Anda di halaman 1dari 24

Hukum Acara

Perdata &
Hukum Acara
Pidana
HUKUM MATERIIL DAN
HUKUM FORMAL
Hukum materiil adalah hukum yg
berisikan kaidah-kaidah yg mengantur
kepentingan –kepentingan dan hubungan-
hubungan yg berupa perintah dan
larangan.
Contoh : hukum pidana, hukum perdata,
hukum dagang dan sejenisnya sejauh
tidak menyangkut hukum acaranya.
Hukum Formal
Peraturan/kaidah-kaidah yg mengatur tata
cara dan upaya mempertahankan kaidah-
kaidah hukum materiil.
Maksudnya, hukum acara merupakan
kaidah” yg memberi ketentuan” tntng
subyek hukum mengajukan gugatan, proses
penyitaan,pemeriksaan di persidangan dan
eksekusi (HUKUM PERDATA).
Perkara Pidana, Hukum Acara Pidana,
memberi ketentuan ketentuan tentang
proses penyidikan, penuntutan
pemeriksaan di persidangan dan
eksekusi.
HUKUM FORMAL
Menurut CST.Kansil :
Hukum formal/hukum proses/hukum acara yaitu hukum yg memuat
peraturan” yg mengatur bagaimana cara” melaksanakan dan
mempertahankan hukum materiil atau peraturan-peraturan yg mengatur
bagaimana cara”nya mengajukan suatu perkara ke muka pengadilan dan
bagaimana cara”nya Hakim memberi putusan.
Hukum acara perdata ialah hukum yang
mengatur bagaimana cara-cara memelihara
dan mempertahankan hukum perdata
material.
Hukum acara pidana ialah hukum yang
mengatur bagaimana cara-cara memelihara
dan mempertahankan hukum pidana material.
Hukum Acara Pidana: peraturan” hukum yg mengatur
bagaimana cara memelihara dan mempertahankan
Hukum Pidana Materiil atau peraturan”yg mengatur
bagaimana cara”nya mengajukan sesuatu perkara
kemuka pengadilan Pidana dan bagaimana caranya
hakim memberi putusan.
Hukum Acara Perdata : peraturan” hukum yg mengatur
bagaimana cara”memelihara dan mempertahankan
Hukum perdata materiil atau peraturan” yg mengatur
bagaimana cara”nya mengajukan sesuatu perkara ke
muka pengadilan perdata dan bagaimana caranya hakim
perdata memberikan putusan.
Perbedaan hukum acara perdata dan
hukum acara pidana:
Proses mengadili Penarikan kembali
perkara
Inisiatif beracara
Piak yg menuntut Dasar keputusan hakim

Alat-alat bukti Macamnya hukuman

Kedudukan para pihak


Perbedaan
Perbedaan mengadili:
1. Hukum Acara Perdata mengatur cara-cara
mengadili perkara-perkara di muka pengadilan
perdata oleh hakim perdata
2. Hukum Acara Pidana mengatur cara-cara
mengadili perkara pidana di muka pengadilan
pidana oleh hakim pidana.
 Perbedaan pelaksanaan
1. Pada Acara Perdata inisiatip datang dari pihak yang
berkepentingan yang dirugikan.
2. Pada Acara Pidana inisiatipnya itu datang dari penuntut
umum (jaksa).
 Perbedaan dalam penuntutan
1. Dalam Acara Perdata, yang menuntut si tergugat adalah
pihak yang dirugikan. Penggugat berhadapan dengan
tergugat. Jadi tidak terdapat penuntut umum atau jaksa.
2. Dalam Acara Pidana, jaksa menjadi peuntut terhadap si
terdakwa. Jaksa sebagai penuntut umum yang mewakili
negara, berhadapan dengan si terdakwa. Jadi disini terdapat
seorang jaksa.
Perbedaan alat-alat bukti:
1. Dalam acara perdata alat bukti Pasal 1886 BW yaitu:
a. tulisan,
b. saksi,
c. persangkaan,
d. pengakuan
e. sumpah.
2. Dalam acara pidana alat bukti , Pasal 184 ayat (1) KUHAP ada :
f. keterangan saksi,
g. keterangan ahli,
h. surat,
i. petunjuk,
j. keterangan terdakwa
Perbedaan kedudukan para pihak:
1. Dalam acara perdata, pihak-pihak mempunyai kedudukan
yang sama. Hakim bertindak hanya sebagai wasit, dan
bersifat pasif.
2. Dalam acara pidana, jaksa kedudukannya lebih tinggi dari
terdakwa. Hakim juga turut aktif.
 Perbedaan dalam dasar keputusan hakim
1. Dalam acara perdata, putusan hakim cukup dengan
mendasarkan diri kepada kebenaran formal saja (akta tertulis
dan lain-lain)
2. Dalam acara pidana, putusan hakim harus mencari kebenaran
material (menurut keyakinan, perasaan keadilan hakim
sendiri).
• Perbedaan dalam perkara
penarikan kembali suatu perkara:
1. Dalam hukum acara perdata sebelum ada putusna hakim pihak-piak
yang bersangkutan boleh menarik kembali perkaranya.
2. Dalam hukum acara pidana perkara tidak dapat ditarik kembali
kecuali dalam delik aduan.
Perbedaan macamnya hukuman:
1. Dalam acara perdata, tergugat yang terbukti kesalahannya
dihukum denda, atau hukuman kurungan sebagai pengganti
denda.
2. Dalam acara pidana, terdakwa yang terbukti kesalahannya
dipidana mati, penjara, kurungan , denda, dan pidana
tutupan mungkin ditambah dengan pidana tambahan seperti
dicabut hak-hak tertentu dll.
HUKUM ACARAPERDATA
Hukum acara perdata tdk dikodifikasikan sendiri sebagaimana
dalm hukum acara pidana.
Hukum acara perdata menyatu dengan hukum perdata
materiil yakni:
a. Sebagian terdapat dalam BW buku ke IV
b. HIR (Het Herzein Indonesisch Reglement Stb. 1848 No 16
jo stb 1941 No 44 berlaku untuk daerah Jawa dan madura.
c. RBg (Rechtsreglement Buitengeweten) Stb 1927 No. 227
untuk luar jawa dan Madura
d. RV Reglement op de Burgelijk Rechtsvordering Stb 1847
No, 52 Jo Stb 1849 No. 63 Hukum acara perdata untuk
golongan Eropa
e. UU No. 4 tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman
Yurisprudensi MA, SEMA dan PERMA, sebagai
instruksi dan petunjuk bg para hakim mengani
acara dalam menyelesaikan sengketa perdata
dan hukum yg tidak tertulis, dll
Lembaga hukum dalam lapangan
keperdataan
Pengadilan perdata Juru lelang
Kantor catatan sipil
Kantor LBH
Balai harta peninggalan
Kantor pendaftaran Pengacara
tanah
Notaris
Juru sita
ALAT BUKTI HUKUM ACARA PERDATA

AUTENTIK
AKTE
BWH TANGAN
1. BUKTI TULISAN
SURAT LAIN
2. BUKTI SAKSI
3. PERSANGKAAN
4. PENGAKUAN
5. SUMPAH
PENGADILAN NEGERI

PENGADILAN TINGGI
UMUM
MAHKAMAH AGUNG

PENGADILAN
PENGADILAN MILITER

KHUSUS PENGADILAN AGAMA

PENGADILAN TATA
USAHA NEGARA
HUKUM PIDANA
Apa => perbuatan apa yg
HUKUM
dikatakan tindak pidana . PIDANA
Siapa => siapa yg dpat diaktakan MATERIIL

Sebagai pelaku
Bagaimana => bagaimana cara
HUKUM
Memproses pelaku jika terjadi PIDANA
FORMIL
Tindak pidana
jadi hukum acara pidana dan hukum pidana adalah pasangan
yang tidak dapat dipisahkan dan mempunyai hubungan yang
sangat erat diibaratkan sebagi dua sisi mata uang.
Tujuan dari hukum acara pidana dalah untuk mencari dan
mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran
materiil, ialah kebenaran yg selengkap-lengkapnya dari suatu
perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hukum acara
pidana secara jujur dan tepat, dengan tujuan mencari siapa
pelaku yg tepat di dakwakan melakukan suatu pelanggaran
hukum dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan
dari pengadilan guna menemukan apakah terbukti bahwa
tindak pidana telah dilakukan dan apakah orang yg didakwa
itu dpt dipersalahkan.
Menurut hukum acara pidana bertugas
mencari dan menemukan kebenaran adalah
pihak kepolisian dalam hal ini adalah penyidik
dan penyelidik. Kebenran yg dimaksudkan
adalah keseluruhan fakta-fakta yg terjadi yg
ada hubnganya dengan perbuatan pidana yg
terjadi.
Penuntutan harus dilakukan secara cermat
mungkin sehingga penuntutan itu merupakan
penuntutan yg tepat dan benar. Sebab
kesalahan penuntutan akan berakibat fatal
yaitu gagal penuntutan yg berakibat pelaku
bebas. (tugas dari kejaksaan atau Penuntut
Umum)
Tugas hakim pengadilan :
Pemeriksaan harus jujur dan tidak
memihak serta putusanya pun harus
yang adil bagi semua orang.
TERIMA KASIH.....

Anda mungkin juga menyukai