LIBERALISM, PRIMACY OF THE INDIVIDUAL IN

SOCIAETY:
EXPLAINING WHY WE THINK AS WE DO
Liberalisme. keutamaan individu di dalam masyarakat
Menjelaskan mengapa kia berfikir seperti yang kita
lakukan

OLEH
SUKARDI
FHUA, 2021
KEBEBASAN NEGATIF DAN POSITIF
• KEBEBASAN NEGATIF ADALAH KEBEBASAN BAGI
INDIVIDU UNTUK TIDAK MENDAPATKAN GANGGUAN
(CAMPUR TANGAN) DARI PIHAK MANAPUN
(TERMASUK PEMERINTAH)
• KEBEBASAN POSITIF : KEBEBASAN BAGI INDIVIDU
UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DIRINYA
SEMAKSIMAL MUNGKIN (FUNGSI PEMERINTAH
ADALAH MEMFASILITASI INDIVIDU DENGAN CARA
MEMBERIKAN PERLINDUNGAN MAKSIMAL KEPADA
SETIAP INDIVIDU UNTUK AKTUALISASI DIRI).
 LIBERALISME (KEBEBASAN) ADALAH UNSUR UTAMA
DEMOKRASI
• Perjalanan prinsip Demokrasi bersamaan dengan prinsip
Negara Hukum dan Perlindungan HAM.
1. Liberale Democratische Rechtsstaat. Melahirkan prinsip
negara penjaga malam (nach waker staat) - kesejahteraan
individu.
2. Sociale Democratische Rechtstaat. Melahirkan prinsip
negara kesejahteraan umum (hak persamaan) - karakter
negara intervensionistis.
3. Liberale en Democratische Rechtsstaat. Melahirkan
negara kesejahteraan minimum dan prinsip goo
governance.
 JOHN STUART MILL ‘HARM PRINCIPLE’

A B

• A and B are free to act however they like within their

respective circles. However, A’s freedom is limited when
A’s actions introde on B, to the extent that they cause B
‘harm’, and B’s actions are similarly limited.
 PERKEMBANGAN
• ABAD XVI : ABSOLUTISME, YANG MENGEDEPANKAN
KEWAJIBAN BAGI MASYARAKAT
• ABAD XVII: TITIK AWAL DARI KONSEP HAK. HAM
BERASAL DARI HAK KODRAT
(NATURAL RIGHTS) YANG MENGALIR
DARI NATURAL LAW

HAK BERPOLITIK
HAK UNTUK ADA (RIGHTS TO BE)
• ABAD XVIII :
HAK KODRAT DIRASIONALKAN MELALUI
KONTRAK SOSIAL, SEHINGGA HAK
TERSEBUT MENJADI SEKULER RASIONAL,
UNIVERSAL, INDIVIDUAL, DEMOKRATIK
DAN RADIKAL ( INDIVIDU EGOISTIS)

KEBEBASAN SIPIL
HAK UNTUK MEMILIH
TOKOH: JOHN LOCKE, MONTESQUIEU DAN
J.J. ROUSEAU
ABAD XIX :
HAK KODRAT YANG TELAH DIRASIONALKAN
+ KONSEP ETIK DAN UTILITARIAN SEHINGGA
RIGHTS + FREEDOM ARE NECESSARY FOR
THE GOOD SOCIETY SESUAI PRINSIP
UTILITARIAN : THE GREATEST HAPPINESS
FOR THE GREATEST NUMBER

INDIVIDU SOSIAL
ABAD XX
MENGKONVERSI HAK INDIVIDU YANG SIFATNYA
KODRAT MENJADI HAK HUKUM (FROM NATURAL
HUMAN RIGHTS INTO POSITIVE LEGAL RIGHTS)

HAK SOSIAL EKONOMI

HAK UNTUK MENDAPATKAN SESUATU
One of the most important assumptions was that among the
rights which citizens of a liberal society possessed was the
rights to private property ( and that governments should
protect that property)
 HAK PERSAMAAN
• PERSAMAAN FORMAL : MEMBERIKAN HAK SAMA
KEPADA SETIAP ORANG TANPA ADA BATASAN
(ABSTRACT FORMAL : ONE MAN ONE VOTE, ONE
VOTE ONE VALUE)
• PERSAMAAN SUBSTANTIF : HAK YANG DAPAT
DINIKMATI OLEH MEREKA YANG MEMPUNYAI
PERSYARATAN TERTENTU ( PROPORSIONAL : SIMILAR
TREATMENT FOR THOSE SIMILAR CIRCUMSTANCES,
DIFFERENT CARACTER MUST BE TREATED
DIFFERENTLY)
 TWO VIEWS OF RIGHTS
Rights – deontological –Style (Hak Klasik)
Rights
A’s rights are:
Rights Rights
- an instrinsic part of their existence as a human being
A
Rigths Rights
- not dependent on the existence of laws supporting or
Rights
enforcing those rights – ie pre - legal

Rights
Rights – teleological- style (Hak Sosial)
A’s rights are
Rights Rights • created by law
• Granted for the purposes of bringing about
A a desirable goal

Rights Rights
Desirable goal
Rights arising from A
being given rights