Persamaan Lanjar
Salma Nadhira (1901105035) | Ajeng Sucitra Haryanza (1901105065) |
Rizqa Alysya Rafianida (1901105075) | Gisni Anjarrani (1901105080)
Metode Dekomposisi LU
Jika matriks A non-singular maka a dapat difaktorkan menjadi matriks
segitiga bawah L (Lower) dan matriks segitiga atas U (Upper)
Penyelesaian dengan metode
Pada matriks segitiga bawah L, semua elemen diagonal adalah 1. dekomposisi LU adalah sebagai
Sedangkan pada matriks U, tidak ada aturan khusus pada elemen berikut :
diagonalnya.
Faktorkan A menjadi L dan U,
A = LU, sebagai contoh matriks 3x3 dibawah ini difaktorkan menjadi : sehingga :
A difaktorkan menjadi L dan U, kedua matriks tersebut dapat digunakan Misalkan, maka .
untuk menyelesaikan .
Untuk memperoleh dapat menggunakan teknik penyulihan maju
O dikali 10
N PENYELESAIAN
(i) SPL seperti apa adanya, determinannya : det(A) = . yang dekat ke 0, karena SPL berkondisi
T
buruk
O
(ii) Kedua persamaan dikali 10
H , determinannya :
det(A) =
S Yang ternyata menjadi lebih besar. Meskipun determinannya besar, namun SPL tetap berkondisi
O buruk sebab perkalian dengan skala tidak mempengaruhi penyelesaiannya secara grafis.
A
L
Selain dengan menghitung determinan, ada beberapa ukuran lain yang dapat digunakan untuk memeriksa apakah
sistem persamaan lanjar berkondisi buruk, diantaranya yaitu :
-
Sehingga bilangan kondisi matriks A adalah
Metode Lelaran Jacobi
Rumus Umum :
Misalkan diberikan tebakan awal
Prosedur lelaran untuk lelaran pertama, kedua, dan seterusnya adalah sebagai berikut :
Lelaran Pertama
x1 (1) =
x2 (1) = menjadi
Lelaran Kedua
x1 (2) =
O
x19 = 2.00000000
H 19
y19 = 4.00000000
19
O
A
L
Metode Lelaran Gauss-
Seidel
Kecepatan konvergen pada lelaran Jacobi dapat dipercepat bila setiap harga yang baru dihasilkan segera dipakai pada persamaan
berikutnya untuk menentukan harga yang lainnya.
x3 (1) = x3 (2) =
x4 (1) = x4 (2) =
Tentukan solusi SPL
C
Dengan nilai awal Solusi sejatinya (2,4,3)
O
PENYELESAIAN N
x10 = 2.00000000
T 10
y10 = 4.00000000
O 10
z10 = 3.00000000
H 10