Anda di halaman 1dari 19

Penanganan Bayi dari Ibu

Suspek/Probable/Konfirmasi
COVID-19

Carolina
RS Mulya
Referensi
• Satgas COVID-19, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2021
• Tata laksana COVID-19 pada Anak, IDAI, 2020
• Definition and categorization of the timing of mother-to-child
transmission of SARS-CoV-2, 8 February 2021
• Rekomendasi dalam slide ini bersifat ad interim, dapat berubah
sewaktu-waktu sesuai kajian ilmiah terbaru
WHO COVID-19: Definisi Kasus (16 Desember 2020)

SUSPEK PROBABLE
A. Seseorang yang memenuhi kriteria klinis DAN epidemiologi: A. Pasien yang memenuhi kriteria klinis di atas DAN merupakan kontak dari kasus
• Kriteria Klinis: probable atau terkonfirmasi, atau terkait dengan kluster COVID-19
• Demam DAN batuk akut; ATAU B. Kasus suspek dengan pencitraan toraks yang menunjukkan temuan sugestif
• Kondisi akut dari TIGA ATAU LEBIH tanda atau gejala berikut: Demam, batuk, COVID-19
lemas/fatigue, sakit kepala, mialgia, nyeri tenggorokan, pilek, sesak, anoreksia/ C. Seseorang dengan anosmia (kehilangan penciuman) atau ageusia (kehilangan
mual/muntah, diare, perubahan kesadaran rasa) baru-baru ini tanpa adanya penyebab lain yang teridentifikasi
• DAN
D. Kematian, tidak dijelaskan sebaliknya, pada orang dewasa dengan gangguan
• Kriteria Epidemiologis:
pernapasan sebelum kematian DAN merupakan kontak dari kasus probable
• Bertempat tinggal atau bekerja di daerah dengan risiko tinggi penularan virus atau terkonfirmasi atau terkait dengan kluster COVID-19
kapan saja dalam 14 hari sebelum onset gejala; atau
• Bertempat tinggal atau bepergian ke suatu daerah dengan transmisi
komunitas kapan saja dalam 14 hari sebelum timbulnya gejala; atau
• Bekerja di layanan kesehatan apa pun, termasuk di dalam fasilitas kesehatan TERKONFIRMASI
atau dalam komunitas, kapan saja dalam 14 hari sebelum gejala muncul.
A. Seseorang dengan Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) positif
B. Seseorang dengan SARS-CoV-2 Antigen-RDT positif DAN memenuhi kriteria
baik definisi kasus probable atau suspek A ATAU B
B. Pasien dengan penyakit pernapasan akut berat:
C. Seseorang asimtomatik dengan SARS-CoV-2 Antigen-RDT positif yang
• (Infeksi saluran pernapasan akut dengan riwayat demam atau demam ≥38°C; merupakan kontak dari kasus probable atau terkonfirmasi
dan batuk; timbul dalam 10 hari terakhir; dan memerlukan rawat inap).

C.Seseorang asimtomatik yang tidak memenuhi kriteria epidemiologi dengan SARS-


Klasifikasi Definisi
Asimtomatik Hasil uji SARS-CoV-2 positif tanpa ada tanda dan gejala klinis.

Gejala infeksi saluran napas atas : demam, fatigue, mialgia, batuk, nyeri tenggorokan, pilek, dan
Ringan bersin. Gejala saluran pencernaan seperti mual, muntah, nyeri perut, diare, atau gejala non-
respiratori lainnya.

Gejala dan tanda klinis pneumonia. Demam, batuk, takipnu*, dapat disertai ronki atau
wheezing pada auskultasi paru tanpa distres napas dan hipoksemia.
Sedang
*Takipnu= Frekuensi napas <2 bulan: ≥60x/menit, 2–11 bulan: ≥50x/menit,
1–5 tahun: ≥40x/menit, >5 tahun: ≥30x/menit

 Gejala dan tanda klinis pneumonia berat berupa napas cuping hidung, sianosis, retraksi
subkostal, desaturasi (saturasi oksigen <92%).
Berat
 Tanda dan gejala bahaya umum seperti kejang, penurunan kesadaran, muntah profuse,
tidak dapat minum, dengan atau tanpa gejala respiratori.

Perburukan dengan cepat menjadi acute respiratory distress syndrome (ARDS) atau gagal
Kritis napas atau terjadi syok, ensefalopati, kerusakan miokard atau gagal jantung, koagulopati,
gangguan ginjal akut, dan disfungsi organ multiple atau manifestasi sepsis lainnya.
Transmisi vertikal dari Ibu ke Bayi ?
• Transmisi vertikal :
• In-utero : sulit, sawar plasenta (reseptor ACE ada di plasenta)
• Intrapartum : paparan darah maternal, secret vagina, feses
• Segera setelah lahir (early post natal period) : menyusui, kontak erat
• Secara umum, virus corona (SARS-CoV atau MERS-CoV) tidak dengan
mudah ditransmisikan in-utero
• 1.9% (95/4907) neonatus PCR + saat usia < 24 jam
• Gejala pada neonatus umumnya tidak berat
• ASI :
• tidak mengandung virus yang aktif bereplikasi
• Ada IgG, IgM, dan IgA spesifik SARS-CoV-2
• Metode persalinan :
• SC  plasenta dan bayi dilahirkan dalam kondisi steril, kontaminasi lebih
rendah daripada persalinan pervaginam
Tanda dan gejala pada neonatus
• Meta-analisis dari 74 penelitian :
• 45% neonatus dengan RT-PCR + : asimtomatik
• Distres pernapasan tidak spesifik untuk infeksi SARS-CoV-2, secara khusus
pada bayi prematur
Manajemen Ibu dengan Suspek/Konfirmasi
SARS- CoV-2 dan bayinya dalam periode
perinatal.

Ruang persalinan/isolasi Ruang perawatan

Rumah Sakit Ruang operasi COVID-19


COVID-19
Ruang NICU isolasi
Pulang dari RS

Ruang
resusitasi

Trevisanuto D, Moschino L, Doglioni N, Roehr CC, Gervasi MT, Baraldi E. Neonatal resuscitation where the mother has a suspected or confirmed novel coronavirus (SARS-
CoV-2) infection: suggestion for a pragmatic action plan. Neonatology. 2020 Apr 24:1-8.
European Resuscitation Council COVID-19 Guidelines. 24 April 2020
Tatalaksana neonatus
• Definisi kasus neonatus ditentukan oleh status definisi kasus
maternal:
• Neonatus tanpa gejala lahir dari ibu tersangka/probable/konfirmasi
COVID-19:
• Skrining menanda infeksi (darah tepi, CRP, Prokalsitonin) minimal 12-24 jam pasca lahir
• Bila hasil skrining terdapat min 2 penanda infeksi (limfositopenia, leukopenia,
peningkatan CRP, lainnya)  apus nasofaring, 2x, interval 24 jam
• Neonatus bergejala:
• Pemeriksaan laboratorium dan pencitraan
• Neonatus tanpa gejala
• Non-COVID19 • Lahir dari ibu tersangka/ terkonfirmasi
COVID-19
• Diagnosis disingkirkan bila hasil apus
• Tersangka COVID-19 nasofaring 2x negatif

• Neonatus bergejala
• Terkonfirmasi COVID-19 • Diagnosis disingkirkan bila hasil apus
nasofaring 2x negatif
Content Content Content Content

• Pasca lahir mandikan segera


(mengurangi risiko infeksi).
• Pemotongan tali pusat tidak dilakukan penundaan (ibu
tersangka/terkonfirmasi COVID-19)

Didasari status definisi kasus maternal:

Tersangka COVID-19 Konfirmasi COVID-19


APD tingkat-2  APD tingkat-3, di ruang
tindakan dan isolasi  tindakan
perawatan dalam aerosol generated
isolasi fisik

Tatalaksan Belum jelas


APD tingkat-2  tindakan dan
a pada perawatan dalam isolasi fisik
APD tingkat-3, di ruang isolasi 

neonatus
tindakan aerosol generated
Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

• Ibu dengan status covid positif (+) bukan kontra


(WHO)

indikasi melakukan IMD


• (Indonesia) IMD
• dipertimbangkan setelah edukasi keluarga
• pada ibu dengan kondisi asimptomatik atau dengan gejala ringan
• dengan catatan ibu menggunakan APD minimal masker bedah.
Tatalaksana pada Neonatus

Dapat dilakukan IMD, bila:


Ibu kontak erat/ suspek,
pertimbangkan pada ibu kasus Dapat dilakukan pada bayi sehat
konfirmasi (asimtomatik/ simtomatik dari ibu kasus suspek
ringan) DAN klinis ibu juga bayi baru
lahir stabil

Inisiasi Tidak dianjurkan bila:


Rawat Ruang rawat berupa bangsal
menyusu gabung
dini bersama pasien lain,
Ibu memakai APD saat IMD, Ibu sakit berat sehingga tidak dapat
minimal masker. merawat bayi
.
.

IMD berdasarkan keputusan Tidak rawat gabung pada bayi dari


bersama orangtua ibu kasus konfirmasi atau kasus
probable
Jelaskan pada orangtua:
Keuntungan kerugian IMD, cara
penularan virus COVID-19
Nutrisi
3 pilihan pemberian nutrisi pada bayi lahir dari ibu tersangka/ terkonfirmasi COVID-19
(tergantung kondisi ibu)

• 1. Klinis ibu berat dan atau fasilitas kesehatan memadai


• Keluarga dan tenaga kesehatan memilih mencegah risiko penularan  pemisahan ibu dan bayi
• ASI perah (bila ibu mampu)  diberikan oleh tenaga kesehatan / anggota keluarga yang tidak menderita COVID-19 ; atau ASI donor
• Bila tidak tersedia, pertimbangkan: ibu susuan atau susu formula
• Ibu yang memerah ASI: menerapkan protokol pencegahan infeksi

• 2. Klinis ibu sedang


• Keluarga dan tenaga kesehatan memilih mengurangi risiko penularan, mempertahankan kedekatan ibu dan bayi
• ASI perah
• Ibu yang memerah ASI: menerapkan protokol pencegahan infeksi

• 3. Klinis ibu tidak bergejala/ ringan dan atau fasilitas kesehatan tidak memadai (tidak dapat perawatan terpisah)

• Menyusui langsung
• Untuk mengurangi risiko penularan  selama tidak menyusui, ibu dan bayi berjarak 2 meter
Menyusui pada Ibu dengan COVID-19
• Ibu dengan COVID 1-19 masih boleh menyusui (WHO)
• Ibu asimtomatik atau gejala ringan dapat menyusui selama Ibu
menggunakan masker bedah (+kacamata pelindung) (POGI)
• Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
• Bersihkan permukaan yang dipegang Ibu secara rutin
Menyusui pada Ibu dengan COVID-19
• Asi perah : pada ibu yang memiliki gejala sedang sampai dengan
gejala berat tetapi masih dapat memerah Asi, Asi tetap dapat
diberikan ke bayi.
• Perhatikan tatacara kelola Asi yang baik dan optimal sehingga
meminimalkan kontaminasi pada Asi.
Tatalaksana COVID-19
pada ibu hamil dan menyusui
Keamanan obat untuk ibu menyusui
Ritonavir/ Lopiravir
(Aluvia), Remdezivir,
Pavipiravir (Avigan),
Rekomendasi: N-acetylcysteinet.
aman
Belum terdapat
Azitromisin
Interferon β bukti ilmiah yang
Tocilizumab (dengan cukup kuat
pemantauan ketat)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai