Anda di halaman 1dari 5

1

AKUNTANSI PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN

Setiap properti ataupun aset yang disetorkan oleh sekutu sebagai modal persekutuan akan
menjadi aset persekutuan Semua aset dan liabilitas yang digunakan untuk pembentukan
persekutuan harus dilakukan penilaian secara tepat. Dalam pencatatan keuangan
persekutuan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk aset dan liabilitas :

1. Aset yang dimiliki atau dibeli dengan menggunakan modal persekutuan harus
dibedakan dengan aset yang dimiliki oleh sekutu yang disetorkan menjadi bagian
persekutuan.
2. Liabiltas yang merupakan bagian dari persekutuan harus didukung dengan bukti
tertulis.
3. Apabila sekutu memiliki pinjaman kepada persekutuan, harus didukung dengan
bukti tertulis.
4. Aset dinilai pada nilai wajarnya. Penilaian dilakukan oleh jasa penilai atau
menggunakan teknik penilaian lainnya.
5. Liabilitas yang diasumsikan oleh persekutuan harus dinilai sebesar nilai sekarang dari
arus kas.
6. Setiap sekutu harus menyetujui presentasi ekuitas yang dimilii dalam aset neto
persekutuan
7. Saldo ekuitas ditentukan secara proporsional dari kontribusi tiap sekutu.
8. Pengakuan atas keahlian sekutu atau networking sekutu disepakati oleh sekutu atas
proporsional pembagian modal.
9. Sebelum mencatat kontribusi modal awal, semua sekutu harus menyetujui penilaian
aset neto dan bagian modal masing-masing sekutu.
10. Investasi awal masing-masing sekutu dicatat dalam akun modal tiap sekutu.

Ilustrasi :

A dan B masing-masing menginvestasikan $20,000 dalam persekutuan yang baru


didirikan, maka jurnalnya adalah :

Cash (+A) $ 20,000,00


A Capital (+OE) Rp 20,000.00
To Record A original investment of cash

Cash (+A) $ 20,000.00


B Capital (+OE) $ 20,000.00
To Record B original investment of cash

Investasi Non Kas (Noncash Investment)

 Properti nonkas dinilai berdasarkan nilai pasar


 Jumlah yang disepakati harus tertulis dalam kesepakatan persekutuan (agreement
of partnership)

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 PATRIANI WAHYU DEWANTI, S.E., M.ACC 1


2

Ilustrasi 1:

Secara konseptual, nilai wajar seharusnya ditentukan oleh perusahaan penilai, akan tetapi
dalam praktiknya nilai wajar dapat ditentukan oleh sekutu.

Berdasarkan ilustrasi di atas, Col dan Cro menyepakati nilai wajar dari aset tersebut,
pencatatan atas investasi tersebut adalah :

Ilustrasi 2 :

A merupakan pemilik tunggal sebuah usaha yang berencana untuk mengembangkan


usahanya di bidang IT, berikut merupakan informasi saldo per 31 Desember 2017 :

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 PATRIANI WAHYU DEWANTI, S.E., M.ACC 2


3

Untuk mengembangkan usahanya A menawarkan kepada B yang kemudian A dan B


membentuk persekutuan. Bisnis A diaudit dan hasil audit dan penilaiannya adalah
sebagai berikut :

 Liabilitas sebesar $1,000 belum dicatat


 Persediaan memiliki nilai wajar $9,000
 Peralatan memiliki nilai wajar $19,000

A dan B menandatangi kesepakatan persekutuan yang mencakup semua kebijakan


operasi. B akan menyetorkan kas sebesar $10,000. Persekutuan AB mengambil alih
semua usaha A dan menganggap sebagai utang, jurnal pencatatan adalah sebagai
berikut :

Capital Calculation :

A
Cash $ 3,000.00
Inventory $ 9,000.00
Equipment $ 19,000.00
Total Aset $ 31,000.00
Liabilitas $ 11,000.00
Aset Neto/Capital $ 20,000.00

B
Paid in Cash $ 10,000.00
Capital B $ 10,000.00
TOTAL CAPITAL $ 30,000.00

Secara perhitungan, Modal A sebesar $20,000 dan Modal B $10,000 akan tetapi
prosentase berdasarkan modal yang disetor adalah 67% dan 33%, akan tetapi A dan B
dapat bersepakat bahwa modal A dan B diakui sebesar $ 15,000 masing-masing
sehingga prosentase modal adalah 50%:50%. Hal ini dapat terjadi apabila B memiliki
keahlian lebih dibandingkan A dibidang IT.

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 PATRIANI WAHYU DEWANTI, S.E., M.ACC 3


4

Dengan adanya kesepakatan diatas, maka persekutuan harus melakukan penyesuaian


(adjustment) atas pencatatan modal sekutu. Terdapat 2 pendekatan dalam mencatat
penyesuaian modal tersebut :

1. Pendekatan Bonus (Bonus Approach)


Berdasarkan pendekatan bonus, maka penyesuaian modal adalah sebagai
berikut :
Kesepakatan seluruh sekutu prosentase modal adalah 50%:%50%, maka selisih
modal A dan modal B adalah $20,000 - $10,000 : $10,000. Karena prosentase
adalah 50% : 50% maka selisih $10,000 didistribusikan kepada Modal A dan B
masing-masing $5,000 sehingga :
Modal A : $15.000
Modal B : $15,000
Berdasarkan perhitungan di atas seolah-olah A memberikan modalnya kepada
B sebesar $5,000.
Pencatatan modal masing-masing sekutu adalah sebagai berikut :

Capital A $ 5,000.00
Capital B $ 5,000.00
To establish equal capital interests of $10,000 by recording a$5,000
bonus from A to B

2. Pendekatan Goodwill (Goodwill Approach)

Pendekatan goodwill digunakan untuk mengidentifikasi asset yang tidak


dapat diidentifikasi yang dikontribusikan oleh B (keahlian B). Sehingga
pencatatannya adalah sebagai berikut :

Goodwill $ 10,000.00
Capital B $ 10,000.00
To establish equal capital interests of $20,000 by recognizing a$10,000
B Investment of an $10,000
unidentified asset

Akun Modal (Capital Accounts)

Setiap sekutu memiliki akun modal masing-masing yang biasanya merupakan saldo
kredit. Saldo modal dapat dimungkinkan bersaldo debit apabila persekutuan tersebut
mengalami defisit. Defisit dapat terjadi apabila persekutuan mengalami kerugian atau
sekutu mengambil modal melebihi yang disetorkan. Defisit dapat dihilangkan dengan
menyetor modal tambahan.

Penarikan Modal

Penarikan modal biasanya dilakukan oleh sekutu untuk menarik bagian keuntungan
dari laba persekutuan. Sekutu tidak mendapatkan gaji bulanan dari persekutuan

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 PATRIANI WAHYU DEWANTI, S.E., M.ACC 4


5

kecuali sekutu aktif yang menjalankan operasional perusahaan. Penarikan modal


contohnya adalah drawing, drawing allowances atau salary allowances.

Ilustrasi :

Tow dan Lee menarik $1,000 dari persekutuan setiap bulan. Maka pencatatannya
adalah sebagai berikut :

Karena menarik $1,000 setiap bulan, maka pencatatan pada akhir tahun adalah :

Daftar Pustaka

1. Baker, Richard E., et al. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Edisi 2,
Salemba Empat, 2015 (Baker)
2. Beams, F. A., Anthony, J.H., Bettinghaus, B., and Smith, K.A. 2012. Advanced
Accounting. Thirteenth Edition, Pearson, 2015 (Beams)

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 PATRIANI WAHYU DEWANTI, S.E., M.ACC 5

Anda mungkin juga menyukai