Anda di halaman 1dari 8

BAB I

KITAB SUCI TIPITAKA


Sejarah terbentuknya Kitab Suci :
Sang Buddha membabarkan Dhamma selama 45 tahun (588 sm-543 sm)
kepada para siswaNya secara lisan ( tidak tertulis ), sehingga ketika Sang
Buddha Pari Nibbana, ajaran Sang Buddha hanya tertimggal di hati/pikiran
para siswaNya ( para Arahat ).
1. Sidang Sangha I ( Konsili I )
• Diprakarsai oleh Y.A Maha Kassapa Thera dengan dilatarbelakangi oleh
ucapan Bhikkhu Subhada yg menganggap dg Parinibbana-Nya Sang
Buddha , para Bhikkhu bisa bebas dan tidak perlu mengikuti aturan-
sturan dari Sang Buddha.
• Untuk menjaga keutuhan Ajaran, maka diadakan Sidang Sangha untuk
menghimpun dan mengulang kembali semua ajaran Sang Buddha.
• Sidang diadakan 3 bulan setelah Sang Buddha Paribbana, dan
berlansung selama 2 bulan di Goa Sattapani dengan diseponsori oleh
Raja Ajatasatu.
� Sidang dihadiri 0leh 500 Arahat, Y.A Upali mengulang Vinaya Pitaka dan
Y.A Ananda mengulang Sutta Pitaka .
� Y.A Ananda dipercaya utk mengulang Sutta Pitaka karena dianggap banyak
tahu khotbah Sang Buddha karena beliau adalah pendamping setia Sang
Buddha selama 25 tahun, sehingga Ananda disebut juga Bendahara
Dhamma.
� Mengadili Y.A. Ananda atas beberapa kesalahan yang dilakukan selama
mendampingi Sang Buddha, tetapi karena Ananda mencapai Arahat , maka
hukumannya gugur secara otomatis.
� Menghukum Channa karena jesombongannya ( bangga menjadi kusir Sang
Buddha ), dengan cara di kucilkan dari Sangha. Akibat hukumannya itu
Channa menyadari kesalahannya sehingga mencapai kesucian Arahat,
dengan demikian hukumannya gugur.
Kesalahan yang dilakukan Ananda
1. Dia tidak menanyakan kepada Sang Buddha mana peraturan yang
ringan/kecil yang dapat dihilangkan, karena ia dikuasai oleh kesedih-an atas
Parinibbana-Nya Sang Buddha
2. Dia menginjak jubah Sang Buddha sewaktu ia menjahitnya, karena di sana
tidak ada orang yang membantunya.
3. Dia mengijinkan wanita pertama menghormati jenazah Sang Buddha karena
ia tidak mau mereka menunggu disana
4. Dia dibawah pengaruh Mara sewaktu memohon kepada Sang Buddha agar
tetap hidup sampai satu kalpa.
5. Dia memohon agar wanita diterima menjadi Bhikkhuni karena
Mahapajjapati Gotami yang merawat Sidharta Gotama sewaktu kecil.
6. Tidak memberikan air kepada Sang Buddha, walaupun Sang Buddha telah
memintanya sampai tiga kali, karena air yang dimintanya adalah air sungai
yang berlumpur.
7. Ia memperlihatkan bagian tubuh Sang Buddha yang paling pribadi kepada
laki-laki dan perempuan yang menmiliki watak rendah, karena akan
melenyapkan pikiran sensualitas mereka.
Hasil Konsili I secara ringkas sbb

1. Penyusunan Vinaya Pitaka oleh Upali


2. Penyusunan Dhamma (Sutta Pitaka) oleh Ananda
3. Penyelesaian gugatan terhadap Ananda.
4. Hukuman untuk Bhikkhu Channa.
Sidang Sangha II ( Konsili II)

� Terjadi
Terjadi 100
100 tahun
tahun setelah
setelah Konsili
Konsili II dan
dan berlangsung
berlangsung selama
selama 44 bulan
bulan di
di Vesali,
Vesali, diseponsoro
diseponsoro oleh
oleh Raja
Raja Kalasoka
Kalasoka

� Dipimpin
Dipimpin oleh
oleh Y.A.
Y.A. Revata
Revata dan
dan dihadiri
dihadiri oleh
oleh 700
700 arahat.
arahat.

� Sidang ini dilatarbelakangi oleh sekelompok Bhikkhu dari
Sidang ini dilatarbelakangi oleh sekelompok Bhikkhu dari suku
suku Vajji
Vajji yg
yg melakukan
melakukan 10 10 pelanggaran
pelanggaran vinaya,
vinaya,
hingga
hingga akhirnya pecah menjadi dua aliran. Yaitu Mahasangika ( yg melanggar viaya) yg kemudian
akhirnya pecah menjadi dua aliran. Yaitu Mahasangika ( yg melanggar viaya) yg kemudian menjadi
menjadi
Mahayana
Mahayana dandan Staviravada
Staviravada (( yg
yg mempertahankan
mempertahankan vinaya)
vinaya) yg
yg kemudian
kemudian menjadi
menjadi Theravada.
Theravada.
� 10 Pelanggaran itu adalah
� 10 Pelanggaran itu adalah : :
1.
1. Menyimpan
Menyimpan garam
garam didalam
didalam kotak
kotak tanduk.
tanduk. (( tidak
tidak menyimpan
menyimpan makanan
makanan ))
2.
2. Makan
Makan setelah
setelah bayangan
bayangan tongkat
tongkat yang
yang tegak
tegak lurus
lurus pindah
pindah selebar
selebar dua
dua jari
jari (tidak
(tidak makan
makan lewat
lewat tengah
tengah hari
hari ))
3.
3. Pergi
Pergi ke
ke desa
desa lain
lain dan
dan untuk
untuk kedua
kedua kalinya
kalinya dalam
dalam hari
hari yang
yang sama
sama (( tidak
tidak makan
makan berlebihan
berlebihan ))
4.
4. Mengikuti
Mengikuti upacara
upacara Uposatha
Uposatha didalam
didalam sima
sima yang
yang sama
sama (( tempat
tempat tinggal
tinggal dalam
dalam suatu
suatu sima)
sima)
5.
5. Mendapat persetujuan setelah perbuatan itu dilakukan.
Mendapat persetujuan setelah perbuatan itu dilakukan.
6.
6. Menggunakan
Menggunakan kebiasaan-kebiasaan
kebiasaan-kebiasaan sebagai
sebagai yang
yang bisa
bisa dijadikan
dijadikan patokan
patokan
7.
7. Meminum
Meminum dadih
dadih –– cairan
cairan susu
susu yang
yang tertinggal
tertinggal setelah
setelah membuat
membuat mentega
mentega (( tidak
tidak makan
makan berlebihan
berlebihan ))
8.
8. Meminum
Meminum minuman
minuman keras
keras yang
yang berbumbu,
berbumbu, semacam
semacam tuaktuak (( tidak
tidak minum-minuman
minum-minuman keras)keras)
9.
9. Memakai
Memakai permadani
permadani alas
alas duduk
duduk yang
yang tidak
tidak dijahit
dijahit pinggirnya
pinggirnya (( tidak
tidak memakai
memakai alasalas duduk
duduk tanpa
tanpa pinggir
pinggir dijahit.
dijahit.
10.
10. Menerima
Menerima emas
emas dan
dan perak
perak (( tidak
tidak menerima
menerima emasemas dan
dan perak
perak ))
Sidang Sangha III ( Konsili III)
�Terjadi 230 tahun setelah sidang pertama dan
berlangsung selama 9 bulan di Vihara Asokarama di
Pataliputta di seponsori oleh Raja Asoka
�Dipimpin oleh Bhikkhu Mogaliputta Tissa, dan dihadiri
oleh 1000 arahat.
�Tujuan Sidang untuk melindungi kemurnian ajaran.
�Diulang ajaran Abhidhamma sehingga lengkap
Tipitaka.
Sidang Sangha IV ( Konsili IV)
� Terjdi 450 tahun setelah sidang pertama dan berlangsung selama 1 tahun di vihara
Aloka Sri Langka pada masa Raja Vattagamani Abhaya.
� Dipimpin oleh Bhikkhu Rakhita Mahathera dan dihadiri oleh 500 Bhikkhu.
� Tipitaka untuk pertama kalinya ditulis pada daun lontar. Demikianlah ajaran
Buddha yg selama ini diturunkan secara lisan akhirnya dituangkan ke dalam
bentuk tulisan.

Kesimpulan :
� Kitab Suci Tipitaka disusun oleh siswa Sang Buddha ( para arahat ) , setelah Sang
Buddha Parinibbana.
� Tipitaka disusun berdasarkan hasil pengulangan dan dikelompokkan menjadi 3
kelompok ( Vinaya , Sutta, Abhidhamma ), maka disebut Tipitaka.
� Kebenaran Tipitaka dibuktikan oleh siswa Buddha yg mempraktikkan isi Tipitaka
itu hingga mencapai tujuan akhir ( kesucian ).
TERIMA KASIH

Sabbe satta bhavantu sukhitatta


Semoga semua makhluk berbahagaia
SADHU SADHU SADHU

Anda mungkin juga menyukai