Anda di halaman 1dari 33

LIMBAH MEDIS &

DOMESTIC WASHED
Pencemaran Lingkungan
apdiyani @gmail.com
LIMBAH MEDIS DAN
RUMAH TANGGA Oleh:
Hj.Ir.Apdiyani Toalu, MSi
LIMBAH MEDIS DAN
RUMAH TANGGA

Terdapat tiga kategori orang yg terpapar dengan limbah


berbahaya di RS yaitu :
 Pasien dan personal dari RS
 Personal yang memberikan pelayanan
 Pasien rawat jalan
 Pengunjung
Untuk mengurangi resiko kesehatan sehubungan dengan limbah RS, di
butuhkan program kesker yaitu :
1. Penggunaan bahan yg aman tdk berbahaya
2. Penggunaan pewadahan tertutup utk bahan yg bersifat volatil
3. Penggunaan ventilasi, APD
4. Penggunaan analisis epidemologis (resiko penyakit)
5. Penggunaan wadah dengan warna yg berbeda utk jenis limbah
6. Pemantauan terhadap aktivitas yang berisiko tinggi
Pada dasarnya limbah yang dihasilkan harus
dipisahkan atau dikonsentrasikan di institusi itu
sendiri untuk memudahkan penggolongannya, dan bila
mungkin dilakukan daur-ulang sehingga tidak masuk
dalam penanganan limbah kota. Bahan kimia dari
institusi kesehatan akan merupakan sumber
pencemaran yang potensial, terutama bila di alirkan
melalui sistem rioreling.
Penggilingan limbah sisa makanan banyak
diterapkan di negara industri untuk kemudian
dimasukkan dalam system saluran air (riolering)
limbah kota. Sebetulnya cara ini tidak disarankan
karena akan mendatangkan masalah pada pengolah
limbah kota.
Tinja dan urin dari pasien yang diisolasi karena penyakit
menular perlu didisinfektan terlebih dahulu sebelum
digabung dengan sistem riolering. Namun penggunaan
disinfektan harus diminimalkan bila terdapat alternatif
lain.
Limbah yang bersifat umum atau limbah infectious yang
telah ditangani secara baik dapat dibuang pada landfill
kota dengan syarat-syarat khusus disertai pengawasannya.
Penggunaan insinerator untuk limbah rumah sakit kelompok
biomedis banyak diterapkan, tetapi pengoperasian yang
tidak baik akan mendatangkan masalah pencemaran
udara
Jenis perawatan/aktivitas kesehatan yang dapat menghasilkan limbah adalah

a. Rumah sakit dengan aktifitasnya:


o Rumah sakit umum
o Rumah sakit khusus
o Sanotarium
o Aktifitas spesifik dalam sebuah rumah sakit misalnya : paediatric, oncolagy,
rehabilitasi, mata dan telinga, psychiatric, terbakar, orthopaedic, penyakit-
penyakit pernafasan

b. Klinik:
o Ruang dokter dan perawat
o Pusat dialysis
o Pusat penanganan kecanduan alcohol
o Pusat penanganan kecanduan obat bius
o Klinik bersalin
o Klinik thrombosis.
c. Asrama dan sejenis
Perawat
Rumah jompo
Rumah sakit jiwa

d. Kegiatan Pengunjung :
Bank darah
Apotik, Laboratorium ( Penelitian Hewan & Genetis)
Pusat pelatihan medis
Ruang Mayat, R. teknis, R. Steril
Ruang Cuci pakaian
Limbah rumah sakit merupakan campuran yang heterogen
sifat-sifatnya. Seluruh jenis limbah ini dapat mengandung
limbah berpotensi infeksi. Kadangkala, limbah residu
insinerasi dapat dikagorikan sebagai limbah berbahaya bila
insinerator sebuah rumah sakit tidak sesuai dengan kriteria,
atau tidak dioperasikan sesuai dengan kriteria.
Diskripsi umum tentang katagori utama limbah rumah sakit
adalah:
o Limbah umum: sejenis limbah domestik, bahan pengemas,
makanan binatang non- infectious, limbah dari cuci serta
materi lain yang tidak membutuhkan penanganan spesial atau
tidak membahayakan pada kesehatan manusia dan
lingkungan
o Limbah patologis: terdiri dari jaringan-jaringan, organ,
bagian tubuh, plasenta, bangkai binatang, darah dan cairan
tubuh
o Limbah radioaktif: dapat berfase padat, cair maupun gas yang
terkontaminasi dengan radionuklisida, dan dihasilkan dari analisis in-
vitro terhadap jaringan tubuh dan cairan, atau analisis in-vivo
terhadap organ tubuh dalam pelacakan atau lokalisasi tumor,
maupun dihasilkan dari prosedur therapetis
o Limbah kimiawi: dapat berupa padatan, cairan maupun gas misalnya
berasal dari pekerjaan diagnostik atau penelitian, pembersihan /
pemeliharaan atau prosedur desinfeksi. Pertimbangan terhadap
limbah ini adalah seperti limbah berbahaya yang lain, yaitu dapat
ditinjau dari sudut: toksik, korosif, mudah terbakar (flammable),
reaktif (eksplosif, reaktif terhadap air, dan shock sensitive), dilanjutkan
dengan sifat-sifat spesifik seperti genotoxic (carcinogenic, mutagenic,
teratogenic dan lain-lain), misalnya obat-obatan cytotoxic. limbah
kimiawi yang tidak berbahaya adalah seperti gula, asam- asam
animo, garam-garam organik lainnya,
o Limbah Infectious berpotensi menularkan penyakit: mengandung
mikroorganisme patogen yang dilihat dari konsentrasi dan
kuantitasnya bila terpapar dengan manusia menimbulkan penyakit.
Katagori yang termasuk limbah ini antara lain jaringan dan stok dari agen-agen
infeksi dari kegiatan laboratorium, dari ruang bedah atau dari autopsi pasien
yang mempunyai penyakit menular , atau dari pasien yang diisolasi, atau materi
yang berkontak dengan pasien yang menjalani haemodialisis (tabung, filter,
serbet, gaun, sarung tangan dan sebagainya) atau materi yang berkontak dengan
binatang yang sedang diinokulasi dengan penyakit menular atau sedang
menderita penyakit menular.
o Benda-benda tajam yang biasa digunakan dalam kegiatan rumah sakit: jarum
suntik, syring, gunting, pisau, kaca pecah, gunting kuku dan sebagainya yang
dapat menyebabkan orang tertusuk (luka) dan terjadi infeksi. Benda-benda ini
mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi atau
bahan citotoksik
o Limbah farmasi (obat-obatan): produk-produk kefarmasian, obat-obatan dan
bahan kimiawi yang dikembalikan dari ruangan pasien isolasi, atau telah
tertumpah, daluwarsa atau terkontaminasi atau harus dibuang karena sudah
tidak digunakan lagi
o Limbah citotoksik: bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi
dengan obat citotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi
citotoksik
o Kontainer di bawah tekanan: seperti yang digunakan untuk peragaan atau
pengajaran, tabung yang mengandung gas dan aerosol yang dapat meledak bila
diinsinerasi atau bila mengalami kerusakan karena kecelakaan (tertusuk, dsb)
Dari sekian banyak jenis limbah klinis tersebut, maka yang membutuhkan
sangat perhatian khusus adalah limbah yang dapat menyebabkan
penyakit menular (infectious waste) atau limbah biomedis. Limbah ini
biasanya hanya 10 - 15 % dari seluruh volume limbah kegiatan pelayanan
kesehatan. Jenis dari limbah ini secara spesifik adalah:
o Limbah human anatomical: jaringan tubuh manusia, organ, bagian-
bagian tubuh, tetapi tidak termasuk gigi, rambut dan muka
o Limbah tubuh hewan: jaringan-jaringan tubuh , organ, bangkai,
darah, bagian terkontaminasi dengan darah, dan sebagainya, tetapi
tidak termasuk gigi, bulu, kuku.
o Limbah laboratorium mikrobiologi: jaringan tubuh, stok hewan atau
mikroorganisme, vaksin, atau bahan atau peralatan laboratorium yang
berkontak dengan bahan- bahan tersebut. d. Limbah darah dan cairan
manusia atau bahan/peralatan yang terkontaminasi dengannya. Tidak
termasuk dalam katagori ini adalah urin dan tinja.
o Limbah-limbah benda tajam seperti jarum suntik, gunting, pacahan
kaca dan sebagainya.
Untuk memudahkan pengenalan berbagai jenis limbah yang akan
dibuang, digunakan pemisahan dengan kantong-kantong yang spesifik
(biasanya dengan warna yang berbeda atau dengan pemberian label).

Beberapa contoh warna yang dikeluarkan oleh DepKes RI adalah:

o Kantong warna hitam: limbah sejenis rumah tangga biasa

o Kantong warna kuning: semua jenis limbah yang harus masuk


insinerator

o Kantong warna kuning strip hitam: limbah yang sebaiknya ke


insinerator, namun bisa pula dibuang ke landfill bila dilakukan
pengumpulan terpisah dan pengaturan pembuangan

o Kantong warna biru muda atau transparans strip biru tua : limbah yang
harus masuk keautoclave sebelum ditangani lebih lanjut.
Aturan yang berlaku bagi limbah kimiawi dari rumah sakit ini adalah
identik dengan penangan limbah kimiawi dari sumber industri. Bagi
limbah kimiawi yang tergolong tidak berbahaya, maka bila
memungkinkan untuk didaur ulang, maka limbah ini dikumpulkan dan
dimasukkan ke dalam kontainer untuk ditangani seperti limbah biasa.
Namun kontainer maupun kantong-kantong yang digunakan harus jelas
tertulis atau tertandai sebagai limbah tidak berbahaya.

Contoh limbah kimiawi yang tidak tergolong berbahaya adalah:

o kelompok kimia organik: asetat (Ca, Na, NH4, K), asam-asam


amino dan garam- garamnya, asam citris dan garam-garamnya (Na, K,
Mg, Ca dan NH4), lactic dan garam- garamnya (Na, K, Mg, Ca dan NH4),
gula dan sebagainya
o kelompok kimia anorganik: bikarbonat (Na,K), borat (Na, K, Mg, Ca),
bromida (Na, K), Karbonat (Na, K, Mg, Ca), khlorida (Na, K, Mg, Ca),
flourida (Ca), iodida (Na, K), oksida- oksida (B, Mg, Ca), sulfat (Na, K,
Mg Ca, NH4).
Limbah kimiawi berbahaya yang tidak dapat didaur-ulang segera
dipisahkan sesuai dengan jenisnya dan pengolahannya, misalnya
melalui sebuah insinerator, karena limbah jenis ini kadangkala toksik
dan flammable, sehingga tidak boleh dibuang melalui sistem riolering.
 
Limbah reaktif yang berasal dari rumah sakit adalah senyawa-senyawa
seperti:
o Shock sensitive: senyawa-senyawa diazo, metal azide, nitro
cellulose, perchloric acid, garam-garam perchlorat, bahan kimia
peroksida, asam picric, garam-garam picrat, polynitroaromatic.
o Water reactive: logam-logam alkali dan alkali tanah, reagen alkyl
lithium, larutan- larutan boron trifluorida, reagen Grignard, hidrida
dari Al, B, Ca, K, Li, dan Na, logam halida dari Al, As, Fe, P, S, Sb, Si, Su
dan Ti, phosphorus oxychloride, phosphorus pentoxide, sulfuryl
chloride, thionyl chloride.
o Bahan reaktif lain: asam nitrit diatas 70%, phosphor (merah dan
putih).
Seluruh bahan kimia peroksida di atas harus diberi tanggal begitu
digunakan dan penyimpanannya (setelah dibuka) terbatas dengan lama
penyimpanan maksimum:

o 3 bulan: diethyl ether, isoprophyl ether, dioxane,


tetrahydrofuran, sodium amide, cyclohexane.

o 12 bulan: acrylonitrile, butadiene, vinylidene chloride,


chlorotrifluoroethylene, vinyl chloride, vinyl ether.

o 24 bulan: acetat, etylene glycol dimethyl ether (glyme),


dicyclopentadiene, tetrahy- dronaphtalene, diethylene glycol dimethil
ether (diglyme), decahydronaphthalene, methyl acethylene, diacetylene.
Secara umum jenis pengolahan limbah rumah sakit adalah :
Secara umum jenis pengolahan limbah rumah sakit adalah :

a. Limbah umum:
o Tidak diperlukan pengolahan khusus, dan dapat disatukan
dengan limbahdomestik
o Seluruh makanan yang telah meninggalkan dapur pada
prinsipnya adalah limbah bilatidak dikonsumsi dan sisa
makanan dari bagian penyakit menular perlu di autoclave dulu
sebelum dibuang ke landfill.

b. Limbah patologis:
o Pengolahan yang dilakukan adalah dengan sterilisasi,
insinerasi dilanjutkan dengan landfilling
o Insinerasi merupakan metode yang sangat dianjurkan, kantong-
kantong yang digunakan untuk membungkus limbah juga harus
diinsinerasi.
c. Limbah radioaktif:
o Bahan radioaktif yang digunakan dalam kegiatan
kesehatan/medis ini biasanya tergolong mempunyai
daya radioaktivitas level rendah, yaitu di bawah 1
megabecquerel (MBq)
o Limbah radioaktif dari RS,dapat dikatakan tidak
mengandung bahaya yang signifikan bila ditangani
secara baik
o Penanganan limbah dapat dilakukan di dalam area
rumah sakit itu sendiri, dan umumnya disimpan untuk
menunggu waktu paruhnya telah habis, untuk
kemudian disingkirkan sebagai limbah non-radioaktif
biasa.
LIMBAH KIMIA

o Bagi limbah kimia yang tidak berbahaya, penanganannya adalah identik


dengan limbah lainnya yang tidak termasuk katagori berbahaya
o Konsep penanganan limbah kimia yang berbahaya adalah identik
dengan penjelasan sebelumnya yang terdapat dalam diktat ini tentang
limbah berbahaya
o Beberapa kemungkinan daur-ulang limbah kimiawi berbahaya misalnya :

– Solven semacam toluene, xylene, acetone dan alkohol lainnya yang dapat
diredistilasi
– Solven organik lainnya yang tidak toksik atau tidak mengeluarkan produk
toksik bila dibakar dapat digunakan sebagai bahan bakar
– Asam-asam khromik dapat digunakan untuk membersihkan peralatan
gelas di laborato-rium, atau didaur-ulang untuk mendapatkan khromnya
– Limbah logam - merkuri dari termometer, manometer dan sebagainya
dikumpulkan untuk didaur-ulang ; limbah jenis ini dilarang untuk
diinsinerasi karena akan mengha- silkan gas toksik
– Larutan-larutan pemerosesan dari radioaktif yang banyak mengandung silver dapat
direklamasi secara elektrostatis
– Batere-batere bekas dikumpulkan sesuai jenisnya untuk didaur-ulang seperti : merkuri,
kadmium, nikel dan timbal
o Insinerator merupakan sarana yang paling sering digunakan dalam menangani
limbah jenis ini, baik secara on-site maupun off-site; insinerator tersebut harus
dilengkapi dengan sarana pencegah pencemaran udara, sedang residunya yang
mungkin mengandung logam-logam berbahaya dibuang ke landfill yang sesusai.
o Solven yang tidak diredistilasi harus dipisahkan antara solven yang berhalogen dan
non- halogen; solven berhalogen membutuhkan penanganan khusus dan solven non-
halogen dapat dibakar pada on-site insinerator
o Limbah cytotoxic dan obat-obatan genotoxic atau limbah yang terkontaminasi
harus dipisahkan, dikemas dan diberi tanda serta dibakar pada insinerator; limbah jenis
ini tidak di autoclave karena disamping tidak mengurangi toksiknya juga dapat
berbahaya bagi operator
o Beberapa jenis limbah kimia berbahaya juga dihasilkan dari bagian pelayanan alat-
alat kesehatan, misalnya: disinfektan, oli dari trafo dan kapasitor atau dari mikroskop
yang mengandung PCB dan sebagainya, sehingga perlu ditangani sesuai jenisnya
e. Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious):
Memerlukan sterilisasi terlebih dahulu atau langsung ditangani
pada insinerator ; autoclave tidak dibutuhkan bila limbah tersebut
telah diwadahi dan ditangani secara baik sebelum diinsinerasi.
f. Benda-benda tajam:
Dikemas dalam kemasan yang dapat melindungi petugas dari
bahaya tertusuk, sebelum dibakar dalam insinerator
g. Limbah farmasi:
Obat-obatan yang tidak digunakan dikembalikan pada apotik,
sedangkan yang tidak dipakai lagi ditangani secara khusus
misalnya diinsinerasi atau di landfilling atau dikembalikan ke
pemasok.
h. Kontainer-kontainer di bawah tekanan: di landfilling atau didaur-
ulang.
LIMBAH BERBAHAYA RUMAH TANGGA

 Bahan sehari-hari yang digunakan di rumah tangga dewasa ini, khususnya


di kota, tidak terlepas dari penggunaan bahan berbahaya. Bila bahan
tersebut tidak lagi digunakan, maka bahan tersebut akan menjadi limbah,
yang kemungkinan besar tetap berkategori berbahaya, termasuk pula
bekas pewadahannya seperti bekas cat, tanung bekas pewangi ruangan.

 Bahan- bahan tersebut digunakan dalam hampir seluruh kegiatan di


rumah tangga, yaitu :
− di dapur, seperti : pembersih saluran air, soda kaustik, semir, gas elpiji,
minyak tanah, asam cuka, kaporit atau desinfektan, spiritus / alkohol
− di kamar mandi dan cuci, seperti : cairan setelah mencukur, obat-obatan,
shampo anti ketombe, pembersih toilet, pembunuh kecoa
− di kamar tidur, seperti : parfum, kosmetik, kamfer, obat-obatan,
hairspray, air freshener, pembunuh nyamuk
− di ruang keluarga, seperti : korek api, alkohol, batere, cairan pmbersih,
− di garasi/taman, seperti : pestisida dan insektisida, pupuk, cat dan
solven pengencer, perekat, oli mobil, aki bekas
Di lingkungan pedesaan serta di lingkungan yang mungkin terlihat asri,
penggunaan bahan berbahaya agaknya juga sulit dihindari, seperti penggunaan
biosida dalam kegiatan pertanian, yang dampaknya disamping akan
menghasilkan residu yang terbuang pada badan penerima alamiah, namun dapat
pula masih tersisa pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari seperti dalam
sayur mayur dan buah-buahan. Kegiatan agrowisata, seperti adanya lapangan golf
dan sebagainya menambah intesifnya penggunaan bahan biosida yang umumnya
resistan dan bersifat biokumulasi serta mendatangkan dampak negatif dalam
jangka panjang bagi manusia yang terpaparnya.

Pada dasarnya bahan berbahaya tidak akan menimbulkan bahaya jika pemakaian,
penyimpanan dan pengelolaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pencampuran dua atau lebih dapat pula menimbulkan masalah. Efek pada
kesehatan manusia yang paling ringan umumnya akan terasa langsung karena
bersifat akut, seperti kesulitan bernafas, kepala pusing, lamban, iritasi mata atau
kulit. Oleh karenanya, pada kemasan bahan-bahan tersebut biasanya tertera
aturan penyimpanan, misalnya tidak terpapar pada temperatur atau diletakkan
agar tidak terjangkau oleh anak-anak.
 
 Survai yang dilakukan di Amerika Serikat menggambarkan porsi
limbah pada sampah kota yang berasal dari bahan yang biasa
digunakan di rumah di Amerika Serikat, seperti tertera dalam Tabel 7.1
di bawah ini.
Tabel 7.1 LIMBAH BERBAHAYA DARI RUMAH TANGGA

KOMPONEN PERSEN
Penggunaan untuk pembersih 40,0
Produk untuk otomotif
Penggunaan untuk perawatan 16,4
badan
Produk untuk otomotif 30,1
Cat dan sejenisnya 7,5
Penggunaan rumah tangga 6,0
lain
 Contoh di bawah ini lebih lanjut menggambarkan karakteristik bahaya
dari bahan yang biasa digunakan di rumah tangga tersebut di atas :

a. Produk pembersih:

− bubuk penggosok abrasif : korosif


− pembersih mengandung senyawa amunium dan turunannya : korosif
− pengelantang : toksik, korosif
− pembersih saluran air : korosif
− pengkilap mebel : mudah terbakar
− pembersih kaca : Korosif (iritasi)
− pembersih oven : korosif
− semir sepatu : mudah terbakar
− pengkilap logam (perak) : mudah terbakar
− Pemilihan produk yang disertai penjelasan lengkap tentang
komponen bahan yang digunakan, aturan penggunaan, penyimpanan
dan cara pembuangan limbah atau wadah bekasnya

− Penggunaan produk sesuai kebutuhan, disertai pengetahuan tentang


seberapa lama suatu produk habis digunakan, dan apakah telah
digunakan semestinya

− Pembelian yang sesuai kebutuhan, walapun dengan membeli lebih


banyak diperoleh biaya persatuannya yang lebih murah

− Penggunaan produk yang biodegradabel atau terdaur-ulang

− Pemanfaatan kembali limbah yang terbentuk, baik untuk digunakan


sendiri, diberikan kepada yang membutuhkan, ditukarkan dengan
produk lain, atau mungkin saja masih bernilai untuk dijual

− Penanganan limbah atau wadah yang akan dibuang secara baik sesuai
petunjuk yang diberikan
Terima
Kasih,
Rumusan Masalah

1. Apa penyebab terjadinya


proses perubahan sosial
3. Bagaimana alur proses
masyarakat Desa Pincara ?. perubahan sosial
masyarakat Desa Pincara ?
2. Mengapa proses 4. Sejaumana perubahan
perubahan sosial masyarakat sosial masyarakat Desa
dapat berlangsung di Desa Pincara dapat berproses?
Pincara ?.
Tinjauan
Pustaka
UURI
No 36/2009
Kesehatan
UU RI Profil Keluarga
No.52/2009 Sejahtera
Keluarga
Ngatimin
Rusli

BKKBN
Koentjoroningrat
Salman
Darmawan
METODE PENELITIAN

WAKTU
LOKASI
PENELI TEKNIK TEKNIK
PENELI
PENGUMPULAN ANALISI
TI
TIAN DATA S DATA
AN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai