Anda di halaman 1dari 15

Solusi Persamaan Sistem

Persamaan Lanjar
Salma Nadhira (1901105035) | Ajeng Sucitra Haryanza (1901105065) |
Rizqa Alysya Rafianida (1901105075) | Gisni Anjarrani (1901105080)
Metode Dekomposisi LU
 Jika matriks A non-singular maka a dapat difaktorkan menjadi matriks
segitiga bawah L (Lower) dan matriks segitiga atas U (Upper)
 
Penyelesaian dengan metode
Pada matriks segitiga bawah L, semua elemen diagonal adalah 1. dekomposisi LU adalah sebagai
Sedangkan pada matriks U, tidak ada aturan khusus pada elemen berikut :
diagonalnya.
Faktorkan A menjadi L dan U,
A = LU, sebagai contoh matriks 3x3 dibawah ini difaktorkan menjadi : sehingga :

A difaktorkan menjadi L dan U, kedua matriks tersebut dapat digunakan Misalkan, maka .
untuk menyelesaikan .
Untuk memperoleh dapat menggunakan teknik  penyulihan maju

Sehingga diperoleh dengan teknik penyulihan maju.

Untuk memperoleh dapat menggunakan teknik penyulihan mundur

Sehingga diperoleh dengan menggunakan teknik penyulihan mundur


Langkah-langkah menghitung solusi SPL dengan Metode Dekomposisi,
yaitu :
 
 Bentuklah matriks L dan U dari A
 Pecahkan , kemudian hitung dengan teknik penyulihan maju
 Pecahkan , kemudian hitung dengan teknik penyulihan mundur

Metode untuk memfaktorkan A


atas L dan U :
 Metode LU Gauss
 Metode Reduksi Crout
Determinan Metode
  eliminasi Gauss dapat diterapkan untuk
menghitung determinan matriks . Determinan
dapat dihitung setelah ditransformasi menjadi
matriks segitiga atas U. Adapun hukum penting
 Diketahui matriks yaitu : determinan yaitu :
 Det (BC) = det (B) det (C), yaitu determinan
dari dua buah perkalian matriks sama dengan
Maka untuk memperoleh determinannya dihitung dengan perkalian determinan masing-masing matriks
 Det (M) = hasil kali semua elemen diagonal
aturan Cramer : M jika M adalah matriks segitiga atas atau
bawah
Jadi, jika semua elemen diagonal matriks adalah
1 maka determinannya sama dengan 1. dalam
menghitung determinan, pertimbangkan dua
kasus berikut :
i. Bila eliminasi Gauss nya tanpa pivoting
ii. Bila eliminasi Gauss nya dengan pivoting
Kondisi Buruk
 
Matriks A dikatakan berkondisi buruk jika terdapat sebuah vektor kolom b sehingga untuk perubahan kecil A atau B akan
menghasilkan perubahan besar pada solusi . Sistem dikatakan berkondisi buruk bila A berkondisi buruk sehingga jika sistem
berkondisi buruk, maka hasil perhitungannya mempunyai galat yang besar.

Contoh tinjau Sistem Persamaan Lanjar dengan :


dan
Solusi sejatinya adalah . Bila 3.02 pada matriks A diubah menjadi 3.00 diperoleh solusi
. Dapat disimpulkan bahwa SPL tersebut berkondisi buruk.
  , diperoleh :
Jika A dikalikan dengan adalah solusi sejati  Dalam hal ini adalah determinan matriks A
pada SPL. Sistem persamaan lanjar
Hitung solusi dengan solusi hampiran , sehingga diperoleh : berkondisi buruk bila determinan matriks A
hampir 0. jika det(A) = 0, mka gradien kedua
Misalkan SPL dengan dua persamaan dapat ditulis sebagai berikut : garis tersebut sama. Determinan matriks A
pada contoh disamping adalah yang relatif
lebih dekat ke 0.
Bila gradien kedua garis tersebut hampir sama, maka :
Dan apabila dua ruas dikali silang, maka : atau dapat ditulis sebagai
C  Tentukan determinan matriks A pada SPL bila SPL seperti apa adanya dan kedua persamaan

O dikali 10

N PENYELESAIAN
(i) SPL seperti apa adanya, determinannya : det(A) = . yang dekat ke 0, karena SPL berkondisi
T
buruk
O
(ii) Kedua persamaan dikali 10
H , determinannya :
det(A) =
S Yang ternyata menjadi lebih besar. Meskipun determinannya besar, namun SPL tetap berkondisi
O buruk sebab perkalian dengan skala tidak mempengaruhi penyelesaiannya secara grafis.
A
L
Selain dengan menghitung determinan, ada beberapa ukuran lain yang dapat digunakan untuk memeriksa apakah
sistem persamaan lanjar berkondisi buruk, diantaranya yaitu :

1. Mencoba mengubah koefisien  dengan perubahan yang cukup  


4. Menghitung det(A) .. det() apakah berbeda jauh
kecil lalu membandingkan solusinya dengan solusi sistem
dari 1. Jika ya, berarti sistem berkondisi buruk
persamaan yang belum diubah. Jika perubahan kecil, koefisien
5. Menghitung apakah berbeda jauh dari A. Jika ya
menghasilkan solusi yang sangat berbeda dengan solusi sebelum
berarti sistem berkondisi buruk
perubahan maka sistem berkondisi buruk
6. Menghitung apakah berbeda jauh dari matriks I.
2. Mengembangkan solusi berketelitian tunggal dengan solusi
Jika ya berarti sistem berkondisi buruk
berketelitian ganda. Jika kedua solusinya berbeda berarti sistem
7. Menghitung apakah berbeda jauh dari matrik I.
berkondisi buruk
Jika ya berarti sistem berkondisi buruk
3. Skalakan A sehingga elemen terbesar dalam masing-masing baris
adalah 1, kemudian hitung . Jika elemen beberapa orde lebih
besar daripada elemen matriks yang di skala semula maka sistem
berkondisi buruk
Bilangan Berkondisi
Matriks
 Bilangan berkondisi matriks dinyatakan  ,   CONTOH SOAL
yang dalam hal ini adalah norma tak hingga
Hitung kondisi matriks A berikut
matriks A yang didefinisikan sebagai PENYELESAIAN
Tentukan terlebih dahulu matriks balikannya, yaitu :
Adapun sifat-sifat norma matriks, yaitu :
- dan jika dan hanya jika A = 0
Maka dapat dihitung :

-
Sehingga bilangan kondisi matriks A adalah
Metode Lelaran Jacobi
   
Rumus Umum :
Misalkan diberikan tebakan awal
Prosedur lelaran untuk lelaran pertama, kedua, dan seterusnya adalah sebagai berikut :
 Lelaran Pertama

x1 (1) =

x2 (1) = menjadi

 Lelaran Kedua

x1 (2) =

x2 (2) = menjadi xn(2) =


 Tentukan solusi SPL  
C
O  
N Dengan nilai awal Solusi sejatinya (2,4,3)
T PENYELESAIAN  

O
x19 = 2.00000000
H 19

y19 = 4.00000000
19

Lelarannya : z19 = 3.00000000


S
19

O
A
L
Metode Lelaran Gauss-
Seidel
 
Kecepatan konvergen pada lelaran Jacobi dapat dipercepat bila setiap harga yang baru dihasilkan segera dipakai pada persamaan
berikutnya untuk menentukan harga yang lainnya.

Lelaran Pertama   Lelaran Kedua  


(1) = (2) =
x1 x1
Rumus Umum
x2 (1) = x2 (2) =

x3 (1) = x3 (2) =

x4 (1) = x4 (2) =
 Tentukan solusi SPL  
C
Dengan nilai awal Solusi sejatinya (2,4,3)
O
PENYELESAIAN N
x10 = 2.00000000
T 10

y10 = 4.00000000
O 10

z10 = 3.00000000
H 10

Lelarannya : Jadi, solusi SPL adalah x = 2.00000000, y=


4.00000000, z = 3.00000000
S
O
A
L
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai