Anda di halaman 1dari 25

HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :
NONI ALYANI HUTOMO G992108058
AFIFAH SYIFAUL UMMAH G992102064
JASON ANTONIUS JANUAR G992008033
PEMBIMBING :
dr. Okfi

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET/RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
2021
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI, ETIOLOGI, EPIDEMIOLOGI
DEFINISI

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas batas normal. Pada hipertensi pediatrik, diagnosis lebih rumit
karena pada anak-anak batas normal tekanan darah bervariasi berdasarkan jenis kelamin, umur dan ukuran badannya.

Batas normal tekanan darah pasien pediatrik ditentukan menggunakan persentil length/height-for-age pasien dari
grafik WHO.

Lalu diagnosis dilakukan menggunakan salah satu dari 2 kriteria yaitu kriteria 2004 Fourth Report on the Diagnosis,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure in Children and Adolescents (FR) atau menggunakan kriteria
American Academy of Pediatrics (AAP) yang dikeluarkan pada 2017.

(Ashraf et al, 2019)


(WHO)
(The National Heart, Lung, and Blood Institute)
(The National Heart, Lung, and Blood Institute)
(Bell et al, 2019)
EPIDEMIOLOGI
(SYSTEMATIC REVIEW AND META-ANALYSIS - 2019)

(Song et al, 2016)


EPIDEMIOLOGI
(SCREENING - 2019)

(Bell et al, 2016)


ETIOLOGI

Hipertensi dapat disebabkan oleh banyak penyebab


Hipertensi dapat dibagi menjadi 4 klasifikasi:
• Hipertensi Primer : Hipertensi tanpa penyebab yang jelas
• Hipertensi Sekunder : Hipertensi dengan penyebab yang jelas
• Whitecoat Hypertension : Tekanan darah diatas persentil 95 pada rumah sakit atau
kerja (hipertensi) namun dibawah persentil 95 (normotensi atau prehipertensi) diluar
RS atau kerja
• Masked Hypertension : Tampak gejala hipertensi walau tekanan darah normal
(Ashraf et al, 2019)
ETIOLOGI

Usia Penyebab Tersering


Bayi Baru Lahir Trombosis atau embolus arteri renal, trombosis vena renal,
malformasi renal kongenital, arteri stenosis renal, koarktasio aorta
atau displasia bronkopulmoner
Neonatus sampai umur 6 tahun Penyakit parenkim renal, arteri stenosis renal, koarktasio aorta,
penyebab endokrin atau efek samping medikasi (kortikosteroid,
albuterol atau pseudoepinefrin)
6-10 tahun Penyakit parenkim renal, arteri stenosis renal, hipertensi primer atau
penyebab endokrin
Remaja Hipertensi primer, hipertensi white-coat, penyakit parenkim renal,
penyebab endokrin, pengunaan napza (kokain, amfetamin,
methamfetamin, phencyclidine, metilphenidate atau kafein) atau
kehamilan remaja

(Ashraf et al, 2019)


FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PRIMER

• Gangguan pada masa kehamilan


• Gangguan nutrisi ibu pada masa kehamilan
• Penggunaan glucocorticoid oleh ibu pada masa kehamilan
• Infeksi ibu pada masa kehamilan
• Disfungsi plasenta
• Genetik
• Target Organ Damage

(Tiu et al, 2017)


TINJAUAN PUSTAKA
DIAGNOSIS
ANAMNESIS

 Hipertensi ringan – sedang umumnya tidak menimbulkan gejala. Gejala umum berasal dari penyakit yang mendasari seperti
glomerulonefritis akut, lupus eritomatosus, sindrom Henoch Schoenlein
 Gejala hipertensi berat atau krisis hipertensi
 Sakit kepala
 Kejang
 Muntah
 Nyeri perut
 Anoreksia
 Gelisah
 Keringat berlebihan
 Rasa berdebar
 Perdarahan hidung, dll

(IDAI,2010)
PEMERIKSAAN FISIK

 Pengukuran tekanan darah pada keempat ekstremitas  menyingkirkan koarktasio aorta atau arteritis Takayasu
perlu dilakukan
 Kesadaran dapat menurun sampai koma, tekanan sistolik dan diastolik meningkat, denyut jantung meningkat
 Bunyi murmur dan bruit, tanda gagal jantung dan tanda ensefalopati dapat ditemukan
 Pada pemeriksaan funduskopi, dapat ditemukan kelainan retina berupa perdarahan, eksudat, edema papil atau
penyempitan pembuluh darah arteriol retina

(IDAI,2010)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Mencari penyakit primer dalam 2 tahap

 Tahap 2 dilakukan bila pemeriksaan tahap 1 didapatkan kelainan dan jnis pemeriksaan disesuaikan dengan
kelainan yang didapat

(IDAI,2010)
KLASIFIKASI

(IDAI,2010)
(IDAI,2010)
(IDAI,2010)
TATALAKSANA
TATALAKSANA

Agen antihipertensif harus menjadi lini pertama bagi anak-anak dengan stage 1 dan stage 2 hipertensi sekunder atau
hipertrofi ventrikuler, obat yang dapat diberikan:
Angiotensin-converting enzyme (ACE) Inhibitor
angiotensin II receptor blockers (ARB)
calcium-channel blockers
Pemberian obat dimulai dari satu obat dengan dosis terendah. Setelah diberikan, evaluasi setelah 2-4 minggu. Dosis
dinaikkan apabila tidak mencapai target TD. Perhatikan efek sampinng. Apabila TD terkontrol dapat dievaluasi 4-6
minggu
TATALAKSANA
TATALAKSANA

Indikasi: hipertensi bergejala, hipertensi sekunder, hipertensi dengan target organ damage, diabetes, dan hipertensi
yang menetap setelah diberikan tatalaksan nonfarmakologis
Pada anak dengan hipertensi primer tanpa komplikasi, TD dianggap terkontrol apabila dibawah persentil ke-95. Pada
anak-anak dengan penyakit renal kronik, diabetes, hypertensive target organ damage, target TD harus dibawah
persentil ke-90. Apabila TD tidak terkontrol diberikan obat dari jenis lain. Apabila masih tidak terkontrool dengan
dua obat, pertimbangkan hipertensi sekunder sebelum menambahkan obat jenis ketiga
Diuretic dapat diberikan namun efek samping hiperkalemia pada diuretic hemat kalium (spironolactone, amiloride)
perlu diawasi
Kontraindikasi: CCB pada anak kurang dari 1 tahun
Beta blocker pada anak dengan asma atau insulin dependent diabetes
EDUKASI

 Dapat dilakukan skrining sejak bayi berusia 3 tahun


 Penurunan berat badan apabila overweight
 Olahraga aerobic intensitas moderate rutin: targetkan 30-60 menit
 Minimal aktivisan sedentary: kurangi aktivitas dengan computer, video games, atau menonton TV hingga kurang dari dua
jam perhari
 Rutin konsumsi sayur dan buah segar, dan makanan rendah lemak
 Kurangi minuman manis
 Perbanyak minum air putih
 Batasi makanan tinggi garam: 1.2 g/hari pada anak 4-8, dan 1.5 g/hari pada anak-anak umur 8 tahun dan remaja
 Memilih makanan rendah kolesterol
 Jauhi dari asap rokok
 Libatkan keluarga dalam mendukung perubahan gaya hidup
DAFTAR PUSTAKA

 Ashraf, M., Irshad, M., & Parry, N. A. (2020). Pediatric hypertension: an updated review. Clinical hypertension, 26(1), 22.
https://doi.org/10.1186/s40885-020-00156-w
 Bell, C. S., Samuel, J. P., & Samuels, J. A. (2019). Prevalence of Hypertension in Children. Hypertension (Dallas, Tex. :
1979), 73(1), 148–152. https://doi.org/10.1161/HYPERTENSIONAHA.118.11673
 Göknar, N., & Çalışkan, S. (2020). New guidelines for the diagnosis, evaluation, and treatment of pediatric hypertension. Turk
pediatri arsivi, 55(1), 11–22. https://doi.org/10.14744/TurkPediatriArs.2020.92679
 IDAI. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Indonesia. (Ed) Antonius HP, Badriul H, Septio H, Nikmah SI, Ellen PG, Eva DH. Jil.1. 2010.
 Song P, Zhang Y, Yu J, Zha M, Zhu Y, Rahimi K, Rudan I. (2019) .Global Prevalence of Hypertension in Children: A Systematic
Review and Meta-analysis. JAMA Pediatr.;173(12):1154-1163. doi:10.1001/jamapediatrics.2019.3310. PMID: 31589252;
PMCID: PMC6784751.
 Tiu, A. C., Bishop, M. D., Asico, L. D., Jose, P. A., & Villar, V. (2017). Primary Pediatric Hypertension: Current Understanding
and Emerging Concepts. Current hypertension reports, 19(9), 70. https://doi.org/10.1007/s11906-017-0768-4

Anda mungkin juga menyukai