Anda di halaman 1dari 7

A.

Berbusana dan berhias


Agar berpakaian busana mampu mencerminkan kepribadian dan
profesinya seseorang atau kelompok orang maka dalam memilih busana untuk diri
sendiri atau untuk seragam kelompok harus mempertimbangkan beberapa hal
sebagai berikut:
 Citra yang ingin ditampilkan
 Kepantasan atau keserasian model
 Variasi model atau warna yang mudah di terima orang lain
 Kerapihan penjahitan

Ditambah dengan kerapihan dan kebersihan saat seseorang memakainya


dan kecocokan berpakaian dalam berbagai situasi, sebagai citra diri dalam
penampilan, dan juga sebagai sikap penghargaan kepada pihak lain yang
ditemuinya.

Cara-cara berhias harus disesuaikan dengan busana yang dipakai.


Khususnya untuk wanita, rias wajah dipilih sesuai dengan warna dan model
busana yang di pakai. Demikian pula halnya apabila seseorang memilih aksesoris
seperti gelang, anting-anting, kalung atau kelengkapan lain seperti arloji dan tas
tangan perlu dipertimbangkan keserasiannya dengan busana yang di pakai dan
tempat yang akan dikunjungi.

1) Dasar tata busana


Ada beberapa hal yang mendasari tata busana, antara lain yaitu:
 Usia : Kanak-kanak, remaja, dan dewasa
 Bentuk tubuh : Misalnya yang berkaitan dengan ukuran tinggi dan ukuran
besar badan seperti: gemuk, kurus, langsing, pendek gemuk, pendek kurus,
tinggi, kurus, tinggi gemuk atau tinggi besar
 Warna kulit : Gelap (hitam) sedang, terang atau putih, kuning, cokelat.
 Waktu : Pagi, siang, malam.
 Cuaca : Terang, redup, dingin, panas, berangin.
 Jenis pertemuan : Pakaian untuk dinas, pakaian resmi (Formal),
pakaian tidak resmi, bepergian.

2) Jenis, warna, dan motif bahan pakaian


Jenis, warna, dan motif bahan yang akan dipergunakan untuk pakaian
harus dipilih sesuai dengan dasar tata busana sebagai mana dikemukakan di
atas.
Jenis-jenis bahan pakaian yang dapat dipilih, antara lain: berupa wol,
katun, sutera, satin, tetoron, polyester, rayon, dan nylon.
Warna-warna pakaian yang dapat dipilih adalah warna yang terang seperti
putih, kuning muda, abu-abu muda, biru langit, dan hijau muda, warna yang
cerah, seperti: merah muda, merah hitam, dan sebagainya. Agar pilihan warna
itu tidak monoton dalm satu warna, untuk keserasian berpakaian dan
menghindarkan rasa bosan, kita dapat memilih untuk mengkombinasikan
warna pakaian.
Motif pakaian yang dipilih dapat didasarkan pada motif serat tenunan dan
cerak gambar. Motif serat tenunan kain tersebut dapat berupa tenunan halus,
tenunan kasar, dan tenunan baran, seperti garis-garis, kotak-kotak, bulat-bulat,
bunga-bunga, batik, dan sebagainya.

3) Jenis model pakaian


Jenis model pakaian dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu seperti berikut:
a) Model klasik, yaitu pakaian yang modelnya hampir tidak pernah
berubah atau abadi. Misalnya, pakaian adat, pakaian seragam militer.
b) Model non klasik, yaitu pakaian yang modelnya bertahan dalam jangka
waktu yang cukup lama. Neo klasik ini sebenarnya model klasik yang
sedikit demi sedikit mengalami perubahan atau pembaharuan.
c) Model trendi, yaitu pakaian yang modelnya sedang digemari
masyarakat pada suatu periode tertentu. Pakaian yang trendi itu dapat
berupa pakaian dengan model yang benar-benar baru, pakaian model
klasik atau non klasik yang dimunculkan kembali para perancang
mode, yang mungkin semula hanya ditunjukan untuk kaum selebritis
tetapi kemudian ditiru oleh masyarakat, atau sengaja dimunculkan
untuk menambah jenis model, atau dimunculkan untuk menembus
kejenuhan pasar pakaian.
Pakaian trendi yang muncul secara tiba-tiba dan tidak lama
kemudian hilang, yang mungkin hanya dapat bertahan dalam semusim,
antara 3 sampai 4 bulan saja, dikelompokan sebagai “new waves” yang
artinya gelombang baru karena tiba-tiba muncul dan hilang bage
gelombang yang surut.

4) Kelengkapan lain
Disamping hal di atas, perlu pula untuk mempertimbangkan kelengkapan
lainnya, yaitu:
 Kelengkapan berbusana, dasi, scraft slayer, sepatu, manset, jepit dasi,
arloji, kaca mata, topi, dan sebagainya.
 Perhiasan seperti anting-anting, kalung, cincin, gelang, bros, dan
sebagainya.
 Kelengkapan diri untuk tujuan lain, seperti tas tangan, tas kerja, alat
tulis, kartu nama dan sebagainya.

5) Keadaan diri pakaian busana


Pemakai busana, baik laki-laki atau wanita, sebagainya tampil dalam
keadaan bersih, ia harus memelihara kesehatan dan keadaan dirinya sebaik
mungkin agar mampu tampil prima. Potongan dan kerapian rambut,
kebersihan wajah (terutama mata dan hidung), kebersihan rongga mulut,
kebersihan telinga, kebersihan kuku, kebersihan lipatan anggota badan harus
selalu dipelihara.
Bau-bau yang tidak sedap yang mungkin timbul dari keringat dapat
dihindarkan dengan menggunakan deodorant dan parfum.
Pemakaian riasan muka, terutama untuk wanita, diusahakan jangan terlalu
mencolok, lebih baik sederhana, yang lebih menonjolkan keadaan alami.
Penampilan Diri (Grooming)
Penampilan diri penting artinya bagi seseorang dalam kehidupan sehari-hari,
apalagi bagi mereka yang bekerja sebagai tenaga pelayanan, seperti : pegawai
negeri, pelayan toko, tenaga penjualan, kalangan eksekutif bisnis, para
pengajar atau instruktur dan sebagainya. Untuk berpenampilan serasi,
menarik, resmi, sopan, luwes, sesuai dengan etiket dan tata krama pergaulan
kantor, maka anda perlu mempelajari kompetensi berikut ini.

Pengertian Grooming
Sebelum anda mengetahui bagaimana menjaga standar keamanan penampilan
pribadi, terlebih dahulu anda mengetahui arti kata grooming, dari pendapat
para ahli yang dinyatakan di dalam bukunya masing-masing. Di bawah ini
terdapat arti kata grooming, yang dikutip antara lain :

1. Kata groom menurut Kamus Bahasa Inggris Indonesia, artinya


mengurus, merawat, rapi atau pelihara.
2. Secara harfiah, grooming artinya penampilan diri.
3. Grooming dalam penampilan prima adalah, penampilan diri tenaga
pelayanan pada waktu bekerja, memberikan pelayanan kepada kolega dan
pelanggan.
4. Penampilan diri (grooming) sangat penting dalam kehidupan sehari-hari,
apalagi bagi yang bekerja sebagai tenaga pelayanan, seperti pegawai negeri,
pelayan toko, tenaga penjualan, kalangan eksekutif bisnis, dan lain-lain,
mereka tentu saja perlu berpenampilan serasi dan menarik.
5. Well groomed istilah Bahasa Inggris, yang digunakan untuk
menggambarkan orang berbusana resmi dengan baik, menarik. Busana yang
baik dan resmi itu berarti penampilan yang rapi, sopan, luwes, serasi dan
menarik (personal apperance) sesuai dengan etika dan tata krama pergaulan.
6. Jadi pengertian grooming secara singkat adalah, penampilan seseorang,
dimulai dari cara berpakaian sampai dengan tutur kata dan sopan santun.
7. Jadi kecantikan atau ketampanan bukan hanya dilihat dari luar saja, tapi
juga harus diiringi dari dalam (inner-beauty). Oleh karena itu, perilaku juga
harus diperhatikan dalam berpenampilan.

Fungsi Grooming
Dalam kehidupan sehari-hari, apapun kegiatan kita selalu dihadapkan pada
tata aturan dalam melakukan sesuatu yang diuraikan dalam tahap-tahap
kegiatan atau langkah-langkah pelaksanaan suatu kegiatan. Setiap kantor
memiliki tata aturan pelaksanaan kegiatan yang berbeda-beda sesuai dengan
jenis aktivitasnya, tetapi secara umum sering pula dijumpai kesamaan dalam
langkah-langkah mengenai sesuatu kegiatan, inilah yang kita sebut dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP).

Tata aturan yang dimaksud, diantaranya termasuk pentingnya grooming bagi


perusahaan, terbukti grooming dapat mempengaruhi para pelanggan atau
pengunjung, karena grooming bertujuan antara lain:

1. Penampilan pegawai mengatasnamakan suatu lembaga atau perusahaan,


sehingga penampilan pegawai harus disukai oleh orang lain atau pelanggan.
2. Penampilan pegawai mencerminkan kepribadian yang baik dan
memberikan kesan positif dari pelanggan perusahaan.
3. Penampilan para pegawai, agar selaras dengan nilai-nilai keindahan dan
tata krama yang berlaku dalam kehidupan seluruh lapisan masyarakat.
4. Menyadari bahwa kecantikan bukan semata-mata dari bentuk wajah saja,
tetapi dari hati nurani yang tulus dan ikhlas, sehingga keluar pancaran
kecantikan dari dalam (inner-beauty)

Menjaga Standar Keamanan Penampilan Pribadi


Untuk menjaga standar keamanan penampilan pribadi, penggunaan pakaian
kerja yang sesuai akan mengurangi kemungkinan terjadi kecelakaan atau luka.
Berikut ini beberapa tips memilih jenis pakaian kerja yang aman :
1. Pilih bahan dengan teliti, cari bahan yang nyaman dipakai, hindari bahan
yang mudah terbakar atau panas dipakai.
2. Pilih model pakaian, disesuaikan dengan keadaan jasmani, warna kulit,
keperluan, iklim, jenis pekerjaan, serasi, bersih, tidak terlalu sempit dan tidak
terlalu longgar, karena akan mengganggu gerakan dalam bekerja.
3. Hindari celana panjang yang terlalu panjang dan terlalu lebar di bagian
bawah, karena akan mengganggu ketika berjalan, bahkan mudah terkait atau
jatuh.
4. Dasi, dapat digunakan untuk pekerjaan yang dilakukan di kantor atau
bagian pemasaran barang atau jasa, bukan di pabrik bagian produksi karena
juntaian dasi dapat tergulung pada benda yang berputar atau terjepit.
5. Pilihlah sepatu yang nyaman dipakai, gunakan sepatu untuk
mengamankan kaki dari benda jatuh atau benda tajam kecil atau tergelincir
pada waktu kerja. Penggunaan model sepatu disesuaikan dengan jenis
pekerjaan.
6. Perhiasan atau aksesoris, seperti cincin, kalung, gelang, jam tangan,
sebaiknya tidak dipakai pada waktu kerja di dalam bengkel atau ruang
produksi, sebab benda tersebut mudah sekali terkait oleh peralatan yang
berputar atau bergerak pada alat elektrik yang bermagnet, terutama dapat
menyebabkan tidak bebasnya bergerak, serta mengakibatkan rasa sakit pada
waktu tangan atau jari menggunakan peralatan.
7. Sarung tangan, digunakan untuk membantu pekerjaan yang berhubungan
dengan panas, tajam atau licin juga digunakan sebagai sarana isolator untuk
pekerjaan listrik.
8. Kacamata, digunakan untuk melindungi mata dari bahaya sinar yang
tajam, serpihan benda kerja dan debu. Gunakan kacamata sesuai dengan jenis
pekerjaan.

1. Selain pakaian, di bawah ini terdapat beberapa tips penampilan pribadi


yang baik dilakukan :
2. Perawatan tubuh, karena tubuh yang terawat akan memancarkan
keindahan, pesona dan kecantikan. Kosmetik, dibutuhkan oleh pekerja wanita.
Gunakan kosmetik seperlunya, jangan terlalu berlebihan. Pekerja pria pun
perlu kosmetik, agar penampilannya lebih segar dan terawat. Kosmetik pria
biasanya berupa deodorant, parfum dan minyak rambut.
3. Pekerja wanita maupun pria, haruslah mengetahui dan menerapkan
dalam kehidupannya, dengan etika pergaulan dan etika dalam bekerja (kode
etik). Secara umum seorang pekerja haruslah sabar, jujur, loyal, sopan, penuh
inisiatif, ramah, tulus, mematuhi hukum dan norma yang berlaku, baik norma
agama maupun norma-norma yang diyakini oleh masyarakat. Tidak suka
memuji diri sendiri, mau mendengarkan orang lain, peduli, menghormati
pendapat orang lain, memiliki pendirian yang kuat, berpikir objektif dan
rasional.
4. Duduk yang baik yakni, dapat mengatur badan sedemikian rupa, jangan
menyandarkan punggung sambil kaki menjulur ke bawah. Khusus untuk
wanita lutut harus selalu berdekatan. Usahakan tidak membungkuk waktu
menulis dan duduk. Jangan pula duduk kaku seperti papan, karena itu akan
cepat lelah.
5. Mengangkat dan memindahkan barang atau peralatan, maupun macam-
macam bahan dengan cara dan posisi yang tidak benar, akan mengakibatkan
terkilir atau sakit punggung atau anggota badan lainnya. Untuk itu, jika
mengangkat benda yang cukup berat usahakan posisi punggung lurus dan
pergunakan otot paha sebagai tumpuan. Banyak kecelakaan atau kesakitan dan
kelainan pada punggung, yang disebabkan oleh kesalahan pada waktu
mengangkat benda yang kurang tepat maupun dalam posisi yang salah.

Anda mungkin juga menyukai