Anda di halaman 1dari 15

Hasil penelitian terbaik,

implikasi dan pentingnya EBP dalam


praktik kebidanan
Kelompok 4
1. Dwi Mayasari
2. Faizatul Muna Khoirina
3. Esti Nursanti
4. Swanila Rosliana
5. Ika Dwi Putranti
6. Isni Handayani Utami
7. Kalimatus Sadiyah
Implikasi Dan Pentingnya EBP
dalam Praktek Kebidanan
Karena EBP adalah bentuk perilaku terkait tujuan, kami mengatur
tinjauan kami menggunakan integrasi teori Ajzen (1991) tentang
perilaku terencana dan teori perilakutempat kerja V room (1964).
Kerangka kerja terintegrasi kemampuan, motivasi, peluang
berguna untuk menggambarkan perilaku yang berhubungan
dengan tempat kerja.
1. Kemampuan Untuk Berlatih
O Penggunaan EBP yang efektif membutuhkan individu untuk
memiliki kompetensi dasar dan fungsional. Kompetensi dasar
adalah ketrampilan umum dan pengetahuan yang di butuhkan
untuk terlibat dalam semua aspek EBP. Kompetensi fungsional
adalah ketrampilan dan pengetahuan khusus yang terkait
dengan aktivitas EBP yang terpisah, seperti pencarian bukti dan
penilaian kritis.
2. Motivasi Untuk Berlatih
O Motivasi, dorongan untuk terlibat dalam perilaku tertentu,
merupakan funsi dari tiga keyakinan individu. Keyakinan
perilaku mewakili sikap yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan terhadap perilaku, control perilaku yang di
rasakan mencerminkan keyakinan individu bahwa dia mampu
berperilaku, dan keyakinan normatif mencerminkan norma-
norma social yang di persepsikan mengenai persamaan
perilaku.
3. Kesempatan Untuk Berlatih
O Peluang untuk berlatih mengacu pada persepsi mengenai
dukungan yang di berikan konteks praktik untuk terlibat dalam
EBP. Memiliki kemampuan dan motivasi untuk terlibat dalam
EBP cenderung tidak mengarah pada perilaku actual kecuali
individu juga mengalami kesempatan untuk berlatih.
Prinsip Dan Langkah Dalam EBP
1. Menumbuhkan semangat penyelidikan (inquiry)
Inquiry adalah semangat untuk melakukan penyelidikan yaitu
sikap kritis untuk selalu bertanya terhadap fenomena-fenomena
serta kejadian-kejadian yang terjadi saat praktek di lakukan oleh
seorang klinisi atau petugas Kesehatan dalam melakukan
perawatan kepada pasien.
2. Mengajukan Pertanyaan PICO (T) question
Menurut (New house et al,2007) dalam mencari jawaban untuk
pertanyaan klinis yang muncul, maka di perlukan strategi yang efektif
yaitu dengan membuat format PICO. P adalah pasien, populasi atau
masalah baik itu umur, gender, ras ataupun penyakit dll. I adalah
intervensi baik itu meliputi treatment di klinis ataupun Pendidikan dan
administrative. C atau comparison merupakan intervensi pembanding
bisa dalam bentuk terapi, factor resiko ataupun nonintervensi. O atau
outcome adalah hasil yang ingin di cari dapat berupa kualitas hidup ,
patient safety
3. Mencari bukti-bukti terbaik
Bukti terbaik adalah di lihat dari tipe dan tingkatan penelitian .
Tingakatan penelitian yang bisa di jadikan evidence atau bukti
terbaik adalah meta analysis dan systematic review.
4. Melakukan penilaian ( appraisal) terhadap bukti-bukti
yang di temukan.
Setealah menemukan bukti yang terbaik, sebelum di
implementasikan ke institusiatau praktek klinis, hal yang perlu
kita lakukan adalah melakukan appraisal atau penilaian terhadap
evidence tersebut.
5. Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan pilihan
pasien untuk membuat keputusan klinis terbaik
Sesuai dengan definisi dari EBP, untuk mengimplementasikan
EBP kedalam praktik klinis kita harus bisa mengintegrasikan
bukti penelitian dengan informasi lainnya. Informasi itu dapat
berasal dari keahlian dan pengetahuan yang kita miliki, ataukah
dari pilihan dan nilai yang di miliki oleh pasien.
6. Evaluasi hasil dari perubahan praktek setelah penerapan
EBP
Evaluasi samgat perlu di lakukan untuk mmengetahui seberapa
efektif evidence yang telah di terapkan, apakah perubahan yang
terjadi sidah sesuai dengan hasil yang di harapkan dan apakah
evidence tersebut berdampak pada peningkatan kualitas
Kesehatan pasien ( Melnyk & Fineout, 2011)
7. Menyebarluaskan Hasil ( disseminate outcame)
Lanah terakhir dalam EBP adalah menyebarluaskan hasil. Jika
evidence yang di dapatkan terbukti mampu menimbulkan
perubahan dan memberikan hasil yang positif maka hal tersebut
tentu sangat perlu dan penting untuk di bagi (Polit & Beck, 2013)
KESIMPULAN
O EBP adalah bentuk perilaku terkait tujuan, kami mengatur
tinjauan kami menggunakan integrasi teori Ajzen (1991)
tentang perilaku terancana dan teori perilaku tempat kerja V
ROOM (1964). Kerangka kerja terintegrasi kemampuan,
motivasi, peluang berguna untuk menggambarkan perilaku
yang berhubungan dengan tempat kerja. Kerangka kerja ini
membantu menjelaskan mengapa orang mengadopsi atau tidak
mengadopsi EBP sebagai fungsi dari kemampuan, motivasi dan
peluang mereka untuk terlibat dalam aktivitas EBP
SARAN
Setelah mempelajari makalah ini di harapkan mahasiswa mampu
mengim plementasikannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga
ilmu yang di pelajari dapat bermanfaat dan tentunya berguna
untuk menjadi individu yang lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai