HEMATOPOESIS
DEFENISI HEMATOPOESIS
Hematopoiesis merupakan proses pembentukan komponen sel
darah, dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang
terjadi secara serentak.
Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau pelipatgandaan
jumlah sel, dari satu sel hematopoietik pluripotent menghasilkan
sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses pematangan sel
darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah
yang terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda.
REFERENSI
• Lauralee, Sherwood,. 2018 . Fisiologi Manusia : dari sel ke sistem
edisi 8. Jakarta.EGC
Eritropoiesis
1 Definisi
Proses pembentukan eritrosit yang
terjadi di sumsum tulang hingga
Eritropoiesis terbentuk eritrosit matang/matur
dalam darah tepi.
dirangsang dirangsang
Hormon
Eritropoetin
RUBRIBLAST PRORUBRISIT
RUBRISIT
ERITROPOIESIS
METARUBRISIT
ERITROSIT RETIKULOSIT
ERITROSIT
● Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology, 11 ed. USA: Elsevier;2006.
1. MAYOR
2. MINOR
3. INTERMEDIA
1. THALASEMIA MAYOR
Talasemia mayor adalah keadaan klinis Talasemia yang paling berat. Pasien
membutuhkan transfusi darah sejak tahun pertama pertumbuhan pada
rentang usia 6-24 bulan dan kontinyu sampai seumur hidupnya. Gejala
Talasemia mayor secara umum muncul pada usia 7 bulan awal pertumbuhan
bayi atau setidaknya pada bawah tiga tahun (batita).
Gejala awal :
Keadaan pucat pada kulitnya terlihat pada bagian telapak tangan, mata bagian kelopak mata sebelah
dalam, daerah perut, dan semua permukaan kulit. Lambat laun bayi akan terlihat lebih lemas, tidak
begitu aktif, dan tidak bergairah menyusu
Gejala lainnya :
● Pucat
● Ikterus
● Hepatosplenomegali
Talasemia minor bisa juga disebut sebagai pembawa sifat, traits, pembawa
mutan, atau karier Talasemia. Karier Talasemia tidak menunjukan gejala
klinis semasa hidupnya. Hal ini bisa dipahami karena abnormalitas gen
yang terjadi hanya melibatkan salah satu dari dua kromosom yang
dikandungnya.
3. INTERMEDIA
Talasemia intermedia menunjukkan gejala dan tanda yang sama dengan
Talasemia mayor, namun lebih ringan dari Talasemia mayor. Pasien
intermedia tidak rutin dalam memenuhi transfusi darah nya. pada
keadaan tertentu, keadaan intermedia dapat jatuh ke keadaan mayor jika
tubuh mengeluarkan darah yang cukup banyak, atau tubuh memerlukan
metabolisme yang tinggi. Umumnya penderita dengan kelainan ini cukup
sehat dan hanya membutuhkan transfusi darah pada saat terjadinya
infeksi.
TYPE FEATURES CONCLUSIONS
1. Rujito L. Buku Referensi. Talasemia : Genetik Dasar dan Pengelolaan Terkini. Universitas
Jenderal Soedirman. 2019.
2. Joyce Regar, (2009). Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 3, November 2009
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1109/MENKES/PER/VI/201 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Pelayanan
Pengobatan Thalassaemia. Jakarta.
4. Asada N, Takeishi S, Frenette PS. (2017). Complexity of bone marrow hematopoietic stem cell
niche. International Journal of Hematology. 2017.
Patofisiologi
• HbA / α2β2, terdiri dari heme yang digabungkan dengan dua rantai. α
-globin dan dua β-globin.
• Pada kromosom 16, setiap untai DNA memiliki dua gen α -globin,
sedangkan kromosom 11 memiliki satu pasang gen. β-globin.
• Namun demikian, keluaran rantai globin dari gen-gen ini sangat cocok
untuk menghasilkan HbA secara efektif.
• Pada sindrom thalassemia, mutasi yang mempengaruhi salah satu gen
mempengaruhi produksi seimbang rantai α -globin dan β-globin,
mengakibatkan penurunan hemoglobin dan berbagai tingkat anemia.
• Pada Thalassemia beta, pembuatan rantai beta sangat terhambat.
Sebagai kompensasi dibuat rantai gama dan delta, tetapi kompensasi
ini tidak mencukupi, sehingga kadar hemoglobin turun
• Kurangnya rantai beta berakibat meningkatnya rantai alfa. Rantai alfa
denaturasi dan presipitasi di dalam sel darah merah (Heinz bodies/
inclusion bodies).