Tinjauan Farmakoterapi Saraf Dan Perilaku
Tinjauan Farmakoterapi Saraf Dan Perilaku
Nyeri fasial rasa nyeri pada daerah muka (di bawah garis orbito
meatal)
Tujuan pengobatan
1. Menekan periode serangan
2. Menghentikan serangan akut
3. Mengurangi frekuensi
4. Mengurangi berat/intensitas
Terapi
• O2 murni dengan memakai masker 8-10 l/menit selama 15
menit
• Ergotamin tartrat
• Tetes hidung lidocain 4%
• Sumatriptan
• Indometasin
• Opiods
• Gabapentin atau topiramat
• Zolmitriptan
• Methoxyflurane
Terapi
Kriteria terapi preventif :
• Sulit hilang dengan terapi abortif
• Serangan tiap hari dan durasi > 15 menit
• Bersedia minum obat setiap hari Terapi preventif :
Asetilleusin
• prekrusor neuromediator yang memengaruhi aktivasi vestibuler
aferen, serta diperkirakan mempunyai efek sebagai “antikalsium”
pada neurotransmisi.
• Efek samping: gastritis (terutama pada dosis tinggi) dan nyeri di
tempat injeksi.
Lain-lain
• ginkgo biloba, piribedil (agonis dopaminergik), dan ondansetron.
Migraine
• Migren menimbulkan nyeri kepala sedang hingga berat
disertai foto-fonofobia, mual, muntah, dan aktivitas rutin
umumnya memperparah gejala-gejala tersebut, sering kali
berdampak nyata.
• Terapi akut serangan migren menjadi hal krusial.
• Tujuan pengobatan akut sebagai terapi cepat yang cost-eff
ective dengan reduksi disabilitas yang konsisten tanpa
kekambuhan nyeri kepala.
Terapi
• The International Headache Society (IHS) menetapkan efikasi
pengobatan migren akut dengan respons bebas nyeri pada 2 jam
pertama.
• Penderita harus mengerti tentang migren dan cara penanganan saat
serangan, menghindari faktor pencetus, misalnya dengan teratur tidur,
makanan, latihan dan menghindari stres.
• Harapan pasien dalam pengobatan migren akut adalah (a) bebas nyeri,
(b) tidak berulang, (c) onset cepat.
• Catatan harian nyeri kepala/kalender perlu dalam membantu
identifikasi serangan migren, faktor pencetus, dan keberhasilan
pengobatan.
• Pengobatan terbaik adalah efikasi tinggi, efek samping minimal, dan
harga murah.
Terapi
• Strategi Pengobatan Terdapat dua pendekatan pengobatan akut
serangan migren, yaitu stepped care dan stratified care.
Drug of Karbamazepin
Fenitoin
Valproat
Karbamazepin
Etosuksimid Valproat
Valproat
choice Valproat Fenitoin
12/28/2021 42
• Carbamazepine bdsrkn hasil retrospektif & prospektif study (Jones
dkk 1989) kelainan pd janin (fingernail hypoplasia, poor
growth, developmental delay)
• Carbamazepine & fenitoin dimetabolisme mjd komponen
elektrofilik arene oxide
12/28/2021 43
Pemilihan Anti konvulsan
12/28/2021 44
Anti Konvulsan
• Gangguan koagulasi neonatus : akibat penggunaan anti
koagulan selama kehamilan
• Gejala : protrombin time memanjang, perpanjangan APTT,
konsentrasi faktor II, VII, IX, & X yg rendah
• Sistem koagulasi maternal normal walaupun memiliki bayi
dgn defek koagulasi yg berat
• Sodium valproat bersifat hepatotoksik pd org dewasa
• Konsumsi vit.K o/ ibu hrs dilakukan dgn dosis 20 mg sehari
selama 2 mgg sblm persalinan
12/28/2021 45
Lithium
• Lithium yg diberikan selama kehamilan trimester pertama
Ebstein anomaly (unclear)
• “Lithium baby” sebanyak 118 bayi yg ditemukan di
Scandinavia pd thn 1970an 6 bayi mengalami defek
kardiovaskular kongenital dan 2 diantaranya jg mengalami
Ebstein anomaly
• Lithium efektif untuk penanganan penyakit depresif bipolar
namun pemberiannya bersifat individual
12/28/2021 46
Warfarin
• Warfarin menyebabkan terjadinya chondrodysplasia punctata
yg mengenai tulang & tulang rawan (Becker dkk 1975; Shaul
dkk 1975)
• Warfarin mikrosefali, asplenia, hernia diafragmatika (Hall
dkk 1980)
• Insiden terjadinya abnormalitas pd janin akibat warfarin blm
jelas
• Pemberian warfarin sblm konsepsi harus didahului dgn
penjelasan mendetail ttg manfaat & risiko menggunakan
warfarin
12/28/2021 47
Obat-obat Teratogen
12/28/2021 48
Farmakoterapi Psikiatri
PENDAHULUAN
• Psikotropik adalah obat yang mempengaruhi fungsi perilaku, emosi dan pikiran
• Menurut undang undang RI no. 5 tahun 1997 psikotropik adalah zat atau obat,
baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
• Dibedakan dalam golongan I –IV (amat kuat, kuat, sedang dan ringan)
berdasarkan potensinya dalam mengakibatkan sindrom ketergantungan obat
• Golongan benzodiazepin :
Diazepam, alprazolam, klordiazepoksid, klonazepam, klorazepat.
Lorazepam
• Golongan lain : buspiron, zolpidem
ANTIDEPRESI
• Golongan trisiklik :
Imipramin, amitriptilin
• Golongan heterosiklik (generasi kedua dan ketiga)
Amoksapin, maprotilin, trazodon, bupropion, venlafaksin,
mirtazapin, nefazodon
• Golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs)
Fluoksetin, paroksetin, setralin, fluvoksamin, sitalopram
• Penghambat MAO :
Isokarboksazid, fenelzin
• Golongan serotonin norepinephrin reuptake inhibitor (SNRI) :
Venlafaksin
• ANTIMANIA (mood stabilizer)
Litium
Antimania lain: karbamazepin, asam valproat
• PSIKOTOGENIK
Meskalin dietilamid asam lisergat dan marijuana (ganja)
ANTIPSIKOTIKA
Definisi
Gangguan psikiatrik mayor yang ditandai
Gangguan jiwa berat yang ditandai dengan dengan adanya perubahan pada persepsi,
gangguan penilaian realita seperti waham pikiran, afek, dan perilaku seseorang.
dan halusinasi. (PNPK 2012) (Sadock 2010)
Skizofrenia
• Klozapin ( Tablet )
• Olanzapin ( Tablet )
• Risperidon ( Tablet, oral solution, injeksi )
• Paliperidone ( Tablet, injeksi )
• Quetapin ( Tablet )
• Aripiprazol ( Tablet, oral solution, injeksi )
• Asenapin maleat ( Tablet sublingual )
ANTIPSIKOSIS
• Tipikal: mempunyai afinitas tinggi dalam
menghambat reseptor dopamin 2, hal inilah
yang diperkirakan menyebabkan reaksi
ekstrapiramidal yang kuat.
4 Haloperidol F; tablet; inj; tab 0,5 mg, 1,5 mg, 2 Haldol; Serenace,
drops mg, 5 mg; inj 5 Lodomer,
mg/ml; drops 5 Haloperidol
mg/ml
Episode pertama Ya
Perilaku atau ide bunuh diri Ya
yang menetap
Diskinesia tardive Ya
Riwayat sensitivitas terhadap Ya; obat-obat kelompok 2 Ya
efek samping ekstrapiramidal mungkin tidak sama dalam
sifat lebih rendah / tidak
adanya risiko diskinesia
tatdive
Antipsikotika Generasi I
Flufenazin 5 - 20 33
Trifluoperazin 15 - 50 24
Haloperidol 5 - 20 21
Antipsikotika Generasi II
Olanzapin 10 - 30 33
Risperidon 2-8 24
Aripiprazol 10 - 30 75
Tabel 4. Rentang dosis dan Waktu paruh obat antipsikotika yang sering
digunakan.
Sumber : Preston JD et al., 2010 dan Pratice Guideline For The Treatment of Patients With Schizophrenia, 2 nd Edition,
American Psychiatric Association 2004.
Efek samping
Obat Ekstrapiramida Peningkata Pertambahan Abnormalita Abnormalita Pemanjanga Sedasi Hipotens Efek samping
l/ Diskinesia n Prolaktin Berat Badan s s Lipid n QTc i Antikolinergi
Tardiva Glukosa k
Thioridazin + ++ + +? +?
+++ ++ ++ ++
Perfenazin ++ ++ + +? +?
0 + + 0
Risperidon + +++ ++ ++ ++ + + + 0
Quetiapind 0c 0 ++ ++ ++ 0 ++ ++ 0
Aripiprazol 0c 0 0 0 0 0 + 0 0
e
Sumber : Pratice Guideline For The Treatment of Patients With Schizophrenia, 2 nd Edition, American Psychiatric Association 2004.
• 0 = Tidak ada risiko atau jarang menimbulkan efek samping
pada dosis terapeutik. + = Ringan atau sesekali menyebabkan
efek samping pada dosis terapeutik. ++ = Kadang-kadang
menyebabkan efek samping pada dosis terapeutik. +++ =
Sering menyebabkan efek samping pada dosis terapeutik. ? =
Data terlalu terbatas untuk membwerikan penilaian dengan
yakin.
• Juga menyebabkan agranulositosis, kejang dan miokarditis
• Kemungkinan perkecualian untuk akatisia
• Juga mempunyai peringatan tentang potensi timbulnya katarak
• Juga menyebabkan mual dan nyeri kepala
Klorpromazin
• Klorpromazin (CPZ): Sedasi yang disertai sikap
acuh tak acuh terhadap rangsang dari
lingkungan
• Semua derivat fenotiazin mempengaruhi
ganglia basal, sehingga menimbulkan gejala
parkinsonisme (efek ekstrapiramidal).
• Dapat mengurangi atau mencegah muntah yang
disebabkan oleh rangsangan pada chemo-
receptor trigger zone
HALOPERIDOL
• Untuk menenangkan keadaan mania pasien psikosis
yang karena hal tertentu tidak dapat diberi fenotiazin.
• Reaksi ekstrapiramidal timbul pada 80% pasien yang
diobati haloperidol.
• Susunan saraf pusat. Haloperidol menenangkan dan
menyebabkan tidur pada orang yang mengalami eksitasi
• Sistem saraf otonom dapat menyebabkan pandangan
kabur (blurring of vision).
• Sistem kardiovaskular dan respirasi. Haloperidol
menyebabkan hipotensi, tetapi tidak sesering dan
sehebat akibat CPZ.
• Efek endokrin. Seperti CPZ, haloperidol menyebabkan
galaktore dan respons endokrin lain
• EFEK SAMPING DAN INTOKSIKASI. Haloperidol
menimbulkan reaksi ekstrapiramidal dengan insidens
yang tinggi, terutama pada pasien usia muda.
• Sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil sampai
terdapat bukti bahwa obat ini tidak menimbulkan efek
teratogenik.
ANTIPSIKOSIS
ATIPIKAL
• DIBENZODIAZEPIN: KLOZAPIN
• Efektif untuk mengontrol gejala-gejala psikosis dan
skizofrenia baik yang positif (iritabilitas) maupun yang
negatif (social disinterest dan incompetence, personal
neatness.
• Efek samping dan intoksikasi. Agranulositosis, Pada
pasien yang mendapat klozapin selama 4 minggu atau
lebih, risiko terjadinya kira-kira 1,2%. Gejala ini timbul
paling sering 6-18 minggu setelah pemberian obat.
RISPERIDON
• Farmakodinamik. Risperidon yang merupakan derivat
dari benzisoksazol mempunyai afinitas yang tinggi
terhadap reseptor serotonin (5HT2), dan aktivitas
menengah terhadap reseptor dopamin (D2), alfa 1 dan
alfa 2 adrenergik dan reseptor histamin.
• Indikasi. Indikasi risperidon adalah untuk terapi
skizofrenia baik untuk gejala negatif maupun positif.
• Efek samping. Secara umum risperidon dapat di
toleransi dengan baik. Efek samping yang dilaporkan
adalah insomnia, agitasi, ansietas, somnolen, mual,
muntah, peningkatan berat badan, hiperprolaktinemia
dan reaksi ekstra piramidal terutama tardiv diskinesia.
OLANZAPIN
• Farmakodinamik. Olanzapin merupakan derivat
tienobenzodiazepin, struktur kimianya mirip dengan
klozapin. Olanzapin memiliki afinitas terhadap re
septor dopamin (D2, D3, D4 dan D5), reseptor
serotonin (5HT2), muskarinik, histamin (H1) dan
reseptor alfa 1.
• Efek samping. peningkatan berat badan dan
gangguan metabolik yaitu intoleransi glukosa,
hiperglikemia, dan hiperlipidemia.
• Indikasi. Indikasi utama adalah mengatasi gejala
negatif maupun positif skizofrenia dan sebagai
antimania
QUETIAPIN
• Farmakodinamik. Obat ini memiliki afinitas terhadap
reseptor dopamin (D2), serotonin (5HT2), dan bersifat
agonis parsial terhadap reseptor serotonin 5HT1A yang
diperkirakan mendasari efektivitas obat ini untuk gejala
positif maupun negatif skizofrenia.
• Indikasi. skizofrenia dengan gejala positf maupun
negatif. meningkatkan kemampuan kognitif pasien
skizofrenia seperti perhatian, kemampuan berpikir,
berbicara dan kemampuan mengingat membaik.
• Efek samping. Efek samping yang umum adalah sakit
kepala, somnolen, dan dizziness
ZIPRASIDON
• Farmakodinamik. Obat ini dikembangkan dengan
harapan memiliki sprektum skizofrenia yang luas,
baik gejala positif, negatif maupun gejala afektif
dengan efek samping yang minimal terhadap
prolaktin, metabolik,gangguan seksual dan efek
antikolinergik. Obat ini memperlihatkan afinitas
terhadap reseptor serotonin (5HT2A) dan
dopamin (D2 ).