HERIKA YULISA
2006614664
PENDAHULUAN
• Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, pekerja di Indonesia mencapai 118.200.000, pekerja
laki-laki 63,55% dan 36,45% pekerja wanita.
• Status gizi dapat digambarkan melalui indeks massa tubuh (IMT), persentase lemak tubuh, dan kadar
hemoglobin.
• Beberapa penelitian menunjukkan ada hubungan positif antara status gizi dengan produktivitas kerja.
• Tenaga kerja dengan status gizi dibawah normal tidak dapat melakukan pekerjaan secara baik dan
produktivitas kerjanya akan menurun bahkan dapat mencapai target rendah
TINJAUAN PUSTAKA
• Status gizi merupakan salah satu unsur dalam menentukan kondisi fisik atau kualitas fisik seseorang
atau kelompok masyarakat tertentu
• Faktor yang mempengaruhi status gizi : ekonomi, pengetahuan, fadhisme (kesukaan berlebihan
terhadap jenis makanan tertentu)
• Menentukan kebutuhan kalori : menentukan BB ideal, menentukan IMT, menghitung kalori basal
• Komposisi Gizi Seimbang dalam bentuk angka kecukupan gizi (AKG).
• Pemenuhan kebutuhan zat gizi dalam sehari dapat dilakukan dengan mengonsumsi 3 (tiga) kali makan
besar (nasi, lauk hewani, lauk nabati, buah dan sayur) dan 2 (dua) kali makanan selingan (camilan)
dengan komposisi makan pagi (20%), makan siang (30%), dan makan sore (25%), serta 2-3 porsi
makanan ringan (10-15%)
• Metode kuantitatif yang umumnya sering digunakan antara lain food recall, yaitu dilakukan dengan
mencatat jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam.
HASIL ANALISIS GIZI KERJA
HASIL ANALISIS GIZI KERJA
HASIL ANALISIS GIZI KERJA
PEMBAHASAN
Pekerja I (Sekretaris) Energi (Kkal) Karbohidrat (gr) Protein (gr) Lemak (gr)
(45-65%) (10-25%) (20-25%)
Hari III 1227.5 Kkal 131 gr (43%) 68.6 gr (23%) 48.1 gr (34%)
Hari III 2183.3 Kkal 306.3 gr (57%) 72.4 gr (13%) 73.9 gr (30%)
Kesimpulan
1. Pekerja I : seorang wanita berusia 34 tahun memiliki status gizi normal, jenis pekerjaan ringan dimana konsumsi
kalori cenderung lebih rendah atau sesuai dengan kalori yang dibutuhkan , sehingga berat badan pekerja berada di
kisaran normal tanpa ada kenaikan berat badan. Komposisi gizi yang dikonsumsi dinilai belum seimbang dimana
konsumsi jumlah karbohidrat lebih besar daripada protein dan lemak.
2. Pekerja II : seorang wanita berusia 31 tahun memiliki status gizi obesitas grade 1, jenis pekerjaan sedang dimana
konsumsi kalori setiap harinya lebih banyak daripada kebutuhan kalori untuk berat badan normalnya, sehingga berat
bada pekerja cenderung meningkat. Komposisi gizi yang dikonsumsi belum seimbang, karbohidrat lebih banyak
dikonsumsi daripada protein dan lemak
• Pekerja III, seorang wanita berusia 29 tahun memiliki status gizi cukup, jenis pekerjaan sedang dimana
konsumsi kalori setiap harinya lebih rendah daripada kebutuhan kalorinya untuk berat badan
normalnya. Hasil yang nampak adalah terjadinya penurunan berat badan pekerja secara bertahap dan
memang dirasakan oleh pekerja tersebut. Komposisi zat gizi kurang seimbang, karbohidrat sangat
kurang dikonsumsi dan terlalu tinggi mengkonsumsi protein.
Saran
1. Setiap pekerja sebaiknya mengkonsumsi makanan/minuman sesuai dengan kebutuhan kalori untuk berat badan ideal
dan jenis pekerjaannnya.
2. Setiap pekerja mengkonsumsi makanan/minuman dengan komposisi yang seimbang antara karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral dan serat.
3. Untuk menjaga keseimbangan kalori yang masuk dan keluar perlu disesuaikan dengan aktifitas sehari-hari, serta
melakukan olahraga yang teratur dengan intensitas sedang selama 150-200 menit/minggu.
•
TERIMA KASIH