kritik
Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen sebagai
kebijakan
terhadap Orde Lama yang menyimpang dari Pancasila, melalui
peraturan TAP MPR No. II/MPR/1978 yang terwujud dalam
“
program P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).
Isi Butir Pancasila dalam P4
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
(1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
(2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
(3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
(5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing.
(7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
Implementasi isi sila 1 pada masa orde baru :
Pada masa rezim Orde Baru, kebijakan negara terkait agama terlihat dalam Surat
Keputusan Bersama (SKB) tahun 1969 tentang Pendirian Rumah Ibadah.
Kebijakan ini dibuat untuk mengatur pendirian rumah ibadah agar tidak memicu
konflik. Akan tetapi, implementasi di lapangan menunjukkan bahwa
aturan tersebut digunakan untuk membatasi kelompok non-Muslim, terutama Kristen,
sehingga kesulitan untuk mendirikan tempat ibadah baru.
Hal tersebut membuktikan bahwa salah satu implementasi sila pertama pada masa orde
baru yaitu untuk membina kerukunan antar umat beragama (butir 4), meskipun terdapat
konflik dalam pelaksanaannya. Selain itu terdapat usaha penghapusan Komunisme,
yang membuktikan contoh implementasi isi sila pertama yaitu percaya
kepada Tuhan (butir 1).
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
(1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
(3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
(5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
(6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
(7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
(9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
(10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Implementasi isi sila 2 pada masa orde baru :
Pada masa Orde Baru, RRI merupakan satu-satunya radio siaran di Indonesia yang
dimiliki oleh pemerintah yang berfungsi sebagai media informasi dan hiburan. Selain
berfungsi sebagai media informasi dan hiburan siaran radio melalui RRI orientasinya
lebih kepada siaran pembangunan dan menyajikan acara pendidikan. RRI berkembang di
tengah- tengah perjuangan rakyat yang dimulai ketika masa perjuangan fisik. RRI tampil
sebagai media pemersatu bangsa dan menumbuhkan semangat perjuangan. Sehingga
implementasi tersebut merupakan bentuk pengamalan isi sila 3 pada butir 1.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
(1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak
dan kewajiban yang sama.
(2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
(3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
(4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
(5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
(6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
(7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
(9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
(10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
Implementasi isi sila 4 pada masa orde baru :
Pada era orde baru sebenarnya telah mulai dijalankannya sistem pemilihan umum
dengan azas langsung, umum, bebas dan rahasia. Tetapi sejak tahun 1971 sampai 1997
tidak ada pergantian kekuasaan pada level pucuk pemerintahan dan hanya menteri-
menteri saja yang mengalami perubahan di sana-sini. Selama lebih dari tiga puluh
tahun Soeharto menjadi pemimpin di Indonesia ini tanpa sekali pun ada
pergantian.
Hal ini tidak sesuai dengan sila keempat pancasila karena tidak memberikan
kesempatan bagi orang lain yang mampu untuk dapat menduduki jabatan
sebagai presiden Republik Indonesia. Kekuasaan seakan-akan dimonopoli
oleh kelompok yang itu-itu saja serta tidak ada transparansi dalam pemerintahan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
(1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
(2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
(3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
(4) Menghormati hak orang lain.
(5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
(6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
(7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
(8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
(9) Suka bekerja keras.
(10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama
(11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial
Implementasi isi sila 5 pada masa orde baru :
2
Daftar Pustaka
Bo’a, Fais Yonas. (2018). Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum
Nasional. Jurnal Konstitusi, 15 (1).
Ebel, Salsabila. Makalah PKN. Dikutip dari
https://www.academia.edu/7271090/Makalah_PKN. Diakses pada 16 Mei 2021.
Jaya, Muhammad Arif Candra. (2012). Implementasi Pancasila pada Masa Orde Baru.
Universitas Jember : Program Studi Sejarah. 7.
Ropi, Ismatu. (2917). Religion and Regulation in Indonesia. Palgrave Macmillan-
Springer Nature : 262.
Utama, Andrew Shandy & Sandra Dewi. (2018). Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
Indonesia serta Perkembangan Ideologi Pancasila pada Masa Orde Lama, Orde
Baru, dan Era Reformasi. Jurnal PPKn & Hukum, 13 (1) : 27-28.
Thankyou