragraf basis untuk modifikasi, kecuali jika tidak praktis.
• Jika terdapat kesalahan berkaitan dengan pengungkapan kualitatif, auditor harus mencantumkan
suatu penjelasan tentang bagaimana terjadi kesalahan penyajian dalam pengungkapan tersebut
dalam paragraph basis untuk modifikasi.
• Jika terdapat kesalahan berkaitan dengan tidak diungkapkannya informasi yang seharusnya
diungkakan, auditor harus mendiskusikan informasi, menjelaskan dalam paragraph basic, dan kecuali
dilarang oleh perundang undangan
• Jika terdapat kesalahan berkaitan dengan tidak diungkapkannya informasi yang seharusnya
diungkakan, auditor harus mendiskusikan informasi yang tidak diungkapkan dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola, menjelaskan dalam paragraph basis untuk modifikasi tetntang
informasi yang dihilangkan, dan kecuali dilarang oleh perundang-undangan, mencantumkan
pengungkapan yang dihilangka, apbila dianggap praktis dan auditor telah memperoleh bukti audit
yang cukup dan tepat tentang informasi yang dihilangkan.
• Jika modifikasi dihasilkan dari ketidakmampuan memperoleh bukti yang cukup dan tepat, auditor
harus mencantumkan alasan dalam paragraph basis untuk modifikasi
• Ketika auditor telah menyatakan opini tidak wajar atau tidak menyatakan pendapat, auditor harus
menjelaskan dalam paragraph basis untuk modifikasi alasan untuk setiap hal lain yang disadarioleh
auditor yang memerlukan modifikasi terhadap opini, dan pengaruh yang diakibatkannya.
Paragraf Opini
• Ketika auditor memodifikasi opini audit, auditor harus menggunakan judul “Opini Wajar dalam
Pengecualian”, “Opini Tidak Wajar” atau “Opini Tidak Menyatakan Pendapatan” sesuai dengan
kondisinya untuk paragraph opini.
• Ketika auditor menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian karena terdapat kesalahan, auditor
harus menyatakan dalam paragraf opini bahwa, menurut opini auditor, kecuali untuk dampak hal-hal
yang dijelaskan dalam pragraf basis untuk opini wajar.
• Ketika auditor menyatakan suatu opini tidak wajar, auditor harus menyatakan dalam paragraph opini
bahwa, menurut opini auditor, karena signifikasi hal-hal yang dijelaskan dalam parafgraf basis untuk
opini tidak wajar
• Ketika auditor tidak menyatkan pendapat karena ketidakmampuannya memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat, maka auditor harus menyatakan dalam paragraph opini
Penjelasan tentang tanggungjawab Auditor ketika auditor menyatakan suatu opini wajar
dengan pengecualian atau opini tidak wajar
• Auditor harus mengubah penjelasan tentang tanggungjawab auditor untuk menyatakan bahwa
auditor yakin bahwa bukti audit yang diperoleh oleh auditor adalah cukup dan tepat untuk
menyediakan suatu basis bagi opini modifikasi

Penjelasan tentang tanggungjawab Auditor ketika auditor tidak menyatakan pendapat


• Auditor harus mengubah paragraph pendahuluan alam laporan auditor untuk menyatakan bahwa
auditor ditugasi untuk mengaudit laporan keuangan.
Ilustrasi Laporan Auditor dengan
Modifikasi Opini
Laporan auditor yang berisi opini wajar dengan pengecualian karena adanya
01 kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan

Asumsi :
• Audit atas satu set laporan keuangan lengkap,
disusun untuk tujuan umum, sesuai SAK;
• Ketentuan petikatan audit mencerminkan tanggung
jawab manajemen atas laporan keuangan (SA 210);
• Terdapat kesalahan penyajian akun persediaan,
dipandang materil namun tidak pervasif;
• Auditor memiliki tanggung jawab pelaporan lain
yang disyaratkan oleh ketentuan hukum tertentu,
selain hanya tanggung jawab untuk audit laporan
keuangan.
Laporan auditor yang berisi opini tidak wajar karena kesalahan penyajian material
02 dalam laporan keuangan

Asumsi :
• Audit atas satu set laporan keuangan konsolidasian
lengkap, disusun untuk tujuan umum, sesuai SAK;
• Ketentuan petikatan audit mencerminkan tanggung
jawab manajemen atas laporan keuangan (SA 210);
• Terdapat kesalahan penyajian materil karena tidak
mengonsolidasikan suatu entitas anak. Dipandang
pervasif dengan dampak yang tidak dapat
ditentukan karena tidak praktis untuk dilakukan;
• Auditor memiliki tanggung jawab pelaporan lain
yang disyaratkan oleh ketentuan hukum tertentu,
selain hanya tanggung jawab untuk audit laporan
keuangan.
Laporan auditor yang berisi opini wajar dengan pengecualian karena
03 ketidakmampuan auditor untuk dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat

Asumsi :
• Audit atas satu set laporan keuangan lengkap,
disusun untuk tujuan umum, sesuai SAK;
• Ketentuan petikatan audit mencerminkan tanggung
jawab manajemen atas laporan keuangan (SA 210);
• Auditor tidak dapat memperoleh bukti yang cukup
dan tepat terkait investasi dalam suati afiliasi asing.
Dipandang material, namun tidak pervasif;
• Auditor memiliki tanggung jawab pelaporan lain
yang disyaratkan oleh ketentuan hukum tertentu,
selain hanya tanggung jawab untuk audit laporan
keuangan.
Laporan auditor yang berisi opini tidak menyatakan pendapat karena
04 ketidakmampuan auditor untuk dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
tentang suatu unsur tunggal pada laporan keuangan

Asumsi :
• Audit atas satu set laporan keuangan lengkap,
disusun untuk tujuan umum, sesuai SAK;
• Ketentuan petikatan audit mencerminkan tanggung
jawab manajemen atas laporan keuangan (SA 210);
• Auditor tidak dapat memperoleh bukti yang cukup
dan tentang suatu unsur tunggal laporan keuangan,
yaitu informasi keuangan suatu joint venture yang
mencerminkan >90% asset bersih perusahaan.
Dipandang material dan pervasif;
• Auditor memiliki tanggung jawab pelaporan lain
yang disyaratkan oleh ketentuan hukum tertentu,
selain hanya tanggung jawab untuk audit laporan
keuangan.
Laporan auditor yang berisi opini tidak menyatakan pendapat karena
05 ketidakmampuan auditor untuk dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
tentang banyak unsur tunggal di laporan keuangan

Asumsi :
• Audit atas satu set laporan keuangan lengkap,
disusun untuk tujuan umum, sesuai SAK;
• Ketentuan petikatan audit mencerminkan tanggung
jawab manajemen atas laporan keuangan (SA 210);
• Auditor tidak dapat memperoleh bukti yang cukup
dan tentang beberapa unsur tunggal laporan
keuangan, yaitu tentang persediaan entitas dan
piutang usaha. Dipandang material dan pervasif;
• Auditor memiliki tanggung jawab pelaporan lain
yang disyaratkan oleh ketentuan hukum tertentu,
selain hanya tanggung jawab untuk audit laporan
keuangan.
Paragraf Penekanan Suatu Hal & Paragraf Hal Lain Dalam
Laporan Auditor Independen
Menurut SA 706 :

01 02
Menarik perhatian pada suatu/beberapa Menarik perhatian pada suatu/beberapa
hal yang bersifat fundamental bagi hal yang bersifat relevan bagi
pemahaman. pemahaman.
Paragraf Penekanan
Contoh Kondisi yang perlu paragraf penekanan :
- Ketidakpastian hasil masa depan atas perkara litigasi tidak biasa/Tindakan yang akan dilakukan oleh
regulator;
- Jika diizinkan, penerapan awal suatu standar akuntansi baru yang berdampak pervasif;
- Bencana alam besar yang telah, atau masih berlangsung.

Pencantuman paragraf penekanan tidak memengatuhi opini auditor dan bukan merupakan pengganti hal :
- Auditor menyatakan opini auditor atau modifikasi terhadap opini auditor, Ketika diharuskan oleh perikatan
audit;
- Pengungkapan dalam laporan keuangan yang diharuskan untuk dibuat oleh manajemen menurut
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor

Apabila auditor perlu mengkomunikasikan suatu hal selain yang


telah disajikan dalam laporan keuangan, maka auditor harus
mencantumkan suatu paragraph dalam laporan auditor dengan
judul “Hal Lain” atau judul lain yang tepat. Dicantumkan sesudah
paragraph opini dan paragraph penekanan suatu hal dalam
laporan auditor jika isi paragraph Hal Lain tersebut relevan dengan
tanggung jawab Pelaporan Lain.
Komunikasi Pihak Tata Kelola

Ketika auditor ingin memodifikasi opini auditor, makan harus berkomunikasi dengan pihak tata Kelola yang menuntun pada
modifikasi yang diharapkan dapat memungkinkan :

01 02 03
Auditor memberitahukan pihak tata Auditor untuk mencari persetujuan Pihak tata Kelola memperoleh
Kelola perihal modifikasi yang pihak tata Kelola tentang fakta dari kesempatan untuk menyediakan
dimaksud dan alasannya. hal yang menimbulkan modifikasi. informasi lebih lanjut yang relevan
kepada auditor terkait modifikasi.
Daftar Pustaka

Jusup Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). STIE


YKPN
.........
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai