Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN KEBIDANAN

DISUSUN OLEH :
Rita Wulandari NIM: 10210135
Dosen Pembimbing :
INDRI RAHMADHANI, SST.,M.Kes

D III AHLI MADYA KEBIDANAN


SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN KEBIDANAN
 Pada zaman pemerintah hindia belanda,angka kematian ibu dan anak sangat
tinggi.Tenaga penolong persalinan adalah dukun,pada tahun 1807,dimasa pemerintah
gubernur jenderal hendrik William Deandeals,para dukun dilatih untuk melakukan
pertolongan persalinan tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama.
 Kemudian pada tahun 1849,dibuka pendidikan dokter jawa di batafia,tepatnya dirumah
sakit militer belanda yang sekarnng dikenal dengan RSPAD gatot subroto
 Perubahan pengetahuan dan keterampilan tentang pelayanan melalui kursus tambahan
seiring dengan pelatihan tersebut didirikan pula balai kesehatan ibu dan anak,bermula
bidan yang bertugas di puskesmas berpungsi memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu
dan anak diberikan diluar gedung adalah pelayanan keluarga berencana dan pelayanan di
pos pelayanan terpadu (Posyandu).
 itik tolak tugas bidan di rumah sakit mencakup pelayanan dipoli klinik antenatal,poli
klinik keluarga bencana,ruang peri natal,kamar bersalin,kamar operasi kebidanan dan
ruang nifas.

 Memperluas area garapan pelayanan bidan:


1. Safe motherhood Termasuk bayi baru lahir dan perawatan abortus
2.Keluarga berencana
3.Penyakit menular seksual termasuk infeksi saluran alat reproduksi
4.Kesehatan reproduksi remaja
5.Kesehatan reproduksi orang tua
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KEBIDANAN
DI DALAM NEGERI
 Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan pelayanan
kebidanan,pendidikan bagi wanita pribumi di buka kembali di rumah sakit militer di batafia
pada tahun 1902 tujuan program ini adalah menyiapkan tenaga pengajar pendidikan bidan
program A.
 Tahun 1989 dibuka program pendidikan bidan secara nasional yang membolehkan lulusan SPK
(Sekolah perawat kesehatan) untuk langsung masuk program pendidikan bidan dengan lama
pendidikan 1 tahun.
 Sejak tahun 1994-1995 pemerintah juga menyelenggarakan uji coba pendidikan bidan jarak
jauh (distance learning) di tiga provinsi yaitu jawa barat,jawa tengah,dan jawa timur. Pengaturan
penyelenggaraan ini telah di atur dalam SK menkes No.1247/Menkes/SK/X11/1994.

 Pendidikan ini dikoordinasikan oleh Pusdiklat Depkes dan dilaksanakan oleh Bapelkes di
Provinsi. DJJ tahap 1 (1995-1996) dilaksanakan di 15 provinsi. Pada tahap II (1996-1997), DJJ
dilaksanakan di 16 provinsi dan pada tahap III (1997-1998),DJJ dilaksanakan di 26 Provinsi.
 Pada tahun 1996,Ikatan Bidan Indonesia (IBI) bekerja sama dengan departemen kesehatan dan
American College of Nurse Midwife (ACNM) serta rumah sakit swasta mengadakan Training Of
Trainer (TOT) Life Saving Skill (LSS) yang pesertanya adalah anggota ibi berjumlah 8orang.
 PENGAMBILALIHAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
OLEH DOKTER

 Pada awal abad ke-18 itu pula masyarakat kelas atas cenderung lebih percaya pada dokter yang didominasi pria
sehingga mereka meremehkan keberadaan bidan yang sebagian besar adalah wanita. Bahkan dokter Walner
Channing, lulusan Harvard dengan tegas berpendapat dalam bukunya bahwa ia tidak setuju dengan keberadaan
bidan wanita.

 PENDIDIKAN YANG TIDAK MENDUKUNG DAN TIDAK


ADANYA ORGANISASI KEBIDANAN
 Abad ke-18 dan 19 merupakan titik pesatnya perkembangan dunia medis, keperawatan, serta praktik obstetri. Tetapi
sayangnya, perkembangan ini tidak dialami profesi kebidanan.
 STATUS WANITA YANG DIRENDAHKAN
 Penelitian ini menunjukan bahwa 40% persalinan dilakukan oleh bidan yang tidak
kompeten walaupun kelalaian dokter turut menjadi faktor penyebab tingginya angka
kematian ibu juga disebabkan oleh factor-faktor berikut:
 1. Rumah sakit tidak di anggap sebagai perawatan obstetri sehingga tidak tersedia sumber
daya yang cukup untuk mengatasi keadaan darurat atau komplikasi.
 2. Materi pengajaran mengenai obstetri tidak di anggap penting sehingga sering di
abaikan.
 3. Praktik obstetri hanya terbatas pada periode intrapartum dan postpartum saja.
 4. Sedikitnya peraturan yang mengatur kewenangan dan tanggung jawab bidan
 Pada abad ke-19 (1846-1847),terjadi migrasi penduduk dari Illinois ke Utah
menggunakan kereta kuda. Selama perjalanan tersebut terjadi banyak proses persalinan
yang di bantu bidan. Peristiwa ini tercatat dalam sejarah.
 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
KEBIDANAN DI LUAR NEGERI
 Di Amerika Serikat, pendidikan kebidanan harus memenuhi standar yang dibuat oleh
American College of Nurse-Midwives ( ACNM ), karena juga mencangkup perawatan
kesehatan primer untuk wanita dan bayi baru lahir.
 Perawat-kebidanan bersertifikat adalah seseorang yang telah dididik dalam dua disiplin
ilmu yaitu keperawatan dan kebidanan. Sertifikasi tersebut diberikan kepada orang yang
telah lulus ujian nasional yang diselenggarakan oleh American of Nurse-Midwives-
Certification-Council (ACC). Sertifikasi tersebut merupakan bukti bahwa orang tersebut
telah memenuhi standar professional untuk melakukan praktik yang aman.
 Sertifikasi tersebut juga melindungi hak publik dan membedakan bidan dan sertifikasi
ACC- yang dididik dan dipersiapkan dengan baik-dari orang yang menyebut menyebut
dirinya bidan atau berperan dalam sebagian praktik kebidanan tanpa mengenyam
program pendidikan kebidanan.
 Perawat kebidanan bersertifikat dapat berpraktik berdasarkan standar praktik perawat-keperawatan standar
praktik perawat-kebidanan, seperti yang didefinisikan oleh ACNM bahwa “ perawat-kebidanan bersertifikat
dapat praktik di rumah sakit, rumah, ataupun di rumah bersalin. Di tempat apa pun, keselamatan ibu dan bayi
merupakan perhatian utama”.
 Sedangkan pendidikan kebidanan di inggris terdiri dari dua bagian, yaitu :
 1. Pre-registrasion three year programmeldirect entry. Program ini ditunujan bagi mereka yang belum pernah
mengenyam pendidikan keperawatan dasar, dengan lama pendidikan selama 3-4 tahun. Program ini sangat
diminati oleh banyak wanita muda dewasa Karen waktunya pendek serta cukupo ekonomis dan segi biaya.
 2. Pre-registration ( shortened ) 18 months programme. Program ini ditunjukan bagi mereka yang pernah
mengenyam pendidikan keperawatan dasar, dengan lama pendidikan 18 bulan-2 tahun.
 Di dalam UKCC ditemukan bahwa yang harus dimiliki oleh seorang bidan bukan hanya pendidikan
kebidanan tetapi juga kemampuan menghargai latar belakang wanita ( klien ) karena hal tersebut dapat
mempengaruhi keadaan ibu dan bayi. Lebih jelasnya, UKCC menguraikan keterampilan yang harus
dimiliki oleh bidan, mencakup :
 1. Promise kesehatan
 2. Pengkajian fisik
 3. Perawatan pasien
 4. indakan mandiri
 5. Melakukan kolaborasi, dengan tenaga kesehatan lainnya.
 6. Melakukan perawatan yang disarankan oleh dokter
 7. Komunikasi dengan pasien
 8. Penelitian berkelanjutan
 9. Kerja sama dalam tim
 10. Bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.
 11. Sadar dengan perkembangan masalah-masalah etika.
 12. Bertanggung jawab atas hasil kerjanya.
 Tanggung jawab bidan, mencakup:
 1. Melaksanakan kompetensi profesiona;.
 2. Menyimpan semua catatan/rekam medis.
 3. Bertanggung jawab terhadap keluarga pasien
 4. Bertanggung jawab pada profesi.
 5. Bertanggung jawab pada masyarakat.

 Sejak April 1995, semua bidan yang akan memperbarui surat izin praktiknya harus mengikuti pendidikan
berkelanjutan yang disebut PREP (postregistrasion Education and Practice ). Materi yang diberikan
mencakup:
 1. Perkembangan teknologi
 2. Perubahan dalam masyarakat, peran pria dan wanita dalam keluarga serta masyarakat.
 3. Perubahan dalam dunia kerja.
 4. Perubahan dalam dunia pendidikan.
 5. Perubahan dalam organisasi sumber daya serta manajemen perawatan kesehatan.
 6. Perubahan dalam perilaku kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
 Organisasi Profesional Kebidanan di inggris :
 1. RCM ( Royal College of Miwives ), merupakan lembaga yang mendukung bidan dalam upayanya
meningkatkan standar keperawatan bagi ibu, bayi, dan keluarganya. Lembaga ini merupakan satu-satunya
organisasi di inggris yang berkaitan dengan bidan. Tujuan dari RCM adalah untuk meningkatkan seni dan
ilmu kebidanan serta meningkatkan standar profesionalisme. Sekretariatnya berada di London, mereka
memiliki anggota 37.000 orang bidan dan 200 cabang di pelosok negeri untuk mempermudah akses para
anggotanya.
 2. ICM ( International Conferation of Midwives ), merupakan konfederasi bidan dunia yang sekretariatnya
berada di London. Tujuan dari ICM adalah meningkatkan standar perawat bagi wanita, bayi, dan keluarga
di seluruh dunia melaui penggunaan, pendidikan, dan penyediaan bidan yang professional. ICM bekerja
sama dengan program Safe Motherbood WHO. ICM mengadakan kongres setiap 3 tahun, setiap 4 kali
dalam setahun ICM menerbitkan bulletin yang memudahkan bidan mengetahui perkembangan dan isu
kebidanan di seluruh dunia.
 3. European Community Midwives Directive, merupakan analiansi bidan se-eropa yang berfokus pada
peningkatan kelitas pelayanan kebidanan.
 Kesimpulan
 Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan setiap waktu mengalami perkembangan,
baik suatu kemaju atau justru kemunduran perkembangan ini terjadi baik di Indonesia maupun di luar
negeri. Sejarah kebidanan dimulai sejak awal kehidupan atau awal peradaban manusia. Zaman dahulu
persalin dan perempuan menstruasi dianggap kotor dan menjijikan sehingga cara persalinan terkesan
tidak manusiawi. Tidak ada yang mencatat kapan dimulainya persalinan dilakukan oleh bidan. Dalam
sejarah, perempuan dalam proses melahirkan dapat dilakukan sendiri atau dibantu oleh suami mereka.
Ketika manusia tidak lagi berpindah-pindah dan membentuk kelompok masyarakat, para ibu melahirkan
dijaga atau ditolong oleh seorang perempuan yang dianggap mampu, yaitu seorang perempuan setengah
baya yang terlah menikah dan melahirkan, melalui percobaan dan tukar pengetahuan dia
mengembangkan keahliannya yang disebut dukun bayi. Terdapat cacatan yang menunjukkan tindakkan
yang dilakukan bidan, terdapat pada patung Mochicha (chamberlin, 1981), catatan tentang bidan yahudi
(shipa dan puah) yang berani mengambil resiko membel keselamatan bayi laki-laki bangsa yahudi yang
diperintahkan.
 Saran
 Makalah ini masi jauh dari kesempurnaan, segala kritik dan saran dari pembaca akan pengusun terima
dengan lapang dada untuk perbaikkan penyusunan yang lebih baik lagi.
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai