Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 1

“Konsep Dasar
Tunagrahita”
Oleh
Akbar Taufikurokhman (170154603535)
Peristilahan
Banyak terminologi (istilah) yang digunakan untuk menyebut
mereka yang kondisi kecerdasannya di bawah rata-rata. Baik
dalam literatur bahasa asing maupun Indonesia. Berikut
Ulasannya:
o Dalam bahasa Indonesia, istilah yang pernah digunakan,
misalnya lemah otak, lemah ingatan, lemah pikiran, retardasi
mental, terbelakang mental, cacat grahita, dan tunagrahita.
o Dalam Bahasa asing (Inggris) dikenal dengan istilah mental
retardation, mental deficiency, mentally handicapped,
feebleminded, mental subnormality (Moh. Amin, 1995: 20).
Istilah lain yang banyak digunakan adalah intellectually
handicapped, intellectually disabled, dan development mental
disability
Pengertian Tunagrahita
Tunagrahita merupakan kata lain dari Retardasi
Mental (mental retardation). Tuna berarti merugi dan
Grahia berarti pikiran. Retardasi Mental (Mental
Retardation atau Mentally Retarded) berarti
terbelakang mental. Tunagrahita adalah istilah yang
digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai
kemampuan intelektual dibawah rata-rata dan ditandai
oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan
terhadap komunikasi sosial.
Pengertian Tunagrahita
Menurut Para Ahli
Menurut Grossman anak tunagrahita adalah anak yang memilki
kecerdasan intelektual (IQ) secara signifikan berada di bawah rata-
rata (Normal) yang disertai dengan ketidakmampuan dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan semua ini berlangsung pada masa
perkembangan.

Menurut WHO anak tunagrahita adalah anak yang memiliki dua


komponen esensial, yaitu fungsi intelektual secara nyata berada
dibawah rata-rata dan adanya ketidakmampuan dalam menyesuaikan dengan
norma yang berlaku dalam masyarakat.

Gunnar Dybward mengemukakan tunagrahita adalah keterbelakangan


merupakan suatu kondisi yang terjadi selama masa perkembangan yang
ditandai oleh intelektual yang nyata berada di bawah rata-rata dan kurang
dalam sosial.
Lanjutan …

Menurut Nunung Apriyanto, anak tunagrahita


adalah anak yang secara siginifikan memiliki kecerdasan
di bawah rata-rata anak pada umumnya dengan disertai
hambatan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan
sekitarnya. Anak tunagrahita secara siginifikan
memiliki kecerdasan di bawah rata-rata anak normal
pada umumnya, maknanya bahwa perkembangan
kecerdasan (Mental Age atau disingkat dengan MA)
anak berada di bawah pertumbuhan usia sebenarnya.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut!
Lanjutan …

Sebagai contoh dari konsep mental age yaitu


 Anak yang mempunyai usia enam tahun akan mempunyai kemampuan yang sepadan
dengan kemampuan anak enam tahun pada umumnya, artinya anak yang berumur
enam tahun akan memiliki MA enam tahun,
 Jika anak memiliki MA lebih tinggi dari umurnya (Cronology Age), maka anak
tersebut kemampuan mental atau kecerdasan di atas rata-rata.
 Sebaliknya jika MA seorang lebih rendah dari pada umurnya, maka anak tersebut
memiliki kecerdasan dibawah rata-rata, anak tunagrahita selalu memiliki MA yang
lebih rendah dari pada CA secara jelas. Oleh karena itu MA yang sedikit saja
kurangnya dari CA tidak termasuk tunagrahita. MA dipandang sebagai
perkembangan kognitif dari seorang anak.
Asumsi negative terhadap anak tunagrahita
dalam pemberian layanan pendidikan dalam
perspektif orang tua
Menurut Nunung Aprianto (21-23:2012) ada beberapa factor
munculnya asumsi negative terhadap anak tunagrahita dalam
pemberian layanan pendidikan dalam perspektif orang tua yaitu:
a. Terkadang orang tua sulit untuk menerima keadaan anak
tunagrahita.
b. Mereka merasa malu karena memiliki anak yang berbeda dengan
anak normal lainnya.
c. Mereka lebih memilih untuk tidak banyak bicara karena merasa
malu dengan keadaan anaknya.
d. Masalah ekonomi orang tua yang memang rata-rata menengah ke
bawah.
Klasifikasi Tunagrahita
Berdasarkan kelainan jasmani yang disebut tipe klinis yaitu sebagai berikut:

• Down Syndrome (Mongoloid)


• Hydrocephal
Anak tunagrahita jenis ini disebut demikian
Anak ini memiliki ciri-ciri kepala besar,
karena memiliki raut muka menyerupai orang
raut muka kecil, pandangan dan
Mongol dengan mata sipit dan miring, lidah
pendengaran tidak sempurna, mata
tebal suka menjulur ke luar, telinga kecil,
kadang-kadang juling.
kulit kasar, susunan gigi kurang baik.
• Microcephal
• Kretin (Cebol)
Anak ini memiliki ukuran kepala yang kecil.
Anak ini memperlihatkan ciri-ciri, seperti
badan gemuk dan pendek, kaki dan tangan • Macrocephal
pendek dan bengkok, kulit kering, tebal, dan Memiliki ukuran kepala yang besar dari
keriput, rambut kering, lidah dan bibir, ukuran normal.
kelopak mata, telapak tangan dan kaki tebal,
pertumbuhan gigi terlambat.
Lanjutan …
Berdasarkan taraf intelegensi dibedakan yaitu sebagai berikut:

1. Tunagrahita Ringan 2. Tunagrahita Ringan 3. Tunagrahita Berat

Tunagrahita ringan disebut Anak tunagrahita sedang Kelompok anak tunagrahita


juga maron atau debil. disebut juga imbesil. berat sering disebut idiot.
Kelompok ini memiliki IQ Kelompok ini memiliki IQ Kelompok ini dapat
antara 68-52 menurut 51-36 menurut Skala Binet dibedakan lagi antara anak
Binet. Sedangkan menurut dan 54-40 menurut Skala tunagrahita berat dan
Skala Weschler (WISC) Weschler (WISC). Anak sangat berat. Menurut skala
memiliki kecerdasan terbelakang mental sedang binet severe memiliki IQ
intelektual/ IQ 69-55. bisa mencapai 32-20 dan Profound < 19.
Mereka masih dapat belajar perkembangan MA sampai Menurut WISC Severe
membaca, menulis, dan kurang lebih 7 tahun. memiliki IQ 39-25 dan
berhitung sederhana sampai Profound < 24. Kemampuan
tingkat tertentu. Biasanya mental atau MA maksimal
hanya sampai pada kelas IV yang dapat dicapai kurang
sekolah dasar (SD). dari tiga tahun atau empat
tahun.
Lanjutan …
Trainable (mampu-latih) merupakan, anak
yang mempunyai kemampuan dalam
mengurus diri sendiri, pertahanan diri,
penyesuaian sosial sangat terbatas, dan
kemampuannya untuk mendapat
pendidikan secara akademik kurang.

B. Berdasarkan
Keperluan
Pembelajaran
A. C.
Educable (mampu-didik) merupakan, Custodia (mampu-rawat) merupakan, anak
anak pada kelompok ini masih yang diberikan latihan terus menerus dan
mempunyai kemampuan dalam akademik kusus. Dapat melatih anak tentang dasar-
setara dengan anak reguler pada kelas dasar cara menolong diri sendiri dan
5 sekolah dasar. kemampuan yang bersifat komunikatif.
Lanjutan …
Mild : Rentang IQ 50
– 70 atau 52 – 67
Tergolong dalam kategori Severe: 20 – 35
mampu didik. Tidak Membutuhkan pengawasan
memperlihatkan kelainan terus menerus, tak dapat
fisik yang mencolok, masih mengurus diri sendiri tanpa
dapat dididik di sekolah bantuan orang lain. Terjadi
Berdasarkan umum dengan perhatian gangguan bicara.
American khusus

Psychological 01 03
Association 02 04
(APA)
Moderate: 36 – 51 Profound: di bawah
atau 35 – 50 skor 20
Digolongkan sebagai anak
Memiliki problema fisik
yang mampu latih.
yang serius, baik fisik
Menampakkan kelainan fisik
maupun inteligensi. Terdapat
yang merupakan gejala
kerusakan pada otak seperti:
bawaan, menunjukkan adanya
hidrosefalus dan mongoloid.
gangguan bicara .
Karakteristik Tunagrahita

Depdiknas (2003) dalam Nunung Apriyanto (2012) mengemukakan


bahwa karakteristik anak tunagrahita yaitu penampilan fisik tak
seimbang, tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usianya,
perkembangan bicara/bahasanya terlambat, kurang perhatian pada
lingkungan, koordinasi geraknya kurang dansering mengeluarkan
ludah tanpa sadar.
Karakteristik
Umum
Karakteristik umum dari anak tunagrahita, adaptasi dari Astati
(2001:5) dalam Nunung Apriyanto (2012) yaitu terdiri dari, (1)
Kecerdasan , (2) Sosial, (3) Fungsi-fungsi mental lainnya, (4)
Dorongan dan emosi, (5) Kepribadian, (6) Organisme.
Lanjutan …
Karakteristik khusus menurut Wardani, dkk (2008:6.21)

1. Tunagrahita Ringan 2. Tunagrahita Sedang 3.Tunagrahita Berat dan


Sangat Berat
Meskipun tidak dapat Anak tunagrahita sedang
menyamai anak normal yang hampir tidak bisa Anak tunagrahita berat dan
seusianya, mereka masih mempelajari pelajaran- sangat berat sepanjang
dapat belajar membaca, pelajaran akademik. Namun hidupnya akan selalu
menulis, dan berhitung mereka masih memiliki bergantung pada
sederhana. Kecerdasannya potensi untuk mengurus pertolongan dan bantuan
berkembang dengan dirinya sendiri dan dilatih orang lain. Mereka tidak
kecepatan antara setengah untuk mengerjakan sesuatu dapat memelihara diri
dan tiga perempat secara rutin, dapat dilatih sendiri dan tidak dapat
kecepatan anak normal dan berkawan, mengikuti membedakan bahaya dan
berhenti pada usia muda. kegiatan, dan menghargai bukan bahaya.
hak milik orang lain.
Lanjutan …
Para ahli mengemukakan bahwa ciri-ciri bayi tunagarahita
Masa adalah: tampak mengantuk saja, apatis, tidak pernah sadar,
Bayi jarang menangis, kalau menangis terus menerus, terlambat
duduk, bicara, dan berjalan.

Muncul ciri-ciri klinis seperti mongoloid, kepala besar,dll.,


Masa Sukar memulai dan melanjutkan sesuatu, mengerjakan selalu
Kanak- berulang-ulang tetapi tidak ada variasi, penglihatan tampak
Menurut kanak kosong, melamun, ekspresi muka tanpa ada pengertian.
Triman
Prasindo Adanya kesulitan belajar hampir pada semua mata pelajaran
Masa (calistung), Prestasi yang kurang, Kebiasaan kerja tidak baik,
Sekolah Perhatian yang mudah beralih, Kemampuan motorik yang kurang,
Perkembangan bahasa yang jelek, Kesulitan menyesuaikan diri.

Pertumbuhan fisik berkembang normal, tetapi perkembangan


Masa berpikir dan kepribadiannya di bawah usianya. Akibatnya sulit
Puber bergaul dan mengendalikan diri.
Penyebab Ketunagrahitaan

Ketunagrahitaan yang disebabkan oleh


faktor genetik yang dikenal dengan
Phenylketonuriayang menyebabkan
kerusakan pada otak dan menimbulkan Penyebab
penyakit taysachs, sedangkan faktor Genetik dan
kromosom adalah Down’s Syndrome yang Kromosom
disebabkan oleh adanya kromosom ekstra
karena kerusakan atau adanya
perpindahan.
Penyebab pra kelahiran terjadi
setelah pembuahan yang terkena
Pada Pra penyakit Rubella dan Syphilis. Selain
Kelahiran
itu terjadi kerusakan otak akibat
racun dari alkohol dan obat-obatan
illegal yang digunakan oleh wanita
hamil.
Lanjutan …
Penyebab ketunagrahitaan pada saat
kelahiran adalah kelahiran prematur,
adanya masalah dalam proses kelahiran Pada Saat
Kelahiran
seperti kekurangan oksigen, kelahiran
yang dibantu dengan alat-alat kedokteran
berisko terjadinya trauma kepala.
Ketunagrahitaan yang terjadi pada
masa anak-anak dan remaja adalah
Pada Masa
adanya penyakit radang selaput otak
Perkembangan
(meningitis), radang otak
(encephalitis), dan terjadi kecelakaan
yang menyebabkan cedera otak .
Anak tunagrahita banyak ditemukan
pada daerah yang memiliki tingkat
Faktor
social ekonomi rendah, hal ini
Lingkungan
disebabkan ketidakmampuan lingkungan
memberikan stimulus yang diperlukan
selama masa-masa perkembangannya.
Daftar Pustaka
Apriyanto, Nunung. 2012. Seluk Beluk Tunagrahita dan
Strategi Pembelajarannya. Yogjakarta: Javalitera.
Astati. “Pendidikan Khusus Anak Tunagrahita”. PGSD.
Somantri. 2007. Anak Tunagrahita. Yogyakarta: Kanwa
Publisher.
Somatri, Sujihati. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung:
Refika Aditama.
Wardani. 1996. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai