Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY.G.

N
DENGAN DIAGNOS MEDIS
PREMATURITAS DAN BBLR DI RUANG
NICU
RSUD PROF.DR.H.ALOEI SABOE

Disususn oleh
Kelompok IIA
Nur Meiliany Bouty, S.Kep
Herliana Alimun, S.Kep
Lipantri Mobihu, S.Kep
Tinjauan Teori
Definisi
• Prematuritas adalah kelahiran yang berlangsung pada umur
kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Terdapat 3 subkategori usia kelahiran
premature berdasarkan WHO, yaitu:
1. Extremely preterm (<28 minggu)
2. Very preterm (28 hingga <32 minggu)
3. Moderate to late praterm (32 hingga <37 minggu)
• Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi baru
lahir yang saat dilahirkan memiliki berat badan senilai < 2500
gram tanpa menilai masa gestasi. (Sholeh, 2014).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY.G.N DENGAN DIAGNOSA
MEDIS PREMATURITAS DAN BBLR DI RUANGAN NEONATAL
INTENSIVE CARE UNIT (NICU)
Asuhan Keperawatan Pada By.G.N
IDENTITAS
Inisial Nama Ibu Bayi : By.G.N
Tanggal / jam pengkajian : 25 Juni 2021/10.30
Nama Ayah : Tn.F.A
Pekerjaan : Petani
Alamat :Desa Iluta, Kec Batudaa
KEADAAN BAYI BARU LAHIR
Lahir tanggal : 19/06/2021 Jam : 20.02 Wita
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Riwayat Persalinan : Sectio Caesarea
Berat badan Lahir : 2100 gr
Panjang badan : 44 cm
HR : 120 x/menit
Pernapasan : 60 x/menit
Suhu : 36,3 0c
C. Riwayat Nilai Apgar

NO TANDA 0 1 2 JUMLAH
1. Frekswensi Tidak Ada <100 >100
Jantung
2. Usaha Nafas Tidak Ada Lambat Menagis Kuat
3. Tonus Otot Ekstremitas Fleksi Gerakan Aktif
Lumpuh
Sedikit
4. Tidak Bereaksi Gerakan Sedikit Reaksi Melawan
Refleks
5. Warna Kulit Biru Pucat Tubuh Kemerahan, Kemerahan
tangan dan kaki biru

Ket : penilaian menit ke 1 = 7 penilaian menit ke 5 = 9


 Tindakan resusitasi :Tidak Dilakukan
 Tali pusat : Sudah Terlepas
PENGKAJIAN FISIK
• Umur : 0 Tahun 0 Bulan 6 Hari
• Berat badan : 2100 gr
• Panjang : 44 cm
• Antropometri : Nilai Normal :
• BBL : 2100 gr BB sekarang 2000 gr BBL : 2500-4000 gr
• PB : 44 cm LK : 45.4-53.7 cm
• LK : 32 cm LP : 31.9-37.0 cm
• LP : 40 cm LP :
• LD : 30 cm LD : 30-38 cm
• LILA : 9 cm LILA : 11-15 cm
Tanda – Tanda Vital :
• Frekuensi Nadi : 110 x/menit
• Pernapasan : 40 x/menit
• Suhu :36.5 0C
KEPALA & LEHER
• Bentuk : Bentuk kepala simetris antara kiri dan kanan, Tidak ada kelainan
pada bentuk kepala, kondisi kulit kepala baik, warna rambut
hitam
• Ubun – ubun :Ubun-ubun tampak datar dan teraba berdenyut, tidak ada
pembengkakan
• Mata : Mata kanan dan kiri by.g tampak simetris, sklera anikterik, tidak
ada konjugtiviti, pupil isokor
• Telinga : Telinga kiri dan kanan klien tampak simetris, tidak ada serumen,
tidak ada masa, tidak terdapat kemerahan
• Mulut :Mukosa mulut tampak lembab, tidak megalami labiopalatoschizis,
terdapat tumpukan sekret pada mulut By.G, tidak terdapat Oral
Thrush, By. G diberikan program Aff oral, By.G bnyak terdapat
sekret pada mulut.
•Hidung : Bentuk hidung tampak simetris, tidak ada pembengkakan,
terdapatlubang hidung, By.G terpasang NGT
• Leher : Tidak terdapat pembeseran vena jugularis, tidak ada peradangan,
tidak ada pembesaran getah bening, terdapat halangan pada By.G
saat menelan makanan, dikarenakan by.g tidak memiliki/belum
terbentuk secara sempurna saluran makan. Ketika diberikan
makanan berupa susu formula by.G akan mengeluarkan makanan
tersebut.
TUBUH
• Warna : Warna kulit pucat, tidak mengalami sianosis,
tekstur kulit kering, tidak terdapat luka/iritasi pada
kulit
• Pergerakan : Gerakan terbatas, bagian tubuh yang sering
digerakan oleh By.G yaitu kaki, By.G akan melakukan gerakan
jika ada rangsangan.
• Dada: Bentuk dada terihat simetris, tidak
mengalami penggunaan otot bantu nafas, tidak mengalami
retraksi tulang dada, tidak terdapat ronkhi, wezhing.
• Vernik kaseosa : By.G tidak terdapat vernik kaseosa pada
tubuh By.G
 
JANTUNG DAN PARU
• Waktu Pengisian kapiler : < 2 detik
• Frekuensi denyut nadi/irama : 110 x/ menit/ Reguler
• Bunyi nafas : Vesikuler,tidak terdapat bunyi nafas tambahan
• Frekuensi pernafasan : 40x/ menit
PERUT DAN ABDOMEN
• Gerakan diagpragmatik : Gerakan diagfagma terlihat normal
PUNGGUNG
• Keadaan punggung : Punggung By.G datar tidak ada peradangan, tidak terdapat kelainan
pada bantuk punggung By.G
• Lanugo : Terdapat bulu-bulu halus pada bagian punggung By.G
GENITALIA
• Anus : Keadaan anus baik, terdapat lubang anus, tidak ada masa pada anus
• Keadaan : By.G BAB 1x per hari warna feses kuning kehijau-hijauan, bentuk
feses cair
EKTREMITAS
• Jumlah jari tangan : By.G memiliki kelainan pada jari tangan dimana jumlah jari tangan By.G
sebelah kiri berjumlah 3 jari, dan jumlah jari sebelah kanan juga
berjumlah tiga jari. Dimana kedua jari yang dimiliki oleh By.G hanya
ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah.
• Jari kaki : Jumlah jari kaki By.G lengkap, dimana jumlah jari kaki kanan 5 dan
jumlah jari kaki kiri 5.
• Pergerakan : Pergerakan pada kaki dan tangan pada By.G terbatas, gerakan akan
dilakukn jika ada rangsangan yang diberikan
• Garis telapak kaki : Garis pada telapak kaki kiri dan kanan nampak terlihat.
• Posisi kaki dan tangan : posisi kaki kanan dan kiri klien ekstensi, posisi tangan kanan dan kiri
fleksi.
STATUS NEUROLOGIS
Refleks – reflleks :
• Moro : Pada saat dilakukan pengecekan dengan mengetuk inkubator untuk
dilakukan refleks kaget By. G Langsung Bergerak
• Rooting : By.G tampak menoleh ketika diberi sntuhan pada sudut pipi
• Mengisap : Refleks mnghisap By.G masih lemah
• Babinski : Saat diberikan raagsangan nampak jari kaki ekstensi dan diikuti oleh jari-
jari yang lainnya
• Menggenggam : Jari telunjuk pemeriksa menyentuh sisi dalam tangan klien dan klien
refleks menggenggam namun belum kuar dan lemah
• Menangis : By.G mengais dengan keras saat BAK dan BAB
• Tonus leher : Tonus otot By.G tampak lemah, dimana By.G mengaami kesulitan dalam
menelan makanan berupa asi yang diberikan. Hal ini disebabkan dari hasil pemeriksaan
didapatkan By.G mengalami kelainan pada sisitem saluran makan. Dimana bentuk saluran
makan By.G belum terbentuk secara sempurna.
• Lainnya (...........) : By.G nampak terdapat masalah pada saat menelan dikrenakn By.G tidak
memiliki lubang saluran makan menuju ke lambung
NUTRISI
• Jenis makanan: Makanan yang diberikan pada By.G yaitu Asi/PASI (Namun By.G masih
dalam program Aff Oral dikarenakan By.G mengalami masalah pada sisitem saluran makan.
Hal ini menyebabkan ketika diberikan makan berupa Asi/PASI By.G akan selalu batuk,
tersedak saat diberikan makanan, dan makanan yang diberikan hanya akan menumpuk
pada mulut By.G)
• Diberikan dengan : By.G terpasang NGT
• Jumlah yang diberikan : By.G diprogramkan diberikan 8x10 ml (By.G masih dalm program Aff oral)
Pemeriksaan Diagnostic
1. Pemeriksan Laboratorium
No Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal Keterangan
1 Hemoglobin 16.0 g/dl 15-24 g/dl Normal
2 Hematokrit 47.60 % 29-54% Normal
3 Leukosit 11.9 Ribu/ul 5.700-18.000 Normal
4 Trombosit 131 ribu/ul 150-450 Menurun
5 Glukosa darah sewaktu 55 mg/dl 50-60 mg/dl Normal
6 Natrium 139 mmol/L 135-145 mmol/L Normal
7 Kalium 3.2 mmol/L 3.7-5.2 mmol/L Menurun

2. Pemeriksaan Rontgen

Pemeriksaan Tampak Pemeriksaan Tampak


Samping Depan Hasil Pemeriksaan

Hasil : Sesuai dengan


Esopaghageal Atresia Type C
No Nama Obat dan Cairan Jenis Dosis Pemberian
Pemberian
1. Cefotaxime Intravena (IV) 2x1 10 mg/IV
a. Indikasi :
Indikasi cefotaxime di antaranya untuk penatalaksanaan infeksi saluran pernapasan bawah,
infeksi genitourinari, infeksi ginekologi, bakteremia atau sepsis, gonorrhea, infeksi kulit,
infeksi intra abdomen, infeksi pada tulang atau sendi, dan infeksi pada sistem saraf pusat
b.Kontraindikasi :
b. Hipersensitivitas
Pasien dengan hipersensitivitas terhadap penicillin, berisiko memiliki hipersensitivitas
terhadap sefalosporin karena terdapat reaksi silang. Pasien dengan hipersensitivitas
terhadap jagung juga cenderung memiliki reaksi alergi terhadap komponen dekstrosa
pada cefotaxime.
a) Pasien dengan Abnormalitas Darah
Salah satu efek samping cefotaxime berkaitan dengan penurunan jumlah sel darah. Jika
terjadi abnormalitas, penggunaan cefotaxime sebaiknya dihentikan. Risiko perdarahan
pada pasien dengan koagulopati dan defisiensi vitamin K yang menggunakan cefotaxime
perlu dipantau karena antibiotik sefalosporin, termasuk cefotaxime, dapat menyebabkan
hipotrombinemia walaupun angka kejadiannya jarang.
b) Pemberian Melalui Vena Sentral
Pemberian cefotaxime melalui vena sentra berisiko menimbulkan aritmia yang
mengancam jiwa. Untuk itu, pemberiannya disarankan melalui jalur lain.
c) Pasien dengan Gangguan Ginjal
Cefotaxime diekskresikan melalui ginjal sehingga pasien dengan gangguan ginjal perlu
penyesuaian dosis.
d) Pasien dengan Keluhan Gastrointestinal
Kejadian diare yang disebabkan oleh Clostridium difficile selama penggunaan cefotaxime
telah dilaporkan. Gejala yang dialami bervariasi dari diare ringan sampai kolitis. Untuk
itu, penggunaan cefotaxime pada pasien dengan riwayat kolitis atau terdapat gejala
kolitis sebaiknya diperhatikan. Kejadian kolitis yang berhubungan dengan penggunaan
antibiotik sistemik ini dapat terjadi setelah dua bulan pemberian antibiotik.
2. Ranitidine Intravena 2x2 1 mg/IV
a. Indikasi : (IV)
Pengobatan jangka pendek tukak duodenum aktif, tukak lambung aktif, mengurangi
gejala refluks esofagitis. Terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak duodenum
dan lambung.
b. Kontraindikasi :
Kontraindikasi ranitidin jika terjadi porfiria akut atau hipersensitivitas terhadap ranitidin
atau komponen obat tersebut. Peringatan penggunaan ranitidin untuk menyesuaikan
dosis pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan liver, memberikan bolus intravena
secara perlahan, serta menghentikan dan mengganti ranitidin dengan penghambat
pompa proton pada gastroesophageal reflux disease (GERD) yang tidak menunjukkan
respon pada pemberian selama 6-8 minggu.
3. Dextrose Intravena 9 tpm
a. Indikasi : (IV)
Indikasi dari pemberian dextrose adalah untuk sumber kalori dan penggantian cairan
tergantung dari tonisitas cairan tersebut. Larutan dextrose juga dapat diberikan sebagai
tata laksana dan pencegahan terhadap hipoglikemia. Selain itu, larutan dextrose juga
dapat digunakan untuk melarutkan obat, baik untuk pemberian secara bolus intravena,
maupun melalui drip infus.
b. Kontraindikasi :
Kontraindikasi pemberian cairan dextrose adalah pada pasien dengan hipersensitivitas
terhadap dextrose, trauma kepala, dan dehidrasi berat. Peringatan yang perlu
diperhatikan pada pemberian dextrose adalah dextrose dapat menyebabkan intoksikasi
aluminium, hipoosmotik, hiponatremia, serta refeeding syndrome pada pasien dengan
malnutrisi berat serta hiperglikemia
IDENTIFIKASI DATA
a. Keluhan (Data Subjektif)
Tidak ada
b. Data objektif
• Antropometri
BBL : 2100 gr BB sekarang 2000 gr BBL : 2500-4000 gr
PB : 44 cm PB : 45.4-53.7 cm
LK : 32 cm LP : 31.9-37.0 cm
LP : 40 cm LP :
LD : 30 cm LD : 30-38 cm
LILA :9 cm LILA : 11-15 cm
• Mulut : Mukosa mulut tampak lembab, tidak megalami labiopalatoschizis, terdapat tumpukan sekret pada mulut By.G, tidak terdapat Oral Thrush, By. G
diberikan program Aff oral, By.G bnyak terdapat sekret pada mulut.
• Leher : Tidak terdapat pembeseran vena jugularis, tidak ada peradangan, tidak ada pembesaran getah bening, terdapat halangan pada By.G saat menelan
makanan, dikarenakan by.g tidak memiliki/belum terbentuk secara sempurna saluran makan. Ketika diberikan makanan berupa susu formula by.G
akan mengeluarkan makanan tersebut.
• Jumlah : By.G memiliki kelainan pada jari tangan dimana jumlah jari tangan By.G sebelah kiri berjumlah 3 jari, dan jumlah jari sebelah kanan juga berjumlah
Jari : tiga jari. Dimana kedua jari yang dimiliki oleh By.G hanya ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah.
Tangan
• Tonus : By.G tampak lemah, dimana By.G mengaami kesulitan dalam menelan memakanan berupa asi yang diberikan. Hal ini disebabkan dari hasil
• Leher : pemeriksaan didapatkan By.G mengalami kelainan pada sisitem saluran makan. Dimana bentuk saluran makan By.G belum terbentuk secara ]
sempurna
• Nutrisi : By.G masih dalam program Aff Oral dikarenakan By.G mengalami masalah pada sisitem saluran makan. Hal ini menyebabkan ketika diberikan
makan berupa Asi/PASI By.G akan selalu batuk, tersedak saat diberikan Makan, dan juga makanan yang diberikan hanya akan menumpuk pada mulut By.G
• Hasil Pemeriksaan Rontgen : Sesuai dengan Esopaghageal Atresia Type C
• Cefotaxime 2x1 10 mg/IV
• Ranitidine 2x2/IV
• Dextrose 9 tpm
• By.G terpasang NGT
KLASIFIKASI/PENGELOMPOKKAN DATA BERDASARKAN GANGGUAN KEBUTUHAN
a. Neurosensori
Ds :-
Do :
• Terdapat halangan pada By.G saat menelan makanan, dikarenakan by.g tidak memiliki/belum terbentuk secara sempurna saluran makan.
Ketika diberikan makanan berupa susu formula by.G akan mengeluarkan makanan tersebut.
• By.G tampak lemah, dimana By.G mengalami kesulitan dalam menelan makanan berupa asi yang diberikan. Hal ini disebabkan dari hasil
pemeriksaan didapatkan By.G mengalami kelainan pada sisitem saluran makan. Dimana bentuk saluran makan By.G belum terbentuk secara
sempurna.
• Dari hasil pemeriksaan rontgen By.G mengalami Esopaghageal Atresia Type C
• Ketika diberikan makan berupa Asi/PASI By.G akan selalu batuk, tersedak saat diberikan Makan, dan juga makanan yang diberikan hanya akan
menumpuk pada mulut By.G
b. Nutrisi dan Cairan
Ds :-
Do :
• Antropometri
BBL : 2100 gr BB sekarang 2000 gr BBL : 2500-4000 gr
PB : 44 cm PB : 45.4-53.7 cm
LK : 32 cm LP : 31.9-37.0 cm
LP : 40 cm LP :
LD : 30 cm LD : 30-38 cm
LILA : 9 cm LILA : 11-15 cm
• By.G masih dalam program Aff Oral dikarenakan By.G mengalami masalah pada sisitem saluran makan
• By.G terpasang NGT
c. Respirasi
Ds :-
Do :
• By.G mengalami kesulitan dalam menelan makanan berupa asi yang diberikan. Hal ini disebabkan dari hasil pemeriksaan didapatkan By.G
mengalami kelainan pada sisitem saluran makan. Dimana bentuk saluran makan By.G belum terbentuk secara sempurna.
• By.G dalam program Aff oral
Penyimpangan KDM
Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan menelan b.d Prematuritas d.d


Ds :-
Do :
• By.G batuk dan muntah saat diberikan makanan berupa Asi/PASI
• By.G Tersedak saat diberikan Makan berupa Asi/PASI
• Makanan tertinggal di rongga mulut
b. Resiko defisit nutrisi dibuktikan dengan ketidakmampuan menelan
c. Resiko aspirasi dibuktikan dengan ketidakmatangan koordinasi menghisap dan menelan
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Keperawatan (SLKI) Standar Intervensi Keparwatan (SIKI)
1 Gangguan menelan b.d Setelah dilakukan intervensi 2x6 jam status Dukungan Perawatan Diri : Makan/Minum
Prematuritas d.d menelan membaik dengan kriteria hasil : Observasi
Ds :- a. Reflek menelan meningkat 1. Monitor kemampuan menelan
Do :
b. Batuk menurun Terapeutik
a) By.G batuk dan
muntah saat c. Muntah menurun 2. Atur posisi klien saat makan/minum
diberikan makanan 3. Sediakan makanan sesuai dengan kebutuhan
berupa Asi/PASI 4. Siapkan makanan/minuman dengan suhu yang sesuai
b) By.G Tersedak saat 5. Berikan bantuan saat makan/minum
diberikan Makan Edukasi
berupa Asi/PASI 6. Jelaskan kepada keluarga bayi masalah yang terjadi akibat dari gangguan
c) Makanan tertinggal menelan
di rungga mulut Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian obat
2 Resiko defisit nutrisi Setelah dilakukan intervensi 2x6 jam status Manajemen Nutrisi
dibuktikan dengan nutrisi membaik dengan kriteria hasil : Observasi
ketidakmampuan menelan a. Kekutan otot menelan menigkat a. Monitor berat badan
b. Berat badan membaik Terapeutik
b. Lakukan oral hygine sebelum diberikan makan
c. Berikan makanan sesuai dengan kebutuhan
Edukasi
d. Anjurkan posisi duduk
Kolborasi
e. Kolaborasi dengan ahli gizi jumlah kebutuhan pemberian makan
3 Resiko aspirasi dibuktikan Setelah dilakukan intervensi 3x6 jam Pencegahan Aspirasi
dengan ketidakmatangan tingkat aspirasi menurun dengan kriteria Observasi
koordinasi menghisap dan hasil : a. Monitor batuk, muntah dan kemampuan menelan
menelan a. Kemampuan menelan menigkat Terapeutik
b. Kelemahan otot menurun b. Posisikan semi fowler sebelum diberikan asupan oral
c. Akumulasi sekret menurun c. Lakukan penghisapan jika produksi sekret menigkat
d. Berikan dengan ukuran kecil atau lunak
Edukasi
e. Ajarkan strategi pencegahan aspirasi
Kolaborasi
f. Kolaborasi pemberian selang nasogastrik
IMPLEMENTASI
Ruang Rawat : NICU
Tanggal : 25 Juni 2021/10.30
No Diagnosa Keperawatan Waktu Implementasi Waktu Evaluasi

1. Gangguan menelan b.d 10.30 1. Memonitor kemampuan menelan 11.50 S :-


Prematuritas d.d 10.50 Hasil : O:
Ds :- 10.50 By.G mengalami kelainan pada saluran a. By.G mengalami kelainan pada
Do :
10.55 makan. saluran makan.
a) By.G batuk dan muntah
saat diberikan makanan 11.20 2. Menyediakan makanan sesuai dengan b. Dari hasil pemeriksaan rontgen By.G
berupa Asi/PASI 11.45 kebutuhan mengalami Esopaghageal Atresia
b) By.G Tersedak saat Hasil : Type C
diberikan Makan berupa By.G diprogramkan diberikan 8x10 ml c. By.G megalami kesulitan dalam
Asi/PASI 3. Menyiapkan makanan/minuman dengan menelan maknan, sehingga banyak
c) Makanan tertinggal di suhu yang sesuai terdapattumpukan sekret di mulut
rungga mulut Hasil : d. By.G dalam program Aff oral
Makanan yang diberikan pada By.G yaitu A : Masalah Belum teratasi
Asi/PASI (Dalam program Aff oral) P : Lanjutkan intervensi
4. Memberikan bantuan saat makan/minum 1. Memonitor kemampuan menelan
Hasil : 2. Mengkolaborasi pemberian obat
By.G dilakukan posisi duduk ketika akan
diberikan makan
5. Menjelaskan pada keluarga bayi masalah
yang terjadi akibat dari gangguan
menelan
Hasil :
Keluarga By.G paham dengan apa yang
dijelaskan
6. Mengkolaborasi pemberian obat
Hasil :
Cefotaxime 2x1 10 mg/IV
Ranitidine 2x2/IV
2 Resiko defisit nutrisi 12.01 1. Memonitor berat badan 12.55 S
dibuktikan dengan 12.10 Hasil : O:
ketidakmampuan menelan 10.50 BBL : 2100 gr a. BBL : 2100 gr
10.55 BB sekarang 2000 gr BB sekarang 2000 gr
12.40 2. Melakukan oral hygine sebelum b. By.G dalam program Aff oral
diberikan makan A : Masalah Belum Teratasi
Hasil : P : Lanjutkan intervensi
By.G dilakukan suctian pada mulut dan 1. Memonitor berat badan
juga dilakukan oral hygine 2. Melakukan oral hygine
3. Memberikan makanan sesuai dengan
kebutuhan
Hasil :
Makanan yang diberikan pada By.G
yaitu Asi/PASI (Dalam program Aff
oral)
4. Menganjurkan posisi duduk
Hasil :
Ketika akan di berikan makanan By.G
akn diposisikan semi fowler (Namun
By.G masih dalam program Aff oral)
5. Mengkolaborasi dengan ahli gizi
jumlah kebutuhan pemberian makan
Hasil :
By.G diprogramkan diberikan 8x10 ml
Asi/PASI
3 Resiko aspirasi dibuktikan 13.05 1. Memonitor batuk, muntah dan 13.35 S :-
dengan ketidakmatangan 10.55 kemampuan menelan O:
koordinasi menghisap dan 13.20 Hasil : a. By.G mengalami kelainan pada
menelan 10.55 By.G mengalami batuk, dan muntah saluran makan.
13.26 ketika diberikan makan hal ini b. Dari hasil pemeriksaan rontgen
13.30 disebabkan karena By.G mengalami By.G mengalami Esopaghageal
gangguan menelan yaitu Esopaghageal Atresia Type C
Atresia Type C c. By.G megalami kesulitan dalam
2. Memposisikan semi fowler sebelum menelan maknan, sehingga
diberikan asupan oral banyak terdapattumpukan sekret
Hasil : di mulut
BY.G akan diberikan posisi semi fowler d. By.G dalam program Aff oral
ketika akan diberikan makan (By.G e. By.G terpasang selang NGT
dalam program Aff oral) A : Msalah Belum Teratasi
3. Melakukan penghisapan jika produksi P : Lanjutkan Intervensi
sekret menigkat 1. Memonitor batuk, muntah dan
Hasil : kemampuan menelan
Terdapat sekret pada area mulut By.G 2. Melakukan penghisapan jika
produksi sekret menigkat
4. Memberikan dengan ukuran kecil atau 3. Mengkolaborasi pemberian selang
lunak nasogastrik
5. Mengajarkan strategi pencegahan
aspirasi
Hasil :
Ibu By paham dengan apa yang di
ajarkn
6. Mengkolaborasi pemberian selang
nasogastrik
Hasil : By.G dipasang NGT
Ruang Rawat : NICU
Tanggal : 26 Juni 2021/09.30
No Diagnosa Keperawatan Waktu Implementasi Waktu Evaluasi

1. Gangguan menelan b.d 09.45 1. Memonitor kemampuan menelan 11.05 S :-


Prematuritas d.d 11.02 Hasil : O:
Ds :- By.G mengalami kelainan pada saluran a. By.G mengalami kelainan pada saluran
Do :
makan. makan.
a) By.G batuk dan muntah
saat diberikan makanan 2. Mengkolaborasi pemberian obat b. Dari hasil pemeriksaan rontgen By.G
berupa Asi/PASI Hasil : mengalami Esopaghageal Atresia Type
b) By.G Tersedak saat Cefotaxime 2x1 10 mg/IV C
diberikan Makan berupa Ranitidine 2x2/IV c. By.G megalami kesulitan dalam
Asi/PASI menelan maknan, sehingga banyak
c) Makanan tertinggal di terdapattumpukan sekret di mulut
rungga mulut d. By.G dalam program Aff oral
A : Masalah Belum teratasi
P : Pertahankan Intervensi
1. Memonitor kemampuan menelan
2. Mengkolaborasi pemberian obat

2 Resiko defisit nutrisi dibuktikan 11.15 1. Memonitor berat badan 11.21 S


dengan ketidakmampuan 11.20 Hasil : O:
menelan BBL : 2100 gr a. BBL : 2100 gr
BB sekarang 2000 gr BB sekarang 2000 gr
2. Melakukan oral hygine sebelum diberikan b. By.G dalam program Aff oral
makan A : Masalah Belum Teratasi
Hasil : P : Pertahankan Intervensi
By.G dilakukan suctian pada mulut dan juga 1. Memonitor berat badan
dilakukan oral hygine 2. Melakukan oral hygine
3 Resiko aspirasi 11.30 1. Memonitor batuk, muntah 11.50 S :-
dibuktikan dengan 11.45 dan kemampuan menelan O:
ketidakmatangan Hasil : a. By.G mengalami
koordinasi By.G mengalami batuk, dan kelainan pada saluran
menghisap dan muntah ketika diberikan makan.
menelan makan hal ini disebabkan b. Dari hasil pemeriksaan
karena By.G mengalami rontgen By.G mengalami
gangguan menelan yaitu Esopaghageal Atresia
Esopaghageal Atresia Type C Type C
2. Melakukan penghisapan c. By.G megalami kesulitan
jika produksi sekret dalam menelan maknan,
menigkat sehingga banyak
Hasil : terdapattumpukan sekret
Terdapat sekret pada area di mulut
mulut By.G d. By.G dalam program Aff
3. Mengkolaborasi pemberian oral
selang nasogastrik A : Msalah Belum Teratasi
Hasil : P : Pertahankan Intervensi
Dihentikan pemberian selang 1. Memonitor batuk,
NGT muntah dan kemampuan
menelan
2. Melakukan penghisapan
jika produksi sekret
menigkat

Anda mungkin juga menyukai