Anda di halaman 1dari 44

MODUL

SALURAN TERBUKA DAN SALURAN TERTUTUP


SUNGAI
PIPA
Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua 
macam aliran yaitu aliran saluran tertutup dan 
aliran saluran terbuka. Dua macam aliran 
tersebut dalam banyak hal mempunyai 
kesamaan tetapi berbeda dalam satu ketentuan 
penting. Perbedaan tersebut adalah pada 
keberadaan permukaan bebas; aliran saluran 
terbuka mempunyai permukaan bebas, sedang 
aliran saluran tertutup tidak mempunyai 
permukaan bebas karena air mengisi seluruh 
penampang saluran. 
Dengan demikian aliran saluran terbuka
mempunyai permukaan yang berhubungan
dengan atmosfer, sedang aliran saluran tertutup
tidak mempunyai hubungan langsung dengan
tekanan atmosfer.
Di dalam modul ini yang dibahas adalah aliran
saluran terbuka (open channel flow ) yang
sangat erat hubungannya dengan teknik sipil.
Seperti yang harus diketahui, air
mengalir dari hulu ke hilir (kecuali ada gaya
yang menyebabkan aliran ke arah sebaliknya)
sampai mencapai suatu elevasi permukaan air
tertentu, misalnya:
• permukaan air di danau 
atau
• permukaan air di laut
Tendensi/kecenderungan ini ditunjukkan oleh
aliran di saluran alam yaitu sungai.

Perjalanan air dapat juga ditambah


oleh bangunan‐bangunan yang dibuat oleh
manusia, seperti :
saluran irigasi
pipa
gorong ‐ gorong (culvert), dan
saluran buatan yang lain atau kanal (canal). 
Walaupun pada umumnya

perencanaan saluran ditujukan untuk

karakteristik saluran buatan, 

namun konsep hidrauliknya

dapat juga diterapkan

sama baiknya pada saluran alam.


Apabila saluran terbuka terhadap
atmosfer, seperti sungai, kanal, gorong‐gorong,
maka alirannya disebut aliran saluran terbuka
(open channel flow) atau aliran permukaan
bebas (free surface flow).

Apabila aliran mempunyai penampang


penuh seperti aliran melalui suatu pipa, disebut
aliran saluran tertutup atau aliran penuh (full
flow).
Luas penampang (area)
Lebar Permukaan (top width)
Keliling Basah (Wetted Parimeter) dan
Jari- -jari Hydraulik (Hydraulic Radius).

Yang dimaksud dengan penampang saluran


(channel cross section) adalah penampang yang
diambil tegak lurus arah aliran, sedang penampang
yang diambil vertical disebut penampang vertikal
(vertical section).
Dengan demikian apabila dasar saluran
terletak horizontal maka penampang saluran
akan sama dengan penampang vertikal.
Saluran buatan biasanya direncanakan
dengan penampang beraturan menurut bentuk
geometri yang biasa digunakan,
Tabel 1.1. Unsur-unsur geometris penampang saluran
Bentuk penampang trapesium adalah bentuk
yang biasa digunakan untuk
saluran‐saluran irigasi
atau
saluran‐saluran drainase
karena menyerupai bentuk saluran alam,
dimana kemiringan tebingnya menyesuaikan
dengan sudut lereng alam dari tanah yang
digunakan untuk saluran tersebut.
Bentuk penampang persegi empat atau segitiga
merupakan penyederhanaan dari bentuk
trapesium yang biasanya digunakan untuk
saluran‐saluran drainase yang melalui lahan‐
lahan yang sempit.

Bentuk penampang lingkaran biasanya


digunakan pada perlintasan dengan jalan;
saluran ini disebut gorong‐gorong (culvert).
Elemen geometri penampang memanjang saluran
terbuka dapat dilihat pada Gb.1.4 berikut ini:

y d

Penampang melintang
Datum θ Datum

Gambar 1.4 Penampang memanjang


dan penampang melintang aliran saluran terbuka
dengan notasi d adalah kedalaman dari
penampang aliran, sedang kedalaman y adalah
kedalaman vertikal (lihat Gb.1.4), dalam hal
sudut kemiringan dasar saluran sama dengan θ
maka :
d = ycosθ
atau ( 1.2)
d
y=
cosθ
adalah elevasi atau jarak vertikal dari permukaan
air di atas suatu datum (bidang persamaan).).

adalah lebar penampang saluran pada permukaan


bebas (lihat Gb.1.5). Notasi atau simbol yang
digunakan untuk lebar permukaan adalah T, dan
satuannya adalah satuan panjang.
mengacu pada luas penampang melintang dari
aliran di dalam saluran. Notasi atau simbol
yang digunakan untuk luas penampang ini
adalah A, dan satuannya adalah satuan luas..

suatu penampang aliran didefinisikan sebagai


bagian/porsi dari parameter penampang aliran
yang bersentuhan (kontak) dengan batas benda
padat yaitu dasar dan/atau dinding saluran.
Dalam hal aliran di dalam saluran terbuka
batas tersebut adalah dasar dan 
dinding/tebing saluran seperti yang tampak 
pada Gb. 1.4 di bawah ini. 

Notasi atau simbol yang digunakan untuk 
keliling basah ini adalah P, dan satuannya 
adalah satuan panjang.
T Luas penampang

Keliling basah
B

Gambar 1.5. Parameter Lebar Permukaan (T),


Lebar Dasar (B), Luas Penampang dan
Keliling basah suatu aliran
dari suatu penampang aliran bukan merupakan 
karakteristik yang dapat diukur langsung, tetapi sering 
sekali digunakan didalam perhitungan. Definisi dari jari 
jari hydraulik adalah luas penampang dibagi keliling 
basah, dan oleh karena itu mempunyai satuan panjang; 
notasi atau simbul yang digunakan adalah R, dan 
satuannya adalah satuan panjang. 
Untuk kondisi aliran yang spesifik, jari‐jari
hydraulik sering kali dapat dihubungkan
langsung dengan parameter geometrik dari
saluran.

Misalnya, jari‐jari hydraulik dari suatu aliran


penuh di dalam pipa (penampang lingkaran
dengan diameter D) dapat dihitung besarnya
jari‐jari hydraulik sebagai berikut:
adalah suatu penampang saluran terbuka yang lebar
sekali dimana berlaku pendekatan sebagai saluran
terbuka berpenampang persegi empat dengan lebar
yang jauh lebih besar daripada kedalaman aliran B >> y,
dan keliling basah P disamakan dengan lebar saluran B.
Dengan demikian maka luas penampang A = B . y; P =
B sehingga :

A By
R= = = y
P B
C.  Debit aliran (discharge)

Debit aliran
volume air yang
mengalir melalui suatu
penampang tiap Apabila hukum
satuan waktu,
simbol/notasi yang ketetapan massa
digunakan adalah Q. diterapkan untuk aliran
diantara dua penampang
seperti pada Gb.1.3 dan
dengan menggunakan
Pers.1.1.
maka didapat persamaan sebagai berikut:

m1 = ρ1 A1V1 = m2 =  ρ2 A2V2

untuk kerapatan tetap ρ1 = ρ2, sehingga 
persamaan tersebut menjadi :

A1V1 = A2V2 = Q (1.6)

Persamaan (1.6) tersebut di atas disebut 
persamaan kontinuitas. 
D.  Kecepatan (velocity)
Kecepatan aliran (V) dari suatu penampang aliran
tidak sama diseluruh penampang aliran, tetapi
bervariasi menurut tempatnya.

Apabila cairan bersentuhan dengan batasnya


(didasar dan dinding saluran) kecepatan
alirannya adalah nol

Hal ini seringkali membuat kompleksnya


analisis, oleh karena itu untuk keperluan
praktis biasanya digunakan harga rata-rata
dari kecepatan di suatu penampang aliran
Kecepatan rata‐rata ini didefinisikan sebagai
debit aliran dibagi luas penampang aliran, dan
oleh karena itu satuannya adalah panjang per
satuan waktu.

Q
V= (1.7)
A
Dimana:
V = Kecepatan rata – rata aliran (ft/s atau m/s)
Q = Debit aliran (ft3/s atau m3/s )
A = Luas penampang aliran (ft2 atau m2)
Gambar 1.6 menunjukkan pembagian
Gambar1.6. diarah
kecepatan vertical dengan
kecepatan kecepatan
Pembagian maksimum di permukaan air
dan di kecepatan
(velocity distribution) nol
pada dasar.
arah vertikal
Aliran disebut berubah lambat laun
apabila perubahan kecepatan terjadi secara
lambat laun dalam jarak yang panjang,
sedangkan aliran disebut berubah dengan
apabila perubahan terjadi pada jarak yang
pendek.

Untuk saluran prismatis jenis aliran


tersebut diatas juga dapat dinyatakan dalan
perubahan kedalaman aliran seperti ditunjukkan
dalam persamaan‐persamaan sebagai berikut :
Air balik (backwater)

Laut

(b)
Laut
(c)

Gambar 1.7. Perubahan kedalaman air


(a. aliran seragam; b. aliran berubah lambat
laun; c. aliran berubah dengan cepat)
disepanjang aliran
F. Sifat Aliran (Aliran Laminer, Aliran
Turbulen, dan Angka Reynold)
Aliran laminer
adalah suatu tipe Sebaliknya aliran
aliran yang turbulen tidak
ditunjukkan oleh mempunyai garis-
gerak partikel‐
partikel cairan
garis arus yang
menurut garis‐garis halus dan sejajar
arusnya yang halus sama sekali
dan sejajar.
Karakteristik aliran turbulen
ditunjukkan oleh terbentuknya pusaran‐pusaran
dalam aliran, yang menghasilkan percampuran
terus menerus antara partikel partikel cairan di
seluruh penampang aliran.
Perhatikan bahwa pusaran‐pusaran
menghasilkan variasi arah maupun besarnya
kecepatan. Perhatikan juga bahwa pusaran‐
pusaran pada suatu waktu memberi kontribusi
pada kecepatan dari partikel yang diketahui
dalam arah aliran , dan pada waktu yang lain
mengurangi darinya.
Hasilnya adalah bahwa pembagian kecepatan
yang diambil pada waktu yang berbeda‐beda tampak
berbeda satu sama lain, dan pembagian kecepatan
tersebut akan tampak lebih kasar daripada pembagian
kecepatan dari suatu aliran laminer

Hal ini dapat diinterpertasikan bahwa


perubahan kecepatan dalam aliran turbulen akan
dipertimbangkan sebagai aliran tidak tetap
(unstedy). Namun demikian, apabila kecepatan
rata-rata pada sembarang titik yang diketahui di
dalam aliran adalah tetap (constant), maka aliran
diasumsikan sebagai aliran tetap.
Untuk membedakan aliran apakah turbulen
atau laminer, terdapat suatu angka tidak
bersatuan yang disebut Angka Reynold
(Reynolds Number). Angka ini dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:
4V R ( 1.10)
Re =
ϑ
Dimana:
Re = Angka Reynold (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
R = Jari-jari hydraulik (ft atau m)
ϑ = Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat
cairan (ft2/s atau m2/s)
Menurut hasil percobaan oleh 
Reynold, apabila angka Reynold 
kurang daripada 2000, aliran 
biasanya merupakan aliran 
laminer. Apabila angka Reynold 
lebih besar daripada 4000, aliran 
biasanya adalah turbulen. 
Sedang antara 2000 dan 4000 
aliran dapat laminer atau
turbulen tergantung pada faktor‐
faktor lain yang mempengaruhi.
G. Tipe Aliran (Aliran kritis, sub‐kritis
dan super‐kritis, angka Froude)
Efek dari gaya gravitasi pada suatu
aliran ditunjukkan dalam perbandingan atau
rasio antara gaya inersia dan gaya gravitasi.
Rasio antara gaya‐gaya tersebut dinyatakan
dalam angka Froude, yaitu :

V
FR = ( 1.11)
g.L
Dimana:

FR = angka Froude (tidak berdimensi/ tidak  
mempunyai satuan)

V   = kecepatan rata‐rata aliran ( ft/s atau m/s )

L   = panjang karakteristik (dalam ft atau m)
Dalam aliran saluran terbuka panjang
karakteristik disamakan dengan kedalaman
hydraulik D. Dengan demikian untuk aliran
saluran terbuka angka Froude adalah:
V
FR =
g.D
( 1.12)

Apabila angka F sama dengan satu maka


Pers.1.10 menjadi:

V= g.D ( 1.13)
Dimana:

Adalah kecepatan rambat


g.D gelombang (celerity), dari
gelombang gravitasi yang
terjadi dalam aliran
dangkal.
Dalam hal ini aliran disebut dalam kondisi
kritis, and aliran disebut aliran kritis (critical flow).
Apabila harga angka FR lebih kecil daripada satu atau
V 〈 g.D aliran disebut aliran sub‐kritis (subcritical
flow).

Dalam kondisi ini gaya gravitasi memegang


peran lebih besar; dalam hal ini kecepatan aliran lebih
kecil daripada kecepatan rambat gelombang dan hal
ini ditunjukkan dengan lairannya yang tenang.
Sebaliknya apabila harga FR lebih besar
daripada satu atau V 〉 g.D aliran disebut Aliran
super‐kritis (supercritical flow).

Dalam hal ini gaya‐gaya inersia menjadi


dominan, jadi aliran mempunyai kecepatan besar;
kecepatan aliran lebih besar daripada kecepatan
rambat gelombang yang ditandai dengan alirannya
yang deras.
H. Regime aliran (regimes of flow) 

Suatu kombinasi dari efek viskositas dan


Gravitasi menghasilkan salah satu dari empat regime
aliran, yang disebut:

subkritis‐laminer (subcritical‐laminer), apabila FR lebih


kecil daripada satu dan Re berada dalam rentang
laminer;
superkritis‐laminer (supercritical‐laminer), apabila FR
lebih besar daripada satu dan Re berada dalam
rentang laminer;

superkritis‐turbulent (supercritical‐turbulent), apabila


FR lebih besar daripada satu dan Re berada dalam
rentang laminer;

subkritis‐turbulen (subcritical‐turbulent), apabila FR


lebih kecil daripada satu dan Re berada dalam
rentang turbulen.

Anda mungkin juga menyukai