Anda di halaman 1dari 60

KELOMPOK 3 :

1. M. HAIDAR AKBAR (13)


2. NAILATUL AFIFAH (14)
3. NOVIA DIEN AMELIA (15)
4. NUGROHO P.U. (16)
5. PUJI AYU LAELA .M. (17)
6. PUPUT AMELIA (18)
TUGAS KIMIA
A. Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks
• A. KONSEP REAKSI OKSIDASI REDUKSI
• Pengertian oksidasi dan reduksi dapat ditinjau berdasarkan 3 landasan teori, yaitu :
• 1. Reaksi Pengikatan dan pelepasan unsur oksigen
• Reaksi oksidasi (pengoksigenan) adalah peristiwa penggabungan suatu zat dengan oksigen.
• Contoh:
• Si + O2 → SiO2
• 4 Fe + 3 O2 → 2 Fe2O3
• Reaksi oksidasi logam dikenal juga dengan nama perkaratan. Reaksi pembakaran juga termasuk reaksi
oksidasi, misalnya pembakaran minyak bumi, kertas, kayu bakar, dll.
• Reaksi reduksi adalah peristiwa pengeluaran oksigen dari suatu zat.
• Contoh:
• 2 CuO → 2 Cu + O2
• H2O → H2 + O2
•  
• 2. Reaksi pelepasan dan pengikatan elektron
• Reaksi oksidasi dan reduksi juga dapat dibedakan dari pelepasan dan penangkapan elektron.
• Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron
• Contoh:
• Na → Na + + e
• Zn → Zn +2 + 2e
• Al → Al +3 + 3e
• Reduksi adalah peristiwa penangkapan elektron
• Contoh:
• Na + + e → Na
• Fe +3 + e → Fe +2
• Dari konsep kedua ini dapat disimpulkan bahwa
reaksi oksidasi dan reduksi tidak hanya hanya
melibatkan reaksi suatu zat dengan oksigen.
• 3. Reaksi penambahan dan pengurangan
bilangan oksidasi
• Oksidasi adalah peristiwa naiknya /
bertambahnya bilangan oksidasi suatu unsur,
sedangkan reduksi adalah peristiwa turunnya /
berkurangnya bilangan oksidasi.
B. BILANGAN OKSIDASI
Bilangan oksidasi ( biloks) disebut juga tingkat oksidasi. Bilangan
oksidasi diartikan sebagai muatan yang dimiliki suatu atom dalam
keadaan bebas atau dalam senyawa yang dibentuknya.
Bilangan oksidasi suatu unsur dapat ditentukan dengan aturan berikut:
1. Biloks atom dalam unsur adalah nol
Contoh Na, Fe, O2 , H2 memiliki biloks nol
2. Total biloks senyawa adalah nol
Contoh H2O, NaOH, CH3COOH, KNO3 total biloksnya adalah nol
3. Biloks ion sesuai dengan muatannya
Contoh Na +1 ( = +1), O -2 ( = -2), Fe +3 (= +3)
4. Biloks unsur golongan I A dalam senyawanya adalah + 1
Contoh Biloks atom Na dalam NaCl adalah + 1
5. Biloks unsur golongan II A dalam senyawanya adalah + 2 Contoh:
Biloks Ca dalam CaCO3 adalah + 2
6. Biloks unsur golongan VII A dalam senyawa binernya
adalah – 1
Contoh: Biloks F dalam senyawa KF dan BaF2 adalah –
1
7. Biloks unsur oksigen dalam senyawanya adalah – 2
Contoh dalam H2O, Na2O, Al2O3
8. Biloks unsur hydrogen dalam senyawanya adalah + 1
Contoh dalam H2O, HCl, H2SO4
Catatan Penting:
Biloks H = -1 dalam senyawa hidrida misal NaH, LiH,
CaH2
Biloks O = -1 dalam senyawa peroksida misal H2O2
C. OKSIDATOR DAN REDUKTOR
Oksidator adalah istilah untuk zat yang mengalami reduksi (biloksnya turun), sedangkan
Reduktor adalah zat yang mengalami reaksi oksidasi (biloksnya naik/bertambah).
Contoh:
Pada reaksi 2Na + 2H2O → 2NaOH + H2
Reduktor adalah Na sebab biloksnya naik dari 0 ke +1
Oksidator adalah H2O sebab biloks H berubah dari +1 ke 0
Selesaikan soal berikut ini!
1. Tentukan termasuk oksidasi atau reduksi
a. IO3 - → I2
b. Cl2 → ClO –
c. AsO3 3- → AsH3
d. Cr 2+ → CrO4 -2
e. C2O4-2 → CO2
2. Tentukan oksidator dan reduktor dari persamaan reaksi berikut
a. Sn + SnCl4 → 2 SnCl2
b. Zn + 2HCl → ZnCl2 + H2
c. 2KI + Cl2 → 2KCl + I2
d. CO2 + 2NaOH → Na2CO3 + H2O
e. MnO2 + 4HBr → MnBr2 + 2H2O + Br2
f. 2KMnO4 + 5H2C2O4 + 3H2SO4 →K2SO4 + 2MnSO4 + 10 CO2 + 8 H2O
g. Fe2O3 + HCl → FeCl3 + H2O
D. TATA NAMA SENYAWA
Senyawa biner adalah senyawa yang dibentuk oleh dua macam unsur, dapat
terdiri ataslogam dan non logam atau keduanya non logam. Untuk senyawa yang
terdiri atas logam dan non logam, maka unsur logam dituliskan terlebih dahulu
diikuti dengan non logam.
Untuk unsur-unsur logam yang mempunyai lebih dari satu macam bilangan
oksidasi diberi nama berdasarkan system Stock, yaitu dengan membubuhkan
angka Romawi yang sesuai dengan bilangan oksidasi unsure logam dalam tanda
kurung dibelakang nama logam dan diikuti nama unsure non logam dengan
akhiran ida.
Contoh:
FeCl2 besi(II)klorida
FeCl3 besi(III)klorida
Cu2O tembaga(I)oksida
CuO tembaga(II)oksida
SnCl2 timah(II)klorida
SnCl4 timah(IV)klorida
E. PENGOLAHAN LOGAM
Peranan unsur logam dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari
banyaknya logam yang digunakan. Antara lain untuk membuat mesin-
mesin, kendaraan, bangunan, pekakas rumah tangga, dan sebagainya.
Logam yang banyak digunakan untuk kesejahteraan manusia
diantaranya besi, alumunium, tembaga, perak, emas, nikel, dan timah.
Pada umumnya pemisahan logam dari bijihnya dilakukan
berdasarkan reaksi reduksi. Cara reduksi yang paling murah adalah
reduksi oksida logam dengan karbon. Metoda ini cocok dilakukan
untuk pengolahan besi dan timah.
Untuk memperoleh logam dari sulfida logam, mula-mula sulfida
logam dipanggang diudara untuk menghasilkan oksida logam.
Kemudian oksida logam direduksi dengan karbon atau karbon
monoksida. Logam-logam yang sangat reaktif seperti alumunium
diperoleh dengan cara elektrolisis.
Beberapa contoh reaksi pengolahan logam:
Pengolahan besi
Fe2O3 + 3 CO → 2 Fe + 3 CO2
Pengolahan nikel
2 NiO + C → 2 Ni + CO2
Pengolahan Alumunium
Al2O3 + C → 4 Al + 3 CO2
Pengolahan Timah
SnO2 + C → Sn + CO2
Pengolahan tembaga
2 Cu2O + Cu2S → 6 Cu + SO2
B. Sel Elektrokimia dan Potensial Sel
Elektrokimia adalah bab yang mempelajari hubungan reaksi kimia
dengan perihal kelistrikan. Elektrokimia ada dua, yaitu sel volta dan sel
elektrolisis. Sel volta adalah tempat reaksi kimia yang menghasilkan
listrik dan sel elektrolisis adalah tempat reaksi kimia yang berlangsung
karena adanya energi listrik dari luar. Reaksi kimia dalam sel volta
berlangsung spontan dan dalam sel elektrolisis berlangsung tidak
spontan. Kedua sel  tersebut sama-sama mempunyai dua elektroda,
yaitu katoda dan anoda. Di katoda berlangsung reaksi reduksi dan di
anoda berlangsung reaksi oksidasi. Hal yang membedakan kedua sel
tersebut adalah kutub listrik di masing-masing kedua elektrodanya.
Pada sel volta KPAN (katoda positif(+), anoda negatif(-)) dan pada sel
elektrolisis KNAP (katoda negatif(-), anoda positif(+)).
SEL VOLTA (SEL GALVANI)
Setiap unsur/spesi mempunyai potensial reduksi
standar (E0). Berdasarkan masing-masing harga
potensial reduksi standarnya tersusunlah deret volta.
Dalam urutan deret voltanya, spesi yang mempunyai
potensial reduksi standar lebih kecil itu berada
disebelah kiri spesi yang mempunyai potensial
reduksi standar lebih besar. Semakin ke kiri dalam
deret voltanya, spesi semakin mudah teroksidasi
(semakin kuat sifat reduktornya) dan semakin ke
kanan spesi semakin mudah tereduksi (semakin kuat
sifat oksidatornya).
Sel volta dibuat dengan berpatokan pada nilai
potensial reduksi standar setiap spesi dalam
deret voltanya. Spesi yang potensial reduksi
standarnya lebih kecil akan berperan sebagai
elektroda anoda dan spesi yang potensial
reduksi standarnya lebih besar berperan sebagai
elektroda katoda. Contoh:
Dalam sel volta, karena E0 Mg lebih kecil
dari E0Al, maka Mg menjadi elektroda anoda
(unsur logamnya teroksidasi) dan Al menjadi
elektroda katoda (ion logamnya tereduksi).
Berikut adalah persamaan reaksi di kedua
elektrodanya di A=anoda dan di K=katoda dan
persamaan reaksi selnya:
(elektron (e) disetarakan dan tidak akan
merubah harga E0)
Jadi persamaan reaksi dalam sel volta tersebut
adalah:
Seperti yang telah disebutkan di atas, sel volta adalah tempat
berlangsungnya
reaksi kimia yang menghasilkan listrik. Besarnya energi listrik
(potensial sel standar/E0sel) yang
dihasilkan oleh suatu sel volta dapat diukur langsung menggunakan
voltmeter dan secara tidak
langsung ditentukan melalui perhitungan. Seperti contoh di atas,
dengan perhitungan caranya adalah menentukan terlebih dahulu
spesi yang jadi anoda (yang akan mengalami reaksi oksidasi) dan yang
jadi katoda (yang akan mengalami reaksi reduksi). Dan spesi mana
yang jadi anoda atau katodanya
telah dijelaskan di atas. Harga E0 dari spesi yang jadi anoda berubah
tandanya. Potensial sel standar
(E0sel) diperoleh dengan menjumlahkan E0 spesi yang teroksidasi
dengan E0 spesi yang tereduksi.
Atau dihitung dengan rumus beriku ini:
Persamaan reaksi dalam sel volta dapat dirubah
ke bentuk notasi selnya. Rumus notasi sel volta
adalah OKSIDASI || REDUKSI. Seperti
persamaan reaksi sel volta berikut:
Dalam kehidupan sehari-hari, listrik yang dihasilkan dari suatu sel volta dapat
digunakan untuk penerangan, radio, penggerak motor, kalkulator, dan lain-lain.
Contoh bentuk-bentuk sel volta yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah:
•  Sel akiSel aki terdiri dari elektroda Pb (anoda) dan PbO2 (katoda). Keduanya  
dicelupkan dalam   larutan H2SO430%. Sel aki setelah habis bisa diisi kembali.
• Sel kering atau baterai kering (Leclanche), Sel kering terdiri dari elektroda Zn
(anoda) dan elektroda batang karbon (katoda) yang dicelupkan ditengah-tengah
pasta dari campuran batu kawi (MnO2), NH4Cl, serbu karbon, dan sedikit air.
• Baterai nikel-kadmium.  Baterai nikel-kadmium adalah baterai kering yang bisa
diisi kembali. Sel ini terdiri dari  elektoda anoda (Cd) dan elektoda katoda
(NiO2 dan sedikit air).
• Baterai perak oksida,  Baterai ini terdri dari elektroda anoda (Zn) dan elektroda
katoda (Ag2O dan sedikit air).
Proses korosi besi/pengaratan merupakan reaksi
spontan sehingga termasuk ke dalam sel volta.
Dalam prosesnya, Fe bertindak sebagai anoda
dan O2 yang terlarut dalam H2O bertindak
sebagai katoda. O2 yang terlarut dalam air akan
mengoksidasi Fe menjadi Fe2+. Berikut
persamaan reaksi di kedua elektrodanya:
Selanjutnya Fe2+ akan terokisdasi lagi oleh O2 menjadi Fe3+ yang
membentuk karat besi (Fe2O3.xH2O).
Bangunan, jembatan, pipa, pagar rumah, terali, alat-alat dapur, dan lain-
lain banyak menggunakan bahan dari besi. Supaya besi yang digunakan
sebagai bahannya tidak cepat rusak/berkarat harus dilakukan perlakuan-
perlakuan khusus terhadap besi tersebut. Perlakuan-perlakuan khusus
tersebut adalah :
•  Membuat aliasi, Pisau supaya tidak mudah berkarat dapat
menggunakan aliasi logam/stainless steel yaitu  campuraran Fe, Ni, dan
Cr.
• Proteksi katodik, Pipa besi yang tertanam dalam tanah agar tidak mudah
berkarat dapat dilindungi dengan proteksi katodik. Caranya: pipa besi
tersebut dihubungkan ke logam yang harga (E0)-nya lebih kecil dari
harga (E0) besi.
• Pelapisan.  Sendok besi, agar tidak berkarat, bisa dilapisi oleh logam yang
mempunyai (E0) lebih besar dari besi, misalnya Ag.
• Dicat atau dilumuri oli.
• Melapisi dengan gas inert (gas mulia)
potensial sel
Potensial sel adalah gaya yang dibutuhkan untuk mendorong elektron melalui sirkuit
internal(jembatan garam).

potensial sel adalah reaksi reduksi dan oksidasi satu elektroda ketika semua zat
terlarut 1M.

potensial sel sering juga disebut dengan gaya elektromotif dan voltase sel.
Potensial sel volta dapat ditentukan melalui percobaan dengan menggunakan
voltmeter atau potensiometer
Gaya yang dibutuhkan untuk mendorong elektron melalui sirkuit eksternal
Notasi potensial sel = Ecell;
satuan Volt = Joule/Coulomb
Potensial sel dihasilkan dari sel Galvani
Potensial sel tergantung pada suhu, konsentrasi ion dan tekanan parsial gas dalam sel;
Potensial sel standar E0 sel : potensial pada 250C, konsentrasi ion 1 M dan tekanan
parsial 1 atm
Potensial sel standar dihitung dengan menggunakan potensial-potensial
standar zat-zat yang mengalami redoks
E0sel = E0oks + E0red ;
E0oks = potensial standar zat yang mengalami oksidasi
E0red = potensial standar zat yang mengalami reduksi
Dalam tabel potensial standar selalu dicantumkan potensial reduksi
standar, sehingga E0oks = – E0red
Potensial reduksi standar ditentukan dengan elektroda standar
E0Sel = E0katode-E0 anode Katode adalah elekrode pembentukan yg
mempunyai harga E0 lebih besar (lebih positif) sedangkan anode adalah
yang mempunyai E0 lebih kecil(lebih negatif)
Contoh : ditentukan dua elektrode sebagai berikut Ag+(aq)+e Ag(s) Mg2+
(aq)+2e Mg(s) tentukan E0 sel yang disusun dari kedua reaksi itu
Jawab potensial sel adalah selisih potensial katode dengan anode. Katode
lebih positif dibandingkan dengan anode. Jadi E0sel= E0(katode)-E0(anode)
E0sel = +0,80 V –(-2,37 V) = +3,17 V
 
Sel Elektrolisis
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit dalam
sel elektrolisis oleh arus listrik.
Dalam sel volta/galvani, reaksi oksidasi reduksi
berlangsung dengan spontan, dan energi kimia yang
menyertai reaksi kimia diubah menjadi energi listrik.
Sedangkan elektrolisis merupakan reaksi kebalikan dari
sel volta/galvani yang potensial selnyanegatif atau
dengan kata lain, dalam keadaan normal tidak akan
terjadi reaksi dan  reaksi dapat terjadi bila diinduksi
dengan energi listrik dari luar. 
Contoh sel Volta adalah sel Daniel :

Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu E00 = 1,1 V

Reaksi sebaliknya tidak terjadi secara spontan, namun seandainya potensial lebih


tinggi dari 1,1 V diberikan pada sel dengan arah kebalikan dari potensial yang
dihasilkan sel, reaksi sebaliknya akan berlangsung. Jadi, zink akan mengendap dan
tembaga akan mulai larut. Reaksi kebalikannya ini disebut elektrolisis. Pada
elektrolisis tidak dihasilkan arus listrik melainkan membutuhkan sumber arus
listrik agar reaksi terjadi (tidak spontan)
Contoh elektrolisis adalah :

Zn2+
2+ + Cu → Zn + Cu2+
2+

 Elektroda positif (+) dari sel dihubungkan dengan kutub positif (+) dari sumber arus listrik
 Elektroda negatif (-) dari sel dihubungkan dengan kutub negatif (-) dari sumber arus listrik

Pada elektroda positif (+)/anoda karena dihubungkan dengan  kutub positif (+) yang
potensialnya lebih besar menyebabkan terjadi reaksi oksidasi dan elektron mengalir dari
elektroda ini menuju ke sumber arus listrik. Elektron bergerak dari kutub negatif (-) sumber
arus listrik ke elektroda negatif (-)/katoda sehingga menyebabkan terjadi reaksi reduksi.
Persamaan dan Perbedaan Sel Volta dan
Sel Elektrolisis

Persamaan :

Anoda selalu terjadi reaksi oksidasi dengan kata lain elektroda


yang terjadi reaksi oksidasi disebut anoda
Katoda selalu terjadi reaksi reduksi dengan kata lain elektroda
yang terjadi reaksi reduksi disebut katoda
Ingat KARET : katoda selalu reduksi
Perbedaan :

• Pada Sel Volta 


merubah energi kimia menjadi energi listrik
Anoda (oksidasi) adalah elektroda negatif (-) dan katoda
(reduksi) adalah elektroda positif (+)
• Pada Sel Elektrolisis 
merubah energi listrik menjadi energi kimia
Anoda (oksidasi) adalah elektroda positif (+) dan katoda
(reduksi) adalah elektroda negatif (-)
Pada elektrolisis ingat KATIMIN : katoda kutub
negatif/minus
Reaksi-Reaksi Sel Elektrolisis
Reaksi pada Katoda ( Reduksi Kation)

1.Bila kation dari golongan Alkali/ IA (Li+, Na+, K+), Alkali tanah/
IIA (Mg2+, Ca2+, Sr2+, Ba2+), Al3+ atau Mn2+ maka kation tersebut
tidak direduksi namun air (H2O) yang direduksi. hal ini karena
E°red H2O lebih besar dari ion-ion teraebut. Reaksi yang terjadi :

2H2O(l) + 2e- → H2(g) + 2OH-(aq)


 
2. H+ dari suatu asam akan direduksi menjadi gas hidrogen (H2).
Reaksi yang terjadi :
 
2H+(aq) + 2e- → H2(g)
3. Ion-ion logam lainnya yang tidak termasuk kelompok di atas direduksi
lalu mengendap pada katoda.
 
Ni2+(aq) + 2e- → Ni(s)
 
Cu2+(aq) + 2e- → Cu(aq)
 
Ag+(aq) + e- → Ag(s)
 
4. Ion-ion lelehan atau leburan dari golongan alkali dan alkali tanah
direduksi lalu mengendap pada katoda karena lelehan/leburan tidak
mengandung air.
 
Li+(aq) + e- → Li(s)
 
Ca2+(aq) + 2e- → Ca(s)
 
Reaksi pada Anoda (Oksidasi Anion)
 
1.  Bila elektrodanya non inert ( Ni, Cu, Ag dll) maka elektrodanya yang
dioksidasi. contoh reaksinya :
 
Ni(s) → Ni2+(aq) + 2e-  
 
Cu(aq) → Cu2+(aq) + 2e-  
 
Ag(s) → Ag+(aq) + e-  
 
2. Bila elektrodanya inert ( C, Pt atau Au) maka elektrodanya tidak bereaksi
dan bila anionnya, ada 3 kemungkinan reaksi :
a. Ion OH- dari basa maka reaksi yang terjadi :
 
4OH-(aq) → 2H2O(aq) + O2(g) + 4e-
b. Ion sisa asam yang mengandung oksigen (SO42-, NO3-,
PO43- dll) tidak dioksidasi namun air (H2O) yang dioksidasi.
karena E°oks H2O lebih besar dari sisa asam yang
mengandung oksigen. Reaksi yang terjadi :
 
2H2O(aq) → 4H+(aq) + O2(g) + 4e-
 
c. ion sisa asam yang tidak mengandung oksigen (Cl- , Br- ,
I- dll) akan dioksidasi.
 
2Cl-(s) → Cl2(g) + 2e-
 
2Br-(s) → Br2(g) + 2e-
Contoh reaksi elektrolisis :
1. elektrolisis kalium iodida (KI) dengan elektroda C

                      KI                  → K+ + I-                                x2


Katoda (+)   : 2H2O(l) + 2e- → H2(g) + 2OH-(aq)
Anoda (-)     : 2I-(s)               → I2(g) + 2e-

                        2KI             → 2K+ + 2I-                             


Katoda (+)   : 2H2O(l) + 2e- → H2(g) + 2OH-(aq)
Anoda (-)     : 2I-(s)               → I2(g) + 2e-
--------------------------------------------------------
Reaksi sel     : 2KI + 2H2O  → 2K+ + 2OH- + I2 + H2
                      2KI + 2H2O  → 2KOH + I2 + H2

Pada katoda reaksi K diganti oleh H2O karena K tergolong dalan logam alkali. 
dikalikan 2 ( x2 ) untuk menyamakan ion sejenis dan/atau elektron di ruas kiri dan
kanan. kemudian setelah ion sejenis dan jumlah elektron di ruas kiri dan kanan sama
dapat dicoret. Yang tidak dicoret itulah reaksi selnya. Pada reaksi-reaksi selanjutnya
tidak saya beri keterangan yang penting perhatikan aturan-aturan reaksi pada katoda
dan anoda yang telah dibahas sebelumnya.
2. elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektroda Pt

                    AgNO3        →  Ag+ + NO3-                                     x4    


Katoda (+)   : Ag+(aq) + e-  → Ag(s)                                            x4
Anoda (-)     : 2H2O(aq)     → 4H+(aq) + O2(g) + 4e-               x1

                      4AgNO3                       → 4Ag+ + 4NO3-                           


             
Katoda (+)   : 4Ag+(aq) + 4e-                    → 4Ag(s)                                          
                        
Anoda (-)     : 2H2O(aq)                       → 4H+(aq) +
O2(g) + 4e-                           
-------------------------------------------------------------------------- 
Reaksi sel     : 4AgNO3(aq) + 2H2O(aq) → 4Ag(s) + 4H+(aq) + 4NO3- +
O2(g)
                      4AgNO3(aq) + 2H2O(aq) → 4Ag(s) + 4HNO3 + O2(g)
3. elektrolisi leburan NaCl dengan elektroda Cu ( ingat Cu tidak
inert)

                      NaCl           → Na+ + Cl-                                                       x2


Katoda (+)   : Na+(aq) + e-  → Na(s)                                      x2
Anoda (-)     : Cu(aq)          → Cu2+(aq) + 2e-                        x1

                      2NaCl               → 2Na+ + 2Cl-                                                    


Katoda (+)   : 2Na+(aq) + 2e-    → 2Na(s)                                        
                     
Anoda (-)     : Cu(aq)                 → Cu2+
(aq) + 2e-                                    

Reaksi sel     : 2NaCl  + Cu(aq) → 2Na(s) + Cu2+ +  2Cl-  


                      2NaCl  + Cu(aq) → 2Na(s) + CuCl2 
 
Hukum Faraday I

Jumlah massa zat yang dihasilkan pada katoda atau


anoda berbanding lurus dengan jumlah listrik yang
digunakan selama elektrolisis.

Apabila arus listrik sebesar 1 Faraday ( 1 F )


dialirkan ke dalam sel maka akan dihasilkan :
1 ekivalen zat yang disebut massa ekivalen (e)
1 mol elektron  ( e- )
Cara menghitung massa ekivalen (e)  :

e = Ar Unsur / jumlah muatan ionnya

sebagai contoh jika 1 F dialirkan ke reaksi elektrolisis :

Cu2+ + 2e- → Cu  

maka massa ekivalen ( e ) logam Cu (Ar Cu = 63,5) = e Cu = 63,5/2 = 31,75 


jika arus listrik diperbesar menjadi 2 kalinya massa Cu yang diendapkan juga dikali 2.

Dalam penulisan perbandingan mol suatu reaksi yang dijadikan patokan adalah mol
dari elekrton.....

1 F = 1 mol e

jika mol elektron = 1 mol maka :

Cu2+    +    2e- → Cu


1/2 mol   1 mol    1/2 mol
Hubungan Muatan Listrik dengan Arus Listrik

Keterangan :
C = muatan listrik ( Coloumb )
I  = arus listrik ( Ampere )
t  = waktu ( sekon )

sedangkan hubungan antara Faraday dan muatan listrik ( C ) :

maka rumus Faraday :

dan massa logam yang diendapkan :


Hubungan Hukum Faraday dengan Elektrolisis
Jika arus listrik 1 A dialirkan ke dalam 100 ml larutan perak nitrat AgNO3 melalui elektroda Pt selama
1930 detik maka hitunglah Ph nya!

elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektroda Pt


                   
Katoda (+)   : Ag+(aq) + e-  → Ag(s)                                                                   
Anoda (-)     : 2H2O(aq)     → 4H+(aq) + O2(g) + 4e-                           
reaksi pada anoda terlihat dihasilkan ion  H+ maka larutan tersebut bersifat asam. mula2 kita cari dahulu
muatan yang lewat dalam larutan :

karena F = mol elektron maka mol e-  = 0,02 mol


2H2O(aq)     → 4H+(aq) + O2(g) + 4e-
                      0,02 mol         0,02 mol
konsentrasi H dalam larutan :
Contoh soal faraday 1

Dalam elektrolisis FeSO4 digunakan listrik


sebesar 0,4 F. Hitung massa Fe (Ar Fe = 56 )
yang dihasilkan di katoda!

reaksi penguraiannya :

FeSO4  → Fe2+   +   SO4- 


reaksi pada katoda :

Fe2+    +    2e- → Fe

Jadi muatan Fe ( n Fe ) = 2
massa ekivalen Fe ( e Fe ) = 56/2 = 28

m Fe = e.F
          = 28.0,4 = 11,2 gram

cara lain.... bisa juga dihitung dengan prinsip Faraday = mol elektron, maka
perbandingan mol dari persamaan reaksi di atas :

Fe2+    +    2e- → Fe


0,2 mol  0,4 mol  0,2 mol

m Fe =  mol Fe . Ar Fe = 0,2 mol . 56 = 11,2 gram


ingat perbandingan mol = koefisien reaksi jika
4e- = 0,4 mol maka satu O2 = 0,1 mol
setelah mol oksigennya tahu.... tinggal dicari
volumenya dengan rumus stokiometri :

Volume O2 = mol O2 . 22,4 liter = 0,1 . 22,4 liter =


2,24 liter
Hukum Faraday II
Apabila 2 sel atau lebih dialiri arus listrik dalam jumlah yang sama (disusun seri) maka
perbandingan massa zat-zat yang dihasilkan sebanding dengan massa ekivalen (e) zat-
zat tersebut.  

Keterangan :
m  = massa zat dalam gram
e   = massa ekivalen zat
Ar = massa molekul relatif
n   = muatan ion positif zat/kation
Contoh soal faraday 2
Jika arus listrik dialirkan melalui larutan AgNO3 dan Ni (NO3)2 yang
disusun seri maka akan terjadi endapan perak sebanyak 27 gram.
Hitung massa endapan nikel yang terjadi! (Ar Ag = 108 dan Ar Ni =
59)

n Ag = 1  dan n Ni = 2

m Ag : m Ni = Ar Ag/n Ag  :  Ar Ni/n Ni

27 : m Ni = 108/1 : 59/2

m Ni = 7,375 gram
KOROSI
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam
akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan
berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam
bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.
Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan
besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi . Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau
karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang
berwarna coklat-merah.
• Korosi merupakan proses elektrokimia . Pada korosi besi, bagian tertentu
dari besi itu berlaku sebagai anode , di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
• Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu
yang bertindak sebagai katode , di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat
besi.
Macam – macam jenis KOROSI dan penyebabnya

1. Korosi Atmosfer
Korosi ini terjadi akibat proses elektrokimia antara dua bagian
benda padat khususnya metal besi yang berbeda potensial dan
langsung berhubungan dengan udara terbuka.
Faktor-faktor yang menentukan tingkat karat atmosfer, yaitu :
· Jumlah zat pencemar di udara (debu, gas), butir-butir arang,
oksida metal,
·         Suhu
·         Kelembapan kritis
·         Arah dan kecepatan angin
·         Radiasi matahari
·         Jumlah curah hujan
2. Korosi Galvanis

Korosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi dua macam metal yang
berbeda potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit sama. Dimana
elektron mengalir dari metal kurang mulia (Anodik) menuju metal yang
lebih mulia (Katodik), akibatnya metal yang kurang mulia berubah
menjadi ion-ion positif karena kehilangan elektron. Ion-ion positif metal
bereaksi dengan ion negative yang berada di dalam elektrolit menjadi
garam metal. Karena peristiwa tersebut, permukaan anoda kehilangan
metal sehingga terbentuklah sumur-sumur karat (Surface Attack) atau
serangan karat permukaan.

Sel galvanic tidak berhubungan langsung walaupun keduanya berada di


dalam elektrolit yang sama (Open Circuit). Standar electromotive ini dapat
berubah akibat pengaruh perubahan suhu, perubahan konsentrasi zat-zat
yang terlarut, kondisi permukaan elektroda, kotoran/sampah pada elektroda
dan lain-lain.
4. Korosi Celah

Korosi celah (Crecive Corrosion) ialah sel korosi yang diakibatkan


oleh perbedaan konsentrasi zat asam. Karat ini terjadi, karena celah sempit
terisi dengan lektrolit (air yang pHnya rendah) maka terjadilah suatu sel
korosi dengan katodanya permukaan sebelah luar celah yang basah dengan
air yang lebih banyak mengandung zat asam daripada bagian sebelah
dalam celah yang sedikit mengandung zat asam sehingga akibatnya
bersifatanodic.
Proses pengkaratan ini berlangsung cukup lama karena cairan
elektrolitdi dalam celah cenderung lama mengeringnya walaupun bagian
luarpermukaan/celah telah lama kering. Celah ini sangat banyak pada
konstruksikaroseri kendaraan karena fabrikasinya menggunakan
pengelasanelectric resistance(tahanan listrik) system spot pada pelat tipis
yang disusun secara bertumpu (overlap). Overlap inilah yang menimbulkan
celah-celah.
5. Korosi Arus Liar
Korosi arus liar ialah merasuknya arus searah secara liar tidak disengajapada suatu
konstruksi baja, yang kemudian meninggalkannnya kembali menujusumber arus. Prinsip
serangan karat arus liar ini adalah merasuknya arus searahsecara liar tidak disengaja pada
suatu konstruksi baja, kemudianmeninggalkannnya kembali menuju sumber arus. Pada titik
dimana arus meninggalkan konstruksi, akan terjadi serangan karat yang cukup
serius sehingga dapat merusak konstruksi tersebut.

Terdapat dua jenis sel arus yang dipaksakan, yaitu :


1.      Sel arus liar yang terjadi secara eksidentil (tidak sengajja).
Seperti arus liarpada kereta apilistrik, yang melaju disamping atau berdekatan dengan
pipaair minum di dalam tanah yang terbuat dari baja bergalvanis atau bajaberlapis beton
sebelah dalam dan berbalut (wrapped) sebelah luar. Karatakan terjadi pada daerah
keluarnya arus luar yang berasal dari rel keretalistrik tersebut. Tempat dimana arus liar
masuk ke dlaam pipa, menjadikatoda, sedangkan dimana arus liar meninggalkan pipa
menjadi anoda dan berkarat. Karat akhirnya dapat melubangi pipa PDAM tersebut.
2.      Sel arus paksa disengaja.
Seperti sel perlindungan katodik pada pipa bawahtanah. Arus berasal dari sumber arus
listrik searah menuju elektroda danmelalui tanah arus mengalir dari elektroda ke pipa
sehingga pipa menjadi katoda yang tidak berkarat. Selanjutnya arus kembali ke sumber
(rectifier)
6. Korosi Pelarutan Selektif

Korosi pelarutan selektif ini menyangkut larutnya suatu


komponen darizat paduan yang biasa disebut pelarutan selektif
(Selective Dissolution) ataupartino / de alloying. Zat
komponen yang larut selalu bersifat anodic terhadapkomponen
yang lain. Walaupun secara visual tampak perubahan warna
pada permukaaan paduan namun tidak tampak adanya
kehilangan materi berupa takik, perubahan dimensi, retak atau
alur. Bentuk permukaan tampaknya tetap tidak berubah
termasuk tingkatkehalusan/kekasarannya. Namun sebenarnya
berat bagian yang terkena jeniskarat ini menjadi berkurang,
berpori-pori dan yang terpenting adalah kehilangan sifat
mekanisnya menjadigetas dan mempunyai kekuatan tarik
sangat rendah.
7. Korosi Erosi

Korosi erosi ialah proses perusakan pada permukaan logam


yang disebabkan oleh aliran fluida yang sangat cepat. Korosi
erosi dapat dibedakan pada 3 kondisi, yaitu :
1.Kondisi aliran laminar
2.Kondisi aliran turbulensi
3.Kondisi peronggaan
Korosi erosi disebabkan oleh beberapa factor, yaitu :
1.Perubahan drastispada diameter lubang bor atau arah pipa
2.Penyekat pada sambungan yang buruk pemasangannya
3.Adanya celah yang memungkinkan fluida mengalir di luar
aliran utama
4.Adanya produk korosi atau endapan lain yang dapat
mengganggu aliran laminer
8. Korosi Bakteri

Korosi dipengaruhi oleh mikroba merupakan suatu inisiasi atau


aktifitas korosi akibat aktifitas mikroba dan proses korosi.
Korosi ini hanya disebabkan oleh suatu bakteri anaerobic yang
hanya bertahan dalam kondisi tanpa ada zat asam. Bakteri ini
disebut Mikroba Korosi. Mikroba sendirimerupakan suatu
mikrooranisme yang hidup di lingkungan secara luas
pada habitat-habitatnya dan membentuk koloni yang
pemukaanya kaya dengan air, nutrisi dan kondisi fisik yang
memungkinkan pertumbuhan mikroba terjadi pada rentang suhu
yang panjang biasa ditemukan di sistem air, kandungan nitrogen
dan fosfor sedikit, konsentrat serta nutrisi-nutrisi penunjang
lainnya. Mikroorganisme yang mempengaruhi korosi antara lain
bakteri, jamur, alga dan protozoa.
9. Karat Titik Embun
Karat titik embun ini diesebabkan oleh factor kelembababn yang
menyebabkan titik embun (dew point) atau kondensasi. Tanpa
adanya unsurekelembaban relative, segala macam kontaminan (zat
pencemar) tidak akan atausedikit sekali menyebabkan pengkaratan.
Titik embun ini sangat korosifterutama di daerah dekat pantai
dimana banyak partikel air asin yang terhembusdan mengenai
permukaan metal, atau di daerah kawasan industry yang
kaya dengan zat pencemar udara.
Faktor – faktor yang mempercepat korosi

• Tingkat keasaman atau zat terlarut pembentuk asam.


Korosi akan lebih cepat terbentuk dalam lingkungan asam. Terjadi di daerah-
daerah industry yang banyak menghasilkan gas karbon dioksida.
• Kontak langsung dengan senyawa elektrolit.
Senyawa elektrolit memepunyai fungsi sebagai jembatan garam,
sehinggapergerakan electron semakin tinggi dan membuat terjadinya korosi.
• Kontak dengan logam lain
Korosi dapat diperlambat atau dipercepat dengan adanya kontak dengan
logam lain.
• Kerapatan logam
Adanya celah tang dapat menangkap pengotor lain, seperti debu, air dan
oksegen.
• Adanya oksigen
• Letak logam dalam deret potensial reduksi.
Cara mencegah korosi

• Mengusahakan pencampuran zat dalam logam tersebar secara homogeny


• Mengecat benda untuk mencegah kontak antara logam dengan udara. Cat yang baik
digunakan adalah cat yang mengandung timbale dan seng
• Melimuri benda dengan cat atau gemuk untuk mengurangi kontak dengan air.
• Pelapisan dengan timah (tin plating). Pelapisan ini dilakukan pada besi-besi yang utuh
secara elektrolis yang disebut dengan electroplating.
• Penyalutan (galvanisasi). Besi disalut dengan lapisan tipis seng.
• Pelapisan dengan kromium ( chromium plating). Kromium dapat memberikan lapisan
pelindung yang berkilat. Walaupun ada lapsan yang rusak.
• Perlindungan katodik/pengorbanan anoda (sacrificial protection). Karena magnesium
merupakan logam yang lebih aktif dinbandingkan besi ( lebih mudah berkarat), maka
jika magnesium dikontakkan dengan besi akan membuat magnesium berkarat dan besi
tidak. Cara ini dapat digunakan pada perlindungan pipa baja yang ditanam pada tanah
atau badan kapal laut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai