Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur Saya panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Pajak Atas Barang Mewah
Kendaraan Bermotor” dapat Saya selesaikan dengan baik. Saya berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT
karuniai kepada Saya sehingga makalah ini dapat Saya susun melalui beberapa sumber yakni
melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua Saya yang telah memberikan banyak kontribusi bagi Saya, dosen pengampu, Bapak
Angga Pramodya Pradhana,S.H.,M.H . Harapan Saya, informasi dan materi yang terdapat dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah
SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu Saya memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah Saya selanjutnya.

Demikian makalah ini Saya buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidak sesuaian materi yang Saya angkat pada makalah ini, Saya mohon maaf. Saya
menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat makalah yang lebih
baik pada kesempatan berikutnya.

Madiun, 17 Desember 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................1
BAB I..............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
Latar Belakang.........................................................................................................................3
Rumusan Masalah....................................................................................................................3
Tujuan......................................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................4
2.1 Tarif PPnBM......................................................................................................................4
2.2 Pertimbangan suatu barang dikenai PPnBM.....................................................................4
2.3 Mekanisme Pemungutan PPnBM Kendaraan Bermotor...................................................4
BAB III...........................................................................................................................................7
PENUTUP...................................................................................................................................7
Kesimpulan..............................................................................................................................7
Saran........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................8

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dasar hukum pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah Undang-undang
Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983
tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.1
Terhadap penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) disamping dikenakan Pajak Pertambahan Nilai
sebagaimana telah disebut dalam Pasal 4 Undang-undang PPN dan PPnBM dikenakan juga
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Beberapa karakteristik yang perlu dipahami dalam PPnBM yaitu :
1. PPnBM merupakan pungutan tambahan disamping PPN
2. Pengenaan terhadap PPnBM ini hanya satu kali yaitu pada saat penyerahan BKP yang
tergolong mewah oleh Pengusaha yang menghasilkan atau pada saat impor.
3. PPnBM tidak dapat dilakukan pengkreditannya dengan PPN. (Namun demikian, apabila
Eksportir mengekspor BKP yang tergolong mewah, maka PPnBM yang telah dibayar pada
saat perolehan dapat direstitusi.)

1.2 Rumusan Masalah


1. Berapa Tarif Pajak Penjualan Barang Mewah
2. Apa pertimbangan suatu barang dikenai PPnBM
3. Bagaimana Mekanisme Pemungutan PPnBM Kendaraan Bermotor

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Tarif Pajak Penjualan Barang Mewah


2. Mengetahui pertimbangan suatu barang dikenai PPnBM
3. Mengetahui Mekanisme Pemungutan PPnBM Kendaraan Bermotor

1
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 8 Tahun
1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tarif PPnBM

1. Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah adalah serendah-rendahnya 10% (sepuluh persen)
dan paling tinggi 75% (tujuh puluh lima persen).2 Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
dapat diteteapkan dalam beberapa pengelompokan tarif, yaitu tarif terendah sebesar 10%
(sepuluh persen) dan paling tinggi 75% (tujuh puluh lima persen). Perbedaan kelompok tarif
tersebut didasarkan pada pengelompokan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah ang atas
penyerahannya dikenakan juga Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Pengelompokan Barang
Kena Pajak ini ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.3
2. Atas ekspor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah dikenakan pajak dengan tarif 0%
(nol persen). Pajak Penjualan Atas Barang Mewah adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi
Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah di dalam Daerah Pabean. Oleh karena itu, Barang
Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang diekspor atau dikonsumsi di luar Daerah Pabean,
dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dengan tarif 0% (nol persen). Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah yang telah dibayar atas perolehan Barang Kena Pajak yang Tergolong
Mewah yang diekspor tersebut dapat diminta Kembali.4

2.2 Pertimbangan suatu barang dikenai PPnBM


1. Dalam UU Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pasal 5, pertimbangan suatu barang dikenakan
PPnBM, yaitu :
2. Keadilan pembebanan pajak antara konsumen berpenghasilan rendah dengan konsumen
berpenghasilan tinggi
3. Pengendalian konsumsi barang mewah
4. Perlindungan terhadap produsen kecil atau tradisional
5. Pengamanan peneriman negara

2.3 Mekanisme Pemungutan PPnBM Kendaraan Bermotor


Mekanisme Pemungutan PPnBM kendaraan bermotor Berdasarkan KMK Nomor
355/KMK.03/2003 jo. KEP- 229/PJ/2003 diatur sebagai berikut :
1. PPnBM dikenakan atas :
a. Impor kendaraan CBU (Completely Built-Up) berupa kendaraan pengangkutan orang
sampai dengan 15 orang termasuk pengemudi, kendaraan double cabin, kendaraan

2
Mardiasmo.” Perjakan edisi revisi 2009,” Andi. Yogyakarta.
3
Waluyo. 2002. PERPAJAKAN INDONESIA. Salemba Empat : Jakarta.
4
Sunarto. 2002. PERPAJAKAN. BPFE UST: Yogyakarta.

4
khusus, dan kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder lebih dari
250 CC;
b. Penyerahan kendaraan hasil perakitan/produksi di dalam Daerah Pabean berupa
kendaraan pengangkutan orang sampai dengan 15 orang termasuk pengemudi,
kendaraan double cabin, kendaraan khusus, dan kendaraan bermotor beroda dua
dengan kapasitas isi silinder lebih dari 250 CC;
c. Penyerahan kendaraan bermotor berupa kendaraan pengangkutan orang sampai
dengan 15 orang termasuk pengemudi dan
d. kendaraan double cabin hasil pengubahan dari kendaraan sasis atau kendaraan
pengangkutan barang.
2. PPnBM dibebaskan atas impor atau penyerahan:
a. Kendaraan ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan
tahanan, kendaraan pengangkutan umum;
b. Kendaraan protokoler kenegaraan;
c. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 orang sampai dengan 15 orang termasuk
pengemudi yang digunakan untuk kendaraan dinas TNI/POLRI;
d. Kendaraan patroli TNI/POLRI.5
3. Orang Pribadi (OP) atau Badan yang melakukan impor atau yang menerima
penyerahan kendaraan bermotor yang dibebaskan dari pengenaan PPnBM
sebagaimana dimaksud butir 2 di atas wajib memiliki Surat Keterangan Bebas
(SKB) PPnBM yang diterbitkan oleh Dirjen Pajak c.q. Kepala KPP tempat pemohon
terdaftar, sebelum impor atau penyerahan kendaraan bermotor dilakukan6
4. Permohonan SKB PPn BM yang diajukan oleh OP atau Badan yang melakukan impor
atau yang menerima penyerahan kendaraan ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan
pemadam kebakaran, kendaraan tahanan, dan kendaraan angkutan umum ke KPP
dilengkapi dengan dokumen-dokumen sebagai berikut :
a. Surat Kuasa Khusus bila menunjuk pihak lain untuk pengurusan SKB PPnBM;
b. Fotocopy kartu NPWP
c. Surat Keterangan atau dokumen lain yang menunjukkand.pengunaan kendaraan
dimaksud;
d. Surat Pernyataan yang menyatakan bahwa kendaraan dimaksud tidak akan
dipindahtangankan atau diubah peruntukannya dan apabila ternyata
dipindahtangankan atau diubah peruntukannya, bersedia membayar kembali
PPnBM yang dibebaskan ditambah sanksi dengan ketentuan yang berlaku;
e. Perjanjian jual-beli kendaraan bermotor yang memuat keterangan-keterangan antara
lain:

5
https://www.online-pajak.com/pajak-penjualan-atas-barang-mewah-ppnbm
6
Agung, Mulyo,2009 ” perpajakan indonesia seri PPN, PPnBM, dan PPh Badan, Teori dan Aplikasi,”
Edisi 2, Mitra wacana media.

5
1. Nama Penjual;
2. Nama pembeli;
3. Jenis dan spesifikasi kendaraan yang dibeli;
f. Ijin Usaha dan Ijin Trayek yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang (untuk
kendaraan angkutan umum selain taksi) atau Persetujuan (Ijin) Prinsip yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat (untuk taksi);
g. Khusus untuk impor kendaraan bermotor, dilengkapi dengan dokumen impor berupa:
1. Invoice;
2. Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB);
3. Dokumen kontrak Pembelian yang bersangkutan atau dokumen yang dapat
dipersamakan;
4. Dokumen pembayaran yang berupa Letter of Credit (LlC) atau bukti transfer atau
bukti lainnya berkaitan dengan pembayaran tersebut.
5. Permohonan SKB PPnBM dapat ditindak lanjuti dengan syarat bahwa OP atau Badan
tersebut tidak mempunyai tunggakan hutang pajak yang telah jatuh tempo, kecuali
yang telah mendapat izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak. KPP
memberikan keputusan dalam jangka waktu 10 hari kerja setelah surat permohonan
diterima dengan lengkap.7
6. Apabila kendaraan bermotor yang dibebaskan dari pengenaan PPnBM tersebut
sebelum lewat jangka waktu 5 tahun sejak impor atau perolehannya dipindahtangankan
atau diubah peruntukannya sehingga tidak sesuai dengan tujuan semula, maka
PPnBM terutang yang dibebaskan tersebut wajib dibayar kembali dalam jangka waktu
satu bulan sejak kendaraan bermotor tersebut dipindahtangankan atau diubah
peruntukannya. Dan apabila dalam jangka waktu satu bulan dimaksud PPnBM yang
terutang tersebut tidak atau kurang dibayar, KPP menerbitkan SKPKB ditambah sanksi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dipindahtangankan , maka PPnBM yang terutang
yang dibebaskan wajib dibayar ke kas negara dalam jangka waktu 1 bulan sejak
kendaraan tersebut dipindahtangankan. Apabila dilanggar SKBKB + sanksi sesuai
dengan ketentuan berlaku.8

7
http://pajakkoe.blogspot.co.id/2013/01/mekanisme-pemungut-ppn.html
8
https://osf.io/preprints/inarxiv/shqmg/

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) merupakan pajak yang dikenakan atas
penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang dilakukan oleh pengusaha yang
menghasilkan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah tersebut di dalam Daerah Pabean
Indonesia dalam usaha atau pekerjaannya dan impor barang yang tergolong mewah.
Berdasarkan pertimbangan perkembangan ekonomi dan/atau peningkatan kebutuhan
dana untuk pembangunan, Pemerintah diberi wewenang mengubah tarif Pajak Pertambahan
Nilai menjadi paling rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi 15% (lima belas persen) dengan
tetap memakai prinsip tarif tunggal. Perubahan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat ini
dikemukakan oleh Pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat dalam rangka pembahasan dan
penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah dapat ditetapkan dalam beberapa kelompok
tarif, yaitu paling rendah 10% (sepuluh persen) dan paling tinggi 200% (dua ratus persen).
Ketentuan mengenai tarif kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang dikenai
Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan ketentuan
mengenai jenis barang yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

3.2 Saran
Pemerintah dalam menyusun kebijakannya harus memberikan perhatian pada maksud
yang ingin dicapai oleh UU 42/2009. Salah satu tujuan pengenaan PPnBM dalam UU 42/2009
adalah untuk menjaga pola konsumsi masyarakat terhadap barang mewah karena kegiatan
mengkonsumsi barang mewah merupakan kegiatan yang kontraproduktif. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan oleh pemerintah adalah dengan memberikan tarif yang tinggi untuk barang-
barang yang tergolong mewah agar pola konsumsi masyarakat terhadap barang-barang mewah
dapat dikendalikan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Agung, Mulyo,2009 ” perpajakan indonesia seri PPN, PPnBM, dan PPh Badan,
Teori dan Aplikasi,” Edisi 2, Mitra wacana media.

Sunarto. 2002. PERPAJAKAN. BPFE UST: Yogyakarta


Waluyo. 2002. PERPAJAKAN INDONESIA. Salemba Empat : Jakarta.

Peraturan Perundang-Undangan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang
dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua.

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai


Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

Website
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/9730/9316

https://www.online-pajak.com/pajak-penjualan-atas-barang-mewah-ppnbm

http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=PPnBM&source=web&cd=3&ved=0CDUQFjAC&url=http%3A%2F
%2Felearning.gunadarma.ac.id%2Fdocmodul%2Fkursus_brevet_A
%2Fkursppn.pdf&ei=_VL5TpWPHcHirAe3h5XgDw&usg=AFQjCNFegZFqVf_0SUbN
tFuEGUrOmdbrvw

http://pajakkoe.blogspot.co.id/2013/01/mekanisme-pemungut-ppn.html

https://osf.io/preprints/inarxiv/shqmg/

Anda mungkin juga menyukai